Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

13 October, 2011

Jangan Menolak Vaksinasi Untuk Utamakan ASI


Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya dapat pesan dari teman tentang adanya suatu pertemuan untuk membahas penolakan atas vaksinasi difteri, karena mau diganti dengan pengobatan ASI saja. Setelah saya balas, dia memberitahu saya bahwa dia tidak sengaja kirim pesan itu ke saya, karena niatnya hanya mau dikirim ke teman2 dalam sebuah organisasi Islam besar, yang sudah mengetahui adanya konspirasi global terhadap ummat Islam. Katanya, saya belum punya ilmu tentang konspirasi global itu, jadi saya tidak akan bisa paham.

Saya mungkin saja tidak punya “ilmu tentang konspirasi global” itu (yang anehnya, bisa diketahui oleh ibu rumah tangga di Jakarta), tetapi alhamdulillah saya telah dikasih AKAL yang insya Allah sehat. Coba tinggalkan semua kebencian anda terhadap negara2 barat dan orang non-Muslim untuk sejenak, dan mulai berfikir dengan akal yang Allah memberikan kepada anda.

Program vaksinasi (atau imunisasi) punya sejarah singkat di negara2 barat. Belum ada 100 tahun dari semua program vaksinasi massal yang sudah menjadi umum sekarang. Sebelum ada program vaksinasi itu di negara barat, adanya PENYAKIT! Dalam beberapa kasus, puluhan ribu sampai ratusan ribu orang kena penyakit keras dan WAFAT dari penyakit tersebut. Bahkan, bisa sampai lebih dari SATU JUTA manusia wafat dalam waktu beberapa bulan saja. Oleh karena adanya pengalaman seperti itu di negara barat, program vaksinasi dimulai secara luas dan komprehensif dengan niat MENYELAMATKAN nyawa manusia sebanyak-banyaknya.

Anehnya sekarang, di kalangan ummat Islam, ada sebagian orang yang dengan tegas sudah menolak vaksinasi (dan semua bentuk pengobatan asal barat), dengan melontarkan segala macam tuduhan dan penghinaan (dan fitnah?) terhadap perusahaan kimia yang berasal dari barat, dan juga pemerintahnya. Kebencian seperti itu, tanpa dilandasi riset, fakta dan data, ditelan secara mentah oleh orang Muslim yang awam di Indonesia, yang sudah siap saja menerima dan ikut membenci negara-negara maju, yang kebetulan punya penduduk non-Muslim.

Zaman dulu, SEMUA bayi di negara barat dapat ASI saja dari ibunya. Zaman dulu di negara barat (khususnya sebelum Perang Dunia Kedua), mayoritas dari Ibu justru tidak kerja, karena dianggap kerjaan utama mereka adalah menjadi ibu rumah tangga. Setelah perang mulai, baru ada banyak ibu yang mulai kerja, karena kaum pria sedang berperang. Dan hal itu juga dilawan dengan keras oleh banyak pria yang merasa tidak benar kalau ibu-ibu boleh kerja, daripada berada di rumah untuk mengurus bayi dan anak (sebagai tugas utama mereka).
Tidak ada makanan bayi siap saji seperti yang berada sekarang di toko. Jadi bayi dapat ASI terus dari ibunya. Dan ternyata, penyakit banyak sekali, dan banyak anak yang menjadi KORBAN, walaupun dapat ASI setiap hari. Kok bisa?

Kalau bayi di barat sudah dapat ASI setiap hari, kenapa masih bisa kena penyakit? Dan kenapa puluhan ribu sampai ratusan ribu orang bisa WAFAT dalam waktu singkat? Ternyata, ASI tidak merupakan perlindungan terhadap segala macam penyakit di dunia. ASI memang baik dan benar untuk bayi, dan ada manfaatnya dari sisi penyakit karena kalau ibunya pernah kena penyakit X, maka masih ada antibodi X di dalam darahnya dan ASI-nya, dan antibodi itu akan memberikan perlindungan ringan terhadap seorang bayi untuk sementara. (Silahkan anda bertanya kepada DOKTER tentang antibodi dari ibu yang didapatkan bayi  lewat ASI, dan daya tahannya antibodi itu dalam jangka panjang).

Tetapi, penyakit yang ada di dunia ini sangat banyak, sangat keras dan sangat serius, jadi ASI saja tidak cukup sebagai perlindungan. Teman-teman kita yang mengatakan sebaliknya (bahwa ASI sudah cukup) rata-rata tidak mempunyai ilmu kedokteran sama sekali, dan hanya sebatas mengucapkan apa yang mereka dengar dari pihak lain, tanpa didukung oleh riset kedokteran. (Perlu diingat bahwa mereka tidak bicara atas nama riset baru yang berlawanan dengan ilmu kedokteran yang lama, tetapi sebatas bicara atas nama KONSPIRASI saja).

Jadi, saya sangat imbau kepada ummat Islam untuk tidak mendengarkan dan tidak menyebarkan informasi yang mengatakan ASI sudah cukup sebagai penggantinya vaksinasi, karena pemikiran seperti itu sama sekali tidak bermanfaat bagi masa depan ummat Islam. Jangan sampai setiap kali terjadi masalah kesehatan di sini, sebagian orang Muslim yang membenci negara barat dan orang non-Muslim berhasil memanfaatkan keadaan itu untuk menyebarkan kebencian terhadap ilmu kedokteran juga.

Saya pernah baca dan diberitahu tentang seseorang di Indonesia yang masuk Islam beberapa tahun yang lalu, dan kemudian mulai melakuan kegiatan seperti yang digambarkan di atas. Tanpa gelar kedokteran, atau latar belakang apapun di dunia medis, dia membaca informasi di situs2 konspirasi di internet, mempercayai semunya, dan mulai menyebarkan informasi itu di sini dengan mengatakan bahwa program vaksinasi diciptakan oleh negara barat (negara kafir) untuk membuat ummat Islam lemah dan MANDUL. Saat saya bertanya kenapa jumlah penduduk di Indonesia (dan di dunia) meningkat terus, dan malah dibuat program KB untuk menguranginya, maka tidak ada yang bisa menjawab. Pokoknya vaksinasi adalah bagian dari konspirasi global dari orang kafir untuk membuat ummat Islam lemah, rawan penyakit dan mandul. Titik. Tidak perlu berfikir dengan akal yang sehat. Cukup dengarkan dan yakini saja. Tidak perlu minta bukti, atau bertanya kepada dokter dan ilmuan. Tidak perlu dilakukan riset apapun. Cukup orang bicara saja, dan harus diyakini dan disebarkan. Karena tentu saja orang kafir di negara kafir ingin membuat orang Islam lemah dan mandul, dan caranya hanya bisa lewat vaksinasi. Anehnya, orang kafir itu juga memberikan vaksinasi yang sama kepada anak kandung mereka, tetapi mereka tidak menjadi lemah dan mandul. Kok bisa? Di mana akalnya orang Muslim yang bisa meyakini omong kosong seperti itu dan menyebarkan kepada yang lain?

Sesungguhnya sikap seperti ini hanya membuat ummat Islam bodoh. Ummat Islam bisa bangkit sekarang dan menjadi ummat yang berjaya sekali. Tetapi upaya dari orang Muslim yang membenci orang barat ini tidak akan membawa manfaat sama sekali. Kalau anaknya orang Muslim ini kena penyakit nanti, maka bisa dijamin akan muncul teori gila baru untuk menjelaskannya. Setelah vaksinasi ditinggalan, dan anak tetap kena penyakit karena ASI tidak memberikan perlindungan, tunggu saja teori gila yang terbaru: Anak sudah minum ASI tetapi masih kena penyakit? Pasti disebabkan Coca Cola. Atau McDonalds. Atau radiasi dari satelit Amerika. Atau radiasi dari tivi. Atau air aqua yang diberikan kimia. Atau dari pasta gigi. Atau kemasan susu sapi yang ada racunnya. Atau dari baju dan celana yang diberikan bahan radioaktif. Atau dari mobil yang mengeluarkan kimia dalam AC-nya. Atau dari pesawat Boeing yang semprot kimia di atas kepala kita. Atau dari pupuk buatan barat yang membuat makanan terkontaminasi. Dan seterusnya.

Kebencian mereka begitu besar, sehingga mereka dengan senang hati melepaskan akalnya dan menyebarkan ide-ide yang gila, yang seringkali juga berasal dari orang yang tidak jelas di internet, tanpa didukung oleh riset ilmiah sama sekali. Mereka bicara seolah-olah hanya mereka yang mempunyai ilmu yang benar (tentang adanya sebuah konspirasi) dan semua orang yang lain di dunia sedang ditipu dan tidak paham, termasuk para dokter dan ilmuan di negara2 barat. Tetapi dokter dan ilmuan itu bisa meraih Piagam Nobel karena riset dan ilmu mereka begitu berkualitas di atas yang lain. Sedangkan untuk teman2 kita yang sedang sibuk menyebarkan kebencian, pembohongan, dan fitnah terhadap orang non-Muslim, tanpa bisa membuktikan apapun, tanpa punya riset atau data yang bisa diperiksa, maka tidak usah menunggu mereka mendapatkan Piagam Nobel. Untuk lulus D1 dengan omong kosong seperti itu juga tidak bisa, apalagi dapat gelar dan prestasi yang lebih tinggi.

Mohon dipikirkan secara baik sebelum anda menyebarkan informasi yang berasal dari orang yang tidak memiliki keahlian di bidang tersebut. Kalau anak orang lain kena penyakit disebabkan anda menyebarkan fintah terhadap program vaksinasi, maka anda sendiri yang kena dosa. Kalau mau tahu apa yang terbaik untuk anak Muslim, silahkan bertanya kepada DOKTER anda, dan bukan kepada orang yang hanya bisa dapat informasi dari situs2 orang gila di internet.

Saya cantumkan sebuah foto dari anak yang tidak dapat vaksinasi Variola atau cacar (atau smallpox dalam bahasa Inggris). Penyakit ini sudah dikatakan musnah dari dunia kita ini oleh PBB pada tahun 1979. Sebelumnya bisa membunuh ratusan ribu orang per tahun. Penyakit ini hanya menjadi hilang karena ada program VAKSINASI. Penyakit ini tidak menjadi hilang di seluruh dunia karena adanya ASI. Silahkan melihat anak malang ini dan pakai akal yang sehat. Mau melihat bayi-bayi seperti ini di dunia lagi? Dokter dapat ilmunya dari Allah juga, apapun agamanya dokter itu. Tidak ada ilmu yang baik dan benar di dunia ini tanpa berasal dari Allah SWT. Mohon percaya kepada para dokter yang berilmu tinggi dan tinggalkan pendapat orang aneh yang bicara tentang konspirasi saja tanpa memiliki ilmu kedokteran.  

“Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang bukan ahlinya maka kehancuranlah yang akan datang.” (HR. Imam Muslim no: 59).

“Bertanyalah kepada orang yang mempunyai ilmu jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43).

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati kesemuanya itu akan ditanya.” (QS. Al-Israa’: 36).

Wabillahi taufik walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

 Bayi yang kena Variola atau cacar ("smallpox")

7 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Bro Gene
    Menurut ane mereka itu cuma berpikir kritis. bukan karena kebencian buta. Beberapa data memang ada keuntungan dr vaksin tsb, tapi tdk semuanya.

    Masalah penolakan vaksin ini bukan hanya terjadi di negara mayoritas muslim saja, tapi pd org2 kritis di negara2 barat sendiri.
    Contoh : terjadi kenaikan jumlah anak2 autis pada kalangan orang tua berpendidikan tinggi ( mereka sadar vaksin?)

    Di FB ada beberapa group yg anggotanya warga negara barat yang isinya penolakan terhadap vaksin dengan penuh posting2 tentang data2, kesaksian2, analisa2 akibat buruk dari vaksin tsb.
    Salah satu posting adalah : banyak kematian mencurigakan para2 ahli mikrobiologi yang berhubungan dengan kekebalan tubuh thd penyakit, kemungkinan karena penelitian mereka bisa menyebabkan vaksin tdk laku.(bisa di googlin)
    Jadi menurut saya bukannya tidak ada penelitian resmi tentang akibat buruk vaksin, tapi karena penelitian2 tsb berhasil "mereka" bungkam.

    Seperti pada kasus teori evolusi yang jelas2 tidak ilmiah tapi banyak penelitian yang mendukung teori evolusi tsb. Itu karena penelitian resmi yang mendukung bukti2 penciptaan makhluk telah ditutup2i

    Seorang mualaf JERRY D GRAY seorang mantan pilot tempur AS bersaksi bahwa dia menjadi korban eksperimen vaksin pemerintah AS, salah satunya buku berjudul "DEADLY MIST upaya amerika merusak kesehatan manusia". Beliau sering ceramah salah satunya mengenai hal ini, menurut saya dia bukan orang gila.

    ReplyDelete
  3. Ada yang kritis. Ada yang tidak logis. Ada yang membenci segala sesuatu dari barat.
    Hubungan antara autis dan vaksin sudah terbukti secara ilmiah tidak ada. Tetapi banyak orang Indonesia masih tidak mau percaya.
    Saya sudah lihat situs2 dalam bahasa Inggris yang berisi penolakan terhadap vaksin. Semua nama dokter barat yang mereka kutip adalah palsu. Saya sudah cek. Semua kutipan yang mereka berikan juga palsu dan dibuat-buat oleh mereka. Kemudian orang Indonesia menterjemahkan saja, dan sebarkan semua info palsu dan rekayasa itu, tanpa menggunakan daya pikir yang sehat.
    Jerry Gray bukan seorang pilot. Dia dulu hanya montir mesin pesawat. Saya pernah bicara langsung dengan dia. Semua yang dia sebarkan ada di situs2 konspirasi di internet dalam bahasa Inggris. Dia hanya kopi saja, dan penerbit menterjemahkan, tanpa ada yang memeriksa kebenarannya. Kebanyakan adalah omong kosong. Hanya sebagian kecil saja dari info itu memang benar, dan sudah diketahui di barat, dan bahkan diajarkan di sekolah2 di Amerika (misalnya saat pemerintah Amerika 150 tahun yang lalu memberikan selimut berisi penyakit keras kepada suku Indian di Amerika. Itu memang terjadi, dan bukan rahasia). Pemerintah Amerika memang sudah berkali2 berbuat jahat. Begitu juga hampir semua pemerintahan yang lain. Buku Deadly Mist penuh dengan info konspirasi yang tidak masuk akal dan tidak bisa dibuktikan. Tetapi banyak orang di sini asal percaya saja, karena mereka sudah siap lepaskan akal yang sehat pada saat membicarakan negara2 barat. Yang penting meyakini konspirasi saja, dan bukan berfikir secara sehat dan logis.

    ReplyDelete
  4. ya kalo di komputer emang ada sistem operasi tidak dari amerika ????

    peace deh

    ReplyDelete
  5. saya setuju dengan blog ini.. jujur saja, saya dulu sempat mempercayai ini seblum sy mempelajari lebih dalam dan mencoba menghilangkan segala praduga tanpa fakta dan data yg bisa diperccaya.

    belum ada jurnal yg menyebutkan autisme dg vaksinasi, pun dg penyakit kanker yg slama ini biasa dihebohkan. Terkait kehalalan, kita sekrang jg bisa mengeceknya, bahkan mengonfrmasi pada MUI (sbg salah satu lembaga yg berhak memberi sertifikasi halal suatu produk) atas statusnya.

    Justru sy berpikir, jika tidak diberi vaksin, kemana nanti masyrakat lari jika sakit (krn terserang oleh virus berbahaya tsb)? Otomatis pasti lari ke obat, siapa yg diuntungkan? ya perusahaan obat, bukankah jika berpikir konspirasi, mereka yg menolak vaksinasi jg bisa dianggap sedang menngelindingkan sebuah konspirasi utk menyejahterakan perusahaan obat2an?

    IMHO, mari kita sedikit berpikir, melepaskan egoisme pendapat. Kita tahu bagaimana cara preventing penyakit, tp kita tdk melakukannya. Bknkah itu bisa mndzalimi diri kita sndiri, bahkan orang2 yg terkena paham yg kliru ttg ini..

    trima ksih..

    ReplyDelete
  6. Berpikir yg simpel saja. Vaksin kan spt obat, (hanya bedanya, vaksin itu utk mencegah yg blm trjadi, sdgkan obat itu mengobati yg sdh terjadi). Spt halnya obat, tentulah sementara vaksin ada efek sampingnya. Spt obat utk sakit kepala yg keras, efek sampingnya bikin sakit maag, diaree, ngantuk dll (sekedar contoh). Demikian pun Vaksin, dia mencegah satu penyakit,,tentu ada efek2 kecil sampingannya. Di tmpt sy tinggal sdh ditawarkan vaksin utk cegah varicella/cacar air/chiken pox. Tp efek sampingnya dpt demam panas tinggi semalam suntuk. Ya tdk masalah bg yg lbh suka demam satu mlm drpd cacar air satu minggu. Efek samping itu wajar.tp jika disebutkan vaksin berefek bikin mandul dan efek aneh2 lainnya spt disebut diatas itu ya jelas berlebihan kalau itu sih. Salam.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...