Ini yang saya alami sewaktu saya masih
duduk di sekolah dasar hingga SMP. Saya bersekolah di sebuah sekolah swasta. Awalnya
saya cukup senang bersekolah disana namun saat naik tingkat ke kelas 3 SD
hingga 3 SMP, banyak hal yang saya takutkan untuk pergi ke sekolah. Hal yang
paling utama adalah pengajar, di mana bila murid yang salah atau tidak bisa [pahami]
mata pelajaran tertentu, pasti pengajar tersebut marah hingga tidak mengijinkan
kita untuk beristirahat. Di mana kondisi para murid pun sudah lelah dan lapar,
untuk melanjutkan pelajaran pun mungkin sudah tidak sanggup pada saat itu.
Lalu hukuman fisik seperti pukul, jewer
kuping, cubit, disetrap didepan kelas sambil angkat kaki dan untuk anak
laki" mengangkat kursi diatas kepalanya selama berjam", dijemur
dilapangan di mana kondisi panas terik dan banyak lagi. Ada hal yang paling
saya tidak sukai adalah pengajar yang memilih" murid, [yaitu] murid yang
pintar dan murid yang keluarganya memiliki perekonomian tinggi menjadi murid
kesayangan dan menjadi perhatian paling utama untuk si pengajar tersebut
sehingga anak yang bodoh atau anak yg tidak bisa akan menjadi bodoh karena
tidak ada perhatian dari pengajar tersebut. Hingga pada saat itu saya menjadi
pribadi yang tidak percaya diri, bodoh, kurang pergaulan dan penakut.
Saya saat ini sudah berkeluarga namun
trauma tersebut tidak bisa hilang dari pikiran saya. Saya sangat takut bila ada
orang lain atau dari anggota keluarga berkata keras, kasar atau marah entah itu
pada saya atau bukan, pada saat itu juga saya hanya bisa terdiam atau menangis.
Saya mencoba untuk menceritakan trauma saya ini kepada keluarga dan suami saya
dan puji Tuhan keluarga saya support saya dan tidak ada suara keras di rumah
tangga saya. Saya tidak mau datang atau menginjak sekolah tersebut karena tidak
ada kenangan baik disekolah tersebut. Terima kasih untuk Pak Gene untuk
membantu para murid yang mengalami kekerasan di sekolah, semoga generasi saat
ini tidak ada lagi yang mengalami hal serupa dengan saya dan saya berjanji akan
menjadi pengajar yg bijak. – Dewi (nama samaran)
[Gene]: Terima kasih sharing kisahnya Bu. Semoga bisa
menjadi lebih tenang dalam kehidupannya sekarang. Masa lalu yang buruk bisa
punya dampak yang lama sekali, tetapi banyak guru di sini belum mau
menyadarinya. Coba untuk belajar menjadi seorang ibu yang percaya diri dengan
merasa yakin Tuhan tidak akan berikan beban yang terlalu besar bagi setiap
orang. Jadi Tuhan berikan pengalaman buruk seperti itu, berarti Ibu dapat
pelajaran utk mendidik anak di rumah dgn kasih sayang dan cinta. Dan dari
keluarga besar, mereka juga sama dan akan hati2 dalam memilih sekolah dan hati2
dalam mendidik anaknya di rumah karena melihat efeknya pada ibu kl keras dan
kasar dalam mendidik. Ibu bisa bangkit dari pengalaman buruk itu dan menjadi
pemimpin di dalam keluarga dan bagi anak2, untuk tidak mudah jatuh ketika orang
lain banting kita. Di seluruh dunia ada orang jahat, bahkan di sekolah, tapi
kita harus memilih untuk tunduk terhadap mereka, atau berdiri tegak dan melawan
kejahatan mereka dgn jiwa yang kuat. Guru yang jahat itu belum kalahkan Ibu.
Dia hanya ganggu proses pendidikan utk beberapa waktu, dan Ibu masih bisa
bangkit dan menjadi orang yang berjaya. Jangan mau tunduk dgn orang yang jahat.
Bangkit, semangat, dan mendidik anak untuk hidup penuh kasih sayang terhadap
orang lain. Semangat ya Bu!
-Gene Netto
No comments:
Post a Comment