Rabu, 16/04/2014 15:03 WIB Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Hasil penyelidikan Direktorat Tindak Pidana
Ekonomi Khusus (Dit Tipid Eksus) Bareskrim Polri menemukan ribuan foto
telanjang anak-anak korban pelaku pedofilia di Surabaya, Jatim. Mereka terdiri
dari siswa dan siswi sekolah dasar, hingga SMP. Menurut Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dir Tipid Eksus) Bareskrim
Polri, terdapat enam korban dalam satu sekolah di Surabaya yang menjadi korban
tersangka Tjandra Adi Gunawan (37), manajer perusahaan bergelar master
tersebut.
Enam korban tersebut terdiri dari empat siswi SD berusia 11-12 tahun, satu siswi SMP berusia 14 tahun, dan satu siswa SMP berusia 14 tahun. "Total foto yang ditemukan ada 10.236 buah foto pornografi anak," kata Arief di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014). Diantara foto tersebut, ujar Arief, adalah foto-foto keenam korban tersebut. Keenam korban itu berpose telanjang setelah sebelumnya diarahkan oleh pelaku melalui chat Facebook dengan berpura-pura sebagai dokter kesehatan reproduksi.
Tidak hanya foto telanjang, tersangka juga meminta para korbannya untuk memfoto selfie kemaluan mereka saat masturbasi. Setelah berhasil memperdaya korban dan mendapatkan foto, pelaku lalu mengirimkan foto-foto itu kepada guru dan orangtua korban. Motifnya adalah untuk memeras dan mengadu domba antara keduabelah pihak. "Pemerasan dan mengadu domba, bahkan ada guru dan orangtua terjadi friksi, dituduh men-gupload," ujarnya. Guna menyamarkan aksinya, pelaku membuat akun facebook seolah itu adalah korban. Pelaku menggunakan akun dokter wanita sebagai kedok.
Enam korban tersebut terdiri dari empat siswi SD berusia 11-12 tahun, satu siswi SMP berusia 14 tahun, dan satu siswa SMP berusia 14 tahun. "Total foto yang ditemukan ada 10.236 buah foto pornografi anak," kata Arief di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2014). Diantara foto tersebut, ujar Arief, adalah foto-foto keenam korban tersebut. Keenam korban itu berpose telanjang setelah sebelumnya diarahkan oleh pelaku melalui chat Facebook dengan berpura-pura sebagai dokter kesehatan reproduksi.
Tidak hanya foto telanjang, tersangka juga meminta para korbannya untuk memfoto selfie kemaluan mereka saat masturbasi. Setelah berhasil memperdaya korban dan mendapatkan foto, pelaku lalu mengirimkan foto-foto itu kepada guru dan orangtua korban. Motifnya adalah untuk memeras dan mengadu domba antara keduabelah pihak. "Pemerasan dan mengadu domba, bahkan ada guru dan orangtua terjadi friksi, dituduh men-gupload," ujarnya. Guna menyamarkan aksinya, pelaku membuat akun facebook seolah itu adalah korban. Pelaku menggunakan akun dokter wanita sebagai kedok.