Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

06 January, 2010

Sudahlah, GusDur tidak usah dijadikan Pahlawan Nasional segala...

Ini pendapat yang menarik, dari sebuah milis. Setelah saya baca dan pikirkan, memang terkesan agak aneh bila pada peringatan 1 tahun sejak Perang Gaza, Indonesia sebagai negara yang anti-penjajahan, dan punya penduduk Muslim yang mayoritas memberikan gelar “pahlawan” kepada seseorang yang malah mendukung Israel dan sudah menerima medali kehormatan dari Israel. Kalau nanti memang terjadi dan Gus Dur diberikan gelar Pahlawan, bagaimana rasanya korban penjajahan Israel di Gaza terhadap ummat Islam dan pemerintah di Indonesia?  Menarik juga untuk dipikirkan dari sisi korban Perang Gaza, dan bukan dari sisi pendukung fanatis Gus Dur saja. Silahkan baca.
Wassalam,
Gene

Sudahlah, GusDur tidak usah dijadikan Pahlawan Nasional segala...

Belakangan ini di media tengah ramai diberitakan terkait wafatnya mantan presiden RI ke 4, alm Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Namun ternyata isu yang berkembang dan bergulir tak cukup disitu saja, namun wacana kini bergulir justru hingga PEMBERIAN GELAR KEPAHLAWANAN kepada beliau. Wacana ini utamanya diusung oleh pendukung utama beliau, yang mendukung liberalisasi, pluralisme, dan lain sebagainya.

Dan memang agaknya banyak orang ingn Gus Dur dijadikan Pahlawn Nasional. Terlepas dari seberapa banyak jasa beliau untuk negeri ini yang jg kita akui, namun ke-Kontroversial-annya membuat hati saya Menolak pemberian gelar kepahlawanan bg Gusdur. Cukup kita menghormati beliau, tapi kalau jadi Pahlawan Nasional, tidak usah sejauh itu-lah..

Saya tidak ingin mengumbar aib, namun luka lama oleh beliau membuat saya menolak pengusulan gelar tersebut. Sampai-sampai kemudian saya pun membuat group di Facebook yang berjudul, "Sudahlah, GusDur tidak usah dijadikan Pahlawan Nasional segala..". bagi yang mau gabung, saya persilahkan disini...

Sudahlah, GusDur tidak usah dijadikan Pahlawan Nasional segala...

Ini beberapa alasan saya kenapa saya tidak setuju pemberian gelar tersebut...

·    Keberpihakannya thdp aliran Liberal dan Pluralisme yang sudah difatwakan sesat oleh MUI
·    Keberpihakannya kepada Ahmadiyah, dan beberapa aliran sesat yang berkembang di negeri ini sungguh menyakiti hati Umat Islam
·    Keberpihakannya kepada Israel dalam kebanyakan wacana dan konflik Israel-Palestina sungguh membuat saya meragukan keberpihakan beliau kepada Kemerdekaan Palestina.
·    Keberpihakan beliau pada Israel sungguh membuat saya tak habis pikir. Indonesia, Negeri ini anti penjajahan, namun akan aneh jika "pahlawan nasional" kita senantiasa berpihak pada penjajah Israel.. :-(
·    Dan tindakan2 kontroversial lain beliau, kawan-kawan lebih tahu daripada saya Insya Allah.

Mohon maaf, tapi diatas hanya sebagian alasan dari alasan2 lain yang silakan kawan sampaikan kenapa tidak setuju Gusdur dijadikan Pahlawan Nasional. Yang lain, silakan kawan-kawan tambahkan sendiri... Yang diatas hanya sebagai pembuka, karena saya sendiri bukan pengamat politik murni :)

Semoga kefanatikan sebagian masyarakat kita kepada beliau, kepada ide-idenya, kepada perjuangannya, tidak membuat kita senantiasa membabi buta, bahkan hingga ramai-ramai mati-matian membela Gus Dur untuk diajukan jadi pahlawan nasional... karena bagaimanapun, terlepas dari jasa-jasa beliau terhadap republik, ada pula banyak luka yang beliau toreh kepada umat ini :(

Yang menghormati cukup silahkan menghormati, tidak perlu kita ramai mendukung beliau jadi pahlawan. Dan yang tidak suka, cukup silakan ber-tidak suka, tidak usah kita mencaci yang sudah meninggal... cukup dengan gabung di group ini :-)
Kemarin2 Suharto, sekarang Gus Dur, saya jadi kepikiran jangan-jangan kelak setiap presiden yang sudah meninggal, ramai2 kita menyebutnya Pahlawan Nasional... Nanti ada Pak Habibie, ada Bu Mega, sama pak SBY... duh... :-(

Agaknya Indonesia hendak memberikan KADO INDAH untuk mengenang Setahun pembantaian di Gaza dengan menganugerahkan gelar pahlawan Nasional kepada orang yang masih berpihak kepada Israel penjajah...

*NO OFFENSE*

2 comments:

  1. sebagian saya setuju dengan pendapat tulisan itu tapi sebagian juga engga.

    terus terang: saya hanya tahu: pahlawan itu adalah yang berjuang memerdekakan bangsa ini, di negara lain, gelar pahlawan it tidak diatur oleh sebuah keputusan lembaga negara, tapi masyarakat sendiri yang menilai,

    Saya juga tidak setuju, kalau semua mantan presiden otomatis jadi pahlawan?

    saya terus terang cukup menghormati beliau:sebatas itu.
    dibalik segala kontroversinya, yang sulit dipahami oleh semua orang, selalu ada makna yang tersembunyi.

    Mempermasalahkan tentang kedekatan dia dengan israel: ya, sepertinya itu memang menyakitkan.., tapi apa kita tahu, apa yang ada didalam pemikirannya?? apa dia benar2 mendukung 100% pembantaian gaza??? apa dia pernah bilang...

    Kalau hanya menyalahkan gusdur, bagaimana, dengan negara2 yang mayoritas muslim lainnya, yang pemimpinnya ternyata ga ada bedanya sama kelakuan gusdur, mesir, saudi??bahkan negara seperti turki pun masih 'erat' dengan israel.
    Mereka terus terang mengakui hubungan itu ada, perdagangan dsb, tapi bangsa kita?? secara diplomatik memang tidak? secara ekonomi??

    Gusdur bukan orang bodoh lah, kita tahu dia tahu hukum2 agama,dia tahu konsekuensinya,dia tahu itu dosa atau tidak. kita hanya bisa menilai dari satu sisi yang berbeda dengan cara pandang beliau, sehingga presepsi yang kita tangkap hanya tentang 'menyakiti hati ummat islam'

    belum tentu juga kan, kita yang menilai dari sisi berbeda dengan beliau, pemahaman agama nya juga lebih baik dari beliau, dia bukan wali, apalagi nabi.., apalagi dikultuskan, atau gila kekuasaan, hanya pria sederhana yang pemikirannya diluar batas penalaran orang kebanyakan.
    ada yang bilang celetukannya aneh, asal nyablak, tapi kalau digali maknanya, itu selalu terselip sebuah pesan.

    kalaupun sebagian pencintanya, pengikutnya, menjadi berlebihan, apa kita harus menyalahkan beliau?
    saya yakin, kalau beliau masih hidup: pasti juga tidak suka dengan semua kelakuan2 seprti itu, sekarang menjadi kewajiban para ulama untuk 'meluruskan' pemahaman 'pengormatan' sebenarnya.

    saya juga tidak suka fanatisme berlebihan ketika kita begitu mencintai tokoh tersebut..,
    dan saya juga tidak membabibuta menyukai beliau.

    Semua tokoh besar didunia ini: tidak akan pernah di sukai seluruhnya, ada pro dan kontra, hal itu wajar2 saja kan.

    'penyelesaian sebuah masalah itu tidak harus dengan jalan kekerasan; itu yang saya pelajari dr beliau.

    ehm..daripada sesama ummat sendiri, hanya bisa saling menjatuhkan..,berniat 'mengingatkan' tapi dengan jalan kekerasan..lalu berteriak2 nama Tuhan, sedang kelakukan mereka sendiri barbar2....

    HIdup ini damai jika ada saling pengertian dan rukun dengan 'agama tetangga sebelah'-#ya benar, bagimu agamamu, bagiku ya agamaku.., asal ga masuk lebih jauh dari itu.

    Hidup dinegara yang multikulture seperti di indonesia, Bukan perkara muda untuk mengelolanya. Kalau kita sendiripun menjadi 'fanatik berlebihan' dengan keyakinan kita, extrim dan menutup diri secara frontal..lalu apa yang akan terjadi??-tidak akan ada negara yang bernama: indonesia.
    -mungkin itupun menjadi dasar pemikiran beliau- wawlohualam.

    kalau mau protes sama pendapat saya silahkan, bantai juga gpp, asal ada adab saling menghargai pendapat.:)

    ReplyDelete
  2. Gus Dur gk butuh gelar pahlawan,saya yakin akan hal itu. Dia hidup seserhana walau bisa saja hidup mapan tanpa kerja keras. Tp hidup beliau diisi berjuang untuk manusia. Bukan menyenangkan salah satu pihak. Para petinggi politik palestina harus dengarkan semua pihak untuk mencapai kemerdekaan contohlah bangsa2 yg pernah merdeka dr penjajahan....mereka hrs belajar byk ttg hebatnya diplomasi sehebat perang untuk mencapai kemerdekaan.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...