Seringkali dalam survei seperti ini, responden sedikit, jadi
kurang dipercayai. Tapi dalam survei ini, repsonden sebanyak 4.500 anak. Dgn jumlah
seperti itu, hasilnya lebih kredibel. Mungkin sebagian dari anak berbohong,
karena iseng saja. Walaupun begitu, jumlah yang didapatkan dari survei
merupakan indikasi bahwa ada masalah besar di kalangan remaja di Indonesia. Sayangnya
kebanyakan pemimpin negara tidak mau membahasnya, dan kebanyakan orang tua
tidak mau dengar, selama anaknya orang lain yang menjadi korban. Selalu ada
berita ttg banyak anak yang dinikahan dalam keadaan hamil di setiap daerah, dan
meningkat terus. Ditambahkan lagi dgn kasus pemerkosaan dan sodomi, di mana
kebanyakan pelaku juga anak remaja, dan mengaku tidak tahan nafsunya setelah
sering nonton film porno di HP.
Tapi belum dianggap masalah nasional yang perlu diperhatikan.
Seratus juta orang tua di Indonesia harus bersatu untuk selamatkan SEMUA anak
bangsa. Tidak cukup kalau hanya pedulikan anak sendiri dan abaikan nasib anaknya
orang lain. Anaknya orang lain itu bisa saja menjadi pelaku yang menyerang anak
anda nanti.
-Gene Netto
Gorontalo: 62 Persen Siswi SMP Tidak Perawan, 21 Persen
Aborsi
Kamis, 31 Desember 2015 | 11:40 WIB
POJOKSATU.id, GORONTALO – Pergaulan bebas remaja di
Gorontalo semakin gila. BKOW Provinsi Gorontalo merilis hasil survei mereka
dimana 62 persen siswi SMP sudah tidak perawan dan 21 persen pernah aborsi. Survei
tersebut melibatkan 4.500 responden. Sebanyak 62,7 persen siswi SMP mengaku
sudah pernah berhubungan intim layaknya suami istri. Menurut Dokter dari BKOW
Gorontalo, Sulianti Otto, dari hasil survei tersebut, 97 persen remaja mengaku
pernah aktif menonton film dewasa.
Selain itu, 93,7 persen siswi SMP pernah melakukan ciuman
dan 62,7 persen dari mereka mengaku sudah pernah berhubungan layaknya suami
istri. “Yang mengejutkan lagi, 21,2 persen diantaranya pernah aborsi,” ujar
Sulianti kepada Radar Gorontalo (grup JPNN/pojoksatu). Kata Sulianti,
penanganan pergaulan bebas tak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah.
Tapi butuh keterlibatan aktif dari orang tua, masyarakat hingga sekolah.
No comments:
Post a Comment