Coba perhatikan kalimat di atas. Ini kalimat yang hampir SELALU diucapkan dalam hampir semua kasus pencabulan terhadap anak di seluruh negara setiap hari. Saya sudah baca kalimat itu ribuan kali dalam beberapa tahun terakhir. Seorang guru, guru ngaji, bapak tiri, bapak kandung, kakek kandung, tetangga atau pria tua usia 55 ke atas (sudah menjadi kakek) ditangkap polisi. Anak remaja usia 12-18 juga ditangkap terus. Mereka telah perkosa, sodomi, atau cabuli (meraba kemaluan dsb.) seorang anak kecil. Apa kata keluarga, tetangga, kenalan, rekan kerja, atasan, teman, dan lain-lain? Mereka semua selalu mengatakan hal yang sama." Nggak menyangka."
Zaman ini, kalau anda berani lepaskan anak anda di bawah pengasuhan orang lain, siapapun orang itu, remaja atau dewasa, maka diharapkan selalu waspada. Jangan anggap orang lain "aman" hanya dengan alasan terlihat remaja yang baik dan biasa, atau dewasa yang telah menikah dan punya anak, atau sudah menjadi kakek, atau bersikap baik hati dan ramah terhadap tetangga dan rekan kerja. Sikap "baik" terhadap orang lain tidak merupakan jaminan apapun. Dia tetap bisa berbuat jahat terhadap anak kecil, lalu sembunyikan.
Dan kalau anda merasa cukup ucapkan "insya Allah aman", maka perlu dipahami bahwa semua orang tua korban dalam semua kasus pencabulan juga menganggap anak mereka aman, dan juga merasa insya Allah aman. Dan anak mereka aman bertahun-tahun, sampai tiba suatu hari di mana mereka tidak aman lagi… Tidak ada solusi jangka pendek selain selalu waspada dan selalu curiga terhadap semua orang yang lain, dari usia 12 ke atas, karena anak usia 12 sudah bisa menjadi pemerkosa sekarang. Bahkan terhadap suadara kandung sendiri juga perlu waspada. Dan kalau anda tidak mau, semoga suatu hari anda tidak masuk berita dengan mengatakan, "Saya tidak menyangka…"
-Gene Netto
Belasan Siswa Laki Dicabuli Guru, Ini Kata Kepsek SMPN 4 Kepanjen
“Pak CH ini sudah 5 tahun mengajar disekolah kami. Kita tidak menduga jika perangainya seperti itu. Siapapun pasti tidak akan menduga. Sebab selama disekolah, orangnya baik, disiplin dan suka membantu,” ungkap Supriyanto pada awak media, Jumat (6/12/2019). “Nggak menyangka sama sekali kita. Dia itu orangnya rajin, ramah, suka membantu. Terus kalau ada acara apapun di sekolah selalu tampil di depan. Kalau datang pagi, salam-salaman dengan siswa yang tiba di sekolah. Sama sekali kita nggak nyangka,” Supriyanto mengakhiri. (yog/ted)
https://beritajatim.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment