Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label dakwah. Show all posts
Showing posts with label dakwah. Show all posts

17 January, 2017

Jangan Menilai Orang Lain Dari Pakaiannya



Assalamu’alaikum wr.wb., Teman saya bernama Yasir sedang makan malam di warung. Tiba2 muncul orang yg pakai baju panjang gaya Pakistan, sorban, celana dipotong setinggi betis, dan sandal jepit. Jenggotnya panjang dan tidak rapi. Orang itu tanya apakah Yasir seorang Muslim. Yasir jawab iya. Orang itu mulai menegor Yasir,  tetapi dengan senyuman yang kaku di mukanya, seperti ingin mengancam.

Dia bertanya, kok Yasir duduk di warung saat adzan? Seorang Muslim "yang benar" akan tinggalkan makanannya dan buru2 shalat di masjid, daripada duduk di warung pada saat adzan. Dia kutip 2 ayat dalam bahasa Arab sbg bukti bahwa keimanan Yasir kurang baik. Dia juga menegor Yasir karena pakai celana jeans dan kaos padahal itu adalah pakaian orang kafir. Katanya seorang Muslim yang benar akan memakai baju Muslim seperti dia, atau memakai gamis dan sorban, karena itu adalah pakaian Muslim. Jeans dan kaos tidak boleh dipakai untuk shalat, karena “meniru orang kafir, berarti kafir juga”, katanya.

Yasir senyum, dan mulai menjelaskan. Pertama, Yasir adalah "Musafir" (orang dalam perjalanan). Shalat maghrib dan isya sudah digabung tadi. Kedua, ayat yang dikutip kurang tepat, dan Yasir kutip ayat2 yang lain dalam bahasa Arab, dgn tafsirnya, ditambahkan hadiths2 ttg dakwah, semuanya dalam bahasa Arab. Orang itu jadi bingung. Dia berusaha bela diri dgn mengatakan "hanya niat berdakwah", jadi boleh saja menegor dan menyalahkan orang Muslim lain. Yasir senyum lagi dan menjelaskan ayat2 berkaitan dengan dakwah dan tata cara dakwah yg diajarkan oleh Nabi SAW. Ternyata orang itu belum paham.

Orang itu kelihatan malu, lalu bertanya Yasir "siapa"? Yasir menjawab: “Saya seorang ustadz yg mengajar ilmu Al Qur'an di pesantren dan insya Allah seorang hafiz Qur’an. Saya di Jakarta untuk bertemu guru saya dari MUI. Permisi, saya mau ke rumah Pak Kyai. Dan karena anda sibuk menegor saya dari tadi, mungkin anda telat dan tidak akan dapat shalat isya berjemaah di masjid.”

Lalu Yasir tinggalkan orang itu di warung. Saat Yasir ceritakan semuanya, saya gelengkan kepala. Orang itu yang semangat menyalahkan orang Muslim lain, tanpa tahu sedang bicara dengan Ustadz yang hafiz Qur'an. Dia BERASUMSI Yasir tidak mengerti agama, disebabkan Yasir memakai jeans dan kaos, dan berada di warung pada saat adzan. Kita bisa menilai orang lain dari pakaiannya, dan kita bisa salah sekali. Orang non-Muslim di negara2 Arab juga pakai gamis dan punya jenggot. Dan orang Muslim yg ahli juga ada yang pakai jeans dan kaos. Jadi hati-hati kalau banyak berasumsi terhadap orang lain. Jangan buru2 membuat penilaian bahwa orang lain pasti begini atau begitu disebabkan penampilannya. Semoga bermanfaat.
Wabillahi taufik walhidayah, Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

01 January, 2017

Sejarah Natal: Tidak ada Hubungan Dengan Yesus

Assalamu’alaikum wr.wb. Ada yang tanyakan sejarahnya Natal. Singkatnya, tidak ada hubungan antara Yesus dan Natal. Natal tidak pernah disebutkan atau dirayakan oleh Yesus. Tanggal lahirnya Yesus tidak ketahuan. Pesta Natal (Christmas) muncul di abad ke-4 karena pemimpin Romawi mau ajak penyembah berhala (pagan) masuk Kristen.

Saat itu, penyembah berhala adalah mayoritas, tapi sulit diajak masuk Kristen, karena ada "Tuhan yang Maha Esa". Solusinya? Tuhan diubah menjadi bagian dari Trinitas. Yesus diubah menjadi Anak Tuhan. Banyak dewa Romawi dan Yunani dianggap "anak dewa", jadi Yesus bisa diterima juga. Kebiasaan penyembah berhala digabungkan dalam agama Kristen, lalu berubah menjadi Natal. Begitu sederhana sejarahnya. Ini beberapa perincian:

•    Saat itu, banyak agama saling "pinjam konsep", jadi ada kemiripan di antaranya.
•    Ada pesta 17-25 Desember bernama Saturnalia, untuk merayakan lahirnya dewa Saturnus. Orang berpesta, bernyanyi telanjang di jalan, bermain-main, bagikan kado, mabuk-mabukan, dan tidak kerja.
•    Ada juga pesta untuk Mithra (anak dewa). Mithra diyakini lahir pada 25 Desember. Kelahirannya disaksikan oleh penggembala, orang datang membawa kado baginya. Dia lakukan mukjizat, menyembuhkan orang, mengusir setan. Sebelum wafat, Mithra lakukan Perjamuan Terakhir dengan 12 muridnya. Lalu naik ke surga. (Semuanya mirip dengan ajaran Kristen tentang Yesus).

•    Kaisar Konstantin ikuti agama Sol Invictus (Dewa Matahari) tapi berubah menjadi Kristen. Ada perayaan hari kelahiran Dewa Matahari pada 25 Desember, disebut "Dies Natalis Solis Invicti" (Ulang tahun Matahari yang Tidak Terkalahkan). Diubah oleh Konstantin menjadi hari kelahiran "Anak Tuhan" (Yesus).
•    Rakyat Romawi terbagi dalam tiga agama: Penyembah Sol Invictus (Dewa Matahari), penyembah Mithras (anak dewa), dan pengikut Yesus. Semuanya pelan-pelan digabungkan menjadi penyembah Yesus sebagai "anak Tuhan" yang lahir pada 25 Desember.

•    Konstantin menetapkan Kristen sebagai agama kekaisaran Romawi. Banyak orang ikut masuk Kristen. Perayaan Saturnalia dan Sol Inivictus (dewa matahari) dan pesta-pestanya tidak bisa dihilangkan, jadi digabungkan dalam agama Kristen.
•    Natal mulai dirayakan sekitar 360 AD, sebagai hari kelahiran Yesus, sebagai Anak Tuhan, dan Juru Selamat (menggantikan banyak anak dewa dan banyak juru selamat yang lain yang diyakini sebelumnya).

Perlu dipahami juga bahwa info ini diperdebatkan. "Perayaan Natal" untuk kelahiran Yesus tidak ada hubungan dengan Yesus, tapi siapa yang menciptakannya, kapan, dan kenapa, ada beberapa pendapat. Yang jelas, seluruh unsur perayaan Natal pada 25 Desember berasal dari agama-agama penyembah berhala. Digabungkan dengan agama Kristen oleh beberapa Kaisar Romawi dan para pemimpin Gereja zaman dulu, agar penyembah berhala mau masuk Kristen. Contoh dari Yesus sebagai landasan dalam agama menjadi tidak penting. Jadi tidak ada orang Kristen yang bisa "mengikuti contoh dari Yesus dalam merayakan Natal", karena tidak ada contohnya. Semuanya diciptakan oleh manusia, terutama Kaisar Romawi. Sekian saja sejarahnya, bagi orang yang ingin paham. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

17 December, 2016

Saya Masuk Islam Karena Sinterklas!



Assalamu’alaikum wr.wb., Saya masih ingat harinya ketika kakak tunjukkan kado Natal di lemari orang tua. Dia jelaskan bahwa orang tua telah bohongi dan menipu kami bertahun-tahun. Seluruh info ttg Sinterklas adalah kebohongan.

Saya masih ingat berdebat dgn ibu sebelumnya. Tidak ada cerobong asap, karena tidak ada perapian di rumah. Bagaimana Sinterklas bisa masuk utk antarkan kado? Ibu bilang Sinterklas bisa lewat jendela. Saya protes. Itu tidak logis. Kalau bisa lewat jendela, KENAPA pakai cerobong asap yg kotor dan sempit? Jendela lebih logis. Dan kenapa tidak masuk pintu depan saja?? (Usia saya sekitar 7 tahun).

02 August, 2016

Pernyataan Allah tentang Yesus (Nabi Isa) dan Orang Kristen


Dalam Al-Qur'an, Allah SWT telah cukup banyak berbicara tentang Yesus (Nabi Isa), "Anak Allah", Trinitas, dan Kristen pada umumnya. Allah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul-Nya yang terakhir dan memberinya Al-Qur'an sehingga manusia akhirnya akan diberikan Kebenaran yang sesungguhnya tentang Yesus dan segala sesuatu yang berhubungan dengan dia, sehingga kita akan tahu apa yang sebenarnya Yesus beritahukan kepada orang-orang tentang Tuhan. Fakta bahwa orang Kristen sesat dari ajaran Yesus membuatnya lebih penting bagi Allah untuk memberitahu kita dengan jelas dalam Al-Qur’an tentang apa yang benar-benar dikatakan oleh Yesus. Berikut ini adalah apa yang Tuhan katakan tentang Yesus (Nabi Isa) di dalam Al-Qur'an, dan ajaran agama dari orang Kristen yang telah berkembang selama dua ribu tahun.

13 July, 2016

Berdoa Kepada Allah Untuk Minta Parkiran

Saya bertemu seorang ustadz untuk makan malam dan diskusi. Saya sampai mall duluan, shalat dan menunggu. Saat akhirnya bertemu, dia jelaskan bahwa macetnya luar biasa dan parkiran penuh. Saya bertanya, "Kenapa tidak berdoa saja minta parkiran?" Dia kelihatan bingung dan bertanya, " Apa doanya (dalam bahasa Arab)?" Sekarang, saya yang jadi heran. Kok ustadz tidak tahu? Berdoa kepada Allah tidak perlu bahasa Arab. Berdoa dalam bahasa Indonesia juga boleh. Contohnya: "Ya Allah, tolong bantu saya dapat parkiran yang baik dan aman! Amin." Begitu aja kok repot?!

Dia ketawa. Emang bisa berdoa begitu? Masa berdoa minta parkiran? Gene sudah pernah coba? Hasilnya apa? Saya jelaskan. Sudah menjadi standar bagi saya. Hasilnya? Rekor saya adalah 5 detik setelah berdoa dapat parkiran. Rata2 sekitar 30 detik sampai 2 menit dapat parkiran. Di hari sabtu dan minggu, ketika parkiran penuh. Di malam hari juga. Di semua mall. Kadang saja bisa sampai 10 menit, tapi jarang. Teman2 saya dapat hasil yang sama.

14 January, 2016

Sakit Habis Operasi, Kok Pengurus Masjid “Melarang” Saya Tidur?



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Satu bulan yang lalu, saya dioperasi, jadi ada rasa sakit dan gangguan terhadap kehidupan yang cukup besar. Setelah operasi hernia selesai, ada komplikasi pembengkakan, tapi setelah 3 hari akhirnya boleh pulang utk istirahat di rumah. Tapi ternyata sulit istirahat.

Habis operasi, seluruh daerah perut sakit sekali. Saya minim obat tidur, tapi karena badan sakit, baru bisa tidur pada jam 1 pagi. Lalu tiba2 bangun pada jam 3:20 pagi, karena pengurus masjid teriak “La illaha ilallah” dgn suara keras lewat toa, lalu pasang kaset ngaji. Lalu setelah 50 menit, ada adzan, lalu iqomat, lalu shalat, lalu dzikir, lalu doa, lalu shalawat Nabi. Totalnya 1 jam 45 menit. Semuanya disiarkan lewat toa. Karena ada suara keras utk hampir 2 jam itu, otak saya terlalu “segar” dan saya tidak bisa tidur lagi sampai jam 8 pagi. Lalu bangun siang dalam keadaan lemas sekali.

20 September, 2015

Caranya Bicara Dengan Orang Ateis Yg Ingin Memahami Islam



[Pertanyaan]: Pak Gene, kalau kita ingin ngajarin orang non-Muslim terutama Ateis tentang Islam, apa yang harus kita beri tahu?

[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb., Ini sangat sulit, karena harus berusaha utk buka pikirannya sehingga dia bisa pakai akalnya utk memahami Tuhan. Tapi selama ini dia sudah pakai akalnya utk menolak keberadaan Tuhan, jadi harus dibelokkan pikirannya 180 derajat, dan tidak mudah. Saya paling banyak fokus ke hal2 seperti ini:

1. Begitu banyak “kebetulan” yang memungkinkan kehidupan di bumi ini. Contohnya seperti jarak bumi dari matahari, adanya oksigen, adanya ozone, adanya pohon yg menciptakan oksigen dan makan CO2, adanya air, dsb. Apa semuanya kebetulan? Banyak sekali kebetulan itu, yang berlapis2 sehingga menjadi mungkin ada kehidupan di sini. Lalu ada ayat Al Qur'an yg menyatakan seluruh kehidupan di bumi diciptakan dari air. Bagaimana Nabi bisa tahu itu, padahal baru 100 tahun yg lalu dipahami ilmuwan dunia, dan sekarang diajarkan dlm semua sekolah? Begitu juga dgn konsep Big Bang, yg juga ada di dalam Al Qur'an di ayat yg sama. Apa hanya “kebetulan” seorang manusia buta huruf bisa mengetahui hal2 spt itu?

26 July, 2015

Apakah Ada Persatuan Umat Islam Di Indonesia?



[Komentar]: Bila Muslim di Indonesia marah itu ada bagusnya jg karena muslim itu bersaudara. Bila ada yg menderita maka yg lain jg hrs merasakan jg spt 1 tubuh, dan itu yg diajarkan Rasul.

[Gene]: Mohon maaf, tanpa maksud menghinakan anda, tapi jawaban saya adalah: TIDAK ADA PERSATUAN UMAT ISLAM! Saya sudah tinggal di sini sejak 1995, sudah menyaksikan sendiri, jadi maaf, saya tidak bisa dibohongi dgn perkataan kosong seperti itu. Saya punya pengalaman hampir 20 tahun galang dana utk anak yatim, org miskin, pesantren, orang sakit dll. (Dan semua teman yg punya panti, pesantren dan lemabaga sosial ceritakan hal yg sama.) Dari itu saya rasakan sendiri. Sedikit sekali orang Muslim yg peduli pada saudara yg Muslim, dan lebih cuek lagi kepada non-Muslim. Saya punya ratusan contoh kl mau didengar.

25 July, 2015

Muallaf Yang Gelisah Di Saat Shalat Jumat



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Seorang muallaf dari negara barat berkonsultasi dgn saya. Karena belum lama tinggal di sini, dia belum lancar dalam bahasa Indonesia. Dia ikut shalat Jumat, tapi tidak paham apa2 dari khutbahnya. Jadi dia duduk diam saja selama 30 menit, dan merasa ada beban hati. Katanya, dia sangat ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat saat shalat Jumat, tapi tidak bisa.

Bagi dia, shalat Jumat adalah waktu yang sangat berharga untuk menambahkan ilmu agama. Tetapi dia tidak bisa paham. Dan ternyata fakta itu menjadi beban yang terasa berat di dalam hatinya, sampai dia merasa “gelisah” dan malu hadiri shalat jumat.

22 May, 2015

14 January, 2015

Apa Manfaatnya Berpikir Secara Logis Dan Kritis?



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ada sebagian orang yang kadang sulit terima komentar saya. Katanya saya terlalu kritis dan logis. Tetapi saya hanya bisa masuk Islam karena ada cara pikir spt itu! Sekarang, banyak orang berharap saya akan matikan cara kerja otak saya itu, dan hanya boleh diam dan taat saja, tanpa boleh berpikir lagi.

Dengan daya pikir yang insya Allah cukup cerdas, saya bisa kaji semua agama di dunia pada usia 10 tahun, tetapi karena tidak menemukan “agama yg logis”, maka saya keluar dari agama Kristen menjadi ateis. Akhirnya saya bisa menjadi seorang Muslim karena menggunakan kemampuan berpikir yang Allah berikan kepada saya. Tetapi saya tidak bisa diam dan terima ilmu apa saja tanpa banyak bertanya dan berpikir (tidak bisa taklid buta).

Di saat banyak dari saudara kita masih buang air besar di sungai, orang non-Muslim di barat sudah bisa mendaratkan robot di planet Mars, dan bisa lakukan operasi terhadap pasien dgn robot yg dikendalikan dari lain negara. Apa tidak mungkin kita melebihi mereka? Bagaimana kalau Allah sangat inginkan terjadi perubahan besar di tengah umat Islam sekarang, sehingga kita yang menjadi pemimpin dunia?

01 April, 2014

Apa Allah Tidak Adil Terhadap Orang Kafir Yang Baik Hati?

[Pertanyaan]: Assalamu'alaikum, Pak Gene, saya ingin bertanya lebih dalam tentang orang kafir, terutama yang orang yang percaya ada Tuhan (bukan yang menyembah dewa). Apakah amal baik mereka tidak dipertimbangkan sama sekali oleh Allah SWT? Bukankah Allah SWT Maha ADIL?

[Jawaban]: Wa 'alaikum salam wr.wb. Mungkin sebagian orang Muslim merasa "lebih adil" kalau  semua orang yang "baik hati" bisa masuk surga. Katanya, Allah Maha Adil. Jadi orang yang "baik hati" dan percaya pada Tuhan seharusnya masuk surga. Tapi tunggu dulu. Orang "baik" itu seperti apa? Agamanya apa? Tidak beragama? Merasa yakin ada Tuhan yang Maha Esa yang menciptakan alam semesta, tapi sekaligus, tidak mau lakukan hal-hal yang diperintahkan Tuhan itu? Dulu ada teman non-Muslim saya yang mengatakan:

"Saya percaya ada Tuhan yang Maha Esa. Dia berkuasa di atas segala sesuatu yang terjadi. Hakekat dari Tuhan adalah "cinta". Tidak ada kekuatan yang lebih sempurna daripada cinta. Rasa cinta berasal dari Tuhan. Jadi Tuhan inginkan kita mencintai sesama manusia. Saya mencintai pacar saya. Dan di saat saya bercinta dengan pacar saya, Tuhan pasti makin mencintai saya."

Di dalam Islam, hal itu disebut "perzinaan". Jadi dia dapat ajaran tentang "cinta" itu dari mana? Bukan dari Tuhan. Dia mengaku percaya pada Tuhan tapi sekaligus tidak peduli pada semua Nabi, semua kitab, atau bentuk ibadah yang ditentukan oleh Tuhan. Dia hanya percaya pada Tuhan dan "cinta". Yang penting, terserah dia merekayasa ajaran dan perbuatan yang "pasti disenangi oleh Tuhan".

Menurut dia, aborsi pasti didukung oleh Tuhan. Kalau ada anak yang tidak diinginkan, yang lahir di keluarga miskin, maka dia akan menderita. Daripada dia menderita dan sedih, Tuhan lebih senang anak itu tidak lahir. Jadi justru karena kita mencintai anak, lebih baik aborsi. Aborsi = cinta terhadap anak (agar tidak menderita). Tuhan pasti pro-aborsi, dan itu bukan pembunuhan, karena bayi belum lahir. Katanya Tuhan "pasti" begitu.

Apakah benar Tuhan pro-seks bebas, dan pro-aborsi? Dan tidak ingin memberikan aturan apapun kepada manusia? Kita bebas melakukan apa saja yang diinginkan (seks bebas, aborsi, judi, narkoba, dan apa saja lagi yang diinginkan manusia) asal ada rasa "cinta" dalam kehidupan? Menurut dia, IYA, Tuhan seperti itu. Dari mana dia bisa tahu "kemauan Tuhan" seperti itu? Tentu saja dia merekayasa semua ajaran itu sendiri. Tidak ada sedikitpun dari ajaran itu yang berasal dari Tuhan. Jadi atas dasar apa dia bisa masuk surga, padahal dia merasa sebagai manusia yang BAIK yang selalu sebarkan "cinta" (dengan seks bebas dan aborsi, dll.)

Kalau ada Surga dan Neraka, maka kedua tempat itu adalah MILIK ALLAH. Bukan milik manusia. Allah sebagai pemilik boleh menentukan "syarat masuknya". Sebagai perumpamaan, bayangkan ada sebuah PT hiburan swasta bernama "Surga Indah" di pinggir pantai. Allah Pemilik mutlaknya. Lalu Allah menentukan cara masuk PT Surga Indah: Wajib punya tiket, yang harganya sekian rupiah, dibuka pada hari ini, pada jam ini, dilarang bawa anjing, dsb. Semua syarat masuk ditentukan oleh Allah. Lalu, bagaimana mungkin seorang manusia bersikeras "harus ada izin" untuk masuk tanpa bayar, tanpa perlu tiket, di jam 12 malam, pada harinya tempat itu tutup? Syarat sudah dibuat dan jelas. Yang melanggar tidak diberikan izin masuk. Selesai. Ini poin pertama yang paling penting. Kalau tidak mau taat pada syarat masuk sebuah tempat milik pribadi, dari mana bisa dapat izin masuk?

Kalau percaya masih mungkin masuk tanpa perlu izin sebelumnya, coba BUKTIKAN sekarang di dunia ini. Datang ke bandara, tanpa tiket pesawat, tanpa paspor, tanpa identitas, tanpa uang, dan coba paksakan masuk dan naik pesawat ke negara lain, dengan menyatakan, "Saya orang baik hati, jadi perusahaan penerbangan PASTI akan izinkan saya terbang ke sana." Bisa masuk? Tanpa tiket, paspor, identitas, atau uang? Tanpa peduli pada syarat masuk? Atau sama sekali tidak bisa? Coba berpikir secara cerdas: Di dunia ini saja tidak akan bisa, apalagi di akhirat, di hadapan Allah SWT yang Maha Kuasa!!

Setelah paham itu, coba berpikir tentang tujuan hidup di dunia ini. Kehidupan ini adalah UJIAN. Allah SWT adalah Tuhan yang memberikan ujian ini kepada kita. Dia yang membuat peraturan. Dan Dia yang mewajibkan kita beriman kepada-Nya. Segala sesuatu yang kita lakukan harus dilakukan KARENA Dia, karena kita BERIMAN kepada Dia. Kalau tidak, maka tidak diberikan nilai (pahala) oleh Dia.

Coba berpikir begini. Tuhan adalah pemilik suatu PT besar yang juga punya gedung sendiri. Di depan gedung itu ada banyak satpam yang jaga gedung, dan juga ada taman yang indah, yang terbuka untuk umum. Setiap hari, banyak bapak tua berkumpul di taman, main catur, ngopi dan melihat semua orang yang lewat. Suatu hari, bapak2 tua itu datang ke kantor HRD, dan minta gaji. Katanya, mereka lakukan hal yang "sama" dengan satpam: duduk di depan gedung dan melihat semua orang yang lewat. Apa bapak2 tua itu akan dikasih gaji? Tidak? Kenapa tidak?

Pemilik PT itu menggaji satpam. Satpam itu punya kewajiban: harus hadir di kantor setiap hari. Kalau tidak hadir, kena sanksi. Kalau hadir, dapat gaji dan hak2 lain. Jadi ada kewajiban, dan ada haknya. Kalau menjalankan kewajiban, dapatkan haknya. Bapak2 tua itu mungkin "kelihatan sama" dengan satpam, tapi mereka berbeda. Mereka tidak pernah daftar sebagai karyawan, tidak punya kewajiban, dan tidak akan kena sanksi kalau tidak hadir. Dan karena itu, mereka tidak dapat hak apapun dari sisi PT. Bisa paham? Kelihatan sama, tapi sebenarnya sangat berbeda.

Allah juga bersikap seperti itu. Dia menjadi Pemilik "Kompleks Surga Indah". Untuk masuk ada syaratnya: daftar sebagai karyawan. Setelah daftar, ada kewajiban: hadir dalam shalat 5 waktu per hari, dan lain-lain. Lalu setelah melakukan kewajiban, bisa menerima haknya: doa dikabulkan, dikasih kebaikan, dan diperhatikan terus. Dan nanti juga ada hak yang paling bagus dari semua, yaitu menerima tiket untuk masuk dan tinggal di kompleks bernama Kompleks Surga Indah, yang hanya disediakan untuk karyawan Allah yang pensiunan dari dunia ini. Selain karyawan Allah dilarang masuk. Tidak ada izin. Sederhana bukan?

Bagaimana dengan orang di dunia yang "percaya pada Tuhan dan melakukan kebaikan"? Mereka sama dengan bapak2 tua yang kelihatan sama seperti satpam, tapi sebenarnya berbeda, karena mereka bukanlah karyawan. Jadi walaupun mereka lakukan hal yang mirip, mereka tidak melakukan hal2 itu ATAS NAMA TUHAN. Alias, mereka bukan karyawan Allah, dan tindakan mereka tidak punya nilai di sisi Allah. Jadi mereka tidak dapat hak apapun di akhirat, dan dilarang tinggal di Kompleks Surga Indah, yang hanya untuk karyawan saja. Sederhana bukan?

Kalau seandainya Allah berikan hak pensiun kepada para satpam dan karyawan lain yang kerja keras selama puluhan tahun, dan JUGA berikan hak pensiun kepada bapak2 tua itu yang sebatas "mirip dengan satpam" maka di situ Allah menjadi TIDAK ADIL SEKALI! Yang kerja bertahun-tahun disama-ratakan dengan orang yang bukan karyawan dan tidak punya kewajiban apapun terhadap PT. Apakah itu adil? Tentu saja tidak. Jadi supaya bisa Maha Adil, Allah hanya memberikan tempat pensiun yang baik di Kompleks Surga Indah kepada orang yang pernah bekerja sebagai "karyawan Allah", yang resmi, terdaftar, dan bersertifikasi selama hidup di dunia.

Kalau orang lain mau meniru kebaikan yang dilakukan oleh orang Muslim dengan harapan bisa tinggal di Kompleks Surga Indah juga nanti, maka mereka sangat salah. Mereka melakukan kebaikan, tapi tidak mengaku bahwa Allah-lah yang perintahkan kebaikan itu! Oleh karena itu, Allah tidak mau berurusan dengan mereka karena mereka bukan karyawan Dia. Dan agar adil terhadap karyawan, orang yang bukan karyawan itu tidak dapat hak apapun nanti.

Ini sebuah ayat di Al Qur'an yang membahas orang seperti itu.

Amal Tidak Diterima Dari Org Kafir

103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
105. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
(QS. Al Kahfi 18.103-105)

Semoga sudah jelas. Wabillahi taufik walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

17 March, 2014

Sedekah dari Luar Negeri, Pahala Buat Pencipta Facebook?

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya pernah terima kiriman sedekah di rekening sosial saya dari Kanada!! Pembaca Facebook saya berasal dari manca negara, dan alhamdulillah percaya pada saya untuk bantu menyalurkan amal mereka untuk anak yatim dan dhuafa. Saya pertama mulai galang dana untuk anak yatim pada tahun 1996, ketika baru masuk Islam. Dimulai dengan cara minta sumbangan tunai dari teman2 dan rekan kantor saja. Dulu itu, hanya dapat ratusan ribu sampai 1 juta saja.

Sekarang sudah berkembang sampai punya rekening khusus anak yatim dan dhuafa, dan sudah salurkan lebih dari 1,5 milyar rupiah dalam 3 tahun terakhir. Dan sekarang sudah mendirikan yayasan sendiri (dengan bantuan teman saya Dr Irwan), sehingga nanti bisa bikin program sosial yang lebih besar, dan insya Allah dapat dana CSR dari perusahaan.

Kalau seandainya Facebook dibuat oleh orang Muslim, maka tentu saja dia akan ikut dapat pahala sebagai hasil dari sistem yang dia buat. Sayangnya, Facebook, internet, komputer, listrik, dan ratusan kemajuan teknologi yang lain diciptakan oleh orang non-Muslim. Di negara2 sana, yang sering dihinakan oleh orang Muslim sbg “negara kafir”, banyak orang berlomba-lomba dalam kebaikan untuk menciptakan barang2 berkualitas dan bermutu yang bisa digunakan di seluruh dunia. Banyak di antaranya disediakan secara gratis (Facebook, internet, Wikipedia, dsb.) Yang lain ada yang berbayar seperti Microsoft. Tapi setelah mendapat kekayaan luar biasa dari Microsoft, Bill Gates juga dicatat sebagai manusia paling dermawan di seluruh dunia.

Sedangkan ketika orang Muslim di Indonesia dapat kekayaan yang sangat besar, yang dilakukan adalah berlomba2 masuk politik dan berusaha menjadi presiden, berusaha menjadi lebih kaya lagi dgn menghabiskan semua kekayaan alam Indonesia secepat mungkin. Yang mereka “ciptakan” hampir tidak ada. Yang disediakan secara gratis utk seluruh dunia tidak ada. Tidak pernah ada seorang Muslim yang tercatat sebagai dermawan paling besar di dunia. (Tapi untuk menjadi koruptor paling besar di dunia sangat mungkin).

Bagaimana kalau umat Islam menjadi sibuk melebihi contohnya orang kafir itu, dan berlomba-lomba dalam kebaikan juga? Kalau seandainya ajaran dari Rasulullah SAW dipraktekkan di Indonesia, saya sangat yakin seluruh dunia akan mau datang ke Indonesia untuk BELAJAR dan akan bertanya kenapa negara ini begitu baik dan begitu maju. Tapi malah sebaliknya. Setelah kerja di sini setahun, dan mengenal umat Islam secara dekat, banyak pengusaha asing ingin segera kabur dari Indonesia. Dan saya pernah bantu seorang muallaf yg mau murtad dan bunuh diri setelah setahun tinggal di sini, karena kondisi nyata (alias “keburukan”) umat Islam membuat dia begitu kecewa dan sakit hati, sampai tidak mau hidup di dunia lagi.

Dari Jabir yang berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan SEBAIK-BAIK MANUSIA adalah orang yang PALING BERMANFAAT BAGI MANUSIA.” (HR. Thabrani)

13. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya ALLAH TIDAK MERUBAH KEADAAN SESUATU KAUM SEHINGGA MEREKA MERUBAH KEADAAN YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
(QS. Ar-Rad 13:11)

96. Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, PASTILAH Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
(QS. Al Araf 7.96)

Wabillahi taufik walhidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

01 March, 2014

Pengalaman Bule Muallaf di Indonesia: Setahun Di Sini Mau Murtad Dan Bunuh Diri!

Assalamu'alaikum wr.wb. Saya diminta bertemu dengan orang Eropa yang sudah masuk Islam dan menetap di sini bersama istrinya (WNI) selama beberapa tahun. Pada awalnya, dia mulai belajar tentang Islam karena berniat menikah, lalu dia menjadi serius dan rajin shalat. Pada waktu adzan, dia langsung pergi ke masjid karena tidak mau ada shalat yang telat. Sayangnya, setelah menetap di tengah komunitas Muslim, kondisinya berubah. Dia berhenti shalat, menjadi depresi, dan bahkan ingin bunuh diri. Dari pengalamannya dengan saudara istrinya, tetangga, dan teman bisnis, dia merasa bahwa apa yang "diajarkan oleh Islam" dan apa yang "dilakukan oleh orang Muslim" di Indonesia bertolak belakang.

Pertanyaan dia: "Kalau Islam memang benar, kenapa umat Islam seperti ini?"

Kalau ada yang mengatakan "insya Allah" kepadanya, dia marah. Bagi dia, artinya adalah: "Saya sedang bohongi anda, dan saya tidak akan melakukannya." Mendengar komentar itu, saya menjelaskan budaya Indonesia. Banyak orang tidak enak menolak, jadi mengatakan "insya Allah" tanpa niat penuhi janjinya. Dia menolak kebiasaan itu, karena dianggap kebohongan dan kemunafikan.

Katanya, kebanyakan orang yang ketemu dia seolah-olah bermuka dua. Dia bertanya, apa Islam mengajarkan kita untuk bermuka dua? Kalau tidak, kenapa begitu umum?

Dalam bisnis, semua orang Muslim juga begitu, katanya. Berbohong, munafik, dan bermuka dua. Dia menunggu berbulan-bulan: Ada kontrak yang disetujui dan "insya Allah siap berjalan". Ternyata tidak. Janjinya seorang Muslim tidak bisa dipercayai. Dia datang ke sini sebagai orang kaya, tapi dalam waktu singkat, seluruh hartanya dihabiskan oleh saudara dan teman dari istrinya, yang ajak dia berbisnis, pinjam uang untuk "investasi", lalu mengaku "bangkrut" dan tidak bisa bayar kembali. Karena merasakan hal-hal seperti itu terus, akhirnya dia putus asa. Buat apa beragama Islam terus kalau kualitas Muslim seperti ini? Menyesal bergabung dengan "mereka".

Dia mencari penjelasan yang logis tentang hal-hal yang berkaitan dengan Islam, tapi tidak dapat. Kebanyakan orang menjawab, "disuruh orang tua" atau "ustadz bilang begitu". Contohnya, dia bertanya kenapa Shalat Jumat 2 rakaat dan bukan 4? Alasan logisnya? Dikasih jawaban, "Karena disuruh begitu." Dia bertanya kenapa tidak boleh bunuh diri? Alasan logisnya? Semua orang Muslim hanya menjawab, "Tidak boleh," tanpa penjelasan. Dia bilang, "Katanya Allah Maha Kuasa! Kalau iya, kenapa Allah tidak halangi saya dari bunuh diri? Kenapa Allah tidak hilangkan semua kejahatan? Kenapa Allah izinkan Setan mengganggu kita?" Dia mencari penjelasan yang logis, tapi semua orang Muslim, termasuk ustadz, tidak bisa jelaskan. Dia tambah bingung dan depresi.

Karena tidak lancar dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, dia sulit belajar. Dia sudah tua, tidak pakai internet, jadi sulit cari info online. Dan setelah melihat umat Islam dan perilakunya secara umum, dia hanya merasa makin depresi, makin tidak paham Islam, dan tidak mau hidup lagi, jadi shalat menjadi tidak penting. Ketika saya menjawab semua pertanyaannya, dan jawaban saya sederhana dan logis, alhamdulillah dia berubah. Saat masuk dzuhur, dia tiba-tiba dia mengatakan, "Ayo, kita harus shalat dzuhur!" (Malah dia yang ajak saya! Hehe). Saya suruh dia duduk lagi, dan tanya KENAPA dia mau shalat, dan dia harus berikan penjelasan logis. Alhamdulillah, dalam 3 jam dia sudah berubah secara total.

Kesulitan utama bagi dia adalah betapa sedikitnya orang Muslim yang bisa menjelaskan Islam secara logis, dan betapa sedikitnya ustadz yang bisa menjelaskan Islam secara logis dalam Bahasa Inggris. Banyak ustadz berilmu tinggi, tapi ilmu mereka tidak bisa keluar dari Indonesia. Dia ingin memahami Islam lewat pertanyaan dan penjelasan yang logis karena hal itu yang membuat dia masuk Islam. Sayangnya, sebagian Muslim menjadi emosi, dan menghina dia karena tidak mau "asal nurut saja, tanpa berpikir". Hasilnya, dia menjadi malas belajar.

Berkali-kali saya menegaskan, kalau mau yakin pada Islam, harus pelajari dasar-dasar Islam dari Al Qur'an, hadits, dan buku (dan butuh guru juga). Kalau menilai Islam dari perilaku orang Muslim, maka dijamin akan kecewa. Dalam kata lain, "KALAU MAU MENGENAL ISLAM, JANGAN MELIHAT ORANG MUSLIM". Sekarang, alhamdulillah, si bule muallaf itu sudah shalat 5 waktu lagi. Sudah berkali-kali saya bertemu dengan calon muallaf, dan diskusinya selalu mirip. Mereka selalu bertanya, "Kalau Islam memang benar, kenapa umat Islam seperti ini?"

Alhamdulillah satu orang berhasil diselamatkan (untuk saat ini). Insya Allah tidak jadi murtad, tidak bunuh diri, sudah kembali shalat, dan insya Allah bisa dapat ketenangan setelah dia pindah ke negara lain dan tidak lagi tinggal di tengah umat Islam yang mengganggu hatinya di Indonesia. Saya ingin sekali mengatakan kepada muallaf, "Kalau mau merasakan contoh nyata dari Rasulullah SAW, tinggal di tengah umatnya." Tapi sayangnya, banyak orang bule yang tinggal di tengah umat Islam malah merasakan yang sebaliknya, karena justru umat Islam yang membuat mereka ingin kabur jauh dari Islam!

Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wabillahi taufik walhidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
-Gene Netto

23 February, 2014

Sedekah 100 Dolar Untuk Anak Yatim Dibalas Dalam 1 Jam




Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya dapat sedekah 100 dolar US dari seorang teman. Katanya saya bisa pakai untuk apa saja, untuk diri sendiri, atau untuk sedekah. Pas banget karena saya lagi butuh uang. Tapi saya tiba-tiba memikirkan anak teman saya yang anak yatim. Jadi di saat masih terima uang itu, saya langsung berniat untuk kasih kepada anak yatim itu saja, untuk menghibur hatinya. (Kapan lagi dia bisa pegang 100 dolar US di tangan? Hehehe. Saya sendiri yang sering keluar negeri dan punya banyak teman kaya baru sekali itu saja, apalagi dia. hahaha)

Saya bikin janji untuk ketemu dan kasih 100 dolar itu kepadanya. Pas melihatnya, senyumnya lebar sekali. Dipegang seperti barang antik seolah-olah takut “pecah” atau jadi rusak. Dia tidak percaya semuanya mau dikasih kepada dia, dan kira harus dibagi sama saya juga. Saya menolak. Buat dia semua. Saya bilang, nanti insya Allah ada lagi buat saya. Saya sarankan agar dia simpan dulu, dan jangan langsung dibelanjakan. Tapi dia malah tunjukkan sepatu yang dia pakai yang “kebetulan” sudah rusak. (Apakah ada kebetulan di dunia ini?) Jadi sepertinya sudah menjadi takdir dia untuk dapat uang agar bisa beli sepatu baru. Jadi kami pergi lihat sepatu dulu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...