Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (547) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (8) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label pendidikan. Show all posts
Showing posts with label pendidikan. Show all posts

21 October, 2021

11 Siswa MTs Harapan Baru Ciamis Tewas Saat Susur Sungai Kegiatan Pramuka

Hal yang sama terulang terus karena satu sebab: Banyak orang tua di Indonesia tidak peduli pada anaknya orang lain! Kenapa saya katakan begitu? Di banyak negara lain, kalau anak mati terus dalam kegiatan sekolah, banyak orang tua akan bersatu dan menuntut harus terjadi perubahan. Mereka berpikir, "Bagaimana kalau anak saya menjadi korban besok?" Tapi di Indonesia beda. Seratus juta orang tua teriak keras dengan satu suara, "Bukan tanggung jawab saya! Dan saya hanya satu orang, jadi saya tidak bisa berbuat apa-apa!"

Jadi anak Indonesia mati terus, dan guru mengatakan "musibah" terus, padahal itu kelalaian yang jelas. Di negara maju, guru seperti itu akan ditangkap polisi dan diselidiki. Anak adalah amanah dari Allah. Orang tua titipkan amanah itu kepada guru. Lalu ada guru yang lalai, dan biarkan anak mati, karena tidak mau belajar dan utamakan keselamatan anak sebagai prioritas tertinggi.

Selama anak mereka aman, banyak orang buang muka dan mengatakan "musibah" secara abadi, dan merasa tidak perlu peduli pada anak tetangga. Ini bukan prinsip hidup yang benar bagi seorang Muslim, seorang guru, atau orang tua. Tapi sangat umum di sini. Kalau para orang tua dan guru tidak mau perhatikan semua anak Indonesia, maka anak akan mati terus dalam kegiatan sekolah. Dan besok, mungkin seorang anak yang anda kenal yang akan mati. Tolong bangun dari dunia mimpi, bersatu dengan semua orang tua dan guru yang baik, dan utamakan keselamatan dan kesejahteraan bagi semua anak Indonesia, sebelum sebuah "musibah" yang bisa dicegah terjadi di sekitar anda!
-Gene Netto

11 Siswa MTs Harapan Baru Ciamis Tewas Saat Susur Sungai Kegiatan Pramuka
Penulis Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha, Kontributor Pangandaran, Candra Nugraha | Editor David Oliver Purba CIAMIS, KOMPAS.com - Sebanyak 11 siswa MTs Harapan Baru Cijantung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, meninggal saat kegiatan pramuka susur sungai di Sungai Cileueur, tepatnya di Dusun Wetan RT 01/RW 01, Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021) sore.
"Yang kena musibah dinyatakan meninggal dunia ada 11 orang. Terdiri dari delapan laki-laki dan tiga perempuan," ujar Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, kepada wartawan di RSUD Ciamis, Jumat malam.
https://regional.kompas.com

13 October, 2021

Guru di Tangerang Hobi Rapikan Rambut Murid sampai Bawa Alat Cukur Sendiri

Di satu sisi, berita ini "baik" karena beda dengan semua berita dulu tentang guru-guru yang memukul dan menghukum siswa yang rambutnya kepanjangan. Tapi di sisi lain, berita ini buruk, karena walaupun menunjukkan ada guru yang berubah, perubahan itu tetap tidak hilangkan masalah intinya: Kenapa rambut siswa menjadi perhatian guru?! Siapa yang bilang "rambut yang rapi" merupakan suatu tujuan pendidikan yang utama?

Rambut adalah bagian dari identitas pribadi yang penting bagi kebanyakan orang. Itu sebabnya penjajah Jepang punya program gunduli tahanan perempuan agar ada efek psikologis terhadap mereka, untuk membuat mereka takut melawan diktator yang berkuasa. (Dan kebiasaan jahat itu masih dilestarikan di banyak pesantren sampai sekarang.) Einstein terkenal karena rambutnya panjang dan berantakan. Tidak ada efek apapun terhadap kecerdasannya.

Usaha membuat semua anak "seragam" dan "setara robot" yang diam dan taat terhadap guru dan penguasa di atasnya adalah proses pendidikan yang keliru. Anak perlu dididik untuk berpikir sendiri, mengurus diri sendiri, dan bertanggung jawab terhadap semua perbuatannya. Tapi terus-terusan, banyak guru gagal fokus pada tujuan pendidikan itu, dan sibuk membuat anak "seragam" sampai ukuran dan kerapian rambut menjadi perhatian. Padahal orang tua tidak pernah minta rambut anaknya diatur oleh guru. Jadi kenapa banyak guru sibuk fokus pada hal yang tidak penting? Lebih baik semua guru mendidik anak laki-laki untuk "mengatur kemaluannya" agar tidak menjadi pemerkosa, daripada mendidiknya untuk mengatur kerapian rambut.
-Gene Netto

Guru di Tangerang Hobi Rapikan Rambut Murid sampai Bawa Alat Cukur Sendiri
Sabtu, 25 September 2021 - Cerita seorang guru yang hobi merapikan rambut muridnya yang berantakan, viral di media sosial. Bahkan, guru tersebut telah mempersiapkan alat untuk merapikan rambutnya sendiri.
Terlihat adanya sisir dan hair spray yang ia gunakan untuk merapikan rambut sang murid.
https://kaltim.tribunnews.com

16 September, 2021

Penjajah Jepang Botaki Tahanan, Kenapa Dilestarikan Di Sekolah Indonesia?

Assalamu'alaikum wr.wb. Penulis buku, Isabel Wolff, menceritakan tahanan sipil Belanda dan Inggris yang ditahan oleh Jepang di beberapa tempat di Indonesia. Kata Wolff, penjajah Jepang brutal terhadap 130 ribu tahanan sipil, kebanyakan perempuan dan anak kecil, yang ditahan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Banyak orang ditahan di "penjara terbuka" (wilayah kota yang luas, yang dikasih tembok dan menjadi penjara sementara) di Jakarta dan Bandung.

Kalau menatap prajurit Jepang, atau kurang cepat tundukkan kepala, perempuan dan anak akan dihajar. Kesalahan sekecil apapun akan kena pukulan dan hukuman secara langsung. Tahanan harus selalu takut dan patuh pada prajurit Jepang. Dua kali setiap hari ada absen. Tahanan harus berdiri berjam-jam di lapangan, tanpa boleh bergerak, bicara atau duduk.

Kalau tidak sempurna saat tundukkan kepala ke arah Jepang saat upacara, akan dihajar dengan keras. Badan harus berdiri tegak, dan ruku dengan sempurna. Bahkan posisi jari tangan diperhatikan. Harus selalu sempurna saat tunduk dan tidak boleh berbuat salah walaupun sedikit. Selain dihajar, hukuman paling umum adalah membotaki tahanan agar ada "efek jera". Dan hal itu begitu umum sampai banyak perempuan pakai selendang di atas kepalanya karena berdarah setelah rambut dicukur secara kasar.

Apa sistem pendidikan ini ada kemiripan dengan sebagian sekolah dan pesantren Indonesia? Tahanan/Santri/Siswa harus selalu takut dan patuh? Kesalahan sekecil apapun akan kena hukuman? Dan di sebagian pesantren, kalau berbuat salah, rambut akan dipotong dengan kasar, agar ada efek jera. Dan di sekolah dilakukan karena rambut anak "harus rapi" (tidak rapi = salah dan harus dihukum). Saya pernah lihat 2 anak yang dijemur di lapangan pesantren. Rambutnya telah dicukur dan kepala masih berdarah. Katanya itu "hukuman standar" bagi anak yang "nakal". Apa bedanya dengan perilaku Penjajah Jepang?

Pertanyaan saya: Kenapa keburukan penjajah Jepang dilestarikan di banyak pesantren dan sekolah di Indonesia? Atau apakah para ustadz dan guru tidak tahu dari mana mereka mendapatkan kebiasaan itu, dan hanya teruskan tanpa berpikir, dan tanpa ilmu? Semoga bermanfaat bagi guru, ustadz, dan orang tua yang mau merenung.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto

The Forgotten Women Of The 'War In The East'
http://www.bbc.com/news/magazine-29665232


02 August, 2021

Sering Ada Kasus Pencabulan Di Pesantren, Perlu Takut Memondokkan Anak?

[Pertanyaan]: Assalamualaikum. Pak Gene, Membaca berita tentang santri yang dicabuli gurunya, membuat orang tua khawatir. Tapi di sisi lain memondokkan anak juga bermanfaat untuk dapat ilmu agama. Lebih baik memondokkan anak atau tidak? Apa sarannya Pak Gene dalam memilih pesantren?

[Gene]: Wa alaikum salam wr.wb. Memang ada masalah dengan sebagian pesantren. Masalah intinya adalah "pendidikan dan pengawasan". Tidak ada pelatihan bagi anak dan ustadz untuk waspada terhadap bahaya pencabulan. Jadi ketika ada kasus, anak tidak tahu mesti lapor ke mana, dan banyak ustadz (yang baik) tidak akan perhatikan satu anak yang tiba-tiba menjadi murung atau malas belajar. Malah anak itu bisa dimarahi.

Untuk dapat pendidikan agama yang bagus, pesantren merupakan solusi yang baik. Tolong ingat: Mayoritas dari anak yang dicabuli malah menjadi korban di rumah sendiri, atau dekat rumah, dengan orang yang dikenal: Bapak kandung, bapak tiri, paman tiri, kakek, bapaknya teman, tetangga, penjaga warung, guru sekolah, guru ngaji, teman sekolah, teman Facebook, dsb. Jadi hanya sebagian kecil dari kasus pencabulan terjadi di pesantren. Berarti orang tua tidak perlu ketakutan, tapi perlu waspada dan harus mendidik anak sendiri.

Pertama, sebelum kirim anak ke pondok, mendidiknya dulu di rumah. (Dibutuhkan pelatihan di semua pesantren, tapi jarang ada.) Jelaskan tentang pencabulan, sodomi dan pemerkosaan. Pakai nama2 alat kelamin yang benar (penis, vagina, anus) dan jelaskan bahwa "ada orang jahat" yang suka menyentuh alat kelamin anak, atau melakukan seks dengan anak. Dari usia 9-10 tahun ke atas, sudah boleh dijelaskan tentang hubungan seks secara sederhana. Hanya agar mereka memahami bahwa itu perbuatan untuk orang dewasa yang menikah, jadi anak tidak boleh.

Jelaskan bahwa kalau anak lain atau ustadz berusaha memegang kemaluan atau anus mereka, maka mereka harus melawan (pukul, tendang, cakar), teriak keras ("nggak mau"), melarikan diri, dan segera lapor pada orang dewasa. Tidak boleh takut pada ancaman apapun, karena biasanya itu ancaman kosong. Juga jelaskan bedanya antara orang jahat yang memegang kemaluan mereka dan membuat mereka takut, dan candaan teman kamar yang misalnya tampar pantat sejenak. Anak bisa memahami bedanya antara orang yang "bercanda" dan "berbuat jahat" (yang membuat mereka takut).

Kedua, anda harus mencari info sebanyak mungkin tentang latar belakang pesantren, kualifikasi guru, proses seleksi guru, dll. Jangan takut minta melihat CV dari semua guru. Tanya langsung tentang program pesantren untuk melindungi anak dari pencabulan. Makin banyak orang tua yang bertanya, makin banyak pengurus pesantren yang akan menyadari kebutuhannya pelatihan anti-pencabulan itu. Kalau ada "guru" yang tidak jelas asal usulnya atau pengalaman kerjanya, maka anda berhak bertanya lebih dalam dan protes.

Misalnya, anda harus bedakan antara seorang guru yang lulus kuliah, dan pernah menjadi ustadz di dua pesantren, dan orang lain yang hanya mondok sementara di usia remaja, tidak kuliah, dan tidak jelas riwayat kerjanya. Kalau tidak jelas guru itu dapat ilmu dan pengalaman dari mana, lebih baik cari pesantren lain yang proses seleksi gurunya lebih jelas. Insya Allah antara kedua hal itu (mendidik anak, dan periksa latar belakang pesantren dan para guru) sudah cukup. Berusaha sebaik mungkin untuk pilih tempat yang jelas, dan minta mereka ciptakan pelatihan bagi santri agar waspada terhadap bahaya pencabulan. Minimal harus ada poster di tembok: "Kalau anak alami perbuatan tidak menyenangkan, bisa dilaporkan kepada A, B, atau C kapan saja."

Semoga Allah SWT membantu anda dapat pondok yang cocok dan aman. Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

01 August, 2021

Bapak Membuat Robot Yang Membantu Anaknya Yang Lumpuh Jalan Kaki

Seorang anak di Perancis lahir dalam kondisi lumpuh dan harus pakai kursi roda. Bapaknya seorang insinyur robotika. Anak itu bertanya kepada bapaknya, "Kenapa tidak membuat robot yang bisa bantu saya jalan kaki?!" Bapaknya merenung, lalu mendirikan PT baru dan mulai membuat desain robot khusus untuk orang lumpuh, yang bantu mereka jalan kaki. Di saat ini, masih dalam tahap perkembangan, jadi bentuknya masih besar dan mahal. Tapi prinsipnya sudah terbukti berhasil, dan beberapa rumah sakit sudah beli.

Kasih sayang dari seorang bapak terhadap anaknya bisa luar biasa. Tetapi banyak orang tua malah sibuk menjadi pemarah dan sering menegur anaknya. Mereka lupa bahwa anak adalah rahmat dan amanah dari Allah, sehingga mereka lupa untuk banyak bersyukur. Setiap hari ada kewajiban menyayangi anak, mendidik dan membinanya, dan juga perlu bersyukur kepada Allah SWT kalau anaknya SEHAT, cerdas, mulia dan beriman kepada Allah. Jangan hanya menegur dan marahi terus, hanya karena PR-nya belum dikerjakan! Bersyukur kalau punya anak yang mampu bersekolah dan bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi umat manusia. Tidak ada anak yang terancam masuk neraka karena PR-nya belum selesai, atau kamarnya belum dirapikan. Utamakan kasih sayang, dan insya Allah anak anda akan menjadi baik sendiri. Hanya perlu bersabar saja.
-Gene Netto

Video: Dad Builds Robotic Exoskeleton To Help Son Walk
https://www.bbc.com

Latihan Pukulan Dada Berujung Empat Guru Silat Tewaskan Murid Perguruan

Mau jadi pelatih bela diri atau olahraga? Gampang. Perlu mengerti P3K? Tidak usah! Lalu, kalau anak jatuh pingsan, tidak bernafas, dan jantung berhenti? Kasih minyak kayu putih saja! Dan setelah tidak hidup kembali, boleh ditaruh di mobil dalam kondisi tidak bernafas, dan dibawa jalan-jalan keliling kota, mencari puskesmas. Setelah sampai di puskesmas, sesudah tidak bernafas selama setengah jam, simsalabim dinyatakan mati. Ya sudah. Takdir!

Tapi apa itu benar-benar takdir? Atau kebodohan yang diizinkan oleh pemerintah? Soalnya, siapa saja boleh memukul dan menendang anak kecil, dan boleh suruh anak melakukan olahraga di lapangan, TANPA perlu pahami cara menolong anak yang jatuh pingsan dan berhenti nafas. Dalam kata lain, semua pelatih bela diri dan pelatih olahraga diberikan izin penuh dari pemerintah untuk "mengawasi kematian anak" karena tidak perlu memahami cara menyelamatkan nyawa anak sebelum diizinkan menjadi pelatih. Siapa yang mau melindungi anak Indonesia?
-Gene Netto

Latihan Pukulan Dada Berujung Empat Guru Silat Tewaskan Murid Perguruan
detikNews, Kamis, 29 Jul 2021 Tulungagung - Seorang pesilat, LFR (23) warga Boyolangu, Tulungagung, tewas saat mengikuti latihan silat. Keempat tersangka adalah ER (20), FA (17), FI (23) , dan MO (16). "Dari keterangan para saksi dan tersangka, diakui bahwa korban mengalami pukulan dan tendangan oleh empat pelatihnya secara bergiliran," jelas AKP Cristian Kosasih. Pelatih korban sempat memberikan pertolongan dengan mengoleskan minyak kayu putih ke tubuh korban, namun korban tetap tidak sadarkan diri, jadi dilarikan ke puskesmas. Sampai di sana, korban dinyatakan telah tewas.
https://news.detik.com

19 May, 2021

Menghina Palestina, Apa Harus Ditangkap, Diancam Penjara, Dan Dikeluarkan Dari Sekolah?

Dunia sekarang sudah berbeda. Kalau dulu, semua orang bisa punya pendapat buruk, tapi kita tidak akan bisa tahu. Apa yang diucapkan di kamar, warung, pinggir jalan dll. mungkin hanya diketahui beberapa orang saja. Dan tidak ada yang terjadi selain beberapa orang menjadi kesal, dan bahas "kurang ajarnya" pelaku itu. Sekarang beda. Puluhan juta anak dan seratus juta dewasa punya HP dan medsos. Setiap hari, mereka bisa merekam atau ketik sebuah pendapat dan sebarkan.

Mungkin yang paling parah adalah Twitter, tapi sekarang TikTok sama. Semua komentar dan pemikiran jelek bisa disebarkan langsung kepada ratusan juta atau milyaran orang (dalam bahasa Inggris). Yang menjadi masalah adalah kemampuan setiap orang untuk menahan diri dan tidak sebarkan pendapat tersebut. Seringkali anak yang ditangkap mengaku "iseng saja", tapi diancam dengan beberapa tahun penjara.

Hak bicara bebas kurang dipahami di sini karena kebanyakan orang belum merasakan manfaatnya. Memang ada komentar buruk di dunia ini, dan kita bisa menjadi sakit hati. Tapi fungsi utama polisi, pengadilan, dan penjara seharusnya untuk MELINDUNGI kita dari pembunuh, pemerkosa, perampok dan orang2 lain yang berbahaya, bukan untuk melindungi perasaan hati kita dari anak remaja yang membuat komentar buruk.

Sayangnya, rakyat Indonesia tidak rasakan nikmatnya tinggal di sebuah negara di mana semua orang berhak keluarkan pendapat sendiri TANPA harus takut masuk penjara. Jadi di sini, setiap kali mau bicara, kebanyakan orang sudah terbiasa sensor diri sendiri sebelum bertindak. Semoga suatu hari Indonesia bisa berubah, dan polisi tidak disuruh tangkap anak kecil yang punya pendapat buruk, dan masyarakat dididik sejak sekolah untuk biarkan orang lain punya pendapat yang berbeda, termasuk yang buruk, dan kita dibiasakan menahan diri dan abaikan saja.

Sebuah video TikTok yang dibuat oleh anak sekolah yang punya ratusan follower tidak perlu menjadi berita nasional berhari-hari. Tidak perlu sidang untuk anak remaja yang panggil ahli bahasa dan ahli agama untuk jelaskan pelanggarannya. Rakyat perlu minta pemerintah mengubah hukum negara, agar ada kebebasan bicara yang luas (yang sudah tertulis dalam UUD 45), dan penjara tidak menjadi solusi bagi pemuda yang punya pendapat buruk.
-Gene Netto

HL alias Ucok (23) di Lombok Barat : Cleaning Service Mengaku Iseng Bikin Video Tiktok Isinya Menghina Palestina, Kini Dia Jadi Tersangka
https://www.tribunnews.com

MS di Bengkulu Tengah : Siswi SMA yang Hina Palestina di Medsos Dikeluarkan dari Sekolah
https://nasional.okezone.com

Pakar Hukum Sebut Menghina Palestina Bisa Dijerat Pidana
https://www.wartaekonomi.co.id

13 March, 2021

Kalau Kita Abaikan Ketidakadilan, Nanti Kita Bisa Menjadi Korbannya!

Banyak orang melihat ketidakadilan tapi diam saja. Korbannya mungkin di wilayah lain, atau tetangga sendiri. Tapi selama tidak merasakan dampaknya, banyak orang tidak mau protes ketika hak orang lain diinjak. Hal itu terjadi di saat Perang Dunia II dan dibahas dalam sebuah puisi dari pastor Jerman, Martin Niemöller. (Makna dari puisinya dipelajari dalam sekolah di barat.) Dia melihat Nazi menindas dan menangkap banyak kaum, tapi dia dan kebanyakan orang diam. Mereka tidak menderita, jadi kenapa harus protes? Ketika akhirnya Nazi juga datang untuk tangkap Niemöller, tidak ada lagi kaum yang tersisa untuk protes dan membela hak dia.

Kondisi ini terasa sekarang oleh rakyat Myanmar. Mungkin sebagian dari mereka tahu ttg pembantaian Rohingya yang dilakukan oleh tentara, tapi mereka diam. Dan sekarang unit tentara yang sadis itu dikirim ke kota2 Myanmar untuk menindas rakyat biasa. Mereka baru mau protes, tapi mungkin sudah telat, dan belum tentu ada yang mau membela mereka. Ketika kita diam terhadap ketidakadilan yang menimpa orang lain, ada risiko bahwa kalau kita menjadi korban, tidak ada yang mau membela kita. Semoga menjadi pelajaran.
-Gene Netto  

***
Pertama Mereka Datang untuk Orang Komunis…

Pertama mereka datang untuk tangkap orang komunis,
dan saya tidak berbicara karena saya bukan orang komunis.
Kemudian mereka datang untuk tangkap anggota serikat buruh,
dan saya tidak berbicara karena saya bukan anggota serikat buruh.
Kemudian mereka datang untuk tangkap orang Yahudi,
dan saya tidak berbicara karena saya bukan seorang Yahudi.
Kemudian mereka datang untuk tangkap saya,
dan tidak ada orang yang tersisa untuk berbicara bagi saya.
- Martin Niemöller
***

Militer Myanmar Gunakan Senjata Perang Hadapi Demonstran, termasuk Sniper
https://www.inews.id

10 March, 2021

Mau Ikut Perkosa Anak Perempuan? Ayooo! Semangat!!

Diajak pergi sama pacar, anak perempuan berusia 15 tahun ini menolak karena sudah malam. Dibujuk ikut untuk membahas pernikahan, akhirnya setuju. Malah dibawa ke sawah, diancam dgn parang, dan diperkosa oleh pelaku dan lima temannya yang sudah menunggu. Heran? Jangan heran. Kejadian sangat normal di seluruh Indonesia, dan terjadi setiap hari.

Yang tidak mau dibahas oleh semua orang adalah otaknya para remaja dan pemuda laki-laki. Dari ribuan buah berita yang saya baca, tidak pernah ada kisah tentang seorang remaja laki-laki yang menolak ajakan itu, lapor ke orang tua dan polisi, untuk menyelamatkan perempuan tersebut. Bayangkan, dari 10.000 pemuda laki-laki yang diajak perkosa anak perempuan, 0% menolak, dan 0% merasa menyesal di saat kejadian dan berusaha selamatkan korban yang teriak ketakutan. Mereka diajak 1 kali saja, langsung setuju. Kenapa bisa?

Sayangnya, 100 juta orang tua, 3 juta guru, dan puluhan ribu pejabat dan pemuka agama tidak mau bahas kegagalan pendidikan, kegagalan agama, kegagalan budaya, kegagalan parenting, dan kegagalan pelajaran empati yang menghasilkan banyak sekali pemuda laki-laki seperti itu. Siapa yang mau melindungi anak Indonesia?
-Gene Netto

Diajak Pacar ke Luar Rumah, Siswi SMP di Lombok Timur Diperkosa 6 Pemuda
https://ntb.inews.id/berita/diajak-pacar-ke-luar-rumah-siswi-smp-di-lombok-timur-diperkosa-6-pemuda

08 March, 2021

Kenapa Anak Bisa Dicabuli Bertahun-Tahun?

[Komentar]: Lah, itu muridnya dari umur 13thn s/d 16thn kok betah ngaji sm guru bejad begitu???

[Gene]: Betah? Hampir semua anak yang dicabuli menjadi korban berkali-kali dan bertahun-tahun. Yang dicabuli satu kali saja dan langsung diselamatkan adalah minoritas. Kebanyakan korban diancam. Mereka anak, bukan dewasa, jadi otaknya adalah otak anak. Ketika diancam: "Kamu akan masuk neraka kalau tidak nurut!" mereka takut, dan merasa harus diam dan taat pada guru ngaji, ustadz pesantren, guru sekolah, bapak tiri, bapak kandung, guru les, teman sekolah, tetangga, dsb. Bisa diancam dengan berbagai cara: Akan dibunuh, akan masuk neraka, akan gagal naik kelas, anak dibuang oleh keluarga kalau ketahuan, dsb. Intinya, mereka dibuat takut oleh pelaku. Dan karena masih anak, pola pikir mereka tidak kritis, dan tidak sanggup menganalisis ancaman itu, untuk pastikan benar atau salah. Jadi dianggap benar.

Tidak ada program pendidikan di sekolah, tivi, atau rumah yang mendidik anak ttg pencabulan, dan ajarkan mereka untuk melawan, lari, dan lapor pada orang dewasa untuk dapat perlindungan. Jadi ketika terjadi pertama kalinya, kebanyakan korban tidak paham apa yang sedang terjadi. Mereka tidak pernah dididik bahwa itu salah dan wajib dilawan. Jadi mungkin mereka berontak sedikit, tapi ketika diancam akan dibunuh, mereka kembali ke sifat dasar, yaitu "diam dan taat" pada orang dewasa.
 
Di sekolah dan di rumah, semua anak selalu diajarkan utk diam dan taat. Nyaris tidak ada guru dan orang tua yang ajarkan anak utk berpikir kritis, sering protes, siap melawan, dan siap berontak kalau tidak setuju. Jadi kalau tidak pernah dididik begitu, kenapa kita heran kalau anak tidak sanggup berpikir kritis dan melawan? Mereka diajarkan utk diam dan taat, dan selalu hormati orang dewasa, orang yang lebih tua, orang yang berkuasa, dsb. Ketika mereka dicabuli dan diancam, mereka taati orang yang "wajib dihormati" itu karena memang dididik untuk berpikir begitu. Jadi masuk akal kalau anak bisa menjadi korban bertahun-tahun, dan tidak benar kalau kita salahkan korban, apalagi menuduhnya "betah".
-Gene Netto

Viral Kisah Pilu Pelajar SMK di Klaten Kehilangan 2 Tangannya Saat PKL

Siswa diwajibkan ikuti kegiatan PKL (praktik kerja lapangan). Di seluruh dunia juga sama. Tetapi seharusnya dilakukan dengan sebuah standar atau sistem baku yang utamakan keselamatan anak. Seharusnya anak tidak dilepaskan begitu saja untuk masuk ke tempat kerja, tanpa persiapan, tanpa pengawasan yang benar, tanpa ada orang dewasa yang memahami bahwa mereka masih ANAK, dan tidak selalu sanggup menyadari bahaya yang nyata.

Ketika di sekolah, peran sebagai pengawas dan pelindung diisi oleh para guru. Di tempat PKL, siapa yang bertanggung jawab? Dan kapan orang dewasa itu pernah dilatih untuk memikirkan keselamatan anak? Ketika seorang anak mau manjat ke atap, di atas tiang listrik, seharusnya ada pengawas dewasa yang MELARANG. Ternyata tidak. Hasilnya, anak ini menjadi korban karena tidak ada persiapan yang benar. Keselamatan anak dalam kegiatan sekolah seharusnya selalu menjadi prioritas utama. Tapi harus disediakan pelatihan agar guru dan pengawas selalu memikirkan hal itu.
-Gene Netto

Viral Kisah Pilu Pelajar SMK di Klaten Kehilangan 2 Tangannya Saat PKL
02 Mar 2021 Klaten - Kisah pilu Alfian Fahrul Nabila (18) siswa kelas XI salah satu SMK di Klaten yang dua tangannya diamputasi viral di media sosial. Kedua tangannya diamputasi setelah tersengat aliran listrik saat mengikuti praktik kerja lapangan (PKL).
https://news.detik.com

Alfian Pelajar SMK yang Kehilangan 2 Tangan Saat PKL Kini Banjir Dukungan
https://news.detik.com

07 March, 2021

Video Perpeloncoan Terhadap Mahasiswa Fakultas Pendidikan

Ada kegiatan perpeloncoan dari mahasiswa senior terhadap junior di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo (UHO), Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Pihak universitas sudah klarifikasi dan minta maaf. Tetapi juga ada mahasiswa junior yang menyatakan "berterima kasih" dibina mentalnya lewat kegiatan itu, dan tidak dianggap "kekerasan". Berarti tidak ada masalah? Kalau dipikirkan lebih dalam, yang melakukan perpeloncoan itu adalah CALON GURU alias mahasiswa senior yang akan segera lulus dan menjadi guru sekolah. Bagaimana pola pikir mereka?

•    Orang yang tidak berkuasa ("junior", siswa, orang tua) hendaknya DIAM DAN TAAT. Yang berkuasa selalu benar.
•     Kekerasan terhadap pihak yang lemah adalah bagian dari "pembinaan" dan "pendidikan".
•    Memalukan dan menghina manusia lain adalah cara membangun "mental" yang kuat.
•    Semua orang harus punya pola pikir yang sama, mental yang sama.
•    Tidak boleh ada yang "lemah" di tengah kaum yang kuat, tidak boleh ada yang berbeda, tidak boleh ada yang unik.
•    Semua manusia harus disamaratakan, dengan "pembinaan" yang sama agar semuanya belajar menjadi robot yang diam dan taat pada pihak yang berkuasa.

Dan dalam beberapa bulan, mahasiswa senior yang punya pola pikir begitu akan lulus, masuk sekolah, dan mulai "mendidik" anak anda. Ketika anak anda terlihat "lemah" dan tidak bisa melakukan sesuatu, apa yang akan terjadi? Apa para guru itu akan berikan belas kasihan, merangkul, motivasi dan berusaha menolongnya? Atau apa mereka akan memberikan "pembinaan mental" dengan kekerasan, penghinaan, dan kemarahan, agar anak anda berubah dan dapat "mental yang kuat" seperti anak yang lain? Dan kalau besok anak anda menjadi depresi dan trauma karena merasa sebagai korban bullying dari guru sekolah, apa sang guru akan merasa bersalah? Atau angkat tangan dan menyatakan, "Saya berniat mendidik!" Karena ternyata, selama menjadi mahasiswa, calon guru itu tidak dididik untuk punya pengertian yang luas tentang konsep "pendidikan", dan malah dididik untuk menjadi robot.
Bagaimana kita bisa mengharapkan kemajuan bangsa dari generasi guru yang pola pikirnya seperti itu?
-Gene Netto

Viral, Video Perpeloncoan dan Kekerasan Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari di Pantai
https://www.youtube.com

Aksi Pelonco Mahasiswa di Pantai Nambo Viral, Polda Sultra Lakukan Penyelidikan
https://www.youtube.com

Video Viral Perpeloncoan Mahasiswa Baru, UHO Kendari Sebut Kegiatan LDK Tak Berizin
https://regional.kompas.com


17 February, 2021

Jokowi: Kalau UU ITE Tak Bisa Beri Keadilan, Saya Minta DPR Revisi

Setuju! Tapi mungkin lebih baik ada penghapusan, bukan revisi. Di UU 45 ada pasal yang berikan hak bicara bebas kepada rakyat. Kenapa tidak menjadi landasan hukum yang paling kuat? Lalu hanya perlu pelatihan baru bagi polisi, jaksa, dan hakim agar tidak ada lagi yang bisa dilaporkan dgn UU ITE, atau pencemaran nama baik, atau penistaan agama. Pemerintah bisa berikan kebebasan kepada rakyat, lalu membuat batas yang jelas, yang sudah terbukti manfaatnya di banyak negara.

Contohnya: Kalau ajak orang melakukan kekerasan, ilegal. Tapi kalau sebatas bilang "membenci" sesuatu, silahkan saja. Hak pribadi. Dan kalau menjadi berita, rakyat juga punya hak untuk menegur, dan boleh boikot usaha orang itu, dsb. Dan pasal pencemaran nama baik perlu bukti yang sangat kuat, seperti kerugian yang jelas (bisnisnya bangkrut). Tidak cukup perasaan "sakit hati" atau malu di depan umum. Selain itu, bebas berpendapat. Dan sekaligus rakyat dididik untuk berdiskusi dan berdebat dengan cara terbuka, untuk menerima pendapat yang berbeda yang tidak disenangi. Mudah sekali, dan bisa dikembangkan di sini dengan cepat.

Kondisi ini belum umum di Indonesia karena satu sebab saja: Peninggalan sistem Orde Baru, yang kembangkan pola pikir "militer", dan masih berlaku di banyak sekolah, kampus, organisasi, dan keluarga. Guru selalu benar, jangan berani berbeda pendapat, "diam dan taat" adalah sikap terbaik. Kata "guru" bisa diganti dengan siapa saja yang berkuasa: Pemerintah, pemda, pejabat, ketua, atasan, bapak, ustadz, dll. Diam dan taat, jangan berani melawan, walaupun dia salah. Yang berkuasa selalu benar.

Tapi tidak harus begitu. Rakyat bisa dididik untuk membuka pikirannya, mencari wawasan, berdiskusi secara bebas, menerima pendapat yang tidak disenangi, dan insya Allah umat Islam dan bangsa Indonesia akan bisa maju dengan cepat. Kenapa? Karena pola pikir itu adalah pola pikir dewasa yang dimiliki kebanyakan dewasa di seluruh dunia dan terbukti membawa kemajuan karena semua pendapat jadi ketahuan oleh semua orang, jadi kita bisa saring sendiri dan berpikir secara luas. Kepercayaan pada sistem demokrasi dibangun di atas hak berbeda pendapat. Ketika perbedaan pendapat, kritikan, dan bahkan penghinaan tidak boleh, maka hasilnya adalah negara diktator.
-Gene Netto

Jokowi: Kalau UU ITE Tak Bisa Beri Keadilan, Saya Minta DPR Revisi
https://news.detik.com

21 December, 2020

Anak Tidak Bisa Diselamatkan Karena Rakyat Tidak Punya Ilmu P3K

Dua anak sentuh tiang listrik yang koslet, tersetrum, lalu tewas langsung. Tapi yang terjadi sesudahnya lebih menyedihkan lagi. Seorang tetangga melihat. Apa tindakannya? Langsung melakukan kompresi dada (CPR) dan beri napas buatan, seperti telah dipelajari di sekolah, dan sering dilihat di tivi? Tidak! Karena tidak ada pelajaran seperti itu di semua sekolah Indonesia, walaupun sangat umum di mancanegara. (Mungkin ada yg belajar di Pramuka, tapi belum tentu dipedulikan setelah lulus ujian.)

Jadi sang tetangga lari. Pertama, lari mencari orang tua anak. Setelah panggil mereka, lari kembali ke anak2 itu, dan periksa kondisinya. Masih tewas. Lalu mayatnya dilarikan ke puskesmas, hanya untuk diberitahu bahwa mereka sudah tewas. Saya tidak salahkan tetangga itu karena tidak ada kesalahan yang disengaja. Tapi ada kesalahan disebabkan kebodohan, yang bisa terjadi karena dia, dan 250 juta orang Indonesia yang lain, tidak diajarkan cara SELAMATKAN NYAWA.

Seorang anak tidak bernapas. Yang dibutuhkan adalah bantuan untuk bernapas. Bukan bantuan "lari panggil orang tua". Setelah kembali, dan ternyata masih tidak bernapas (aneh ya!), yang masih dibutuhkan adalah bantuan bernapas, bukan dilarikan sekian kilometer ke puskesmas. Ini tindakan "bodoh" tapi dilakukan oleh orang yang tidak pernah diberi ilmu dari pemerintah, pemda, kurikulum sekolah, iklan masyarakat di tivi, poster di tempat umum, dll. Ada banyak cara untuk mendidik rakyat. Tapi harus dimulai dengan kepedulian. Dan karena di sini tidak ada kepedulian untuk mendidik rakyat, dua anak itu tewas.

Mungkin dalam kondisi lain, seorang tetangga yang berilmu akan langsung melakukan kompresi dada dan napas buatan, dan ada harapan bisa selamatkan mereka. Mungkin. Tapi tidak diusahakan, karena hampir semua rakyat Indonesia tidak tahu caranya, karena tidak ada yang begitu peduli pada 80 juta anak Indonesia dan 200 juta orang dewasa sampai memastikan pelajaran P3K menjadi umum. Padahal sangat dibutuhkan di negara ini, di mana kecelakaan terjadi terus, dan bantuan medis selalu jauh. Seharusnya tetangga yang berilmu yang menjadi sumber pertolongan pertama. Tapi yang selalu dilakukan adalah "lari"… dengan membawa mayat. Kondisi ini bisa berubah. Kalau ada kepedulian. Tapi siapa yang mau peduli pada anak Indonesia yang belum menjadi korban?
-Gene Netto

Dua Anak Polisi Sragen Tewas Kesetrum Tiang Lampu Jalan
Minggu, 20 Desember 2020 - Dua anak Aiptu Suwito, yakni NWA (8) dan HWA (10), tewas setelah tersetrum tiang listrik di Desa Kacangan, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.
https://www.tribunnews.com

23 November, 2020

Orang Kafir Tidak Akan Beriman, Jadi Kenapa Gene Netto Terkesan Pro-Kafir?

[Pertanyaan]: Bagaimana dengan pernyataan di ayat ini? Apakah Allah salah tentang orang kafir?

6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.
7. Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.
(QS. Al-Baqarah 2:6-7)

[Gene]: Assalamu’alaikum wr.wb. Bagaimana kalau 99% dari ustadz "kurang sanggup memahami" orang kafir? Ustadz itu lahir sebagai Muslim, belajar ibadah sejak kecil, masuk pesantren, belajar, dan berceramah. Lalu, mereka "menjelaskan" tentang orang kafir, tapi mereka tidak alami sendiri. Mereka tahu teorinya, tapi tidak tahu rasanya. Seperti laki-laki kurang bisa memahami rasanya menjadi "ibu hamil".

Dalam ayat di atas, bukan Allah yang salah, tapi mungkin banyak Muslim "salah paham"? Dikatakan "mereka tidak akan beriman", tapi di Indonesia, puluhan ribu "kafir" masuk Islam setiap tahun. Berarti ada dua jenis orang kafir: Satu, kafir sampai mati, dan dua, kafir yang calon muallaf. Di zaman Rasulullah SAW, semua orang di sekitar Nabi adalah kafir yang masuk Islam. Ini contohnya "orang kafir" itu: Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Bilal bin Rabah, Hamzah bin Abdul Muthalib, Aisyah binti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Abu Dzar Al-Ghiffari, Ja'far bin Abi Thalib, Asma' binti Abu Bakar, dan ratusan yang lain.

Lahir sebagai kafir jadi "tidak mungkin" mereka bisa masuk Islam, betul? Atau, anda salah, karena mereka siap terima dakwah dari Rasulullah SAW dan hidayah dari Allah SWT? Hanya ada dua kemungkinan: 1) Allah SWT salah paham dalam ayat itu, atau 2) Banyak Muslim salah paham. Anda merasa paham tentang "orang kafir"? Pernah tinggal di negara kafir, dan rasakan 100% dari orang di sekitar anda adalah orang kafir? Kita menjadi orang Muslim karena dua faktor. Pertama, beriman dan beribadah kepada Allah SWT. Kedua, HIDUP dengan sifat dan sikap islamiah, berakhlak mulia, menjauhi dosa dsb. Orang kafir tidak melakukan yang pertama, tapi banyak dari mereka melakukan yang kedua, dan akhlak mereka bisa melebihi banyak Muslim.

Saya dibesarkan di tengah orang kafir, tapi banyak sekali dari mereka lebih sabar, lebih sopan, lebih mulia, lebih jujur, lebih bersih, lebih dermawan, lebih berakhlak mulia, lebih taat hukum, lebih tertib, lebih serius belajar, lebih adil, lebih bijaksana, lebih menghormati orang lain, lebih dapat dipercayai, lebih menjaga amanah, lebih profesional dalam kerjanya, dan lebih bertanggung jawab dari mayoritas orang Muslim yang pernah saya kenal di sini.

Jadi banyak orang kafir punya kehidupan yang tidak sesuai dengan "kesan buruk" yang dibahas di sini. Lalu, di Indonesia, saya dapat kenalan "Muslim" yang berzina, aborsi, narkoba, berjudi, menjadi mabuk, melanggar hukum, dan jarang shalat. Bahkan ada teman yang keturunan Nabi Muhammad SAW, tapi tidak shalat. Anda mau katakan semua orang kafir jelek dan jahat? Mohon maaf, tapi walaupun mereka non-Muslim, bahkan ateis, banyak dari orang kafir itu punya akhlak yang "lebih baik" dari banyak Muslim.

Apa ada kafir yang buruk dan jahat? Tentu saja ada banyak. Di semua golongan manusia ada yang baik dan buruk. Anaknya Nabi Adam bisa menjadi pembunuh! Jadi jangan melihat kafir sebagai satu komunitas. Apa anda bisa jamin semua orang yang lahir sebagai kafir "tidak bisa masuk Islam"? Bagaimana dengan para sahabat Nabi? Mereka "kafir" dari lahir, jadi seharusnya mustahil menjadi Muslim, betul? Anda tidak menghujat Umar bin Khattab karena dia butuh waktu yang lama untuk masuk Islam. Tapi bagi orang kafir yang lain, anda tidak mau kasih waktu?

Kalau anda lahir di Makkah, di keluarga kafir, apa YAKIN anda mau dengarkan Rasulullah SAW dan masuk Islam? Berani berpikir sendiri, dan melawan saudara, teman, dan masyarakat? Seorang bapak bicara, menentang cara berpikir masyarakat, banyak orang tidak suka, menjadi emosi, dan dia disuruh diam dan dihina. Apa anda mau berusaha memahaminya? Atau ikut menghujat? Saya juga menentang cara berpikir masyarakat, banyak orang tidak suka, menjadi emosi, dan saya disuruh diam dan dihina. Apa anda mau berusaha berpikir? Atau menghujat saya?

Ketika orang kafir mati, baru dijamin kafir. Kalau masih hidup, kita tidak tahu. Jadi kenapa mau benci semuanya? Ada teman saya, seorang mantan prajurit Amerika. Dia ikut perang di Irak, kena bom, menjadi terluka, tapi tidak mati. Sekarang, dia sudah menjadi Muslim. Coba bayangkan isi hatinya. Dia bisa masuk Islam karena dia orang kafir golongan kedua: Calon Muallaf. Apa anda kira bahwa ustadz yang bicara tentang buruknya orang kafir bisa memahami prajurit Amerika, yang dibom anak Muslim, dan tetap masuk Islam? Mereka ajarkan anda untuk membenci semua kafir, walaupun sebagian dari kafir itu akan masuk Islam. Daripada benci semuanya, bagaimana kalau anda hanya benci yang jahat saja? Dan untuk yang lain, bagaimana kalau anda bersabar dulu dan menunjukkan sikap yang mulia?

Umat Islam di Indonesia menjadi mayoritas, jadi mungkin telah muncul suatu "kesombongan" di tengah kita. Rasulullah SAW juga bisa begitu. Khadijah menjadi Muslim, lalu Nabi berhenti berdakwah, dan mengatakan "tidak mungkin orang kafir bisa masuk Islam", jadi Islam hanya bagi yang lahir sebagai Muslim saja (sesudah itu). Kira-kira ada berapa Muslim sekarang kalau itu cara dakwah Rasulullah SAW? Tolong buka hati anda dan coba mulai berpikir bahwa mungkin banyak ustadz yang "mendidik" anda tentang "orang kafir" tidak sepenuhnya mengerti pemikiran dan kehidupan orang kafir. Dulu orang kafir hanya mulai masuk Islam karena Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan baik, benar, lembut, dan mulia, dan ajak orang kafir mengubah cara berpikirnya, lalu Allah kasih hidayah.

Saya tidak pro-kafir. Insya Allah saya 100% pro-Muslim. Saya mengritik umat Islam karena kondisi kita ibaratnya pasien sakit yang menolak berobat. Orang kafir pakai otaknya untuk ciptakan 1.000 kemajuan untuk umat manusia dalam 150 tahun terakhir. Kita juga dikasih otak tapi tidak ciptakan apa-apa. Kalau mereka berdoa kepada Allah, mungkin mereka akan menciptakan 2.000 kemajuan. Kita berdoa, lima kali setiap hari, dan kemajuan dari kita tetap saja nol. Seribu kemajuan tidak bisa, 2.000 juga tidak bisa. Bagaimana kalau Allah lipatgandakan doa kita, dan 5.000 kemajuan keluar dari umat Islam? Mereka akan kaget, betul? Tapi mereka melihat kemajuan nol dari kita, dan abaikan umat Islam. Kita dinilai hanya bermanfaat sebagai konsumen saja.

Kebanyakan orang kafir ingin kabur dari kita karena sekitar 0% dari mereka terpesona dengan umat Islam. Tetapi kalau kita mau bangun dari dunia mimpi, hadapi masalah, siap memperbaiki diri, dan mau bangkit, bersatu, dan menciptakan umat yang berkualitas, insya Allah banyak orang kafir (yang golongan kedua itu) akan mulai tertarik pada Islam. Jadi saya berusaha untuk "tampar mukanya" banyak orang untuk bangunkan mereka dari dunia mimpi. Semoga anda bersedia merenung, menerima pemikiran yang berbeda, dan siap bersatu untuk menciptakan umat Islam yang terkemuka.
Wa billahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

18 November, 2020

Pesantren Di Sudan: Tempat Penyiksaan Anak Yang Belajar Al Qur'an

Investigasi dari BBC selama 18 bulan di negara Sudan. Wartawan menyamar sebagai ustadz dan masuk ke 23 pesantren di Sudan, yang disebut "khalwa" di sana. Yang ditemukan adalah anak yang disiksa, dirantai, dipukul, dihajar pakai rotan dan kayu, tidak diberikan bantuan medis, tidur di lantai, dikasih makanan seperti yg dikasih ke binatang, dan dipaksa mengemis di jalan dan berikan uang kepada kyai yang punya pesantren. Kalau tidak mencapai target, dihukum. Kalau coba melarikan diri, dihajar, dirantai, dan dipenjarakan. Ada anak yang dihajar sampai kulit punggungnya terkelupas, dan dia hampir mati. Ada yang menjadi cacat seumur hidup, dan ada yang meninggal dunia. Orang tua yang miskin di kampung kirim anaknya ke pesantren utk dapat pendidikan agama, dan setelah itu dilepaskan bertahun-tahun tanpa ketemu lagi, jadi orang tua tidak tahu tentang apa yang menimpa anaknya.

Banyak Muslim bingung kenapa orang non-Muslim tidak merasa terpesona dengan umat Islam dan malah membenci kita. Video BBC seperti ini menjadi bagian dari sebabnya. Ketika banyak anak disiksa atas nama "pendidikan agama", para ustadz setempat biarkan, dan tidak bersikap keberatan. Dan para ustadz di negara lain (seperti Indonesia) malas untuk mengetahui hal ini, dan hanya mau sebut "oknum" saja. Tidak ada rasa harus ikut bertanggung jawab terhadap kualitas umat Islam di seluruh dunia. Kalau umat Muslim ditindas di suatu tempat, Muslim di seluruh dunia teriak. Tapi ketika anak Muslim disiksa oleh ustadz atas nama agama, semuanya diam.

Jadi orang non-Muslim sering lihat hasil investigasi seperti ini dan mereka berpikir, "Begini caranya Muslim mendidik anaknya. Jangan heran kalau ada yang menjadi sadis. Lihat cara mereka dididik!" Saya sudah lihat banyak hasil investigasi seperti ini, dari berbagai negara. Tapi rata2 tidak menjadi berita di Indonesia, dan kalaupun menjadi berita, langsung dilupakan dalam 1 hari. Orang non-Muslim malah ingat bertahun-tahun, di saat orang Muslim sibuk buang muka dan tidak mau tahu. Kalau berani untuk memahami apa yang dilihat oleh orang non-Muslim ketika melihat umat Islam, silahkan tonton video ini.
-Gene Netto

PERINGATAN: Di video ini, anak Muslim disiksa dan dirantai oleh ustadz di dalam pesantren di Sudan. Jangan nonton kalau tidak sanggup melihatnya.

Video: Sudan khalwas: Undercover in the schools that chain boys
https://www.bbc.com/news/av/world-africa-54571814

Murid Sekolah di Negeri Ini Dirantai & Disiksa Guru, Tak Patuh Dijebloskan ke Penjara
Rabu, 21 Oktober 2020 16:08 WIB
https://www.indozone.id

09 November, 2020

Yakin Orang Muslim "Lebih Baik" Dari Orang Kafir?

[Komentar]: Menurut saya, pak Gene malah membuat umat Islam yg wawasannya lemah/kurang ttg Islam, sejarah dan peradaban Islam makin bertambah lemah. Bahkan bisa buat mrk berfikir bahwa kafir itu lebih baik dari Islam.

[Gene]: Anda kira orang kafir tidak lebih baik dari orang Muslim? Jangan lari ke keimanan dulu. Jelas Muslim beriman dan benar. Lalu? Selain keimanan? Apa prestasi kita? Sudah saya tulis kemarin: Ribuan ciptaan orang kafir, termasuk Facebook, komputer, HP, internet, listrik dan bola lampu yang kita pakai sekarang. Mereka yang ciptakan vaksinasi, PBB dan WHO yang satukan dunia dalam hadapi pandemi. Ribuan, bahkan ratusan ribu kemajuan dan barang bermanfaat di dunia ini berasal dari orang kafir.

Tapi anda anggap mereka "jelek"? Mereka kerjakan semua itu TANPA berdoa dan mohon bantuan Allah. Lalu Muslim yang berdoa malah menciptakan nol? Berarti kita dua kali lebih buruk dari mereka, betul? Untuk setiap seribu barang yang mereka ciptakan, seharusnya kita bisa ciptakan seribu barang juga, lalu kita berdoa, dan menjadi dua ribu barang. Kita malah nol. Tanpa berdoa, prestasi mereka jelas. Prestasi kita nol, lalu kita berdoa, dan prestasi kita tetap nol. Dua kali kita gagal. Betul?

Mau hujat orang kafir? Tanpa mereka, tidak ada mesin utk cetak Al Qur'an. Tidak ada situs Al Quran di internet. Tidak ada pesawat utk terbang ke Makkah. Kita lakukan APA selain banggakan diri terus, karena kebetulan kita mengakui Allah, Rasulullah SAW dan Al Qur'an? Begitu saja prestasi kita, selama 1.400 tahun? Lalu? Kemarin ada yg sebutkan Ibnu Sina, Aljabar dll. Mau dibanggakan karena mereka?

A: Orang kafir menciptakan ribuan barang dan sistem bermanfaat dalam 150 tahun terakhir. Orang Muslim di Indonesia nol.
B: Iya, tapi, tolong, jangan begitu dong, soalnya ada orang Arab 1.000 tahun yang lalu yang pintar lho, jadi tolong kami dipuji sekarang ya!

Kapan umat Islam mau bangun dari dunia mimpi, dan beli ratusan milyar buku daripada ratusan milyar batang rokok? Tolong buka mata, buka akal, buka dompet dan beli ratusan buku untuk mencerdaskan anak anda. Jangan suruh mereka hafal fakta dan pendapat orang dewasa terus. Berikan mereka masalah dan bebaskan mereka untuk berpikir sendiri, ciptakan solusi, dan membantah dengan guru, orang tua, pemerintah, dll. dgn pendapat yg logis dan bijaksana. Jadikan mereka cerdas dan suruh mereka menjadi pemimpin dunia. Saya pesankan lagi, yang merusak umat Islam hanya satu: Umat Islam sendiri.
-Gene Netto

04 November, 2020

Daftar Barang Yang Diciptakan Orang Kafir Di Barat Dalam 150 Tahun Terakhir

Listrik. Lampu. Mesin cetak buku. Radio. Telfon. Tivi. Kulkas. Kipas angin. AC. Sepeda. Sepeda motor. Mobil. Mesin mobil. Truk. Kereta api. Pesawat. Mesin pesawat (jet engine). Kacamata. Jam tangan. Resleting untuk celana, rok, tas, koper. Komputer. Laptop. iPad. Musik Digital. CD. Flashdisk. Program komputer. Internet. WiFi. Google. Handphone. Google Maps. Satelit. GPS. Roket. Space Shuttle. Stasiun Luar Angkasa. Robot umum. Robot Industri. Robot medis. Kapal kontainer dan kontainer kapal. Kamera. Foto. Video. Kamera digital. Bioskop layar lebar. Pena (ballpoint pen). Senter. Bor listrik. Pengeras suara. Mikrofon. Speaker. Superglue. Kaleng. Makanan siap saji. Makanan & minuman yg diawetkan dalam kaleng. Microwave. Toaster. Hairdryer. Baterai. PULUHAN RIBU ALAT yang pakai baterai. Lampu LED. Termometer. Mikroskop. Vaksinasi yang hilangkan Cacar Variola (Smallpox) dan Polio. Anestesi. Suntikan. Kantong darah. Sarung tangan dokter. Ronsen (X-Ray). Ultrasound. MRI. Jantung buatan. Mesin By-Pass untuk operasi jantung. Alat bantu dengar. Gigi palsu. Kaki palsu. Tangan robot untuk manusia. Kalkulator. Mesin ATM. Mesin fotokopi. Printer. 3D Printer. Sidik Jari di kasus kepolisian. Klasifikasi DNA Manusia. Penangkapan kriminal berdasarkan DNA.  Mobil elektrik. Laser. Drone. [Aplikasi Digital]: Facebook (1 milyar). WhatsApp (900 juta). Twitter. Instagram. Snapchat. YouTube. Uber. [Toko Online]: Amazon. Alibaba. EBay. PlayStore. PayPal. Dan lain-lain.

Daftar barang yang diciptakan Orang Muslim Di Indonesia dalam 150 tahun terakhir:

[Pasang suara jangkrik di sini karena sunyi dan sepi…]

Assalamu’alaikum. Tahun 2019, cukai rokok 10% menyumbang 153 triliun pada kas negara. Jadi total pembelanjaan rakyat mayoritas Muslim utk beli rokok adalah 1,530 TRILIUN RUPIAH. Per tahun. Setiap tahun. Tapi untuk beli buku untuk anaknya sulit, karena "terlalu mahal". Untuk menyantuni anak yatim dan dhuafa tidak bisa karena "tidak punya uang". Orang kafir di barat bisa kirim robot ke planet Mars, tapi orang Muslim di Indonesia tidak bisa buka perpustakaan umum.  

Kapan umat Islam di Indonesia akan bangkit, bersatu, dan menjadi pemimpin dunia? Kapan akan menjadi kaum yang kuat dan sejahtera dengan pendidikan tinggi yang dikagumi di seluruh dunia? Kapan sekolah dan universitas terkemuka di bumi akan berada di sini? Kapan umat Islam akan berhenti tunjuk ke belakang dan bilang, "Kita dijajah 75 tahun yang lalu (seperti Singapura, Malaysia, Korea, Cina, dll.), jadi tidak mungkin kita bisa menciptakan sesuatu untuk kemajuan umat manusia sekarang!" Yang paling merugikan umat Islam hanya satu pihak: Umat Islam.

Semoga bermanfaat bagi orang Muslim yang ingin bangun dari dunia mimpi sekarang juga dan bersatu untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Jangan tanya ke saya, "Solusinya apa?" Tolong diskusi sendiri dengan semua orang yang anda kenal, dan membuat rencana bersama dengan mereka. Tidak ada "orang lain" yang akan muncul untuk memperbaiki umat Islam dan bangsa Indonesia. Anda yang harus siap berjuang. Tolong anda jelaskan: Apa yang bisa anda lakukan untuk kemajuan umat Islam dan Indonesia?
Wassalamu’alaikum. -Gene Netto

11. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(QS. Ar-Ra’d 13:11)

96. Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, PASTILAH Kami akan melimpahkan kepada mereka BERKAH dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
(QS. Al Araf 7.96)

29 September, 2020

Anak 10 Tahun Dibunuh, Mayatnya Diperkosa: Kenapa Hasil Kemerdekaan Begini?

Saya sering merasa bingung kalau melihat berita kekerasan terhadap anak di Indonesia. Seseorang sakit hati, merasa dendam, lalu solusinya: Balas dendam dengan menggunakan kekerasan. Cukup sering menjadi penyebab pembunuhan, hanya karena ada yg merasa sakit hati. Dan banyak sekali dari pelakunya adalah anak remaja dan pemuda laki-laki. Seharusnya pemerintah, pemimpin, ahli agama, guru, dan masyarakat berpikir tentang kenapa kondisi ini bisa terjadi terus. Tapi sayangnya, korbannya BUKAN anaknya orang elite. Hanya anaknya orang miskin yang menjadi korban terus, setiap hari, di seluruh negara, dan ternyata, kepedulian terhadap mereka sangat minim.  

Kasihan anak Indonesia yang menjadi korban terus. Siapa yang mau peduli pada masa depan 80 juta anak Indonesia? Yang belum menjadi korban kurang diperhatikan, apalagi para korban! Siapa yang mau menciptakan dialog dan gerakan nasional untuk bahas perubahan yang perlu dilakukan pada sistem pendidikan, agama, dan budaya, sehingga bisa menghasilkan generasi emas yang memiliki akhlak yang mulia? Berapa banyak anak yang tidak berdosa yang harus diperkosa, disodomi, dibacok, atau mati sebelum terjadi perubahan sosial di sini?

Apa ini kondisi negara yang diharapkan oleh para pejuang kemerdekaan? Bukannya hasil seperti ini akan membuat mereka patah hati? Mereka rela mati untuk berikan masa depan yang baik kepada semua anak bangsa. Sekarang malah banyak anak hanya bisa menunggu gilirannya menjadi korban kekerasan. Dan di saat yang sama, para pemimpin sibuk menghitung hartanya, dan rakyat menjadi terpesona dengan pemimpin yang kaya, yang berikan janji-janji manis. Kapan anak Indonesia bisa menjadi prioritas? Kapan mereka bisa merasakan manfaatnya kemerdekaan? Kapan seluruh rakyat Indonesia akan bersatu untuk pedulikan masa depan mereka?
-Gene Netto

Dendam pada Ibu Korban, Bocah 10 Tahun Dibunuh, dan Mayatnya Diperkosa Seorang Remaja
https://regional.kompas.com

23 September, 2020

Menghina Orang, Masuk Penjara, Apa Manfaatnya Bagi Kemajuan Indonesia?

Polisi menjadi sibuk. Bukan karena menangkap pembunuh, perampok, begal, koruptor, pelaku pemerkosaan dan sodomi terhadap anak, dll. Polisi dibuat sibuk menangkap orang yang "menghina" orang atau kelompok lain. Cukup satu orang mengaku "sakit hati" dan polisi harus bertindak. Apa manfaatnya bagi kemajuan Indonesia kalau polisi dibuat sibuk menjaga "perasaan hati" orang?

Di negara barat, anak kecil diajarkan untuk cuek saja kalau ada anak lain yang menghinanya. Yang penting jangan diserang secara fisik. Kalau sewaktu-waktu diejek teman kelas, orang tua mendidik anak untuk abaikan saja. Harga diri kita berasal dari diri sendiri, dan martabat kita di mata keluarga dan teman. (Ini bukan tentang bullying, tapi komentar buruk atau penghinaan yang tidak rutin.)

Hasilnya, kebanyakan orang menjadi dewasa yang bisa abaikan perkataan dan komentar orang lain. Hormat kita berasal dari kita sendiri, bukan pendapat orang lain. Apa di Indonesia sebaliknya? Yang penting hanyalah kehormatan yang didapatkan dari orang yang tidak dikenal? Pendapat pribadi kita, keluarga, dan teman tentang kemuliaan kita tidak penting? Martabat kita berada di tangan orang lain, dan bisa bangkit atau hancur ketika satu orang lain bersuara? Dan solusinya adalah penjarakan orang untuk "menjaga" kehormatan kita yang begitu rapuh?

Saya tidak lihat manfaatnya bagi kemajuan Indonesia kalau kondisi ini berlangsung terus. Indonesia akan lebih baik kalau ada UU Kebebasan Bicara, dan rakyat diizinkan bicara seenaknya, dan hanya orang yang jahat dan berbahaya yang masuk penjara. Orang yang menghina kita cukup diabaikan saja karena pendapat mereka tidak penting sedikit pun! Menyatakan mereka salah, lalu lupakan saja. Tidak perlu menjadikan mereka dan komentarnya berita nasional!
-Gene Netto

Kemenkes Somasi Jurnalis Narasi TV karena Hina Terawan
https://www.cnnindonesia.com

Hina Habib Rizieq Sampah, Budi Djarot Dipolisikan FPI ke Polda Metro
https://news.detik.com

Pengakuan Nenek 67 Tahun Penghina Ahok: Ingin Dapat Like-Komen Lalu Ketagihan
https://news.detik.com

Hina Guru via Facebook, Pria Ini Hendak Klarifikasi tetapi Berujung Ricuh
https://regional.kompas.com

Polisi di Medan Didesak Tangkap Pria Penghina Cadar
https://www.tagar.id

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...