Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Selasa, 09/07/2013 19:31 WIB
Jakarta, Orang dewasa yang kerap mengalami insomnia sudah
pasti terganggu kesehatannya. Tapi jangankan orang dewasa, anak-anak saja bisa
merasakan dampak negatif dari gangguan pada pola tidur. Salah satunya
diungkapkan sebuah studi baru yang mengatakan bahwa anak yang jam tidurnya tak
tentu memiliki IQ yang lebih rendah dibanding teman-temannya.
Rincinya, menurut peneliti anak-anak yang jam tidurnya tak
teratur atau baru tidur di atas jam 9 malam memiliki nilai pelajaran membaca
dan matematika yang lebih rendah daripada anak-anak yang jam tidurnya lebih
teratur. Sebab kurang tidur mengganggu ritme tubuh alami dan mengganggu proses
otak untuk mempelajari informasi-informasi baru.
Temuan ini didasarkan pada pengamatan terhadap 11.000 anak
berusia tujuh tahun. Peneliti mengumpulkan data ketika partisipan berusia tiga,
lima, dan tujuh untuk mencari tahu sejauh mana kemajuan proses pembelajaran
partisipan dan memastikan apakah hal ini ada kaitannya dengan pola tidur mereka
atau tidak. Dari situ diketahui bahwa jam tidur yang tak teratur ini paling
sering terjadi pada usia tiga tahun, dengan satu dari lima anak mengaku tidur
di waktu-waktu yang bervariasi. Sedangkan ketika usia partisipan menginjak
tujuh tahun, lebih dari separuh anak memiliki jam tidur rutin antara jam 19.30
dan 20.30.
Namun secara keseluruhan, anak-anak yang tak pernah tidur
dengan jam yang sama setiap harinya cenderung memiliki nilai yang lebih buruk
ketimbang teman-temannya, terutama di mata pelajaran membaca, matematika dan
mempunyai kesadaran spasial (spatial awareness) atau pemahaman mengenai ruang
dan tempat yang lebih buruk dari anak-anak lainnya. Hanya saja dari studi ini
juga terlihat bahwa dampak jam tidur yang acak ini jauh lebih terlihat pada
anak perempuan daripada anak laki-laki dan tampaknya kondisi ini juga bersifat
kumulatif.
"Bisa jadi jam tidur yang tidak konsisten ini merupakan
refleksi dari kondisi keluarga yang berantakan dan tampaknya inilah yang lebih
berdampak terhadap performa kognitif anak, bila dibandingkan dengan pola tidur yang
terganggu. Jadi kami mencoba untuk mempertimbangkan faktor ini juga," kata
ketua tim peneliti, Profesor Amanda Sacker dari University College London.
Terbukti anak-anak yang telat tidur dan jam tidurnya
berantakan berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial yang buruk dan
kebanyakan menonton TV, bahkan pada partisipan yang jam tidurnya berantakan
diketahui sebagian besar dari mereka memiliki TV di kamarnya masing-masing.
Tapi setelah faktor-faktor ini disesuaikan sekalipun, kaitan antara performa
mental dan jam tidur yang berantakan juga tetap memburuk.
"Ini berarti rutinitas tersebut memang benar-benar
penting bagi anak-anak. Memiliki jam tidur yang rutin sejak kecil mungkin
adalah solusi terbaik, tapi tak pernah ada kata terlambat," ujar Profesor
Sacker seperti dilansir BBC, Selasa (9/7/2013). Selain itu, menurutnya tak
terbukti bahwa meminta anak tidur lebih awal atau sebelum jam 19.30 akan
memberikan manfaat tambahan bagi kekuatan otak anak. (vit/vta)
No comments:
Post a Comment