Assalamu’alaikum wr.wb. Ada orang yang merasa peristiwa Isra Miraj tidak logis, dan oleh karena itu, harus dianggap “logika tidak dibutuhkan” dalam ajaran Islam. Sebenarnya, ada dua kubu yang berbeda. 1) Yang anggap hal itu tidak logis, jadi tidak percaya terjadi. 2) Yang anggap hal itu tidak logis, jadi merasa harus buang logika dan meyakini kebenarannya tanpa kemungkinan bisa paham.
Bagaimana Nabi Muhammad SAW bisa hidup di luar angkasa? Atau lewati jarak jauh dengan cepat? Kalau ajaran Islam dan logika manusia bentrok, yang perlu dilakukan adalah “periksa logika manusia”, bukan membantah ajaran Islam. Kita harus “mencari penjelasan logis” sendiri, dan belum tentu bisa ketemu. Tetapi kalau kita berpikir secara dalam, dan mencari ilmu secara luas, insya Allah peristiwa Isra Miraj dan banyak hal ajaib lain tetap bisa dipahami secara logis.
Pertanyaan: Apa Allah Maha Kuasa, atau Kuasa Sedikit Saja? Kalau Allah Maha Kuasa, segala sesuatu bisa dikerjakan tanpa halangan, betul? Manusia bisa hidup dalam air ketuban selama 9 bulan. Manusia bisa ke dasar laut dalam kapal selam. Jadi secara prinsip, manusia bisa “hidup dalam air” (dengan berbagai cara). Kenapa tidak mungkin hidup di luar angkasa? Allah bisa menciptakan sesuatu sebagai “alat penampungan, penuh oksigen” agar Nabi bisa tinggalkan bumi.
Atau, Allah juga bisa perintahkan badan Nabi “tahan nafas” agar tidak perlu oksigen untuk sementara. Ada penyelam yang bisa tahan nafas untuk 24 menit. Jadi kalau Allah perintahkan badan Nabi berfungsi tanpa oksigen, siapa yang bisa membatalkan Perintah Allah itu? Kenapa Nabi bisa melintas alam semesta dengan cepat? Karena diantar oleh malaikat Jibril, bukan naik ojek. Malaikat secepat cahaya? Lebih cepat? Kalau tangan Nabi dipegang oleh malaikat, maka sama dengan kita duduk di pesawat: Akan ikut dengan kecepatan yang sama.
Tetapi siapa bilang jaraknya “jauh”? Ahli fisika membahas “wormhole” atau “lubang cacing” yang merupakan jalan pintas melalui ruang dan waktu. Ambil sebuah halaman A4, dan membuat titik di dua ujung yang berbeda. Satu titik adalah bumi, dan titik lain berjarak 1 milyar tahun cahaya dari sini. Lipatkan kertas itu, sehingga kedua titik itu “berdampingan”. Lalu tusuk kertasnya dengan pensil, membuat lubang. Itu penjelasan yang diberikan oleh ilmuwan tentang lubang cacing di alam semesta.
Kalau ilmuwan anggap hal itu “logis”, dan suatu barang bisa melintas jarak jauh dalam waktu singkat, masa Allah tidak sanggup melakukannya? Bagaimana kalau Allah mengatakan, “Ada ratusan cara lain untuk melintas jarak 1 milyar tahun cahaya dalam 1 detik, tetapi manusia belum memahaminya!!” Mau katakan apa? Allah Maha Kuasa? Atau, Allah Kuasa Sedikit Saja, dan Isra Miraj “tidak mungkin” terjadi karena Allah “tidak sanggup” memindahkan 1 manusia dalam alam semesta secara cepat?
Saya mau gunakan AKAL YANG SEHAT untuk mengakui bahwa ALLAH MAHA KUASA. Kalau Allah menghendaki, segala sesuatu yang kita pahami tentang biologi, fisika, kimia, kehidupan, jarak, waktu, dan lain-lain, bisa BERUBAH. Kenapa? Karena Allah Maha Kuasa. Jadi kalau ada orang yang anggap Isra Miraj tidak logis, dan Allah “tidak bisa” melakukannya, maka hanya ada satu penjelasan: Orang itu belum beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa!
Bukan konsep “logika dalam Islam” yang bermasalah! Tetapi yang bermasalah adalah perasaan orang itu bahwa segala sesuatu harus sesuai dengan “kemampuan berpikir pribadi dia” pada saat ini, dan kalau ada hal yang sulit dipahami, berarti wajib “buang logika”. Yang dibutuhkan bukan usaha buang logika, tetapi usaha mencari “logika baru” dari orang yang punya ilmu yang lebih luas.
Dua ratus tahun yang lalu, kalau kita membahas kemungkinan manusia bisa terbang, bisa bicara dengan orang di negara lain, bisa copot jantung orang dan pasang yang baru, kita akan dikatakan “gila” karena semua hal itu “tidak logis”. Tetapi dalam waktu singkat, “logika manusia” berubah. Hal yang dulu dianggap mustahil dan tidak logis sudah menjadi “normal”.
Begitu juga dengan hal yang dianggap “tidak logis” dalam ajaran Islam. Bukan logika yang bermasalah, tetapi kemampuan berpikir kita yang mungkin belum sanggup memahaminya. Jadi solusi yang terbaik adalah kembangkan daya pikir kita, bukan “membuang logika”. Dan kalau belum ketemu sebuah jawaban, tetap tidak perlu membuang logika. Malah kita perlu mencari ilmu yang lebih dalam, sepanjang masa. Dan berharap suatu hari akan ketemu jawaban yang memuaskan.
Semoga bermanfaat.
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(301)
anak yatim
(116)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(51)
indonesia
(571)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(362)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(12)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(9)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(505)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(37)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(177)
Sejarah
(5)
sekolah
(80)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment