Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

13 October, 2021

Guru di Tangerang Hobi Rapikan Rambut Murid sampai Bawa Alat Cukur Sendiri

Di satu sisi, berita ini "baik" karena beda dengan semua berita dulu tentang guru-guru yang memukul dan menghukum siswa yang rambutnya kepanjangan. Tapi di sisi lain, berita ini buruk, karena walaupun menunjukkan ada guru yang berubah, perubahan itu tetap tidak hilangkan masalah intinya: Kenapa rambut siswa menjadi perhatian guru?! Siapa yang bilang "rambut yang rapi" merupakan suatu tujuan pendidikan yang utama?

Rambut adalah bagian dari identitas pribadi yang penting bagi kebanyakan orang. Itu sebabnya penjajah Jepang punya program gunduli tahanan perempuan agar ada efek psikologis terhadap mereka, untuk membuat mereka takut melawan diktator yang berkuasa. (Dan kebiasaan jahat itu masih dilestarikan di banyak pesantren sampai sekarang.) Einstein terkenal karena rambutnya panjang dan berantakan. Tidak ada efek apapun terhadap kecerdasannya.

Usaha membuat semua anak "seragam" dan "setara robot" yang diam dan taat terhadap guru dan penguasa di atasnya adalah proses pendidikan yang keliru. Anak perlu dididik untuk berpikir sendiri, mengurus diri sendiri, dan bertanggung jawab terhadap semua perbuatannya. Tapi terus-terusan, banyak guru gagal fokus pada tujuan pendidikan itu, dan sibuk membuat anak "seragam" sampai ukuran dan kerapian rambut menjadi perhatian. Padahal orang tua tidak pernah minta rambut anaknya diatur oleh guru. Jadi kenapa banyak guru sibuk fokus pada hal yang tidak penting? Lebih baik semua guru mendidik anak laki-laki untuk "mengatur kemaluannya" agar tidak menjadi pemerkosa, daripada mendidiknya untuk mengatur kerapian rambut.
-Gene Netto

Guru di Tangerang Hobi Rapikan Rambut Murid sampai Bawa Alat Cukur Sendiri
Sabtu, 25 September 2021 - Cerita seorang guru yang hobi merapikan rambut muridnya yang berantakan, viral di media sosial. Bahkan, guru tersebut telah mempersiapkan alat untuk merapikan rambutnya sendiri.
Terlihat adanya sisir dan hair spray yang ia gunakan untuk merapikan rambut sang murid.
https://kaltim.tribunnews.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...