Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

07 December, 2019

Kegagalan Sistem Pendidikan Indonesia = Anak Gampang Dicabuli

Assalamu’alaikum wr.wb. Di dalam sebuah artikel berita di bawah ini (dan juga di ribuan artikel serupa), dijelaskan bahwa banyak anak SMP merasa "terpaksa" taat pada gurunya. Dan oleh karena itu, 18 anak laki-laki bisa dicabuli, berkali-kali, karena tidak punya daya pikir logis atau akal yang sehat yang akan membuat mereka menolak. Mereka takut pada gurunya karena semua anak Indonesia tahu: 1) Siswa wajib "diam dan taat" pada guru; 2) Guru selalu benar; 3) Guru bisa mengubah nilai siswa tanpa alasan; 4) Siswa tidak bisa berharap dapat bantuan atau keadilan dari guru yang lain.
Di bawah ini, ada daftar semua hal yang terjadi, sehingga 18 anak itu menjadi korban pencabulan di sekolah:

1.    Guru itu suruh anak ikut kegiatan modelling. Anak menolak, tidak tertarik, tapi disuruh terus, jadi dia diam dan taat sama gurunya.
2.    Disuruh masuk ruangan guru BK, lalu pintu dikunci, jendela dan gorden ditutup. Anak seharusnya protes, tapi dia diam dan taat.
3.    Anak diminta bantu guru dengan penelitian S3 karena membutuhkan contoh sperma dan bulu kemaluan, dan harus mengukur penis anak. Anak mengaku ketakutan, dan tidak mau ikut penelitian itu, tapi diam dan taat.
4.    Sebelum dicabuli, anak disumpah dengan Al Quran agar kegiatan "berikan contoh sperma untuk penelitian" tidak boleh diceritakan kepada orang lain. Anak tidak mau setuju, tapi diam dan taat.

5.    Anak disuruh berbaring di atas meja. Anak tidak mau, tapi diam dan taat.
6.    Anak ditelanjangi oleh gurunya. Anak tidak mau, tapi diam dan taat.
7.    Penis anak itu dikocok oleh gurunya terus, sampai dapat ereksi. Anak tidak mau, tapi diam dan taat.
8.    Guru itu tidak izinkan anak keluar ruangan, kalau spermanya belum keluar. Jadi anak harus diam di atas meja, telanjang, dimasturbasi oleh gurunya, hingga alami klimaks. Anak tidak mau, tapi diam dan taat.
9.    Di lain waktu, beberapa anak dipanggil lagi untuk ikut "penelitian" lagi. Anak2 itu tidak mau, tapi diam dan taat.

Coba kita kembali ke anak yang pertama. Ketika pintu dikunci, dan dia ditelanjangi gurunya, dan disuruh kasih contoh sperma (yang harus dihasilkan dengan cara dimasturbasi oleh gurunya), anak itu bisa saja berontak, melawan, dobrak pintu, pecahkan jendela, teriak, lari, dan mencari pertolongan. Atau kalau tidak berani, setelah selesai, dia bisa langsung lari ke ruangan kepala sekolah, atau cari guru untuk dapat pertolongan.

Apakah terjadi? Tidak. Setiap anak diam dan taat, selama 2 tahun, sehingga 18 anak menjadi korban. Kenapa? Karena semua anak diajarkan untuk diam dan taat pada gurunya, jangan berani melawan, dan banyak anak tidak melihat para guru sebagai sahabat, pelindung atau penolong. Mereka juga tidak sanggup menggunakan akal yang sehat dan berpikir sendiri, "Ini tidak normal, saya harus melawan!" Mereka diam dan taat. Walaupun disuruh melakukan hal yang sangat buruk.

Ini bukti kegagalan sistem pendidikan, yang dibangun oleh para guru, dan didukung oleh para orang tua, selama puluhan tahun. Kalau sistem ini tidak diubah, makin banyak anak Indonesia akan menjadi korban. Tolong. Kalau anda sudah baca ini, jangan abaikan saja. Ajarkan anak anda untuk  berdebat, berpikir secara logis, berani untuk tidak setuju dengan anda, dan berani melawan kedzholiman dari siapapun (saudara, guru, tetangga, dll.), walaupun ada rasa takut. Kalau anda tidak mau, karena anda lebih senang punya anak yang "diam dan taat", risikonya adalah anak anda yang menjadi korban besok. Semoga anda mau selamatkan anak anda dan semua anak Indonesia sekaligus.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

Sebelum Dicabuli, Belasan Siswa SMP Dipaksa Oknum Guru BK Cabul Ikut Kegiatan Modelling
https://malangtimes.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...