Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

06 September, 2008

Tokoh Kebanci-bancian Menghilang

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Ini sebuah berita yang cukup luar biasa. Setelah KPI mengeluarkan satu pernyataan saja, semua banci telah hilang dari televisi. Bayangkan kalau hal ini bisa terjadi di lain bidang. Setelah KPK mengeluarkan larangan sekali saja, korupsi di DPR dan lain tempat langsung berhenti. Hehehe. Sayang semua instansi negara tidak sehebat KPI yang bisa mewujudkan hasil nyata setelah hanya membuat satu larangan saja.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene

#####

Tokoh Kebanci-bancian Menghilang

[JAKARTA] Dampak peringatan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terhadap sejumlah stasiun televisi yang menayangkan tokoh kebanci-bancian mulai terasa. Sejumlah program dihentikan mendadak, artis banci menghilang dan sebagian tokoh tetap tampil dengan gaya normal..

Dari hasil pantauan SP hingga Rabu (3/9) pagi, memasuki Ramadan, peran kebanci-bancian itu menghilang. Pelawak Tessy dan Olga Saputra pada acara Saatnya Kita Sahur di Trans TV, terlihat mengenakan kostum biasa layaknya seperti laki-laki, tidak mengenakan pakaian perempuan maupun berperan sebagai banci. Begitu juga dengan Ruben Onsu saat membawakan acara Kiss di Indosiar, tidak tampil dengan gaya kebanci-banciannya.

Menurut Manajer Hubungan Masyarakat Indosiar Gufroni Sakaril, mengatakan pihak Indosiar menghargai hasil keputusan KPI, atas kepeduliannya terhadap program acara yang ditayangkan.

"Saat ini, belum ada rencana untuk mengangkat tokoh atau peran banci. Trendnya bisa berbeda-beda. Ada program baru nantinya dan format acara akan diganti serta dibuat lebih menarik lagi. Sekarang program sinetron lebih banyak dan ke depan akan melihat apa yang diingini masyarakat. Reality show punya peluang tersendiri, kmungkinan akan kembali ke format awal, yaitu lebih serius dalam acara," jelas Gufron di Jakarta, Rabu (3/9).

Senada dengan itu, Manajer Humas Trans TV, Hadiansyah Lubis menjelaskan secara bertahap akan menghilangkan unsur kebanci-bancian, karena memerlukan waktu untuk melakukan perubahan. Trans TV juga akan memperbaiki apa yang dianggap kurang maupun tidak boleh oleh KPI. Acara Extravaganza tujuan awalnya adalah murni untuk menghibur masyarakat, tidak ada niat untuk merusak tatanan nilai moral.

"Saat ini sudah ada perubahan pada acara Extravaganza. Dari sisi kostum biasa yang paling banyak disorot, sudah kami ganti dengan pakaian yang layak. Formatnya akan sama, yaitu reality show komedi. Begitu juga dengan naskah (skript) maupun adegan komedi yang pantas untuk ditonton. Hal ini menjadi tantangan bagi kami untuk menghasilkan program acara yang berkualitas tanpa ada unsur kebanci-bancian," ungkapnya.

Namun, di sisi lain, bagi pemain yang memang terlahir dengan gaya kebanci-bancian, pihak Trans TV tidak bisa mencegah hal itu, seperti komedian Aming. Hadiansyah mengungkapkan, hanya kostumnya saja yang bisa dicegah, tetapi gaya bancinya tidak bisa dihilangkan. Pihaknya tetap merespons secara positif teguran dari KPI dan menerima aturan yang berlaku, walaupun ada pro- kontra.

Terkait dengan itu, Koordinator Pemantauan Langsung KPI Pusat, Yazirwan Uyun menuturkan teguran yang diberikan kepada stasiun televisi bertujuan baik. Baru tahap pertama yang diberikan untuk mengingatkan program acara-acara yang menampilkan unsur kebanci-bancian.

"Bila sudah tiga kali tayangan tersebut ditegur dengan menggunakan judul yang sama, tetap tidak perubahan yang berarti, maka sanksinya adalah penghentian sementara," tandasnya.

Tayangan dengan model kebanci-bancian dianggap melanggar peraturan KPI Nomor 03 UU No 32/2002. Hal itu dinilai tidak sejalan dengan Pedoman Perilaku Penyiaran Standar Program Siaran (P3SPS) Tahun 2007.

Bila dilihat sisi psikologis, adegan dari tayangan kebanci-bancian di televisi, dapat ditiru dan mempengaruhi anak-anak yang tidak mengetahui maknanya. Perilaku tersebut dapat menjadi trendsetter. Sementara dari sudut pandang pendidikan, kelainan identitas seksual (gender identity disorder), yang merupakan suatu penyakit yang secara klinis harus ditolong atau diobati.

Berdasarkan pantauan KPI, stasiun televisi yang banyak menayangkan reality show dengan sosok kebanci-bancian dan dinilai terlalu mengeksploitasi sosok tersebut, adalah Indosiar, Trans TV, Trans 7, dan TPI. [HDS/U-5]

Sumber: Suarapembaruan.com

2 comments:

  1. Mr. Netto bilang:

    "...Bayangkan kalau hal ini bisa terjadi di lain bidang. Setelah KPK mengeluarkan larangan sekali saja, korupsi di DPR dan lain tempat langsung berhenti."

    wah, itu sudah pasti sulit, sir. mengapa? karena koruptor kadang2 tidak sadar kalo yg dilakukannya itu merupakan 'korupsi'. itu karena 'suap menyuap' sudah menjadi semacam 'budaya'yg terbalut dlm sopan santun tata krama. dengan dalih telah diberi hadiah, umumnya orang akan merasa terikat dg si pemberi hadiah. walhasil, si penerima hadiah akan merasa bersalah kalo ga ngasih balasan kebaikan (dlm pandangannya sendiri) kpd pemberi hadiah. oleh krnnya, apapun permintaan pemberi hadiah dia akan turuti. ya emang ga semuanya begitu, tapi rata2 terjebak krn keadaan yg seperti itu. wah, kalo saja Mr. Netto pernah sekolah disini, pasti bisa paham apa yg saya katakan. bagaimana praktek suap-menyuap terjadi sejak anak2 masih menjadi siswa sekolah. dulu dijaman saya umumnya orang tua siswa menyuap gurunya supaya anaknya dapat nilai bagus (alhamdulillah saya ga prnh sampai begitu biar rapor nilainya merah semua hehehe..tp yg penting kan jujur). yah, kalo hal semacam itu terjadi pd org tua siswa kelas satu atau dua SD dan anak melihatnya sbg sesuatu yg biasa dan wajar dilakukan, ya tdk sepenuhnya salah juga tuh kalo pengalaman semacam itu melekat dibenak si anak sampai dewasa dan tidak dianggap sbg sesuatu yg salah. itu beda sama 'banci' yg emang sdh dari awal punya image jelek, jadi semua orang enggan dikait-kaitkan dengan itu.

    intinya, orang Indonesia kalo mau bersih dari praktek korupsi hrs mulai dari membenahi mental dulu. Mungkin, kalo saya boleh nitip pesan nih, waktu ceramah, coba ceritakan pada audience bagaimana kehidupan di barat yg kalo bekerja itu ya bener2 bekerja, bukannya selalu bergantung pada orang lain atau menunggu 'keberuntungan'. bilang pada mereka kalo bekerja keras meski gaji kecil itu juga termasuk jihad dan Allah lebih menghargai yg begitu ketimbang 'yg gajinya besar tapi jarang ngapai-ngapain di kantor/yang penting diliat bos'..weleh..kayak tau hidup dibarat kayak apa aja, sok ceramah lagi...hehehe...

    maaf..maaf...

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum.

    Syukur Alhamdulillah, semoga betu-betul hilang dari seluruh stasiun TV.

    Terimakasih untuk KPI,semoga kedepannya tidak hanya tayangan kebanci-bancian yg dihilangkan, tapi juga seluruh tayangan yang tidak ada unsur pendidikannya.

    Wassalam.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...