Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

01 March, 2009

Megawati Soekarnoputri Tak Inginkan Pemujaan

[Teks di bawah ini ditinggalkan di blog saya sebagai komentar. Di bawahnya lagi ada komentar dari saya.]

Setelah membaca surat Bung Tomas Aquino (Kompas, 11/10), pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas kritik yang membangun. Namun, ada beberapa substansi penting yang perlu dijelaskan agar "acara minum bekas cucian" bisa dilihat secara proporsional. 

Memang betul, pada acara peresmian Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada 17 September 2006 terjadi insiden yang jelas-jelas tidak dikehendaki oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Di akhir acara, ribuan kader dan Simpatisan yang setia kepada PDI Perjuangan menerobos masuk untuk bisa bersalaman dengan Ibu Megawati. 

Seperti halnya di setiap acara yang dihadiri Ibu Megawati di berbagai daerah, kecintaan kader dan Simpatisan yang Militan termasuk rakyat kecil yang kecewa dengan kondisi berbangsa dan bernegara saat ini sepertinya ingin disampaikan langsung dengan bertatap muka atau bisa sekadar bersalaman. 

Di saat kondisi yang serba ramai, tiba-tiba ada salah seorang Simpatisan yang Militan menerobos langsung sembari memaksa membasuh kaki Ibu Megawati. Dalam kondisi terdesak, Ibu Megawati sebetulnya tidak ingin mengalami perlakuan aneh tersebut. 

Karena "Bapak" tadi memaksa dan berjanji hanya membasuh kaki saja, itu pun hanya menghabiskan seperempat botol isi air mineral ukuran kecil, Ibu Megawati terpaksa mengabulkan permintaan tersebut. 

Namun, sangat disayangkan, di luar sepengetahuan Ibu Megawati, karena harus meninggalkan lokasi acara, "Bapak" tadi meminum bekas basuhan kaki yang telah ditambah air mineral lagi. 

Ibu Megawati sepakat dengan Bung Tomas Aquino bahwa cara-cara pemujaan atau kultus individu terhadap pemimpin di luar nalar sehat harus ditinggalkan. 

Ketika menerima penghargaan dari Kerajaan Gowa, 11 Juni 2006, sebagai I Fatimah Daeng Takontu Karaeng Campagaya yang berarti "Macan Betina dari Timur", Ibu Megawati mempertimbangkannya lama sekali untuk menerima gelar tersebut. Secara pribadi, terhadap hal-hal yang bersifat pujian, Ibu Megawati sangat tidak berkenan. 

Prinsip Ibu Megawati adalah "Sepi ing pamrih, rame ing gawe". Hal ini sudah terbukti dari "dipinjamnya" angka-angka statistik data kemiskinan di era kepemimpinan Megawati oleh pemerintahan sekarang. 

Monggo diliat di Link berikut, Berita dan Foto yg dibuat oleh Harian Rakyat Merdeka:

########

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Penjelasan:
>>>Karena "Bapak" tadi memaksa dan berjanji hanya membasuh kaki saja, itu pun hanya menghabiskan seperempat botol isi air mineral ukuran kecil, Ibu Megawati terpaksa mengabulkan permintaan tersebut. 

Komentar saya:
Wah, terima kasih atas pencerahannya. Sangat menarik. Ternyata Ibu Mega tidak menginginkan semuanya. Alhamdulillah. Memang tidak pantas. Ternyata dia dipaksakan. Tetapi ada suatu hal yang tidak saya pahami. Ibu Mega seorang mantan Presiden. Jadi, kalau tidak salah, masih dijaga oleh Paspamres dan polisi. (Atau mungkin tidak lagi?). Tetapi pasti ada semacam pengawal dan adjudan. Walaupun begitu, ternyata masih bisa dipaksa-paksakan diuar kehendaknya. 
Ibu Mega dipaksa menuju kursi. Dipaksa duduk. Lalu dipaksa buka sepatu. Dipaksa buka kaos kaki. Dipaksa taruh kakinya di dalam ember. Dipaksa menahan posisi tersebut selama beberapa menit supaya kakinya bisa dicuci, walaupun semuanya di luar kehendaknya. 

Kasihan sekali Ibu Mega kalau sering dipaksa-paksakan begitu. 

Mungkin lebih baik kalau Ibu Mega tidak diangkat menjadi Presiden lagi. Takutnya nanti dipaksakan menjual aset negara dengan harga yang muruh, padahal tidak mau. Takutnya dipaksakan memberikan kemerdekaan pada Papua, Maluku, Aceh, dan lain lain, padahal tidak mau. Kasihan Ibu Mega yang tidak bisa membela diri terhadap “paksaan” orang yang tidak dikenal. Dan ternyata, dari ratusan simpatisan di sekitarnya, tidak ada satupun yang berani menyelamatkan Ibu tercinta mereka yang sedang dipaksakan di luar kehendaknya. Kok mereka begitu cuek pada penderitaan Ibu Mega yang sedang dipaksa-paksakan?

>>>Ibu Megawati sepakat dengan Bung Tomas Aquino bahwa cara-cara pemujaan atau kultus individu terhadap pemimpin di luar nalar sehat harus ditinggalkan. 

Alhamdulillah. Mudah-mudahan pada lain kesempatan, Ibu Mega bisa berhasil untuk tidak duduk, tidak buka sepatu dan kaos kaki, tidak taruh kaki di dalam ember, dan tidak berdiam diri selama beberapa menit pada saat kakinya dicuci (dalam keadaan terpaksa). Dan semoga pada lain waktu, Ibu Mega bisa dilindungi oleh kader dan simpatisan yang lebih sayang kepadanya, sehingga pada saat mereka melihat pemimpin mereka “dipaksakan” di luar kehendaknya, mereka akan maju untuk membelanya dan menyuruh orang yang mengganggunya untuk tidak “mengkultuskan Ibu Mega” karena ternyata Ibu Mega tidak setuju (kecuali sedang “dipaksakan” tentu saja).

>>>Ketika menerima penghargaan dari Kerajaan Gowa, 11 Juni 2006, sebagai I Fatimah Daeng Takontu Karaeng Campagaya yang berarti "Macan Betina dari Timur", 
Ibu Megawati mempertimbangkannya lama sekali untuk menerima gelar tersebut. 

Alhamdulillah. Sayangnya dia tidak mempertimbangkannya lama sekali juga pada waktu memutuskan untuk menjual aset negara dengan harga murah selama menjadi Presiden dulu. Mungkin kalau masih ada BUMN yang baik seperti Indosat, yang sudah terlanjur dijual oleh Ibu Mega, negara ini akan lebih makmur sekarang. Dan hal itu berarti pada saat rakyat miskin bertemu dengan Ibu Mega, mereka tidak akan “kecewa dengan kondisi berbangsa dan bernegara”, tetapi mereka malah sudah bisa hidup dengan sejahtera. Sayangnya, Ibu Mega tidak memikirkan kesejahteraan mereka pada saat dia sibuk menjual aset negara dulu. 
Atau mungkin Ibu Mega dipaksakan pada waktu itu juga!

Hanya ada satu komentar lagi dari saya. Dalam penjelasan di atas, dikatakan bahwa orang itu bisa minum air bekas cucian kaki Mega “…di luar sepengetahuan Ibu Megawati, karena harus meninggalkan lokasi acara, [jadi] ‘Bapak’ tadi meminum bekas basuhan kaki yang telah ditambah air mineral lagi.” (Ini fotonya) .

Kalau melihat foto ini, ada dua orang yang duduk di belakang Ibu Mega. Seorang Ibu yang memakai baju dan celana hitam, dan seorang bapak yang memakai jaket merah. Sepertinya agak aneh kalau Ibu Mega bisa tinggalkan lokasi, tetapi ibu dan bapak tersebut tidak pindah dari kursinya sama sekali. Di dalam foto yang kedua, mereka masih kelihatan duduk dalam posisi yang sama. Baju hitam dan sepatu hitam dari ibu itu masih kelihatan di posisi yang sama, dan jaket merah yang dipakai oleh bapak itu masih kelihatan juga.

Artinya, (kalau penjelasan di atas itu benar) Ibu Mega berdiri dan tinggalkan ruangan, dan bapak yang mencuci kakinya tetap berlutut di depan kursi kosong tanpa begerak, dan kedua kader PDIP di belakang bapak itu juga tidak tidak berdiri dan mengantarkan Ibu Mega keluar dari ruangan. Mereka berdua diam saja di kursi, dan memperhatikan si bapak yang meminum air cucian kaki Ibu Mega. Berarti bapak yang minum itu sedang menghadapi kursi kosong, dan ibu dan bapak di belakangnya begitu terpesona, mereka tidak begerak sama sekali saat Ibu Mega pergi.

Mungkin ada penjelasan yang lain, yaitu, bapak itu masih minum air cucian kaki Mega dihadapannya, dan Ibu Mega belum pergi ke mana-mana. Bapak yang berlutut masih berlutut di depannya, dan kedua kader di sebelahnya juga belum begerak karena pemimpin mereka belum bergerak dari kursinya. Wallahu a’lam.

Tetapi apapun yang terjadi, kita tidak perlu menyalahkan Ibu Mega. Dia dalam kondisi dipaksakan di luar kehendaknya. Semoga di masa depan Indonesia mendapat Presiden yang sanggup membela diri terhadap paksaan dari orang yang tidak dikenal.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene 

28 February, 2009

Warga "Tonton" Klinik Aborsi Johar Baru

Sabtu, 28 Februari 2009 | 14:34 WIB
Laporan wartawan Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, SABTU — Klinik aborsi milik Hj Atun dikerumuni puluhan warga, Sabtu (28/2). Klinik yang berlokasi di Jalan Percetakan Negara II Blok B 20, Johar Baru, Jakarta Pusat, itu digrebek pihak Kepolisian Sektor Johar Baru kemarin. Pemiliknya, Hj Atun serta dokter yang melakukan praktik aborsi, Dr Agung, sudah diamankan pihak kepolisian.

"Pengin tahu aja, lihat di TV kok heboh," ujar Riska, warga Senen, Jakarta Pusat, yang datang bersama suaminya.

Riska mengatakan ingin melihat proses penggalian yang kabarnya akan dilakukan pada hari ini. Warga lainnya, Dodi, mengaku tenang dengan terungkapnya praktik ilegal itu. Selama ini, dikatakan Dodi, warga resah dengan praktik klinik yang telah berjalan 10 tahun itu.

"Kan banyak juga calonya berkeliaran. Warga resah, tapi enggak tau mau gimana," ujarnya.

Hingga pukul 14.30, aparat kepolisian belum terlihat di lokasi. Kabarnya, polisi akan kembali melakukan penggalian di klinik yang berplang praktik Dr Abdullah itu. Selain di klinik, kemungkinan penggalian juga akan dilakukan polisi di rumah Hj Atun, yang hanya berjarak beberapa rumah dari klinik tersebut.

Sumber: Kompas.com


Penyidikan Aborsi Lanjut ke Dua Rumah Mewah
Jumat, 27 Februari 2009 | 21:38 WIB

JAKARTA, JUMAT — Penyidik dari Polsek Johar Baru tidak hanya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di klinik aborsi yang terletak di Jalan Percetakan Negara II Jakarta Pusat. Setelah melakukan pemeriksaan dan pembongkaran saluran air, malam ini penyidikan juga dilanjutkan ke dua rumah mewah milik Atun.

Salah satunya terletak tak jauh dari klinik aborsi berada. Polisi masih mencari barang bukti praktik aborsi yang diperkirakan telah berlangsung 10 tahun dan melayani 1000 kali aborsi per tahun.

Sejauh ini, tim Polsek Johar Baru telah membongkar tiga titik di klinik milik Atun. Dua titik itu adalah saluran air di teras dan WC di lantai dua. Selain itu, tim juga membongkar saluran air yang terhubung ke ruang eksekusi di lantai tiga. Di saluran air itu, ditemukan embrio-embrio yang telah membusuk.

Sementara itu, salah satu tersangka yang juga pemilik klinik, Atun alias Siska, dipindahkan ke Polsek Johar Baru karena mengalami depresi. Sebelumnya, Atun diinterogasi oleh pihak kepolisian karena bersikap tidak kooperatif kepada tim penyidik dalam proses olah TKP.

Namun, Kapolsek Johar Baru menyangsikan kondisi Atun. "Ah, itu hanya permainan otak saja. Saya tidak percaya," ujar Kapolsek Johar Baru Kompol Theresia kepada wartawan, Jakarta, Jumat (27/2) malam.

Sumber: Kompas.com

26 February, 2009

Kak Seto Dukung Penutupan Praktik Dukun Cilik Ponari


Assalamu’alaikum wr.wb.,

Solusinya sederhana sebenarnya. Ponari diabwa ke sebuah danau atau bendungan. Dengan sekali celup batu, mudah-mudahan semua air itu menjadi air khusus yang berkhasiat. Heheheheh. Tinggal diminum. 

Atau… Ponari bisa diangkat menjadi "mascot" di PAM Jaya. Dengan demikian, PAM bisa dijual sebagai Air Super, yang melebihi Aqua. 
Besok hari Aqua bangkrut. Hahahah. 
Just kidding. Poor Ponari.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene


Kak Seto Dukung Penutupan Praktik Dukun Cilik Ponari
Kamis, 26/02/2009 22:54 WIB
Tamam Mubarrok – detikSurabaya

Jombang - Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi mendatangi rumah Ponari di Jombang. Usai bertemu Ponari, Kak Seto menyatakan mendukung langkah Polres Jombang, menutup praktik dukun cilik itu.

Pria yang akrab disapa Kak Seto ini datang, Kamis (26/2/2009) sore dengan didampingi sejumlah polisi.

Berbeda dengan kedatangan yang pertama pada Minggu (15/2/2o09) lalu, kehadiran Kak Seto petang tadi berjalan lancar. Kak Seto tidak harus melintasi antrean ribuan pasien. Sebab sejak hari ini, praktik dukun Ponari ditutup polisi.

Sesampai di rumah dukun cilik ini, Kak Seto ditemui kedua orangtua Ponari, Muhammad Kosim dan Mukarromah. Saat pertemuan berlangsung, para wartawan diminta meninggalkan ruang pertemuan untuk beberapa saat.

Usai bertemu Ponari, Kak Seto menyatakan mendukung langkah Polres Jombang, menutup praktik dukun cilik itu. "Pada prinsipnya, kami berharap hak-hak Ponari selaku anak
tetap terjaga dan tidak hilang," kata Kak Seto.

Menurut Kak Seto, kasus pengobatan dukun cilik Ponari juga dilematis. Di satu sisi,
tenaga Ponari dibutuhkan ribuan orang. Namun di sisi lain, Ponari juga harus bersekolah dan bermain seperti halnya anak-anak seusianya.

Karena itu, Kak Seto meminta panitia mengoptimalkan tandon air yang sudah dikirim
Pemkab Jombang, untuk pengobatan para pasien. Sehingga Ponari tidak perlu mencelupkan batu ke dalam air yang dibawa ribuan pasien.

Rencananya, hari Jumat (27/2/2009) besok, Kak Seto akan mengantar Ponari bersekolah.
Hal itu dilakukan Kak Seto, untuk menumbuhkan kembali kondisi kejiwaan dan semangat
Ponari setelah lama tidak duduk di bangku sekolah.(bdh/bdh)

Sumber: Surabaya.detik.com

Tommy Soeharto Dijaga Polisi?

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Beberapa hari yang lalu saya menjadi terkejut saat membaca Jakarta Post. Di halaman depan, ada artikel yang mengatakan bahwa pada saat Tommy Soeharto datang untuk rapat bisnis pribadinya, dia dijaga dan dilindungi oleh beberapa petugas polisi. 
Saya carikan berita ini di koran Indonesia dan dapat keterangan yang sama. (Teksnya di bawah.)

Yang membuat saya terkejut adalah kenyataan bahwa seorang pembunuh Hakim Agung masih bisa dapat hak untuk dilindungi oleh polisi. Bagaimana dengan keluarga Hakim Agung yang dibunuh, yaitu Syafiuddin Kartasasmita? Bukannya mereka merasa tersinggung sekali kalau mereka buka koran dan membaca bawa orang yang membunuh Syafiuddin Kartasasmita malah DIJAGA oleh polisi? 

Setelah baca berita ini, saya tunggu beberapa hari. Saya kira akan ada protes. 

Saya kira akan ada protes dari anggota DPR yang peduli pada keadilan. Mereka berhak memanggil Kapolri dan bertanya kenapa polisi bisa menjaga seorang penjahat dan pembunuh yang pernah menunjukkan ketidakpedulian pada hukum negara dengan cara membunuh seorang hakim agung yang berusaha menegakkan hukum.
Saya kira akan ada protes dari LSM yang peduli pada keadilan. Mereka bisa mengadakan konperensi pers dan bertanya kenapa seorang pembunuh malah dilindungi oleh polisi. 
Saya kira akan ada protes dari partai politik yang peduli pada keadilan. Mereka bisa berprotes kepada media, di televisi, koran dan majalah. Mereka bisa menolak keras kalau seorang pembunuh hakim agung berhak dilindungi oleh polisi.
Saya kira akan ada protes dari tokoh-tokoh nasional yang peduli pada keadilan. Mereka bisa bersuara dan membuktikan kepada masyarakat bahwa mereka peduli pada bangsa ini dan merasa tersinggung kalau polisi diberi tugas melindungi penjahat, siapapun dia. 
Saya kira akan ada protes dari Presiden atau Wapres yang peduli pada keadilan. Makin mendekati waktu Pemilu, saya kira mereka akan mau membuktikan bahwa mereka tidak ingin membela dan meneruskan Orde Baru, dan akan serius untuk menegakkan hukum di negara ini. 

Ternyata, tidak ada yang berprotes. 

Kalau seandainya dulu Tommy membunuh Presiden RI (dan bukan sekedar Hakim Agung saja, yang ternyata di Indonesia tidak punya nilai tinggi), apakah mungkin Tommy masih dijaga dan dilindungi oleh polisi pada saat dia mengurus bisnis pribadinya?

Besok, kalau rumah anda dirampok, jangan coba telfon polisi. Takutnya nanti anda hanya dapat rekaman suara seperti ini: “Terima kasih anda telah menghubungi Polsek kami. Maaf, semua petugas kami sibuk melindungi dan melayani para pembunuh dan penjahat. Kalau perlu bantuan dari kami, tolong membunuh seorang Hakim Agung dulu, dan kami akan segera datang untuk melayani anda. Kalau anda hanya sekedar ‘korban’ saja, maaf kami tidak punya waktu untuk melayani dan melindungi anda.”

Perwira polisi yang ambil keputusan untuk melindungi Tommy Soeharto saat dia menjalankan bisnis pribadinya seharusnya dihentikan sebagai polisi. Sepertinya dia tidak paham konsep “melayani dan melindungi”.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto


Tommy sacks Humpuss boss

Two years after walking out of prison, Hutomo “Tommy” Mandala Putra is fully back in the business world and running at full throttle. 
Guarded by several police officers, the youngest son of the late former President Soeharto led a shareholders meeting of his publicly listed shipping company PT Humpuss Intermoda Transportasi (HIT) to discharge the existing company board of directors.

RUPSLB PT Humpuss Intermoda Tbk Diamankan Polisi

Senin, 16 Februari 2009 | 13:44 WIB

JAKARTA, SENIN — Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk, Senin (16/2), tidak hanya didatangi pemegang saham dan media, tetapi hadir juga beberapa polisi dari Kepolisian Sektor Metro Menteng untuk mengamankan acara. Tommy Soeharto selaku pemegang saham di HIT, juga datang dalam acara tersebut.
Awalnya, beberapa orang mengira pengamanan ketat ini karena Tommy Soeharto ingin menghadiri acara tersebut. "Biasanya kalau RUPS aja enggak ada polisi seperti ini. Mungkin gara-gara Tommy ikut datang," jelas salah seorang rekan wartawan yang juga hadir dalam kesempatan itu.
Ketika Kompas.com melakukan konfirmasi pada pihak penyelenggara, Sapto, Coorporate Sekretaris HIT, mengatakan ini bukan permintaan dari pihaknya. "Kita tidak meminta pengamanan seperti ini, pengamanan seperti ini adalah standar dari pihak hotel, yah...mungkin pihak kepolisian menambah personel karena Mas Tommy datang," jelas Sapto.
Salah seorang anggota kepolisian yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, ia mendapatkan perintah dari Kepala Polsek Menteng untuk mengamankan jalannya acara.
"Kewajiban kita kan memenuhi permintaan warga, makanya kita penuhi. Tadi pagi Bapak Kapolsek hanya memerintahkan mengamankan ini, tapi tidak menyebutkan siapa yang mau datang," jelas polisi tersebut.

Batu celup

25 February, 2009

Demokrasi Haram? Golput Wajib? Dari Mana Ide Ini?

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Pada hari minggu kemarin, saya bertemu dengan Prof. Dr. Ali Mustafa Yaqub, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Wakil Ketua Komisi Fatwa di Majelis Ulama Indonesia.
Pada kesempatan itu, saya penasaran untuk bertanya tentang demokrasi dan anjuran golput karena sudah berkali-kali ada orang yang berkomentar di blog saya atau kirim email yang menyatakan bahwa demokrasi itu haram hukumnya dan ummat Islam diwajibkan golput. Saya minta pendapat Dr. Ali Mustafa karena saya ingin memahami perkara ini lebih dalam. 
Berikut ini, saya akan coba menjelaskan kembali semua yang disampaikan Dr. Ali Mustafa dalam dialog kami pada malam itu. 

Kesimpulan dari diskusi kami adalah: pendapat bahwa Islam bertentangan dengan demokrasi sehingga haram untuk diikuti tidak ada landasan dalam ajaran Islam. 
Dr. Ali Mustafa juga berpendapat bahwa opini ini berasal dari musuh-musuhnya Islam, termusuk kaum Zionis. Mereka sangat inginkan agar ummat Islam tinggalkan demokrasi sehingga bisa dipecah-belahkan dan menjadi lemah. 
Dr. Ali Mustafa bertanya, “Apa yang akan terjadi di negara seperti Indonesia kalau semua orang Muslim menjadi golput dan tinggalkan demokrasi? Yang jelas, kita sangat mungkin mendapatkan Presiden dan Wapres yang non-Muslim!” Dan mereka akan diakui oleh dunia sebagai pemimpin yang sah karena mereka mendapatkan hak berkuasa lewat pemilu! Kejadian seperti itu akan merupakan suatu kemenangan yang besar bagi kaum non-Muslim, terutama missionaris yang ingin mengubah Indonesia menjadi negara Kristen.

Kemudian, Dr. Ali Mustafa menjelaskan ada 3 kelompok orang yang mendukung sikap golput:

1. Skeptis: dia tidak yakin negara ini bisa diperbaiki jadi dia tidak mau terlibat dalam prosesnya
2. Kecewa: dia sudah merasa kegagalan “demokrasi” selama puluhan tahun di Indonesia (di bawah Soeharto) dan karena itu dia tidak mau terlibat lagi dengan pemerintahan manapun.
3. Ideologi (kelompok ini dipecah lagi):
     a. Ideologi Islam
     b. Ideologi Sekuler

Insya Allah 1 dan 2 sudah jelas. 
Untuk 3A, yaitu Ideologi Islam, mereka anggap bahwa Indonesia harus berubah menjadi negara Islam yang berdasarkan hukum syariah saja. Karena tidak demikian pada saat ini, maka dianggap demokrasi haram dan ummat Islam harus golput. 
Menurut Dr Ali Mustafa, kalau kita ikuti anjuran orang ini, maka orang kafir bisa menjadi kaum yang paling berkuasa di sini, dan ummat Islam harus nurut dengan hukum yang mereka buat. Pendapat ini bahwa demokrasi haram untuk orang Muslim berasal dari “aktor intelektual” dan mungkin juga dari kaum Zionis, katanya. Mereka inginkan agar ummat Islam menjadi lemah, dipecah-belahkan, dan kaum non-Muslim bisa berkuasa di atasnya. 

Untuk pendapat 3B, yaitu Ideologi Sekuler, mereka anggap bahwa tidak ada kandidat yang 100% sekuler, jadi karena itu mereka memilih untuk tidak dukung semua. Mereka merasa bahwa Indonesia sudah terlalu islamiah, dan mereka inginkan negara yang 100% sekuler seperti negara barat, dan tidak boleh lagi ada hukum syariah di Aceh, Perda Syariah, UU Zakat, UU Pernikahan (yang islamiah), UU Wakaf, obligasi syariah (di bidang keuangan), UU Syariah Banking, dan sebagainya. Mereka anggap bahwa hukum-hukum seperti ini melanggar asas sekuler negara yang mereka harapkan, dan selama tidak bisa dihapus, mereka tidak anggap Indonesia sebagai negara sekluer yang sesungguhnya, dan karena itu demokrasi di sini harus ditinggalkan, alias mereka mau golput. Tidak ada kandidat yang layak dipilih karena tidak ada kandidat yang janji untuk menghapus semua UU tersebut dan mengubah Indonesia menjadi negara sekuler yang bersih dari UU yang islamiah.

Saya bertanya lebih dalam tentang pendapat 3A, yaitu Ideologi Islam. Saya ingin lebih paham kenapa ada begitu banyak orang Muslim yang anti-demokrasi. Dr. Ali Mustafa menjelaskan, ada 4 jenis hukum di dalam Islam: 

1. Ibadah (shalat, haji, dll.)
2. Muamalah (kegiatan yang dilakukan antara manusia, jual-beli, sewa-menyewa, dll.)
3. Munakahat (hukum perkawinan, warisan, wakaf, dll.)
4. Jinayah (hukum kriminal, atau hukum syariah)

Dari 4 jenis hukum ini, 3 yang pertama sudah diaplikasi di dalam negara Indonesia. Jadi, sebenarnya, Indonesia sudah 75% menjadi negara Islam. Hanya yang ke-4 yang belum diaplikasi secara mutlak. Lalu, Dr. Ali Mustafa menjelaskan bahwa apa yang kita pahami sebagai demokrasi (rakyat bisa memilih pemimpin sendiri) tidak masuk ke bagian Ibadah. Sedangkan dalam hukum fiqih, kita wajib mengikuti contoh dari Rasulullah SAW dalam urusan Ibadah karena yang lain dari contoh Nabi SAW adalah haram. Sedangkan dalam semua urusan yang lain, apa yang kita kerjakan berstatus halal, selama tidak ada alasan yang jelas untuk membuatnya haram.

Urusan dunia diserahkan kepada kita untuk memutuskan lewat musyawarah (saling berdiskusi dan berkonsultasi). Kalau ada suatu contoh atau tindakan dari Nabi SAW, yang bukan ibadah, kita boleh aplikasikan dan juga boleh membentuk cara yang baru. Untuk semua urusan baru itu, selama tidak berhubungan dengan ibadah, dan tidak ada alasan untuk mengharamkan, maka kita bebas membentuk tindakan dan cara kerja yang baru yang sesuai dengan kebutuhan kita di dunia ini. 

Saya bertanya tentang system Khilafa yang ada di zaman Nabi SAW dan bertanya apakah kita wajib menerapkan sistem yang sama karena kita akan berdosa kalau tidak “mengikuti Nabi SAW”. Dr. Ali Mustafa menjelaskan bahwa kita tidak wajib menggunakan sistem yang sama (artinya, boleh dipakai dan tidak dilarang, tetapi juga tidak wajib bagi kita) karena hal ini bukan termasuk urusan hukum ibadah. Oleh karena itu, Nabi SAW sendiri memberikan izin kepada ummatnya untuk mengatur urusan dunia dengan ilmu yang kita miliki, tanpa membatasi kreativitas kita untuk menciptakan sistem dan cara kerja yang baru. 

Tetapi kalau ada orang yang hanya inginkan Khilafa, dan karena belum bisa mendapatkannya dia golput saja dulu, maka, menurut Dr. Ali Mustafa Yaqub, hal itu berarti dia justru “membantu” musuh-musuh Islam dalam keinginan mereka untuk berkuasa di atas ummat Islam. Kita boleh saja membahas sistem khalifa kalau kita semua menginginkannya, tetapi tidak jelas bagaimana kita bisa pindah dari sistem demokrasi yang sudah mengakar pada sistem khilafa. Dan apa yang akan dilakukan kepada semua warga negara non-Muslim yang tiba-tiba dipaksakan terima sistem khilafa padahal mereka inginkan demokrasi terus? Kalau hal seperti itu terjadi, mungkin akan ada perang sipil di sini, dengan orang non-Muslim dibantu oleh negara-negara barat untuk mengembalikan demokrasi di sini. Jadi, yang akan dihasilkan malah perang sipil (barangkali) bukan kejayaan bagi ummat Islam dan bangsa Indonesia. 

Kata Dr. Ali Mustafa, di zaman Nabi SAW, wilayah kekuasaan Nabi SAW disebut “Jazirah Arab” sebagai nama suatu wilayah spesifik, dan itu tidak berbeda dengan wilayah yang bernama “Indonesia”. Jadi, kekuasaan kita di dalam wilayah Indonesia tidak berbeda dengan kekuasaan Nabi SAW di dalam Jazirah Arab. Oleh karena itu, di dalam wilayah Indonesia ini, kita bisa menerapkan sistem pemerintahan mana saja yang kita inginkan. Dan kalau rakyat mendukung demokrasi, dan bangsa bisa maju dan diterima oleh semua negara lain, maka tidak ada alasan untuk mengharamkan demokrasi. Dan karena itu, tidak ada alasan untuk memilih golput. Kalau kita masih mau golput saja, tanpa berfikir tentang dampaknya, jangan heran kalau pada akhir tahun ini Presiden, Wapres dan semua Menteri adalah orang non-Muslim!

Semoga informasi ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Kalau mau berbeda pendapat, silahkan.

Mohon maaf bila ada kesalahan atau kekurangan.
Wallahu a’lam bish-shawab,
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Santuni anak yatim? Atau beli tas mewah?

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Alangkah enaknya kalau isteri dari pejabat Indonesia terkenal sebagai orang dermawan yang suka santuni anak yatim dan fakir miskin. Sayangnya, isteri pejabat lebih terkenal gila belanja yang suka borong tas mewah untuk menjadi oleh-oleh bagi saudaranya.
Negara ini perlu gantikan semua anggota DPR, anggota pemerintahan dan pejabat dengan orang yang lebih peduli pada anak yatim dan orang miskin. Insya Allah akan ada kesempatan pada tahun 2009 ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene 

########

Mengintip Gila Belanja Orang Kaya Indonesia

Rabu, 25/02/2009 10:32 WIB
Nurul Hidayati - detikNews

Jakarta - Gila belanja orang kaya Indonesia selama ini hanya diobrolkan di kalangan terbatas. Yang bukan komunitas sosialita, hanya bisa mendengar dari sas-sus.

Namun untunglah ada Amelia Masniari. Ikon shopaholic Indonesia ini mengabadikan kegilaan belanja orang kaya Indonesia di bukunya yang masuk deretan "buku laris" di toko buku terkemuka: Miss Jinjing.

Dalam bukunya, lulusan S2 Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia ini menuturkan kegilaan belanja orang kaya Indonesia. Dia mengutip Survey Singapore Tourism Board yang menunjukkan bahwa pengunjung Singapore Great Sale terbesar adalah orang Indonesia. 

"Makanya tidak usah heran kalau iklan Uniquely Singapore nyaris setiap hari muncul setengah halaman koran nasional," tulis perempuan yang berprofesi sebagai personal private buyer ini.

Lalu mengapa orang Indonesia doyan belanja ke Singapura? Jawabnya, bukan karena harga murah atau lebih beragam, namun karena lebih bebas. Dandan seadanya oke saja, tanpa harus dilirik dengan pandangan sinis oleh orang lain dan sales attendant butik.

"Coba kalau di Indonesia, berpenampilan seadanya pasti malah dipandang sebelah mata, melecehkan. Pokoknya harus rapi, wangi dan niat dandan," tulis ibu 3 anak ini.

Belanja di Singapura juga bebas pelukan atau cipokan di pinggir jalan. Coba di Indonesia!

Hong Kong Tourism Board, Malaysian Tourism Board dan Thailand Tourism Board, juga sangat menyadari bahwa rakyat Indonesia pangsa potensial. Karena itulah mereka rajin pasang iklannya. Hasilnya jelas.

"Orang Indonesia di Cina terkenal sangat heboh jika melihat barang bagus. Apalagi mereka tidak terlalu sering menawar harga. Jelas aja ini bikin para penjual senang melihat tampang Indonesia lewat di depan tokonya. Malah sering dipanggil, Miss...miss Indonesia, let's have a look..." cerita pengasuh blog belanja-sampai-mati.blogspot.com ini.

Penggila belanja Indonesia juga eksis di Eropa. Suatu ketika Amelia ke gerai Chanel di Saks Fifth Avenue, New York. Begitu melangkahkan kaki masuk, si Beauty Assistant yang tahu Amelia orang Indonesia langsung bilang begini,"Mrs XXX baru aja tadi dari sini."

Bahkan, sales assistant Chanel di BGM bisa menyebutkan dengan sangat fasih nama keluarga pejabat yang nyonya besarnya (TS) seminggu lalu habis beli tas di butik tersebut. Pelanggan lainnya ada nyonya TAB dan DP.

Amelia juga menceritakan, butik Etienne Aigner di Muenchen pernah mengalami kehebohan gara-gara seorang ibu pejabat Indonesia setingkat menteri -- plus rombongan, datang memborong. Sebanyak 80 tas dibeli oleh si Nyonya dan rombongannya pasti ikut beli, entah berapa.

"Sampe-sampe tuh butik Aigner kehabisan barang dan minta diambil dari gudang lagi," tulis Amelia.

Ketika iseng ditanya oleh seorang penjaga butik tentang keperluan tas tersebut, dengan entengnya si ibu itu menjawab, "Untuk oleh-oleh keluarga di kampung."

Jelas oleh-oleh yang supermahal! Sebab jika tas Aigner satu bijinya paling murah Rp 8 juta, berarti 80 tas itu sejumlah Rp 640 juta. Hanya untuk oleh-oleh?

"Ditambah lagi nih, denger-denger sebelum tiba di Muenchen, mereka terlebih dulu ke Paris. Mereka juga melahap butik Hermes, memborong setidaknya 40 tas - birkin, garden tote bag, lindy bag, kelly bag dan lain-lain," tulis Amelia yang jadi ngiler.

Info Amelia yang satu ini tak boleh dilewatkan: dari sales assistant di Hermes, salah satu kolektor tas Hermes terlengkap di dunia adalah seorang ibu mantan pejabat setingkat menteri asal Indonesia. Konon, beliau ini mempunyai koleksi tas Hermes yang tergolong sangat lengkap dari segi model dan warna. Sedikitnya dia punya 30 pieces!

"Coba bayangkan jika harga Hermes rata-rata 50 juta/pcs, artinya nilai koleksinya minimal 1,5 miliar!" tulis Amelia. Uhuk, uhuk, bikin keselek! (nrl/iy)

Sumber.detiknews.com

21 February, 2009

Air Cucian Kaki Mega


Assalamu’alaikum wr.wrb.,

Saya dapat email ini dari teman. Awalnya saya meragukan kebenarannya, karena saya kira pasti bagian dari black campaign untuk menjatuhkan Mega. Ternyata, sebagian benar, sebagian tidak. Email yang disebarkan menyebutkan bahwa untuk menjadi kader PDIP harus minum air cucian kaki Ibu Megawati. Ternyata, itu bukan syarat untuk menjadi kader dan hanya dilakukan sebagian orang saja yang merasa sangat kagum dengan Ibu Mega. Hal ini dibenarkan oleh Wasekjen PDIP Hasto Kristianto dan mantan anggota FPDIP di DPR Permadi.

Wassasalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

########


Aroma Mistis Air Cucian Kaki Mega

Politik
Abdullah Mubarok
18/02/2009 - 09:29

INILAH.COM, Jakarta – Email yang memuat foto simpatisan PDIP sedang meminum air cucian kaki Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dianggap sebagai kampanye negatif. Sebab, PDIP tidak pernah menyaratkan kader yang ingin menjadi caleg untuk meminum air tersebut.

"Kejadian itu hanya sebuah bentuk kekaguman yang luar biasa terhadap Bung Karno dan Ibu Mega karena bisa membangun kekuatan seperti membawa ketenangan atau kesejahteraan," kata Wasekjen PDIP Hasto Kristianto kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (18/2).

Sebagian masyarakat Indonesia, diakui Hasto, masih memiliki kepercayaan mistik yang tinggi. Peristiwa lain seperti pencucian benda-benda pusaka di Yogyakarta, masyarakat berebutan untuk menengak air bekas cuciannya. Bahkan kotoran sapi Kiai Slamet pun diambil warga Solo ketika memperingati malam satu syuro.
"Dampaknya tergantung kepercayaan bagi seseorang," ujarnya.
Hasto mengakui, menjelang pemilu suhu politik semakin memanas. Banyak pihak mengunakan cara-cara yang tidak etis. Namun, partai bernomor urut 28 ini siap menghadapi dengan cara yang sehat.

Dalam email itu terpampang foto Megawati yang sedang dicuci kakinya oleh seseorang berjenggot putih berkaos merah. Setelah disiram dengan air botol mineral yang ditadahkan di sebuah baskom, kemudian air cucian kaki tersebut di minum oleh pria tersebut.
Email yang berjudul 'mau...mau...mau jadi caleg PDI-P???' pengirim yang ditulis Mega Sijabat itu menuliskan "Hanya orang yang bodohlah yang akan mengikuti jejak ini....Semoga kita bukan termasuk didalam golongannya." [bar/ana]

Sumber: Inilah.com


####

Permadi: Saya Minum Air Kaki Ibu
Vina Nurul Iklima
Politik
18/02/2009 - 13:17

INILAH.COM, Jakarta - Ritual yang mempercayai air basuhan kaki Megawati Soekarnoputri untuk 'kesuksesan' dinilai wajar. Bahkan Permadi mengaku meminum air basuhan kaki ibunya.

"Itu karena orang saking fanatismenya. Saya juga sering lakukan itu pada Ibu saya. Kan ada istilah sorga ada di bawah telapak kaki Ibu. Jadi nggak ada masalah," kata mantan anggota FPDIP Permadi kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (18/2).
Menurut Permadi, mumpuninya air basuhan kaki Megawati itu tergantung kepercayaan orang yang meminumnya. Di PDIP, hal tersebut bukan suatu yang aneh. Bahkan ada ritual lain yang dulu sempat dilakukan kader PDIP.
"Ada juga, cap jempol darah. Cap jempol darah itu maksudnya pernyataan ikut Mega," ujar Permadi.

Permadi menjabarkan, jempol kader PDIP di tusuk jarum, kemudian dicapkan di atas surat pernyataan fanatik untuk mendukung Mega, itu saking fanatiknya. Ritual itu diketahui PDIP sudah dilakukan di Jakarta, dan Surabaya.
"Mega tahu. Pernah ia melarang itu, tapi sulit tetap saja seperti itu. Itu kan hak setiap orang," imbuh Permadi. [ana]

Sumber: Inilah.com

19 February, 2009

Astaga! Anak 13 Tahun Sudah Jadi Ayah


Jumat, 13/02/2009 10:50 WIB
Rita Uli Hutapea – detikNews

London - Astaga! Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun telah menjadi ayah. Pacar anak tersebut baru saja melahirkan seorang bayi buah hubungan mereka.

Alfie Patten, anak asal Inggris itu merasa senang memiliki bayi. "Saya pikir akan menyenangkan memiliki bayi," kata Alfie yang wajahnya tampak jauh lebih muda dari usianya, seperti dilansir tabloid Inggris, The Sun, Jumat (13/2/2009).

Kekasih Alfie, Chantelle Steadman (15) melahirkan seorang bayi perempuan di Rumah Sakit Eastbourne, Sussex Timur, Inggris. Bayi tersebut diberi nama Maisie Roxanne.

Alfie berumur 12 tahun saat Chantelle mengandung bayi mereka. Keduanya memutuskan untuk tidak melakukan aborsi. Mereka terus merahasiakan kehamilan tersebut hingga saat usia kehamilan Chantelle 18 minggu, ibunya mencurigai tubuh putrinya yang semakin gemuk.

"Kami ingin memiliki bayi itu namun kami khawatir bagaimana orang akan bereaksi," tutur Alfie yang tinggal bersama ibunya. Ayah Alfie, Dennis telah berpisah dari ibunya.

Senada dengan Alfie, Chantelle pun yakin akan menjadi orangtua yang baik bagi anak mereka. "Saya akan menjadi ibu yang hebat dan Alfie akan menjadi ayah yang hebat," tutur Chantelle.

Meski usianya baru 13 tahun namun Alfie bukan ayah termuda di Inggris. Ayah termuda di Inggris adalah Sean Stewart. Dia menjadi ayah pada umur 12 tahun ketika kekasihnya yang juga tetangga sebelah rumahnya, Emma Webster (15), melahirkan anak mereka pada tahun 1998. Namun keduanya berpisah enam bulan kemudian. (ita/nrl)

Sumber: Detiknews.com

Kumpulkan Rp 1 M, Dukun Cilik Ponari Jadi Rebutan


[ Selasa, 17 Februari 2009 ]

JOMBANG - Pemicu penganiayaan terhadap Kamesin, 42, ayah kandung Muhammad Ponari, dukun cilik asal Dusun Kedungsari, Megaluh, Jombang, Jawa Timur, mulai terkuak. Dari keterangan sejumlah saksi di Mapolsek Megaluh kemarin (16/2), ada indikasi penganiayaan itu dilatarbelakangi oleh perebutan harta.

Pasalnya, praktik Ponari yang didatangi puluhan ribu orang itu telah meraup uang amal yang jumlahnya nyaris mencapai Rp 1 miliar. Uang itu kini disimpan di rekening salah satu bank di Jombang, atas nama Mukaromah, ibu kandung Ponari.

Saksi yang dipanggil polisi kemarin adalah Mukaromah, Mbah Senen (tetangga Ponari), Salam (suami terlapor Painem), dan Lamuji (kerabat Kamesin). Tak ketinggalan, Painem alias Ny Ndawuk atau Mbok Ndawuk sebagai saksi terlapor, juga dipanggil untuk diperiksa. Ponari sendiri juga ikut datang ke Mapolsek dengan diantar mobil Toyota Land Cruiser bernopol D 66 DH itu.

Di sela-sela pemeriksaan, Kapolsek Megaluh AKP Sutikno membenarkan bahwa motif penganiayaan itu adalah perebutan Ponari. Selama ini Kamesin merasa ''dipisahkan" dari anak dan istrinya. Sebab, sejak sibuk melayani pengobatan alternatif, Ponari dan Mukaromah tidak pernah lagi pulang ke rumah gedhek-nya.

Pasangan yang bermata pencaharian sebagai pencari siput itu malah tinggal di rumah pasangan Salam dan Painem, yang masih bertetangga. Selain mengaku tidak terurus, Kamesin merasa kehilangan Mukaromah dan Ponari.

Karena itu, empat hari lalu, selaku kepala keluarga, Kamesin mendatangi Painem untuk ''meminta'' kembali Mukaromah dan Ponari. Hal itu juga dibenarkan oleh Mbah Senen, salah seorang saksi. Permintaan yang sangat wajar itu malah membuat Painem tersinggung. "Di depan rumah Painem pula, Kamesin dianiaya. Dia ditampar tiga kali di bagian wajah," ungkap Mbah Senen. Akibat tamparan itu, Kamesin mengeluh pusing. Akhirnya dia harus dirawat di RS Nurwakhid, Denanyar, Jombang, selama dua hari. Lamuji disebut-sebut sebagai orang yang melihat langsung kejadian itu. Namun, saat ditanya wartawan, Lamuji mengaku tidak banyak tahu.

Lalu mengapa Painem tersinggung saat Kamesin meminta anak dan istrinya pulang? Mbah Senen juga mengaku heran. Tetapi, dia menduga, ada indikasi perebutan harta. Pasalnya, praktik Ponari telah meraup uang amal yang saat ini nyaris mencapai Rp 1 miliar. ''Saya menduga, Kamesin sengaja disingkirkan agar Mukaromah dan Ponari bisa dikuasai oleh Ndawuk (Painem)," ungkap Mbah Senen. Penuturan itu tidak jauh berbeda dengan pengakuan Kamesin ketika berada di rumah sakit Sabtu (14/2) lalu.

Painem sendiri enggan berkomentar. Ketika diberondong pertanyaan seturunnya dari mobil, wanita berusia 48 tahun ini tutup mulut, sambil terus berjalan ke ruang Kapolsek.

Ponari yang ikut mendampingi sang ibu juga enggan berbicara. Di ruang Kapolsek, dia hanya terus bermain-main, seperti menggambar dan bermain biliar. Ketika Ponari asyik bermain dengan Kapolsek, kabar ini rupanya tercium warga yang ingin berobat.

Praktis, halaman Mapolsek pun menjadi ramai pengunjung yang ingin melihat langsung sosok si dukun cilik. Tak sedikit pula yang nyanggong di depan Mapolsek, untuk meminta pengobatan dari Ponari. ''Sejak dua hari lalu saya belum dapat air untuk keponakan saya yang kena polio. Sekarang saya mencoba memintanya dari Ponari," ungkap Nurkholis, 35, warga Pati, Jawa Tengah.

Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Ponari. Entah karena dilarang atau memang sudah kapok mengobati, Ponari malah dengan berteriak keras menolak permintaan itu.

Kemarin Ponari juga dijenguk oleh Kasek dan sejumlah gurunya. Miharso, kepala SDN Balongsari I, mengatakan, kedatangannya ke Mapolsek Megaluh hanya untuk menjenguk Ponari. Sebab, sudah sebulan dia tidak masuk sekolah.

Menurut Miharso, tidak ada hal khusus dalam pertemuan singkat itu. Hanya, pihak sekolah menyampaikan surat resmi kepada pihak keluarga agar Ponari diusahakan bisa sekolah lagi. Surat itu juga ditembuskan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Megaluh, dan komite sekolah. ''Jika Ponari sewaktu-waktu masuk sekolah, kami siap menerimanya," ungkap Miharso sekeluarnya dari ruang Kapolsek.

Setelah memeriksa para saksi, sorenya, Kasatreskrim Polres Jombang AKP Boby P. Tambunan menegaskan, Painem alias Mbok Ndawuk akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil visum, dia terbukti melakukan penganiayaan ringan.

Perempuan setengah baya itu, lanjut Boby, akan dikenai pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan. Pelaku penganiayaan ringan itu diancam pidana penjara paling lama tiga bulan.

Rencananya, pada Kamis (19/2) Painem diajukan ke Pengadilan Negeri Jombang. ''Untuk pelaku penganiayaan ringan tidak perlu melalui jaksa penuntut umum," tegas Boby.

Solusi Ala Kak Seto

Fenomena Ponari menarik minat pemerhati anak sekaligus Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi. Pria yang akrab dengan sebutan Kak Seto itu datang langsung ke kediaman Ponari di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Minggu (15/2) malam.

Kak Seto menduga ada indikasi bahwa bocah kelas III SD itu sudah tereksploitasi untuk keperluan bisnis oleh pihak-pihak tertentu. Kedatangan Kak Seto juga didampingi Wakapolres Jombang Kompol Deden Supriyatna Imhar, Kasatreskrim AKP Boby P. Tambunan, serta personel Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jombang.

Begitu tiba di lokasi, rombongan Kak Seto langsung masuk ke rumah Painem alias Ny Ndawuk, yang selama ini menjadi tempat menginap Ponari dan ibunya, Mukaromah. Pertemuan tertutup itu hanya berlangsung sekitar 25 menit. Seusai pertemuan, Seto mengatakan, Ponari memang mengaku lelah secara fisik karena harus mengobati ribuan orang. ''Dia senang mengobati. Tapi, jika pengunjungnya membeludak, dia malah tidak suka dan merasa kelelahan," ungkap Kak Seto menirukan perkataan Ponari.

Kak Seto mengungkapkan, Ponari bercita-cita menjadi tentara. Karena itu, dia memerlukan jenjang pendidikan yang tinggi. ''Nanti kami bicarakan dengan Pak Bupati, untuk bersama-sama mencari solusi terbaik bagi Ponari dan para pengunjung," paparnya.

Seusai dari kediaman Ponari, rombongan Kak Seto diterima oleh Bupati Jombang Suyanto kemarin. Sayangnya, alih-alih memberi solusi konstruktif, Seto malah mengusulkan sesuatu yang justru memelihara sikap tidak rasional warga yang datang ke Ponari

Pencipta karakter Si Komo itu mengusulkan semacam tandon air, yang dilengkapi instalasi untuk mengalirkan air ke beberapa tempat di area lokasi praktik. Instalasi itu dihubungkan dengan pipa paralon dan dikucurkan dengan kran. Setiap hari tandon itu diisi air. Kemudian, Ponari mencelupkan batu miliknya ke dalam air tandon. Dengan demikian, pengunjung dapat leluasa mengambil air dari tandon melalui kran-kran yang ada.

Selain mengusulkan dibangunnya instalasi ''air sakti'' model PDAM itu, Kak Seto usul agar waktu pengobatan dibatasi. Yakni, Ponari hanya mengobati pada pukul 15.00 hingga pukul 17.00. Dia pun bisa sekolah dan bermain pada siangnya. Dengan demikian, waktu dan tenaga Ponari tidak terlalu difokuskan untuk melakukan pengobatan alternatif itu.

Setali tiga uang, Bupati Suyanto tanpa banyak berpikir langsung berjanji mempertimbangkan kedua usul Kak Seto. Termasuk membangun instalasi air yang dimaksud. ''Saya kira tidak akan memerlukan waktu lama untuk merealisasikan usul itu," ungkap Suyanto. (doy/yr/jpnn/kim)

Sumber: Jawapos.com

Zulhamli Alhamidi Yang Saya Kenal

Assalamu’alaikum wr.wb,
Saya dapat tulisan di bawah ini dari blog orang lain. Kemarin, cukup banyak orang muncul dan merasa sudah dapat amunisi untuk menghujat PKS dan demokrasi sekaligus. Jadi untuk sementara, ini menjadi bahan terhangat di media selama beberapa hari. Juga di dunia blog, ternyata. Sebagian dari komentar saya hapus dari blog karena saya anggap terlalu berlebihan dalam hujatannya.
Presiden PKS Tifatul Sembiring sudah menyatakan di media (silahkan cari) bahwa Zulhamli diberikan pilihan mundur atau dipecat dari PKS. Dan dia sudah mengundurkan diri. Setelah membaca berita yang lebih lengkap, ternyata dia tidak sendirian masuk ke tempat pijit resmi, tetapi bersama rombongan sesama anggota DPRD dari berbagai partai.
Di tempat itu, katanya, laki dan perempuan terpisah sehingga anggota dewan sering berkunjung ke sana, dan bahkan ada yang suka membawa isterinya sekaligus.
Saat polisi melakukan razia, tinggal Zulhamli sendirian, dalam keadaan tidur. Anggota lain dari partai lain sudah pergi duluan. (Untung sekali abgi mereka – nama2 mereka tidak ikut masuk koran!)
Tempat pijitnya bukan ”tempat mesum” tetapi tempat formal, di mana karyawan berseragam, dan berlisensi, dan laki dan perempuan terpisah. Saya juga belum baca penjelasan kenapa Zulhamli mau dipijit sama perempuan padahal sebagai seorang ustadz di komunitas situ, bukan suatu hal yang lazim. Kalau benar terjadi seperti itu, semua pengurus PKS yang berkomentar di media sepakat bahwa itu adalah pelanggaran dan tidak dibenarkan. Makanya Zulhamli dipaksakan mundur. Kalau seandainya hal ini, sebagai suatu kejadian nyata, digunakan untuk menhgujat sebuah partai islam, atau demokrasi, secara berlebihan saya kira tidak tepat.
Ini kesalahan perorangan saja, tetapi malah menjadi bahan politik untuk kaum yang ingin menjaga status quo dan menghindari perubahan. Semoga bangsa ini tetap bisa maju dan mendapatkan pemerintah yang bersih, jujur, adil, bijaksana dan terutama taat kepada Allah. Semoga yang berbuat salah bisa bertaubat dan diampuni dosanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb,
Gene

########

Zulhamli Alhamidi Yang Saya Kenal

Posted by: "Mariah Agustina"

Tue Feb 17, 2009 3:59 am (PST)

for everyone…
Sudah belasan tahun saya mengenal sosok dan pribadi Zulhamli Alhamidi tanpa pernah menemukan kesalahannya sedikitpun kecuali satu kali ini saja. Saya prihatin dan bertanya-tanya apakah manusia memang tidak boleh khilaf suatu saat? Tulisan ini saya niatkan dalam rangka memenuhi salah satu hak-hak ukhuwwah beliau sebagai saudara saya sesama muslim.

Uda Zul, begitu panggilan akrabnya di kalangan anak-anak Rohis sejak jadi aktivis da’wah di kampus UNJA. Saya pun sekampus dengan beliau, cuma saya FE 93 sedangkan beliau Fapet 94. Tapi sejak sama-sama ngantor di Fraksi PKS, saya ikut memanggilnya Uda Zul karena memang usia beliau lebih tua 1 tahun dari saya. Saya juga satu majelis ta’lim dengan istri beliau, Mbak Lisa.

Da Zulhamli adalah anggota dewan paling miskin di DPRD Kota Jambi menurut ekspos LHKPN versi BPK tahun 2004 dengan asset pribadi ‘hanya’ Rp.3,5 juta saja (diikuti 3 rekan F-PKS lainnya yang sama-sama termasuk paling miskin, selain mas Hizbullah). Berita itu juga bikin polemik di koran lokal saat itu, karena Uda Zul memang sangat sederhana. Selain masih tinggal numpang di rumah mertua walau sudah punya 2 anak, Da Zul juga punya motor ‘butut’ yang selalu menemaninya ke manapun. Bahkan motor tua milik Da Zul sempat menginspirasi saya untuk bikin puisi (maaf file-nya belum ketemu). Dan motor tuanya itu sempat patah jadi dua saat suatu malam beliau ditabrak oleh pemuda yang sedang ngebut di dalam gang dalam perjalanan beliau menuju tempat Mabit ikhwan.

Ada dua momen yang paling berkesan tentang Da Zul dalam interaksinya dengan saya. Pertama, saat suatu hari saya datang ke Fraksi pagi-pagi dalam keadaan sangat lapar dan lemah karena tidak makan malam dan belum pula sarapan padahal saya sedang hamil. Dalam keadaan pusing dan gemetar karena benar-benar tak sanggup berdiri dan melangkah kuatir mendadak pingsan, Uda Zul tiba-tiba muncul di Fraksi. Saya sempat sungkan dan malu ingin meminta tolong Uda Zul memesan makanan ke kantin, tetapi pandangan mata saya sudah mulai agak gelap. Akhirnya dengan suara agak pelan, terucap juga permintaan tolong itu ke Da Zul. Saya pikir kalau saya akhirnya pingsan, bukankah Da Zul juga yang repot? Saya sangat merasa kurang sopan menyuruh seorang bapak dua anak, apalagi dengan level kaderisasi lebih tinggi dari saya, melakukan hal sepele seperti beli sesuatu ke kantin. Tapi alhamdulillah Da Zul benar-benar membantu saya pagi itu.
Yang kedua, saat polemik Pansus Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Penerapan PP.41/2007 di mana saya dipercaya menjadi Ketua Pansus di DPRD Kota Jambi. Posisi saya sangat sulit waktu itu, dilematis. Kesediaan Da Zul menjadi juru bicara Pansus, membacakan hasil kesimpulan Pansus di Rapat Paripurna walaupun berbeda pendapat dengan sikap akhir (stemmotivering) Fraksi PKS, sangat saya hargai. Pansus maunya ada penghematan anggaran melalui perampingan dinas sehingga sepakat dengan 9 Dinas saja dari Formasi 13 Dinas yang ada. Tetapi PKS pada menit-menit terakhir setelah masa lobi yang cukup alot, justru fix di formasi 14 Dinas mengikuti Golkar sebagai rekan koalisi Pilwako saat itu. Saya dan Da Zul sebetulnya utusan Fraksi yang tidak terlalu sepakat dengan hasil kesimpulan Pansus, tetapi toh khalayak juga taulah sikap pribadi kami tentu berafiliasi ke sikap akhir Fraksi PKS.

Beliau sosok yang pendiam, hanya bicara jika perlu saja. Dia orang yang sensitif, mudah tergugah hati. Da Zul pernah pingsan dalam suatu muhasabah sewaktu ada Dauroh Aleg PKS di Bengkulu. Da Zul juga pernah tiba-tiba menangis saat pidato membacakan Pandangan Umum Fraksi PKS saat santer menolak rehab gedung DPRD yang bakal menghabiskan dana APBD belasan miliar rupiah. Dan sehari setelah musibah dirinya dirazia di panti pijat itu, Da Zul juga 2 kali pingsan sebelum akhirnya datang ke DPW PKS Jambi untuk menghadapi konfrensi pers, lalu menyatakan mundur dari DPRD Kota Jambi sekaligus mundur dari pencalegannya di Dapil Jambi Timur-Pelayangan.
Jabatan terakhir Da Zul di DPRD Kota Jambi selain beliau adalah Wakil Ketua Fraksi PKS, beliau akhir Desember 2008 kemarin baru menyelesaikan tugasnya sebagai Wakil Ketua Komisi B. Di struktur partai, beliau adalah salah seorang Ketua Bidang di DPW. Beliau juga aktif di berbagai kegiatan di DPD dan DPC.

Saya tidak melihat ada gaya hidup yang berubah signifikan setelah Da Zul menjadi Aleg. Hingga saat ini beliau dan keluarganya masih ngontrak rumah sederhana di Talang Banjar (karena ada tuntutan Aleg PKS harus tinggal di Dapilnya). Di rumahnya pun tidak ada barang mewah. Selain motor tuanya itu, hanya tampak satu lemari penuh buku, televisi di ruang keluarga, room set anak-anak dan seperangkat kompor gas di dapur si ummi. Tidak ada sofa di sana, boro-boro koleksi keramik mewah!! Tamu yang datang terpaksa duduk lesehan di atas karpet sederhana. Kalaupun Da Zul sesekali bawa mobil Carry edisi lama, itu sebetulnya mobil milik mertuanya, kadang-kadang dipakai untuk menjemput anak-anaknya: Ainun, Ahmad dan si kecil Aziz.

Uda Zul memang sangat gemar olahraga Badminton seperti bapak-bapak anggota dewan yang lain. Kantor kami memang punya gedung olahraga sendiri, sehingga keluarga besar DPRD Kota bisa leluasa memanfaatkan waktu luang di situ. Di kantor, teman-teman Fraksi lain mengakui Da Zul cukup lihay main bulu tangkis ini. Mungkin saking semangat, badan Uda Zul sering pegal-pegal, saya yakin bapak-bapak sparing partner dia juga begitu jika terlalu menguras energi. Diakui oleh rekan-rekan sejawat, kalau pegal mereka kadang mampir rame-rame ke Panti Pijat Sehat Bersih yang lokasinya cukup dekat dari kantor dan memang punya izin operasional resmi dari Pemerintah Kota. Bahkan sesekali bapak-bapak itu bawa istri mereka sekedar pijat refleksi karena memang pengunjung laki-laki dan perempuan dibedakan tempat dan petugas yang melayaninya, harus sama-sama laki-laki atau sama-sama perempuan (Itulah yang saya heran mengapa pada kasus Da Zul koq justru petugasnya lain jenis? Menurut wartawan yang ikut Razia tetapi tidak ikut menjelek-jelekkan Aleg PKS di media, ada kemungkinan razia itu direkayasa. Tapi maaf saya tidak ingin buka di sini karena kuatir pencemaran nama baik pihak tertentu).

Yach… siapa sangka hobby berolahraga ini justru menjadi sandungan di belakang hari. Mungkin Allah ingin mengingatkan bahwa ada tupoksi Aleg yang lebih penting daripada sekedar riyadhoh. Wallohu a’lam.
Yang pasti, kinerja dan keikhlasan Uda Zul dalam beramal jauh lebih baik dibandingkan saya. Apa yang telah terjadi atas Da Zul adalah pertanda Allah masih sayang sama beliau, Allah mungkin sedang mempersiapkan rencana yang lebih baik untuk beliau dan keluarganya.
Tetapi terus terang kami di Fraksi belum siap kehilangan… Seseorang yang pergi begitu saja karena media lokal, nasional, cetak, elektronik, bahkan internet secara sistematis telah terlanjur membunuh karirnya tanpa ampun sampai beliau sangat malu dan tak punya muka lagi untuk sekedar datang ke kantor. Padahal tidak ada Perda dan aturan KUHP / KUHAP yang beliau langgar saat peristiwa di Panti Pijat itu. Beliau sedang pijat tradisional di tempat resmi dan petugas resmi, tidak ada asumsi razia yang dia langgar tapi Satpol PP dan Poltabes – dengan alasan mengamankan Pejabat Daerah – telah menggiring publik menuduh dia berbuat mesum dengan pemijat. Astaghfirullah… Kasihan Uda Zul. Sebagai kader Partai Da’wah, Dewan Syari’ah PKS lebih berhak menilai sejauh mana kesalahan beliau. Dan inisiatif pengunduran diri dari DPRD maupun dari pencalegannya di Pemilu 2009 adalah sebuah inisiatif yang patut dihormati. Bahkan itu sebetulnya masih terlalu berlebihan.

Kali terakhir saya bertemu dengan Uda Zul di DPRD – subhanalloh saya rasanya mau nangis lagi… - kami berlima duduk bersama di Fraksi PKS di Lantai 2, ngumpul saja karena Jum’at pagi itu tidak ada agenda rapat. Bang Dede sedang ngonsep Pandangan Umum RPJP di laptop, Mas Hiz baca koran, saya baca majalah Ghoib buat persiapan ngisi Rohis sejam lagi, sedangkan Bang Zay seingat saya baca printout PP.8/2008. Lalu Uda Zul? Dia serius memperhatikan HP-nya menyetel tilawah Qur’an (kalo gak salah, surat Al.Anfaal, taujih robbani yang paling mengena jelang Pemilu 2009). Murottal itu distel Da Zul agak keras sehingga saya yakin terdengar dari lantai bawah ruang Fraksi. Dan kami berlima cukup lama saling diam menyimak ayat-ayat Allah di sela kegiatan masing-masing, sampai menjelang jam 11 siang saya pamit duluan mau ke SMA 5….
Ah, Da Zul!! Ketika saya menjenguk ke rumahnya pasca pemberitaan itu untuk bertemu dengan istrinya (Mbak Lisa), hanya sekilas saya lihat Da Zul membukakan pintu untuk kami. Selebihnya, beliau lebih memilih masuk ke dalam. Hanya ada Mbak Lisa dan anak-anak yang menyambut kami dengan sejuta kesabaran di antara suara tertahan dan sesak di dadanya. Sementara mereka tegar, kami yang memandangi malah menangis. Sama seperti Da Zul, saya juga sudah belasan tahun mengenal Mbak Lisa sejak di Kampus, kami seangkatan 93. Selain dikenal sangat sabar dan pendiam, istri Da Zul juga seorang pekerja keras. Beliau guru SD Islam Terpadu Nurul Ilmi. Bayangkan bagaimana Mbak Lisa harus menghadapi ratusan wali murid yang bertanya-tanya tentang kejadian itu. Sementara anak-anak bertanya, “Ummi… Mengapa Abi tidak ngantor?”

Kasus razia panti pijat itu pahit banget yak!! Tidak terbayang kalau dalam sisa masa jabatan yang tinggal sekitar 5 bulan ini mendadak harus menghadapi drama voting di ruang Paripurna, sementara suara PKS kurang 1 orang… Walaupun saat ini isu pemecatan Kepala Satpol PP akibat salah ringkus di razia itu sudah disepakati oleh semua Fraksi di DPRD Kota Jambi (di sini total ada 40 kursi), kecuali Fraksi PKS memilih abstain untuk menjaga objektivitas. Saya masih tidak habis pikir, bukankah istri Kepala Satpol PP itu juga seorang akhwat PKS? Ah, otak saya masih bebal membaca situasi politis terselubung di balik penangkapan berdalih pengamanan Pejabat itu. Tapi semua respon dan dukungan dari internal DPRD Kota Jambi tidak akan mengembalikan kehidupan Da Zul seperti sedia kala. Mungkin butuh bertahun-tahun untuk pulih, entahlah.

Saya ingin katakan bahwa mungkin Uda Zul bersalah secara syari'ah (baca: berdosa) dan kasus ini sudah diambil alih DPP. Tetapi tidak layak kita ikut-ikutan memojokkan beliau. Dalam hearing Komisi A sepekan setelah kejadian itu, saya katakan kepada perwakilan Poltabes, Satpol PP, dan rombongan wartawan PWI yang hadir, "Al insaan makaanul khotho' wa khoiru khothoo-ihaa at tawwabiin." (Manusia adalah tempat berbuat salah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang mau bertaubat).

Sebagai sesama muslim, beliau adalah saudara kita yang punya hak-hak ukhuwwah dan harus kita tunaikan. Cukuplah beban vonis sosial yang ditanggungnya. Ingatlah istri dan anak-anak serta keluarga besar beliau ikut menanggung apa yang dirasakan Uda Zul. Sementara apa yang sudah kita lakukan hari-hari ini? Apakah memang kita merasa lebih baik akhlaqnya dibanding beliau? (Terutama untuk saya pribadi dan 1112 Aleg PKS se-Indonesia, kiranya lebih berhati-hati terhadap potensi jebakan dari lawan-lawan politik)
Wallohu a'lam.

Sumber: pur76.multiply.com

18 February, 2009

Sutradara Chaerul Umam: Ada Bau Liberalisme di Film PBS

Thursday, 12 February 2009 18:46

Awas, ada propaganda paham liberal yang menyusup dalam dunia perfilman. Demikian ujar sutradara Chaerul Umam mengomentari film Perempuan Berkalung Sorban (PBS)
Hidayatullah.com--Film Perempuan Berkalung Sorban (PBS) tak hanya menuai kritik di kalangan ulama dan umat Islam. Tak urung, kalangan sineas sendiri ikut-ikut gerah. Kritik datang langsung dari Chaerul Umam, mengatakan. Fim PBS tidak hanya melecehkan Islam, namun juga mengandung unsur propaganda politik.

"Film tersebut mengandung propaganda politik. Bagaimana tidak, dunia pesantren dicitrakan sangat buruk. Dan secara tidak langsung, seluruh pesantren memiliki kultur demikian," ungkap Chaerul kepada www.hidayatullah.com.
Chaerul menyayangkan, banyak siaran talkshow sebagaimana acara debat yang difasilitasi stasitun TV one baru-baru ini yang menghadirkan Hanung Bramantyo sang sutradara.
Menurutnya, hal itu hanya akan memberikan kesempatan kepadanya untuk ber-hujjah (berpendapat) dan bersilat lidah. Dengan demikian, dia dapat menyakinkan masyarakat. Padahal, dalam dunia seni hal tersebut tidak boleh dilakukan.
"Seharusnya yang membedah kontroversi itu adalah pihak lain, baik yang kontra maupun yang pro. Namun bukan dari pihak Hanung sebab, itu setali tiga uang. Celoteh nya pasti tidak cover both side," tuturnya.

Sebagai seorang sutradara senior, Chaerul mengetahui ketidakseimbangan (unbalance) dalam film tersebut. Bagimana kisah buruk kiyai dan pesantren yang di-blow up secara sepihak. Sedangkan pesantren dan kiyai yang bagus tidak disentuh.
Chaerul tidak hanya setuju dengan keputusan MUI yang menyuruh agar film tersebut ditarik dan direvisi, lebih keras lagi, Chaerul juga beranggapan bahwa film tersebut sudah tidak layak lagi direvisi.

"Untuk apa film PBS ditarik dan direvisi, film tersebut dibuang saja, tidak ada yang perlu direvisi,"tuturnya. Kecuali, jika Hanung mau menampilkan realitas pesantren secara jujur dan equal (setara), maka film tersebut bisa direvisi. "Itupun sangat banyak sebab, terlalu banyak kesalahan," imbuhnya.
Menurutnya, banyak adegan yang cukup menyulut kemarahan masyarakat dalam film tersebut. Dalam film itu banyak adegan yang jahili. Bahkan mengadopsi gaya-gaya Kristiani. Seperti, Annisa tokoh utama (PBS) yang mengajak Khudori bekas pacarnya untuk berzina di kandang kuda. Belum sempat kejadian itu terlaksana karena Khudori menolak sudah keburu ketangkap basah. Kemudian ditangkap dan disuruh dirajam. Hanya dengan bukti jilbab yang dicopot rajam pun dilakukan.
"Di adegan ini, secara fiqhiyah saja sudah salah. Namun, rajam tetap dilakukan," tutur Chaerul. Tidak hanya itu, ibu Annisa menghalang-halangi. Dia membolehkan, asal si pelempar bersih tidak memiliki dosa. Bukankah ini cerita Kristen seperti Makdalena yang yang mau dirajam. Tiba-tiba datang Yesus yang kemudian membolehkan rajam asal si perajam tidak berdosa?.
Dari bukti-bukti inilah, menurut Chaerul, sebenarnya film PBS termasuk dalam pelecehan agama. Dan bisa dibawa ke pengadilan dengan dalih penistaan agama.
Menurutnya, dalam hal ini, MUI harus menjadi mediator ke pengadilan. Sebab, jika pencegahan tersebut tidak cepat dilakukan, maka ditakutkan respon masyarakat akan bergerak.

Selain pembuat film, menurut Chaerul, yang paling bertanggung jawab adalah LSF. Sebab, lembaga ini telah meloloskan PBS.
Propaganda paham Liberal
Ketika ditanya bagaimana caranya agar insan perfileman tetap kreatif tanpa harus tergelincir masalah sensitif, seperti masalah SARA. Menurutnya, sebenarnya, hal itu tidak akan terjadi jika para sineas jujur dalam membuat film tanpa ada propaganda terselubung. Dan hal itu tidak akan mematikan insan film dalam berkreasi. Menurut Chaerul, tolok ukurnya cukup sederhana, yakni bisa mengangkat masalah apa saja asal solusinya baik.
"Yang jelas, adegan dan solusinya Islami. Jangan adegannya islami namun solusi jahili, kemudian dikatakan film religi, " jelasnya.
Seperti adegan perzinahan dan kemesraan diadegankan secara vulgar. Padahal hal tersebut sangat berbahaya.
"Masalah sentuhan saja sudah dipermasalahkan dalam masyarakat, apalagi pemerkosaan," katanya. Secara sepintas ia menilai, Hanung sengaja ingin meniru-niru Barat dalam membuat film.

Padahal masyarakar sekuler beda dengan Indonesia yang agamis. "Di Barat, agama adalah agama, sedangkan film adalah film," tegas Chaerul.
Chaerul beranggapan bahwa virus liberalisme, terutama dalam hal bisnis yang menghalalkan segala cara telah memasuki dunia perfilman nasional sekarang ini. Untuk mendapat banyak simpati dan untung tinggi, mereka melakukan beragam cara. Salah satunya liberalisasi film.
Chaerul Umam menyarankan, agar pembuat film harus membawa penasihat. Setidaknya, sebelum proses dan ketika proses ataupun hasilnya harus dikonsultasikan dengan penasihat ahli.
Sebagaimana diketahui, Chaerul Umam mulai dicatat sebagai sutradara yang baik lewat film "Al Kautsar", tahun 1977, produksi PT Sippang Jaya Film, dan "Titian Serambut Dibelah Tujuh". [ans/hidayatullah.com]

Sumber: Hidayatullah.com

16 February, 2009

Hilang

Assalamu'alaikum wr wb,

Maaf tidak ada info baru untuk satu minggu. Internet mati di rumah dari rabu tgl 11 Feb kemarin. Server rusak lagi. Setelah itu, saya keluar kota dari Jumat s/d Minggu, jadi juga tidak ada waktu untuk bikin post baru. Karena tidak online selama 1 minggu ada lebih dari 400 email di inbox. Sebagian perlu dibaca dengan teliti, dan sebagian lain perlu dibalas. Maaf kalau ada yang kirim email dan belum dibalas.
Saya baru baca sebagian dari komentar tapi tdk ada waktu untuk balas pada saat ini. Masih ada banyak kerjaan yang lain.
Server masih rusak, jadi internet masih belum sambung lagi di rumah. (Ini di kantor teman cek email.)
Insya Allah pada akhir minggu ini bisa online lagi.
Maaf semua,
Wassalamu'alaikum wr wb

Gene

10 February, 2009

Korban Kebakaran Australia Meningkat

By Republika Newsroom
Senin, 09 Februari 2009 pukul 21:44:00

Jumlah mereka yang tewas dalam kebakaran hutan di Australia mencapai 135 orang [sekarang 171 orang] di negara bagian Victoria, dengan jumlahnya masih bisa meningkat.Polisi memperkirakan beberapa kebakaran itu dimulai secara sengaja, tindakan yang disebut Perdana Menteri Kevin Rudd sebagai "pembunuhan massal."

Mereka yang selamat menceritakan kembali bagaimana mereka harus melarikan diri dari dinding api.Beberapa orang meninggal di dalam mobil mereka ketika mencoba mengungsi dari kebakaran.Beberapa kota di daerah pedesaan di negara bagian Victoria ini musnah dilalap api.

Polisi telah menutup sejumlah besar daerah ini sebagai daerah tindak kejahatan, seluas kira-kira 3 ribu kilometer persegi.
Suhu udara menurun, dan kondisi membaik hari Senin, sehingga membantu belasan ribu petugas pemadam kebakaran, yang dibantu tentara, guna menguasai api. 

Namun menurut pihak berwenang, masih ada sekitar 30 lokasi kebakaran di Victoria, yang mengancam beberapa komunitas.Di dua negara bagian lain, New South Wales dan South Australia - juga terjadi kebakaran namun lokasinya berhasil dibatasi, dan jauh dari daerah pemukiman.

Panas seperti tungku api
Berbagai cerita mengharukan muncul dari daerah bencana.Wartawan BBC Nick Bryant yang berada di pusat pertolongan di Whittlesea dekat kota Kinglake yang paling parah terkena - mengatakan bahwa warga yang selamat menggambarkan betapa dahsyatnya tragedi yang mereka alami.Mereka menggambarkan jalan-jalan yang dikepung oleh pohon - pohon eucalyptus yang terbakar.

Banyak warga bercerita tentang mobil mereka yang terbakar akibat suhu udara sepanas tungku api.Mereka menyangka masih punya waktu beberapa jam untuk meninggalkan rumah mereka, ternyata dalam hitungan menit api sudah sampai.
Seorang warga mengatakan dia nyaris tidak bisa bereaksi karena begitu cepatnya kobaran api tiba.

Banyak orang datang ke pusat penampungan ini untuk mencari bantuan dan mencari tahu tentang saudara mereka yang hilang.Banyak warga yang kehilangan hampir semua barang-barang mereka, dan hanya menyisakan pakaian yang mereka kenakan.

Emosional
Perdana Menteri Australia Kevin Rudd mengumumkan paket bantuan senilai 10 juta dolar Australia.Dia mengatakan bantuan dana tunai akan diberikan kepada korban, dan mengatakan militer akan dikerahkan untuk membantu.Kevin Rudd yang tampak emosional menggambarkan jumlah yang tewas sebagai angka mengerikan dan memperingatkan jumlahnya masih akan meningkat.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan ada yang secara sengaja menyulut kekabaran tersebut, Rudd mengatakan "tidak ada kata-kata yang tepat untuk menggambarkan ini kecuali ini adalah pembunuhan massal."Sidang parlemen Australia telah ditunda untuk memperingati apa yang disebut oleh Wakil Perdana Menteri Julia Gillard sebagai "salah satu hari tergelap dalam sejarah Australia." bbc/kp

Sumber:Republik.co.id

09 February, 2009

SD Islam Yg Tidak memperhatikan Kualitas

[email dari orang tua di milis pendidikan]

Dear all,
Saya orang tua murid kelas-1 yg anaknya bersekolah di salah satu SD swasta Islam di Bandung Timur. Ijinkan saya untuk menumpahkan uneg-uneg di milis ini. Kebetulan saya mengenal nama seorang guru SD (wakil KepSek) tersebut di milis ini.

Ada beberapa hal yg mau saya ungkapkan :1. Sering terjadinya guru yg mengundurkan diri. Dan tahun 2008 lalu ada 5 guru yg keluar. Alasannya sangat membuat hati saya sedih yaitu gaji yg sangat kecil. Bayangkan ada Yayasan yg "tega" menggaji seorang guru dg gaji dibawah Rp.500 ribu perbulan ? Dan mayoritas guru-gurunya digaji dibawah 1 juta/bulan. Tolong yaa pak disampaikan ke ketua Yayasannya, utk memperhatikan kualitas pengajaran dg memberikan gaji yg layak !!! Kemana tuh pak uang yg cukup besar mengalir masuk ditiap tahun ajaran baru ? Belum lagi SPP nya yg sangat besar ? Kenapa Ketua Yayasannya tidak memperhatikan mutu pengajaran dg memberi gaji yg layak kpd guru-guru ???

2. Akibat banyaknya guru yg mengundurkan diri, sekolah jadi "limbung". Dan hebatnya lagi, sampai minggu kedua diawal tahun ajaran baru, guru pengganti belum ada. Bayangkan sebuah sekolah swasta yg bayarannya "mahal" sampai minggu kedua Proses Belajar Mengajar belum bisa berjalan normal ! Banyak guru senior yg merangkap utk mengajar karena guru pengganti belum ada. Baru pd minggu ketiga masuk guru pengganti. Tolong hal ini jg disampaikan yaa pak ke Ketua Yayasannya.

3. Ini yg lebih dasyat lagi. Guru-guru baru tersebut akhirnya ditugaskan utk menjadi guru wali kelas di kelas-1. Selain mjd guru wali, guru-guru baru tsb juga diberikan beban utk mengajar hampir semua mata pelajaran. Bayangkan, anak-anak yg masih kelas-1 diajar oleh guru-guru yg belum berpengalaman mengajar di kelas-1. Kenapa bukan guru senior yg mengajar di kelas-1 ? Bukankah anak kelas 1 SD memerlukan sentuhan yg lebih dibandingkan anak-anak kelas atas ?

4. Guru-guru baru itu membawa anaknya yg masih bayi ke kelas. Di satu sisi saya iba melihat seorang ibu mengajar di depan kelas sambil menyusui anaknya. Atau sering kali harus meninggalkan kelas karena anaknya menangis diluar. Seharusnya guru-guru spt ini jangan dijadikan guru wali utk anak kelas-1. Kenapa tidak diberikan utk kelas yg lebih tinggi !!!

5. Tidak adanya proses transfer pengalaman dari guru senior kpd guru baru. Kami para ortu di kelas-1 bisa melihat begitu banyak kejadian dimana guru-guru baru yg belum berpengalaman mengajar anak SD kelas-1 dilepas begitu saja !!! Begitu jg pd saat acara Camping, terjadi kekacauan dilapangan akibat tidak adanya kekompakan team sesama guru.

Dan masih banyak banyak lagi uneg-uneg yg mau saya sampaikan disini seperti misalnya tidak ada koordinasi guru di sekolah, pengawasan makan siang, baju seragam, buku, dll. Insya Allah akan saya tulis lagi berbagai uneg-uneg saya tersebut.

Mohon uneg-uneg saya tersebut ditindaklanjuti oleh Ketua Yayasan dan Kepala Sekolahnya. Saya akan pantau adakah tindaklanjutnya. Jika tidak ada tindak lanjutnya akan saya sebutkan nama SD tersebut di milis ini dan milis-milis lainnya. Terus terang, hampir 80% ortu kelas-1 kecewa dg keadaan SD tsb. Uang masuknya lumayan mahal lho. Dan mereka yg kecewa ini menyatakan tidak mau memasukkan anak-anaknya yg lain ke SD tsb. Silahkan buat survey kpd ortu utk kelas-1, insya Allah mereka menyatakan KECEWA dg kondisi SD ini. Dan mungkin ortu di kelas atas jg kecewa. Saya tantang anda utk membuat survey ini kpd ortu.

Terima kasih,
Cici

Kontroversi Film Perempuan Berkalung Sorban



Jumat, 06/02/2009 17:46 WIB
Musdah Mulia: Tak Perlu Ditarik, Jangan Gampang Marah Kalau Dikritik
Niken Widya Yunita - detikNews

Jakarta - Staf ahli Departemen Agama Siti Musdah Mulia tidak setuju dengan seruan boikot Film Perempuan Berkalung Sorban. Ia menilai film itu justru mengungkapkan realitas penindasan terhadap perempuan dengan mengatasnamakan agama. Musdah menilai film itu tidak perlu ditarik dari peredaran.

"Saya membenarkan film ini mengangkat realitas. Dalam prakteknya seperti itu, sebagai umat Islam kita tidak suka agama kita membelenggu perempuan, ketinggalan zaman. Tapi pada kenyataannya memang masih banyak yang seperti itu," jelas dosen UIN Syarief Hidayatullah saat diminta tanggapannya, Jumat (6/2/2009). 

Musdah mengimbau umat Islam sebaiknya tidak gampang marah bila mendapat kritik atas praktek diskriminasi perempuan yang mengatasnamakan agama. Umat Islam harus jujur dan mengakui selama ini memang ada tokoh agama atau ulama yang sering mengajarkan pandangan yang salah tentang hak dan kewajiban perempuan Islam. 

 
"Film ini melawan pandangan salah yang selama ini ada di masyarakat, seperti ajaran melarang perempuan keluar rumah. Dulunya memang banyak yang seperti itu. Jadi jangan marah kalau dikritik," tegas perempuan Indonesia pertama yang meraih gelar doktor di bidang pemikiran politik Islam ini. 

Musdah menilai film yang diangkat dari novel karya Abidah Al Khalieqy ini tidak perlu ditarik dari peredaran. "Nggak perlu ditarik, kalau film ini dilarang, film Islam lainnya juga. Kalau diberikan satu warna masyarakat tidak punya alternatif. Islam itu berwarna-warni," pungkasnya.

Perempuan Berkalung Sorban menceritakan perlawanan Anissa, seorang santriwati terhadap pengekangan perempuan di pesantren. Dalam film itu, Annisa berkata Islam tidak adil terhadap perempuan. Film menampilkan diskriminasi terhadap perempuan yang dilakukan ulama dengan dalih agama, seperti perempuan tidak boleh jadi pemimpin, perempuan tidak boleh naik kuda, perempuan tidak perlu berpendapat dan perempuan tidak boleh keluar rumah tanpa disertai muhrimnya. Setting film ini rentang tahun 1980-an hingga 1998.

Imam besar masjid Istiqlal Ali Mustafa Yakub menilai film itu mencitrakan Islam sangat buruk dan telah melakukan fitnah terhadap pesantren. Ia menyerukan agar film itu tidak ditonton alias diboikot.

(nik/iy)

Sumber: Detiknews.com

05 February, 2009

Jam sekolah baru gagal mengatasi kemacetan

Kamis, 05/02/2009 09:45 WIB
Dishub DKI: Jam Masuk Sekolah Hanya Mengurai Macet, Bukan Menghilangkan
Aprizal Rahmatullah – detikNews

Jakarta - Peraturan Gubernur (Pergub) tentang jam masuk sekolah yang dimajukan menjadi pukul 06.30 WIB tidak banyak mempengaruhi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Peraturan yang mulai diterapkan sejak 5 Januari 2009 lalu ini dianggap tidak berhasil mengatasi macet.

"Ya kita kan hanya mengurai (macet)," alasan Wakil Kadishub DKI Jakarta Riza Hashim pada detikcom, Kamis (4/2/2009).

Riza menuturkan, kebijakan Pemprov DKI Jakarta memajukan jam sekolah dari pukul 07.00 WIB menjadi pukul 06.30 WIB bertujuan untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta bukan untuk menghilangkannya. Menghilangkan kemacetan di Ibukota adalah hal yang sangat tidak mungkin. 

"Kalau menghilangkan macet susahlah, kalau ada yang bisa saya tantang itu," tambahnya.

Komnas Perlindungan Anak (PA) pimpinan Kak Seto pada Rabu kemarin menyatakan, kebijakan masuk sekolah pukul 06.30 WIB belum efektif dan justru membuat para siswa stres. Komnas menerima sekitar 500 surat pengaduan dari para siswa yang mengaku tertekan.  

Sumber: detiknews.com

########

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Sebelum dimulai, sudah banyak pihak yang merasa yakin bahwa kebijakan ini tidak akan membantu dalam mengatasi kemacetan, dan hanya akan menjadi beban untuk anak sekolah. Sekarang sudah terbukti. 
Pada saat negara ini mengalami berbagai macam masalah yang belum tuntas dari zaman dulu, Gubenur Fauzi Bowo dan Wagub Priyanto masih ingin bermain-main dan melakukan esperimen terhadap warga kota. 
Sebelum kebijakan ini dibuat, sudah jelas bahwa tidak ada landasan riset yang membuktikan manfaatnya terhadap kemacetan. Dan beberapa pihak kuatir hanya akan menjadi gangguan terhadap anak sekolah yang harus berangkat sekolah lebih pagi. Sebelumnya, sudah ada banyak anak yang berangkat tanpa sarapan karena buru-buru. Dan Pak Gubenur dan Wagub tidak keberatan kalau anak-anak itu harus masuk sekolah lebih cepat lagi, atau dalam kata lain, lebih banyak anak yang menjadi buru-buru dan masuk sekolah tanpa makan. 
Juga pasti lebih banyak anak yang menjadi ngantuk di sekolah dan tidak belajar dengan baik. Kalau dalam beberapa bulan mendatang, nilai Ujian Negeri bagi semua anak di DKI berkurang, Pak Gubenur pasti tidak mau disalahkan juga dan malah akan menyalahkan anak-anak yang tidak belajar dengan serius (dalam keadaan lapar dan ngantuk).
Yang jelas, tidak ada pengaruh terhadap cucu-cucu Gubenur dan Wagub yang pasti masuk sekolah swasta. Mungkin suatu tindakan yang tepat adalah Pak Gubenur dan Wagub mulai dari diri sendir dan menjadi contoh yang baik, dengan pindahkan semua cucu dan anak dari saudara mereka (dari keluarga besar) ke sekolah negeri, dan wajibkan semua anak itu berangkat ke sekolah naik angkutan umum (bukan naik mobil mewah seperti sekarang, yang hanya bikin jalan macet!)
Sayangnya, Gubenur dan Wagub tidak keberatan melakukan esperimen terhadap warga kota dengan anak sekolah sebagai calon korban. Dan seperti diperkirakan, eksperimen yang terbaru itu sudah gagal. 
Sekarang bagaimana? Apakah mereka akan perintahkan semua sekolah negeri kembali ke jam sekolah yang lama? 
Dan eksperimen apa yang berikut dari mereka yang posisikan warga kota sebagai korban?

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

Aplikasi iPhone Ciptaan Bocah 9 Tahun Laris Diunduh

(Mana anak Indonesia seperti ini? )

shanti dwi jayanti – detikinet

Singapura - Luar biasa, seorang bocah sembilan tahun telah sukses membuat aplikasi untuk iPhone. Salah satu aplikasi besutannya telah diunduh lebih dari 4 ribu kali dalam waktu dua minggu saja.

Adalah Lim Ding Wen, nama anak jenius yang membuat berbagai aplikasi untuk
smartphone milik Apple tersebut. Salah satu program ciptaan siswa kelas 4 SD tersebut, yakni Doodle Kids, telah diunduh lebih dari 4.000 kali melalui toko iTunes. 

Dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (5/2/2009), awalnya program tersebut ia ciptakan untuk adik-adiknya yang masih balita. Dengan program ini, pengguna dapat menggambar dengan iPhone. Caranya sederhana, pengguna tinggal menggunakan jari untuk menciptakan sebuah gambar, kemudian jika ingin menghapusnya, tinggal goyangkan saja
iPhone. 

Hingga kini, Lim, yang sudah menunjukan ketertarikannya pada komputer sejak usia 2
tahun, telah mampu menggarap sebanyak 20 proyek programming. Selain hobi membaca buku pemrograman, Lim juga rajin mengecek statistik berapa banyak orang yang telah mengunduh programnya, yang dikirimkan iTunes lewat e-mail.

Sepertinya bakat Lim diwarisi dari ayahnya, Lim Thye Chean yang menjadi kepala karyawan divisi teknologi di perusahaan lokal yang bergerak di bidang teknologi. ( sdj / faw )

Sumber: Detikinet.com

Kita Bisa Percaya Pada Berita Dan Info Yang Mana? # 2

Assalamu’alaikum wr.wb.,


Saya hanya terjemahkan yang ada di BBC karena saya kira penting untuk diketahui oleh ummat Islam. (Ternyata ada beberapa yang protes). Baik benar maupun salah informasinya, kita perlu tahu apa yang dikatakan dunia tentang Islam dan komunitas yang beragama Islam. 

Membuktikan Taliban tidak bersalah kayanya tidak mungkin. Mendapat kepastian 100% bahwa mereka bersalah juga kayanya tidak mungkin. Dan kalau saya ke sana sendiri, setelah kembali dan lapor di sini bahwa mereka memang buruk, banyak yang tidak mau percaya pada saya karena tidak suka beritanya, dan saya pasti dituduh sebagai agen CIA. Dan sebaliknya kalau saya lapor bahwa mereka ibarat malaikat, berita itu pasti disambut gembira dan dipercayai 100% (tanpa ada yang menuduh saya agen CIA).

Sayangnya, ada banyak sekali orang di sini seperti itu. Saya hanya bisa berusaha memberi pencerahan sampai batas kemampuan saya sebagai guru. Kalau banyak yang tidak bisa terima apa yang saya ajarkan, saya hanya bisa bersabar. 

Saya punya banyak sekali berita seperti itu dari manca negara, tetapi jarang sebarkan karena saya tahu kebanyakan orang di sini tidak mau baca dan tidak mau tahu. 

Saya berharap akan datang suatu hari di mana ummat Islam lebih percaya diri dan bisa menerima berita buruk seperti itu dengan lapang dada, tanpa menjadi emosi, dan bisa berdiskusi saja tentang benar/salahnya berita itu. Tidak perlu menghujat atau membakar gedung. Cukup dibahas saja, dan sampaikan pendapat setuju atau tidak setuju. 

Sesudah itu, ummat Islam berada dalam posisi “tahu” apa yang dikatakan dunia. Dan kalau dianggap tidak benar, kita bisa menjelaskan (hak balas) lewat berita, blog, pejabat pemerintah, dll. Sayangnya, banyak orang di sini merasa sangat sensitif dan merasa yakin semua orang Muslim di dunia ibarat malaikat, dan kalau tidak, orang lain tidak boleh tahu. Sayangnya, orang non-Muslim di manca negara sudah tahu duluan, jadi itu memberi kesan bahwa orang Islam lugu atau bodoh karena hanya kitalah yang “tidak tahu”. 

Saya kira ada manfaat yang cukup besar kalau kita tahu berita yang baik dan buruk tentang Islam dari luar negeri. Menolak berita itu kalau negatif bukan solusi. Kita perlu terima dulu, bandingkan dengan sumber info yang lain, dan mempersiapkan diri kalau suatu hari ada kesempatan untuk membahas semuanya dengan orang non-Muslim. 
Kalau saya bawa teman kampus dari Australia ke sini, dan minta kalian berdiskusi dengan dia tentang Islam, mungkin kalian hanya bisa menjelaskan Islam sesuai dengan al Qur’an dan hadits (dan memang itu benar). 
Tetapi kalau dia sudah lama ikuti berita seperti yang saya kirim kemarin (Taliban), dan mulai bertanya2 tentang berbagai kejadian di dunia, dengan harapan kalian bisa menjawab, mungkin kebanyakan orang hanya bisa “menolak” saja dan katakan “Itu tidak benar. Propaganda. Tidak mungkin.”

Kalau dia kurang percaya, dan minta bukti, anda tetap tidak bisa memberikan laporan berita yang bertentangan, jadi yang ada hanya pendapat semata. Lalu, dia tidak bakalan terima, dan dia akan pulang dengan kesan orang Islam awam sekali tentang dunia, dan tidak jujur untuk mengakui apa yang terjadi. Dan karena itu, dia tidak akan tertarik pada Islam.

Jangankan dengan orang barat yang kafir, saya yakin kebanyakan orang tidak bakalan bisa berdebat dengan saya tentang Islam (kalau saya ambil posisi anti-Islam, ibaratnya orang kafir). Di sini, banyak orang belum memahami Islam secara keseluruhan dan tidak melihat Islam seperti apa di manca negara. Jadi kalau orang barat sudah tahu, dan dia bertemu dengan orang Indonesia yang Muslim, yang sering terjadi adalah orang Islam di sini tidak sanggup menjelaskan Islam dengan cara yang memuaskan bagi si bule, dan juga tidak sanggup menjawab semua pertanyaannya karena terlalu sulit. 

Kalau hal seperti itu terjadi, sering ada yang telfon saya dan minta tolong. 
Halangan pertama memang bahasa. Tetapi orang Indonesia yang lancar dalam bahasa Inggris tetapi tidak bisa menjelaskan Islam, dan kalau bisa, tidak bisa menjawab pertanyaan susulan (seperti Taliban, Nabi menikah dengan banyak wanita, sunatan wanita di Afrika, perbudakan yang masih terjadi, dan lain-lain). 
Jadi, untuk maju sebagai sebuah ummat, kita tidak perlu takut untuk menghadapi berita buruk karena kita sudah jelas dalam kebenaran. Tetapi karena banyak orang merasa sensitif, emosi, dan tidak terbiasa berdebat, yang terjadi adalah orang cepat naik darah, menolak berita dengan keras, menghujat orang yang bicara, dan kemudian mencari gedung yang bisa dibakar. Lalu citra ummat Islam turun lagi di mata dunia.

Insya Allah akan segera datang suatu hari di mana ummat Islam menjadi kaum yang paling maju di dunia, dan Indonesia menjadi superpower tunggal. Heheh. Saya berharap akan ada harinya di mana orang Amerika mengirim anaknya ke sini untuk kuliah supaya menjadi orang paling hebat dan mulia di dunia. Kayanya masih lama hari itu…

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

Ingin Punya Bayi Lebih Tinggi? Berjemur Saja!

Amelia Ayu Kinanti - detikhot

Rabu, 04/02/2009 15:13 WIB

Jakarta Ingin punya anak dengan postur tubuh lebih tinggi dan bertulang kuat. Coba berjemur. Menurut penelitian, berjemur saat hamil bisa membuat calon bayi lebih tinggi.

Sebuah penelitian dilakukan oleh peneliti asa Universitas Bristol, Inggris. Mereka membandingkan bayi-bayi yang lahir di Inggris setiap musimnya. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa bayi yang dikandung di musim panas mempunya struktur tulang lebih kuat dan tinggi.

Salah seorang peneliti, Sally Watson, yang dikutip detikhot dari Telegraph, rabu (4/2/2009) mengungkapkan bahwa sinar ultra violet alami dari mataharilah penyebabnya.

Menurut Sally, harusnya orang-orang tak perlu terlalu khawatir akan kanker kulit akibat sinar matahari. Karena UVA dan UVB dari sinar matahari dapat merangsang produksi vitamin D yang bermanfaat bagi kesehatan tulang.

Dari hasil penelitian, bayi-bayi yang dikandung saat musim panas lebih tinggi beberapa cm dar bayi-bayi yang dikandung di musim minim matahari. Tak hanya itu, saat diperiksa dengan X-ray, tulang mereka lebih kokoh dan kuat.

Jadi jangan takut dengan sinar matahari!
(kee/kee)

Sumber: Detikhot.com

03 February, 2009

Kita Bisa Percaya Pada Berita Dan Info Yang Mana?

Assalamu’alaikum wr.wb., 

      Saya merasa agak sedih dengan sikap sebagian teman-teman yang automatis menolak semua berita yang tidak memberikan kesan baik tentang sebagian orang Islam, terutama kalau berita itu dari barat. Saya tidak mau berdebat panjang lebar tentang ini karena akan makan terlalu banyak waktu. Sebagai seorang guru, saya hanya bisa menyampaikan yang saya pahami dan berharap murid saya (atau teman2 saya) bisa dapat wawasan yang lebih luas, dan ilmu yang belum dimiliki sebelumnya. Kalau murid saya menolak terima ilmu atau informasi yang tidak disenangi, saya tidak bisa paksakan mereka untuk terima. 
      Sudah bertahun2 saya melihat banyak berita dan informasi dari berbagai sumber seperti sudah saya jelaskan sebelum ini. Sebelum dan sesudah saya masuk Islam, informasi tersebut kelihatan sama dan tidak berubah (dari belasan sampai puluhan tahun yang lalu). Saya baca2 online setiap hari dan saya dapatkan info dari puluhan s/d ratusan sumber dalam bahasa Inggris. Tetapi yang kelihatan adalah informasi dari sumber yang bervariasi tetap sama (kurang lebih). Sebagai orang yang insya Allah berpendidikan tinggi, saya dilatih untuk tidak percaya begitu saja pada satu sumber berita/informasi. Perlu dilakukan proses cek dan recek. Wartawan profesional dari manca negara dapat latihan yang sama.
      Memang benar bahwa berita bisa direkayasa, dan itu satu bagian dari perang psikologis (psychological warfare). Tetapi kalau propaganda itu mau digunakan, justru perlu dikontrol dan bisa terbongkar dengan cepat kalau situasi terbuka untuk menghasilkan berbagai sumber informasi yang bisa digunakan untuk melakukan cek dan recek (di luar kontrol kaum yang melakukan propaganda). 
     Hal itu kelihatan sekali pada Perang Iraq dan Perang Gaza kemarin di mana wartawan internasional dilarang masuk wilayah perang. Itu jelas2 usaha untuk mensensor berita dan semua orang yang bijaksana juga tahu. 
Jadi, kalau ada informasi yang berasal dari suatu sumber, dari kantor berita barat, saya merasa sedih kalau beberapa teman di sini langsung menolak dengan alasan tidak suka dan berasal dari barat = pasti rekayasa dan tidak benar. Kalau berita itu hanya dari satu sumber saja dan tidak bisa dicek, memang bisa merupakan rekayasa (psy-warfare). Tetapi selama ini, saya sering lihat info dari kantor berita seperti Reuters, BBC, AP, dll. di mana mereka menyatakan secara terang bahwa mereka sudah berusaha untuk dapat konfirmasi tentang berita X dari lain sumber, tetapi tidak bisa. Jadi kita diberitahu bahwa berita X itu hanya dari satu sumber saja, dan karena itu ada kemungkinan tidak benar. Berarti mereka sendiri yang memberitahu pembaca kalau tidak bisa dapat verifikasi atas berita tersebut. 
     Tetapi kalau sumber info banyak (bukan satu saja), bisa dicek ulang, dan info dianggap kredible, kenapa harus ditolak secara automatis hanya karena kita tidak suka dan berasal dari barat? Justru orang yang bijaksana tidak mau begitu karena dengan demikian dia akan tertutup pada kebenaran, dan dia akan samakan “kebenaran” dengan apa yang dia senangi dan semua yang tidak disenangi dianggap palsu.
     Saya pernah menulis sebuah post yang mengritik sekolah swasta Islam (ada di blog), dan setelah itu saya dapat beberapa email yang mengatakan saya pasti bukan orang Islam karena tidak mungkin orang Islam akan mengritik sekolah swasta Islam! Setelah ceramah di masjid dan mengritik perbuatan sebagian orang Islam, saya dapat tuduhan bahwa saya seorang agen CIA atau ASIO karena tidak mungkin seorang Muslim akan mengritik Muslim yang lain. Ada juga komentar dari teman (saat kita membahas berbagai berita) “Orang Muslim tidak akan melakukan itu!” Jadi semua berita yang tidak disenangi langsung ditolak dengan penjelasan orang Muslim tidak mungkin begitu. 
     Kalau misalnya ada yang bercerita tentang Yvonne Ridley (yang masuk Islam setelah ditangkap Taliban), dan kita bertanya kenapa dia bisa suka Taliban dan masuk Islam kalau mereka orang jahat, maka perlu dipikirkan lebih luas. Taliban itu berapa orang? Bilang ada 500 ribu s/d 1 juta misalnya. Lalu Yvonne Ridley bertemu dengan berapa banyak dari mereka? Apakah mereka punya alasan untuk berbuat baik dengan seorang wartawan barat yang akan menjual nama baik untuk mereka di barat? Dan apakah mungkin perilaku mereka terhadap satu wartawan barat (yang bersedia bertindak atas nama mereka) bisa berbeda sekali dengan perilaku mereka terhadap orang lain? 
     Misalnya, George Bush pernah berbuat baik kepada seorang wartawan Muslim sampai dia menjadi pendukung partai Republikan, jadi tentara AS itu orang baik semua dan berita tentang Abu Ghuraib dan Guantanamo adalah rekasaya, karena Bush pernah berbuat baik dengan 1 orang Muslim? Justru sikap seperti itu tidak logis. Saya tidak pernah mengatakan semua orang Taliban itu pasti jahat, tetapi sekaligus, saya juga tidak mau automatis percaya bahwa mereka semua baik-baik dan tidak punya dosa hanya karena satu orang (Ridley) tidak dianiaya oleh mereka. 
     Coba berfikir seperti ini: Ada teman2 saya di Kopasus yang beragama Islam dengan baik, dan berbuat baik kepada saya. Jadi berita bahwa Kopasus itu terlibat penculikan mahasiswa sebelum reformasi itu berita rekayasa. Tidak mungkin benar. Pengalaman saya dengan teman2 Kopasus tidak seperti itu, jadi berita itu tidak benar dan rekayasa. Bagaimana? Setuju? 
Bayangkan ada orang Muslim yang bukan orang Indonesia, yang baca di luar negeri tentang kejadian di Indonesia, lalu dia mengatakan: Berita tetang korupsi di Indonesia adalah rekayasa dan tidak benar. Orang Indonesia beragama Islam. Tidak mungkin orang Muslim melakukan korupsi. Tidak mungkin Polisi yang Muslim itu korup. Tidak mungkin hakim yang Muslim itu korup. Tidak mungkin anggota TNI yang Muslim itu mau melakukan pelanggaran HAM. Tidak mungkin ada perempuan Muslim yang mau menjadi pelacur, jadi berita tentang pelacur di Indonesia itu rekayasa. Tidak mungkin anggota BIN yang Muslim mau membunuh Munir. Rekayasa. Dan seterusnya. 
     Maksud saya, sepertinya kalau sebuah kelompok (seperti Hamas, Taliban, GAM, dll.) sudah dicap sebagai “pejuang Islam”, maka berita kurang baik tentang mereka tidak akan dipercayai lagi di sini oleh banyak orang. Dan juga banyak berita seperti itu malah tidak masuk media Indonesia tetapi masih ada di manca negara. Saya tidak tahu kenapa.
     Ada pengalaman pribadi Omnya teman saya. Dia ingin cek sebuah kelompok Muslim yang sering melakukan razia atas nama Islam. Dia dapat izin untuk ikut suatu razia. Saat mereka berada di Kota, Jakarta Utara, anggota kelompok itu jalan kaki dan teriak Allahu Akbar, dan ancam akan menyerang klub2 malam dan kasino illgal di situ. Tetapi penjaga2 di depan pintu klub itu teriak “Sudah, sudah!” Setelah Om bertanya, ternyata artinya adalah “Sudah bayar (supaya aman dari serangan)”. Setelah mereka sampai ke sebuah klub yang ternyata sudah menolak bayar, klub itu saja yang diserang, dirusak dan besok hari masuk berita. 
     Apakah semua anggota kelompok tersebut seperti itu juga? Saya rasa tidak. Tetapi kenyataan bahwa ada sebagian anggota yang baik dan beriman tidak berarti semuanya juga begitu. 
     Apakah ada Taliban yang baik dan beriman? Saya yakin pasti ada. Tetapi setelah membaca lebih dari seratus artikel dalam waktu bertahun-tahun tetang kedzoliman yang, katanya, dilakukan oleh Taliban, saya ingin lebih terbuka. Saya tidak mau menolak berita itu hanya karena “tidak disenangi” dan berasal dari kantor berita barat, Interpol, PBB dan saksi mata. Saya ingin terima kemungkinan bahwa hal seperti ini mungkin saja terjadi, dan saya mau tahu apakah ini merupakan oknum saja atau apakah mungkin mayoritas seperti itu. 
Jadi, ada teman2 yang mau secara automatis menolak semua berita dan informasi yang berasal dari barat karena tidak disenangi = pasti tidak benar. Tetapi kalau ada satu artikel saja dari Yvonne Ridley, dan berita itu disenangi, maka itu diterima secara automatis dan pasti benar (karena disenangi). 
     Apakah Islam mengajarkan kita untuk bersikap seperti itu? Informasi yang disenangi = benar, informasi yang tidak disenangi = ditolak dan pasti rekayasa karena dari orang kafir? Saya merasa sedih kalau teman2 akan menjalankan hidup dengan sikap seperti itu karena kalau banyak orang Muslim seperti itu, justru sulit untuk memperbaiki bangsa ini. Kita hanya bisa mencari solusi untuk suatu masalah kalau kita sadari masalahnya. Hanya mungkin ada KPK setelah kita mengakui ada korupsi di sini. Hanya ada Komnas Anak setelah kita mengakui bahwa ada orang Muslim yang jahat sama anak. Hanya ada fatwa anti-rokok setelah kita mengakui rokok itu berbahaya. 
     Kemungkinan bahwa sebagian orang Islam melakukan kesalahan dan dosa seharusnya bukan alasan bagi kita untuk menganggap berita dan informasi itu tidak benar dan berusaha untuk menutupinya. Ini tidak sama dengan menutupi aib saudara, karena informasi yang kita bicarakan justru sudah dibaca oleh puluhan juta orang di manca negara. Lalu sikap dari orang Muslim di Indonesia bukannya mengatakan “Itu bukan Islam, dan kita tidak akan mendukung orang yang melakukannya” tetapi malah “Berita itu palsu (karena kita tidak suka), jadi tidak ada yang perlu diperbaiki karena tidak mungkin orang Muslim bisa berbuat dosa seperti itu. Abaikan saja.”
     Justru sikap seperti itu memberi kesan kepada orang barat bahwa orang Islam tidak adil. Kalau orang kafir melakukan kesalahan, kita umumkan ke mana-mana sebagai bukti kejelekan mereka. Tetapi kalau sebuah kelompok Muslim melakukan kesalahan, berita itu ditolak dan dianggap tidak benar dan karena itu tidak perlu diperbaiki karena orang Muslim tidak mungkin melakukan kesalahan tersebut. 
     Bagaimana orang kafir mau percaya pada Islam dan pada ummat Islam kalau sikap kita selalu seperti itu? Saya tinggal di sini karena ingin membantu memperbaiki ummat Islam. (Bukan karena saya agen CIA). Itu juga sebabnya saya tidak mau berdakwah di negara barat karena tantangan untuk dakwah di sini justru lebih utama dan berat. Jadi, saya berharap bisa membantu memberikan pencerahan kepada ummat Islam. Kalau kita berhasil memperbaiki perilaku dan pemikiran orang Muslim (yang mungkin kebanyakan justru tidak menjalankan ajaran Nabi SAW), orang barat akan datang sendiri dan bertanya “Kenapa tidak ada korupsi di Indonesia? Kenapa orang Indonesia tidak pernah berbohong? Kenapa Indonesia menjadi negara yang lingkungannya paling bersih di Asia? Kenapa anak Indonesia paling pintar di dunia? Kenapa universitas Indonesia paling maju di dunia? Kenapa paling banyak pemenang piagam Nobel berasal dari Indonesia?” Dan seterusnya. 
      Kalau kita berhasil menciptakan ummat yang begitu baik, begitu bersih, begitu berilmu, begitu bijaksana, begitu maju, dan begitu adil, kita tidak akan perlu berdakwah ke luar negeri. Orang barat akan datang ke sini untuk belajar dari kita. Tetapi tahap awal adalah kita harus menciptakan ummat yang hebat dulu. Dan kalau ada saudara kita yang melakukan kesalahan, dan dilaporkan di seluruh dunia, sikap yang terbaik dari kita bukan untuk menolak informasi itu, tetapi berusaha untuk mengajarkan semua orang tentang perbedaan antara perbuatan itu dan ajaran Islam yang sesungguhnya. Tanpa harus menolak berita tersebut, kita bisa menyadarkan orang barat bahwa Islam tidak seperti itu. Jadi mereka bisa melakukan cek dan recek sendiri. Kalau ternyata benar, dan terjadi kesalahan, kita tidak akan mendukungnya dan kita bersedia tegor saudara kita yang salah. Dan kalau ternyata berita itu tidak benar, kita akan mendukung saudara kita yang terbukti tidak bersalah.
     Apapun yang benar, kita tidak bisa sebatas menjadi fanatis dalam menolak semua berita buruk yang katanya dikerjakan oleh orang Muslim. Perlu kita terima dulu dan menganalisa. Kalau benar, kita harus berdakwah dan mengajarkan dunia bahwa itu bukan Islam. Selama kita diam saja, dan selalu menolak semua berita buruk, kesannya kita tidak adil dan takut mengakui yang benar. Dan berita itu tetap ada di internet untuk dibaca ratusan juta orang non-Muslim dan mereka tidak akan dapat informasi dari kita karena kita menolak membahas masalah itu, selain mengatakan tidak benar dan rekayasa.
     Kalau seandainya benar, bagaimana? Justru ummat Islam seharusnya menjadi kaum yang paling adil, bukan kaum yang paling “tidak mau tahu”. Kalau seandai sebagian dari berita itu benar, kita perlu membantu saudara kita untuk kembali ke contoh Rasulullah SAW, dan jelaskan kepada orang non-Muslim bahwa hal-hal seperti ini tidak benar di dalam Islam. Tetapi selama kita bersikap “asal menolak karena dari barat = tidak mungkin benar” kita tidak bisa melakukan perbaikan, dan ummat Islam tidak bisa maju menjadi kaum yang paling mulia di bumi ini. Saya berharap akan segara datang sebuah hari di mana orang kafir akan bergitu terpesona dengan mulianya orang Muslim (khususnya di Indonesia), mereka akan datang sendiri dan bertanya tentang Islam. 
     Supaya keadaan itu bisa terwujud, kita harus adil dan terbuka untuk memeriksa semua berita dan informasi, walaupun kita sama sekali tidak menyenanginya dan sangat yakin berita itu tidak benar. 
Wallahu a’lam bish-shawab
Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...