Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (300) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (224) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (571) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (361) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (12) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (504) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (37) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (80) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

29 January, 2025

Kenapa Saya Menulis Terus Tentang Pencabulan Anak?

Assalamu’alaikum wr.wb. Fenomena pencabulan dan sodomi terhadap anak bukannya “tidak bisa dicegah”. Tetapi malah, “tidak ada yang mau berusaha mencegahnya”! Kenapa kita harus pakai helm naik motor, pakai safety belt di mobil, dan kecepatan di tol dibatasi 100 km/jam? Karena pemerintah ingin mencegah kecelakaan, demi keselamatan warga, dan kebanyakan orang dewasa setuju. Kita juga tidak ingin menjadi korban. Pencabulan terhadap anak? Tidak ada pencegahan. Padahal sederhana sekali:

•    Pelatihan 1-2 jam yang wajib, di semua sekolah dan pesantren dan tempat serupa (klub bola, dll.), setiap tahun.
•    Poster yang wajib dipasang di semua sekolah dan pesantren. Memberikan info dasar (jelaskan artinya pencabulan), menyuruh anak waspada dan cepat lapor, dan memberikan nama dan nomor HP untuk orang di dalam dan di luar lokasi itu yang siap bantu. (Pak RT, Kepala Desa, tetangga, polsek, dsb.)
•    Iklan masyarakat di TV. Wajib ditayangkan sekali setiap bulan, semua saluran, selama 1 tahun dulu. Isinya, penjelasan definisi pencabulan, didikan bagi anak agar orang lain tidak boleh sentuh kemaluan mereka (selain dokter, orang tua), yang dilakukan secara paksa dengan mengancam dan membuat mereka takut. Kalau terjadi, mereka harus berani lapor walaupun diancam.
•    Diskusi dan pelatihan ringan di banyak komunitas (wali anak di sekolah, pengajian, perkantoran, dll.), agar semua orang tua paham, dan mulai waspada.
•    Kewajiban bagi guru dan ustadz untuk laporkan rekan kerja apabila merasa “curiga” (diberikan tanda-tandanya seorang dewasa cabuli anak)
•    Dan sebagainya.

Kalau ada kepedulian dari 100 juta orang tua, dan 3 juta guru, dan ratusan ribu ustadz dan kyai, dan seratus ribu pejabat, jumlah kasus pencabulan mungkin bisa diberantas 90% dalam 1 tahun. Tetapi harus ada kepedulian dulu. Di saat ini, tidak ada. Semua orang dewasa anggap bukan urusan mereka, karena bukan anak mereka yang menjadi korban.

Saya kenal beberapa anak laki-laki. Ada yang lapor langsung ke saya. Ada yang lapor ke teman saya. Mereka dicabuli, disodomi, atau kemaluannya diisap. Oleh ustadz, oleh guru, oleh pelatih olahraga. Mereka rahasiakan. Orang tua dan keluarganya TIDAK TAHU. Dianggap anaknya “nakal” oleh orang tuanya karena sering ribut, emosi, banyak membantah, di kamar terus, dll. Mereka sudah pernah dicabuli. Mereka malu. Merasa tidak ada yang bisa menolong mereka. Jadi mereka rahasiakan. (Hampir semuanya juga diancam.)

Jadi dalam 100% dari kasus pencabulan, semua orang tua selalu mengatakan, “Kami tidak menyangka.” Coba kondisi ini dibawa ke ranah lain. Anak berenang di sungai, digigit buaya. Ada yang terluka, ada yang mati. Besoknya, anak lain digigit. Besoknya, anak lain. Besoknya, anak lain. Setiap kali seorang anak jadi korban, semua orang tua kaget dan bilang tidak menyangka. Apakah ada pencegahan? Tidak ada. Semua orang dewasa yang tahu ada buaya di sungai diam saja. Pemerintah dan pemda diam saja. Tidak ada pagar. Tidak ada papan. Tidak ada pengumuman. Dibiarkan anak baru datang terus dan berenang di sungai setiap hari. Kebanyakan anak aman. Misalnya, 50 anak berenang tanpa masalah. Lalu 1 anak digigit. Besoknya, 50 anak yang lain datang dan berenang, dan 1 digigit. Dan begitu seterusnya. Tidak ada pencegahan sama sekali dari siapapun.

Kalau kondisinya seperti itu, apakah lebih baik kita yang paham diam saja? Atau kasih peringatan terus: “ADA BUAYA DI SUNGAI, DILARANG BERENANG DI SITU!” Dalam kasus pencabulan, tidak ada yang mau melakukan pencegahan. Semua anak dibiarkan pergi ke tempat bahaya, lalu 1 anak jadi korban. Tapi kebanyakan orang tua berpikir, “Bukan anak saya, jadi bukan urusan saya.” Mohon maaf, tetapi sikap itu yang membuat negara ini rusak. Melihat anaknya orang lain menderita, lalu kita diam saja karena tidak penting bagi kita.

Saya tidak mau diam. Saya tidak bisa memaksa pemerintah atau pesantren atau sekolah BERUBAH. Yang bisa saya lakukan hanyalah memberikan informasi dan peringatan terus, dan berharap sebagian dari orang tua yang baca akan mulai waspada. Dan semoga beberapa anak bisa selamat dan tidak menjadi korban, karena orang tuanya sudah belajar dari saya. Sekian. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...