Jam Tanganku, Ohhhh, Jam Tanganku…
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Minggu kemarin, saya sedang ceramah di dalam
sebuah kantor, dan seperti biasa, saya taruh jam tangan di atas meja, biar bisa
tahu ada sisa waktu berapa banyak. Orang di sebelah taruh catatan di depan saya,
kasih tahu ada sisa 10 menit, 5 menit, lalu 1 menit. Saya kira maksud dia
adalah sisa waktu bicara sampai masuk sesi tanya jawab. Saya lihat jam tangan
saya, masih ada 15 menit sampai adzan. Lalu ada orang masuk dan bilang sudah
adzan. Saya kaget. Masih ada 15 menit, bukan?? Saya cek Hp, ternyata benar,
sudah adzan, dan jam tangan saya telat 15 menit.
Habis acara itu, sudah kemalaman jadi tidak
sempat ke masjid untuk shalat isya dan tawarih, jadi saya ke PS saja, ke service
center Seiko. Katanya bateri sudah lemah, dan diganti. Sambil belanja di Hero,
saya cek jam terus. Masih lama sampai mall tutup, jadi tidak usah buru2. Pas di
kasir, saya kaget, kok sepi banget, padahal hanya jam 8.30 malam. Kata kasir,
sudah jam 10 kurang dikit Pak!! Saya cek Hp lagi. Yaahhh!!! Jam saya sudah rusak
lagi, dan malah lebih parah. Tapi toko Seiko sudah tutup jadi tidak bisa balik.
Sampai hari Jumat kemarin, belum sempat ke toko
Seiko lagi. Jadi sebelum ceramah buka puasa di ANZ kemarin, saya sudah berpikir
ke Seiko lagi malam itu. Di atas panggung, tanpa jam tangan, saya bicara agak
cepat. Langit kelihatan makin gelap, dan saya tidak tahu ada sisa waktu berapa
lama. Akhirnya dikasih tahu sudah waktu adzan, dan saya berhenti secara buru2. Habis
acara, saya ke toko Seiko lagi. Tapi kena maceeeetttt 1 jam. Ampun.
Di toko Seiko, dicek lagi. Bateri oke. Teknisi bilang
sudah di-reset di dalam jamnya, jadi seharusnya sudah oke, atau saya bisa
tinggalkan untuk diservis. Karena dibutuhkan setiap hari, saya ambil saja
dengan harapan sudah beres setelah di-reset. Saat belanja, kelihatan oke. Pas naik
taksi untuk pulang, baru ketahuan setengah jam sudah hilang. Yahhh! Rusak lagi
deh! Dan juga kena maceeetttt parah dalam jalan pulang, makan waktu 1,5 jam
dari Senayan ke Pancoran. Akhirnya sampai rumah jam 11.30 malam dan langsung
siap pingsan. Nanti saya harus kembali ke toko yang sama untuk ketiga kalinya,
hanya untuk servis jam tangan!! Dan masih belum tahu masalahnya apa!
Saya mulai berpikir. Ini hanya sebuah alat yang
kecil sekali. Tapi saya dapat manfaat darinya dan melihatnya ratusan kali dalam
setiap hari. Jadi kalau rusak, terasa sekali gangguannya. Harus ambil Hp untuk
melihat jam terus, dan kalau sedang ceramah merepotkan sekali. Hanya sebuah
alat kecil, tapi begitu penting dalam kehidupan orang sibuk sampai rela ke toko
jam 2 kali, yang ke-3 kalinya untuk di-service nanti, dan ke-4 kalinya untuk
ambil lagi. Haha. Yang sepenting itu apa lagi ya? Mungkin hanya Hp, sampai siap
kena macet, bolak balik ke toko yang sama, dan habiskan banyak waktu. Hanya untuk
sebuah alat kecil.
Hanya sebuah jam tangan… tapi begitu penting
dalam kehidupan sehari-hari, sampai rasanya sulit hidup tanpa dia. Haha. “Ohhh,
jam tanganku, aku tetap setia padamu!” (Ada nggak lagu seperti itu? Kalau tidak
ada, harus dibuat kayanya. Hehehe!)
Selama ini, saya tidak pernah mengucapkan
syukur kepada Allah karena saya punya jam tangan yang baik, yang diberikan
teman saya dulu dan sudah awet bertahaun-tahun. Tapi pas “nikmatnya jam tangan”
itu diambil untuk beberapa hari saja, terasa sekali sebagai gangguan yang cukup
besar. Itu hanya sebuah alat kecil, yang mungkin tergolong “tidak penting amat”,
tapi masih patut kita bersyukur kepada Allah SWT atas semua nikmat yang kita
terima setiap hari, yang besar DAN JUGA YANG KECIL!!! Berapa banyak “nikmat
kecil” seperti jam tangan yang kita anggap “biasa” karena selalu ada, sehingga
kita lupa itu juga merupakan suatu bentuk nikmat dari Allah?
13. Maka nikmat Tuhan
kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS. Ar-Rahman 55:13)
Nikmat yang besar mudah untuk diingat, tapi
yang kecil mungkin dilupakan terus… sampai dihilangkan sesaat oleh Allah. Hehe.
Saya baru merasa seharusnya bersyukur kepada Allah atas nikmatnya punya jam
tangan yang bagus dan tidak pernah bermasalah selama 7-8 tahun sekarang (baru
kali ini). Semoga kita semua bisa bersyukur kepada Allah atas SEMUA nikmat yang
Dia berikan, dan tidak abaikan nikmatnya hal-hal kecil yang kita anggap “biasa”.
Maaf ya Allah, kemarin saya tidak pernah memikirkan nikmatnya jam tangan saya. Semoga
besok disyukuri terus.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
beli lagi yang baru pak, itung2 kasih rejeki ke pedagang jam :)
ReplyDelete