"Tayangan TV yang kebanci-bancian bisa mengarah ke homoseksual. Karena memang itu yang dituju, propaganda untuk mempopulerkan homoseksualitas," ujar Psikolog Yayasan Kita dan Buah Hati Rani Noe'man.
Hal itu disampaikan dia usai diskusi bertajuk "Tampilan dengan model kebanci-bancian di televisi kita" di Gedung Bapeten Jl Gadjah Mada, Jakarta Pusat, Sabtu (30/8/2008).
Bahkan menurut Rani, ada ungkapan-ungkapan yang mengatakan yang penting cinta, jenis kelamin urusan nanti. Jadi ada pihak-pihak yang ingin mempopulerkan gaya homoseksualitas ini.
Tayangan bergaya itu, lanjut Rani, juga jelas berdampak negatif bagi anak-anak yang mengkonsumsi tayangan tersebut. "Sel otak anak-anak sambungannya dibangun bertahap. Jadi apa saja yang dilihatnya membangun sambungan tersebut. Minimal dia tidak jadi banci tapi menganggap banci itu oke," jelas Rani. (crn/nik)
Sumber: Detiknews.com
#######
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya ingat dengan betul waktu dulu saya baru masuk Islam pada tahun 1996 (dan juga sebelumnya). Dan perlu diketahui bahwa salah satu hal yang membantu saya memutuskan untuk masuk Islam adalah karena ilmu dan pandangan mulia yang dulu terlihat di tivi.
1. Dulu, setiap malam, saya menyaksikan sendiri Shalat Tarawih yang ditanyangkan langsung dari Mekkah. (Kalau tidak salah ingat, di RCTI). Menyaksikan hal itu membuat saya sangat tertarik pada Islam karena sangat unik di dunia ini. Jutaan orang mengikuti satu imam dalam bahasa yang sama pada saat yang sama. (Seandainya NU dan Muhammadiyah atau fraksi-fraksi DPR kita bisa serukun itu.) Dan sekarang, tayangan itu telah HILANG selama beberapa tahun. Tetapi alhamdulillah, sebagai gantinya pertandingan bola disiarkan langsung secara rutin setiap minggu. Mungkin pemandangan orang main bola lebih mudah dijual ke perusahaan iklan daripada tayangan paling mulia di dunia ini yang bisa membuat orang tertarik pada Islam. (Yang mana yang dapat pahala lebih besar ya?)
2. Ada ceramah yang mulia dan menarik dari ustadz yang baik seperti Quraisy Shihab, Anwar Sanusi, Amien Rais, Zainuddin MZ, dll. Sebelum masuk Islam, saya sering duduk di sofa dan mendengarkan mereka membahas ajaran-ajaran Islam. Cara mereka menjelaskan Islam sangat mudah dipahami dan semua yang mereka ajarkan masuk akal, jadi saya tertarik. Acara tivi pada waktu sahur juga menarik karena ada banyak ilmu. Sekarang, acara yang ilmiah seperti itu telah HILANG. (Tapi masih ada ulangan acara Quraish Shihab.)
Sekarang, ada bencong, laki-laki yang mirip perempuan, dan perempuan yang hanya bisa teriak, bercanda dan ketawa terus. Pada tahun yang lalu, saya menatap seorang presenter di tivi dalam suatu acara sahur selama 20 minit. Saya perhatikan dia terus karena tidak tahu apakah dia seorang laki-laki atau perempuan! Secara fisik, saya kira laki-laki, tetapi dari suaranya dan cara begeraknya, saya yakin sekali dia seorang perempuan. Akhirnya, saya tetap tidak bisa tahu, dan menjadi bosan melihatnya. Inilah yang diberikan sebagai contoh buat anak-anak kita? Ustadz yang menjadi pewaris ilmu Nabi Muhammad SAW telah dibuang dan diganti dengan bencong dan pelawak!
Sepertinya sekarang juga lebih banyak pelawak daripada orang yang ingin mengajarkan agama dengan serius di tivi. Saya sungguh merasa sedih melihat perkembangan buruk yang terjadi di negara ini, dan masyarakat terima saja tanpa berprotes. Kalau 13 tahun yang lalu saya melihat bencong, pelawak dan tayangan bola di tivi pada bulan suci Ramadhan, belum tentu saya tertarik untuk masuk Islam.
Alhamdulillah saya sudah masuk Islam sebelum ilmu Islam yang bermanfaat dihilangkan dari televisi kita.
Mungkin ada baiknya bila kita mengubah istilah terkenal yang sering digunakan pada bulan ini: Bulan SUCI Ramadhan bisa diubah menjadi Bulan SANTAI Ramadhan. Kalau kita mencari ilmu dan kemuliaan di televisi, akan sulit ditemukan. Yang ada, hiburan semata.
Astagfirullah al adzim. Astagfirullah al adzim. Astagfirullah al adzim.
Tetapi kita juga perlu mengucapkan Alhamdulillah…
Alhamdulillah Nabi Muhammad SAW sudah wafat dan tidak bisa menyaksikan kerusakan yang terjadi pada ummatnya yang sudah mengubah BULAN SUCI YANG PENUH AMPUNAN menjadi BULAN SANTAI YANG PENUH HIBURAN!!!
Alhamdulillah Nabi Muhammad SAW sudah wafat!
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Teknik imperialis selalu menyelinap dibalik budaya dan norma orang timur, jawa dan sekitarnya, yaitu norma wait and see dan sungkan untuk menegur sesuatu yang dinaggap kurang pas. Dari sisi inilah pelan-pelan doktrinasi imperialis aqidah yang ada di negeri kita memasukan agenda-agenda mereka melalui banyak siaran di TV. Harus ada gerakan yang progressive untuk melawan kampanye terselubung homoseksualisme ini. Yang paling efektif ya jangan nonton TV, tapi itu sangat sulit karena perlu waktu yang lama dan akan banyak ditentang. Cara selanjutnya ya kontak ke stasiun2 TV untuk mengurangi penampilan para banci di TV. Jika ingin cepat ya demo besar-besaran menentang propaganda homoseksualisme. Yang jelas harus ada gerakan penentangan, jika tidak mulai sekarang maka akan ada revolusi penentangan yang dahsyat dan akan terlalu mahal tebusanya.
ReplyDeleteAssalamu'alaikum wR wB
ReplyDeleteJangan menyesal masuk islam, mereka yang islam tapi tidak hidup dengan islam yang seharusnya menyesal
Wassalamu'alaikum wR wB
Assalamu'alaikum.
ReplyDeleteMaaf,saya tidak melihat satupun kalimat penyesalan dari bro Gene karena masuk islam ?
Ya, saya rasa itu propaganda untuk mendukung kaum homoseks yang justru sangat menjerumuskan semuanya. Kaum homo seharusnya di tolong agar kembali ke jalan yang benar, bukannya malah tambah dijerumuskan dengan menjamurnya acara seperti itu di tv.
Wassalam.
Mas Gene, tayangan-tayangan inspiratif yang Anda sebut di atas belumlah hilang sama sekali.
ReplyDeleteTengok http://astro-oasis.com untuk memuaskan dahaga Anda.
Gaya Bencong, alias kebanci-bancian dan banci-banci beneran itu sendiri sekarang sudah menjadi trend di kalangan media massa dan petelevisian. Mereka ini rata-rata humories, pandai bergaul dan pandai menarik simpati dibanyak kalangan. Tak ayal lagi mereka telah menjadi komoditi dan sasarna empuk media televisi untuk bisa meraup uang secara cepat dan instan. Betul seperti diuraikan diatas bahwa perilaku homoseksual, hedonisme, materialisme, tumbuh berkembang sedemikian cepatnya kalah dibandingkan dengan perkembangan pemahaman ilmu norma-norma agama dan kesusilaan. Norma agama dianggap menjadi penghambat pada berbagai kemajuan zaman. Padahal agama adalah alat kontrol bagi perjalanan kehidupan manusia, agar manusia tidak menjadi buta akal-budinya, agar manusia tidak melakukan perbuatan layaknya binatang. Ketimpangan ini sudah sedemikian parah sehingga banyak kalangan jadi gelap mata, bencongpun alias wanita-pria diekspoitasi, dimanfaatkan untuk segala macam tujuan demi meraih keuntungan dunia usaha. Padahal sebetulnya mereka adalah kaum yang semestinya direhabilitasi karena adanya penyimpangan genetika. Pada zaman nabi Luth mereka ini berkembang sedemian pesatnya. Penyakit kejiwaan ini cepat sekali menular kala itu sehingga terjadi kerusakan moral dimana-mana di masyarakat. Akhirnya Allah menurunkan azabnya ketika itu dengan bencana yang teramat besar. Harapan kita semua, kiranya menjadi perhatian semua pihak terutama pemerintah untuk meluruskan apa yang sudah kadung berkembang selama ini, jangan sampai muncul budaya baru yang justru akan menjadi bibit kehancuran moral bangsa. Wassalam.
ReplyDeleteya, saya merasakan hal yang sama, dimana kalimat yang pas itu 'bulan SANTAI Ramadhan' bukan lagi bulan suci!.
ReplyDeletesalam UIN JKT!