Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

05 September, 2017

Rampas Harta Rakyat Utk Pilkada? Siap!



Tidak ada hentinya para pejabat di sini mencuri uang rakyat. Dan rakyat diam. Pencuri pinggir jalan bisa dihajar massa, dan mati di jalan. Tapi sang pejabat dihormati dan dilayani bertahun2. Tidak ada yang mau peduli kekayaannya dari mana. Orang kaya harus dihormati. Titik. Bagi pemimpin itu, merampas harta rakyat bukan masalah. Diri sendiri lebih utama. Anak yatim dan dhuafa kesulitan berobat karena RSUD dimiskinkan oleh pejabat yg satu ini. Dan ketika anak miskin mati cepat karena tidak bisa berobat, orang Muslim angkat tangan dan sebutkan “takdir Allah”. Lebih tepat dianggap “pembunuhan tidak langsung” yang hanya terjadi karena kekayaan negara ini dirampas oleh para pemimpin. Dan rakyat diam. Kasihan anak yatim yang lahir di negara mayoritas Muslim ini. Kalau anak yatim dikasih kesempatan tinggal di negara maju yg “kafir” dgn bantuan penuh dari pemerintah, atau tetap di sini, mereka anak pilih yang mana? Kapan para pemimpin akan mulai pikirkan rakyat? Dan kenapa rakyat memilih pemimpin yang rusak terus?
-Gene Netto

Total Suap ke Wali Kota Tegal Rp 5,1 M, Ini Rinciannya
Rabu 30 Agustus 2017, Nur Indah Fatmawati – detikNews, Jakarta - Kasus suap yang menjerat Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno alias Bunda Sitha terkait dengan korupsi pengelolaan jasa kesehatan. Total nilai dugaan suap ini Rp 5,1 miliar. "Diduga pemberian uang terkait pengelolaan dana jasa kesehatan di RSUD Kardinah, Tegal, dan fee proyek-proyek pengadaan barang-jasa di lingkungan Pemkot Tegal pada tahun anggaran 2017 dengan total sekitar 5,1 miliar," ujar Ketua KPK Agus Rahardjo di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (30/8/2017).

Bunda Sitha: Sering Pecat PNS Hingga Terima Upeti dari Kepala Dinas
Kamis 31 Agustus 2017, Muhammad Taufiqqurahman – detikNews,
Jakarta - Beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kota Tegal bersorak dan sujud syukur setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno (Bunda Sitha). Saat menjabat Wali Kota Tegal, Bunda Shita bak permaisuri yang menerima upeti dari bawahan dan membongkar pasang struktur PNS. Gaya kepemimpinan Bunda Shita juga kerap dianggap antikritik. Setelah memenangkan Pilkada tahun 2014, dirinya tidak segan memberhentikan PNS yang tidak sependapat dengannya dan mengkritik dirinya.
https://news.detik.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...