Saya ingin lupakan pengalaman ini, namun demi kebaikan saya mau berbagi dgn pak Gene. TK smp SD kelas 4 saya di sebuah desa kecil di pulau Sumatra, ibu di Jakarta. Saat saya naik kelas 5 SD, saya ikut ke Jakarta dan masuk SD Negeri. Di sinilah drama dimulai... Saya yg 'anak desa', menurut mereka jelek, bodoh dan miskin. Setiap hari bullyan demi bullyan saya terima. Keadaan saya bertambah parah karena wali kelas saya ga peduli sama murid muridnya. Setiap kali saya tidak bisa mengerjakan tugas dikelas saya selalu dipukul pake penggaris, di telapak tangan. Tangan saya merah dan perih. Berkali kali kejadian seperti itu.
Suatu hari pelajaran matematika. Bu guru
menerangkan satu bahasan (saya lupa materi apa). Lalu saya disuruh maju
mengerjakan soal itu. Saya mulai takut dan gemetar karena memang saya ga bisa.
Tp kali ini berbeda. Selain bu guru memukul tangan saya, kali ini seluruh siswa
disuruh memukul kaki saya menggunakan penggaris kayu yg besar (kebanyakan
memukul dibagian betis) satu persatu. Hari itu pertahanan saya runtuh, saya
menangis terisak. Sedih, sakit dan malu bercampur. Teman2 laki laki yang memang
selalu membuly, memukul dengan sangat keras.
Sore itu ibu saya pulang mendapati badan
saya panas. Lagi lagi saya memang ga cerita. Tapi ibu melihat luka luka dan
lebam yg sangat banyak dikaki saya, sangat terkejut. (Bayangkan 40 anak di kelas
semua memukul saya). Ibu marah mendapati keadaan seperti itu. Setelah mengadu
ke kepala sekolah, saya bisa pindah kelas. Berkat support walikelas yg baru
sayapun bisa diterima ditengah2 teman teman. Trauma? Pasti. Benci? Pasti...
Benci pada guru yg telah menyakiti saya.
Saya mau berpesan: Guru, semestinya
mengajar dengan cinta, dengan kasih sayang, dengan kelembutan. Jika anak tidak
mengerti membantu mereka mengerti, bukan dijewer! Apalagi dipukul... Ibu saya
juga guru. Tapi beliau guru sejati. Bukan guru yg maunya gaji tinggi tp ga mau
mengabdi. Semoga bisa jadi pelajaran, perbuatan kasar akan membekas dihati
selamanya. Makasih pk Gene. Semoga bisa bermanfaat. –Santi (nama samaran)
[Semoga kisah ini menjadi bahan renungan bagi teman2 guru
ttg efek samping kekerasan dari guru terhadap siswa di kelas. – Gene Netto]
No comments:
Post a Comment