Labels

alam (8) amal (100) anak (295) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (85) dhuafa (18) for fun (12) Gene (221) guru (58) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (566) islam (552) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (352) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (50) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (498) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (174) Sejarah (5) sekolah (76) shalat (8) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

21 May, 2024

Bingung Dengan Muallaf Yang Tidak Serius Belajar Agama Islam

Assalamu’alaikum wr.wb. Saya baru selesai ketik jawaban untuk puluhan pertanyaan dari muallaf asing. Kadang saya bingung dengan banyak "muallaf". Mereka (kebanyakan) masuk Islam untuk menikah, tetapi sesudahnya, menunjukkan sikap malas belajar, banyak protes, dan tidak punya waktu untuk mencari informasi di Google saja. Niat belajarnya kecil, semangatnya rendah. Sudah dapat istri yang diinginkan, jadi cuek saja terhadap Allah Rasulullah SAW, Al Quran, dan Islam. Lalu berharap orang lain akan kasih jawaban yang mudah kepadanya terus, agar tidak perlu capek mencari info sendiri. Dan setelah dikasih jawaban, tetap saja berprotes terus, dan inginkan Islam yang "berbeda" yang mereka menilai "lebih mudah". Sudah dikasih nikmat dalam kesempatan menjadi Muslim, dapat keselamatan di dunia dan akhirat, dan diampuni seluruh dosanya, tetap saja malas belajar. Tidak ada rasa bersyukur kepada Allah.

Saya jadi ingat sebuah kisah dari salah satu guru saya ketika dirinya masih remaja. Dia sering pergi ke kampung di daerah, jalan kaki naik gunung, di tengah malam, tanpa senter, dan hanya ada sekotak korek api saja untuk berikan cahaya, hanya untuk mencapai pesantren kecil dan gurunya yang tinggal di situ. Lalu belajar semalaman, tidur di lantai, makan telur dan sedikit nasi, turun gunung, kembali ke kota, dan Senin pagi masuk sekolah seperti biasa. Sangat berbeda pengalamannya antara orang yang ingin menuntut ilmu jadi mereka semangat dan berusaha terus, dan orang lain yang inginkan ilmu disajikan kepadanya, dengan cara yang mereka tentukan sendiri, sambil diprotes, sampai merasa puas. Lalu mereka bertanya dan protes lagi tentang topik yang berbeda. Selama beberapa tahun. Tetapi di depan umum, mengaku "Muslim".

Saya juga bingung dengan para bapak yang izinkan anak perempuannya menikah dengan pria seperti itu. Dan lebih bingung lagi dengan para perempuan yang siap terima suami seperti itu, dan YAKIN bahwa suami akan berubah setelah menikah, dan menjadi serius belajar tentang Islam. Rata-rata, para suami itu tidak pernah menjadi serius, dan setelah 3-5 tahun, sang istri menyesal dan mulai memikirkan perceraian. Lalu masih bertahan untuk 10 tahun lagi, dan tetap berharap suaminya akan berubah... Lalu ketemu saya, dan minta saya jelaskan Islam kepada suaminya (setelah sudah menikah 10-15 tahun) dan saya diminta "memperbaiki" pria itu dan membujuk dia menjadi serius terhadap Islam, karena istri baru sadar merupakan masalah besar di dunia dan akhirat. Banyak anak menolak shalat karena bapaknya sendiri tidak shalat. Ibunya yang menjadi pusing.

Dunia ini penuh dengan Muslim yang baik dan beriman, tetapi ada golongan perempuan yang mencari dan menerima muallaf, dan tidak peduli kalau agamanya sangat lemah pada saat menikah. Daripada menunggu agar pria itu dikasih waktu belajar dan memperbaiki diri sebelum menikah, selalu "sangat yakin" orang itu akan berubah setelah menikah jadi tidak perlu menunggu. Dan hampir tidak pernah terjadi. Makanya saya dapat kasus terus, karena jumlah perempuan seperti itu cukup besar. Sayangnya. Dan jumlah bapak yang siap izinkan anaknya menikah dengan pria yang agamanya lemah juga banyak. Sayangnya.

Kalau ada teman atau saudara yang hendak melakukan itu, suruh mereka konsultasi kepada saya SEBELUM menikah. Kalau sudah menikah 15 tahun, dan anaknya murtad, belum tentu saya bisa bantu. Lebih mudah mencegah kebakaran daripada minta rumah "diperbaiki" setelah terbakar habis.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto  



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...