Saya sudah berusaha berkali-kali untuk melihat sisi "baik" dari acara ini. Belum berhasil. Seorang menteri pendidikan yang baru dilantik punya waktu kosong untuk menjadi pelawak dan menghibur presiden. Jokowi diundang ke acara anti-korupsi dengan KPK tapi tidak mau hadir. Malah pergi ke sebuah sekolah dan nonton menteri menjadi pelawak. 
Wartawan selalu tanya ttg program kerja 100 hari dari menteri baru. Mungkin ini pertama kali dalam 70 tahun merdeka seorang menteri punya program "menjadi pelawak untuk menghibur presiden". Begitu tidak sibuk? Begitu sedikit tugasnya? Manfaatnya apa dari menjadi pelawak satu hari? Setahu saya tidak ada hubungan antara acara komedi dari menteri dan pencegahan korupsi di masa depan. 
Ada atap sekolah yang ambruk, anak dan guru luka-luka, dan ada yang wafat. Ada sekolah dengan 3 guru PNS dan 25 guru honorer. Ada guru honorer yang digaji 300 ribu per bulan, dan menunggu 6 bulan untuk dapat gaji itu. Guru di pelosok bisa habis gajinya untuk beli sembako, karena begitu mahal tinggal di sana. Setiap kali ganti menteri, ganti kurikulum juga, dan membuat 3 juta guru pusing. Setiap ganti kurikulum, buku teks ganti juga, dan membuat 100 juta orang tua pusing. Dari 60 juta siswa, ada jutaan yang tidak sampai kelas 3 SMA karena biaya sekolah begitu mahal. Dana pendidikan korupsi. Dana BOS dikorupsi. Ujian Nasional sudah dilarang oleh MA karena melanggar konstitusi, tapi masih perlu "dikaji dulu" oleh menteri pendidikan yang mengaku tidak mengerti pendidikan. 
Tapi menteri pendidikan dan dua menteri lain punya waktu kosong untuk menjadi pelawak dan menghibur presiden selama 1 hari. Maaf, saya tidak bisa melihat sisi baiknya. Kasihan anak Indonesia yang dapat pemimpin negara seperti ini. Kerja, kerja, kerja. Daripada minta menteri menjadi pelawak, lebih baik presiden dan para menteri fokus pada masa depan 80 juta anak Indonesia.
-Gene Netto 
Saat Menteri Adu Akting di depan Presiden: Pentas Prestasi Tanpa Korupsi
https://www.youtube.com/watch?v=GsaSOrP0leo 
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(318)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(587)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(373)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(324)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
- 
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
 - 
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
 - 
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
 - 
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
 - 
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
 - 
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
 - 
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
 - 
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
 - 
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
 - 
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
 
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment