Search This Blog

Labels

alam (8) amal (97) anak (301) anak yatim (116) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (51) indonesia (571) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (362) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (12) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (9) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (505) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (37) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (37) renungan (177) Sejarah (5) sekolah (80) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

16 January, 2014

Anak yang Kena Tumor Mata



Foto bisa dilihat di Facebook Page Gene Netto

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman saya menjadi dokter di RSCM. Ini foto Arya, salah satu pasiennya, berusia usia 10 tahun, dari Bogor. Dia anak miskin yang kena tumor mata sebesar melon. Sudah dapat kemoterapi, dan perlu operasi untuk angkat tumor. Bapaknya tukang ojek dan keluarganya miskin. Bapak sudah jual motor agar ada uang untuk makan, transportasi dan penginapan. Anak seperti ini harus menjalankan kemoterapi berbulan2, lalu operasi untuk angkat tumornya.
Kalau ada yang bersedia membantu anak ini, dan anak2 dhuafa yang lain, bisa dikirim dananya ke rekening sosial saya:

BCA (Bank Central Asia)
KCU Menara Bidakara
No. Rek. 4502214881
A/N Eugene F. Netto
[Rekening ini khusus untuk keperluan anak yatim, dhuafa, jompo, dan kegiatan sosial lain.]

Mohon disebarkan ke teman2 yang lain. Terima kasih banyak kepada teman2 yang mau membantu. Semoga Allah membalas dengan berlipat ganda.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto 


10 January, 2014

Bantu Anak 10 Tahun Yang Punya Tumor Mata

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Kemarin ada kabar dari teman saya yang jadi dokter di RSCM. Dia punya pasien dengan tumor di matanya (kanker). Namanya Arya, seorang anak laki-laki yang miskin dari Bogor, berusia 10 tahun, dan sudah dapat kemoterapi dan radiasi untuk mengecil tumornya, jadi tindakan berikut adalah operasi untuk angkat tumornya (matanya sudah diangkat). Tapi anak itu tidak kembali ke rumah sakit berbulan2. Katanya karena tidak ada biaya transportasi, tidak ada tempat penginapan di Jakarta (menginap semalam agar bisa kemoterapi 2 hari), dan juga karena tidak ada yang bisa antar karena keluarganya kerja setiap hari agar bisa makan. (mungkin juga karena malu naik transportasi umum ke rumah sakit dalam kondisi begini!) Jadi karena telat kembali, tumor sudah membesar, dan sudah mencapai ukuran “melon”.

Teman saya minta tolong untuk mencari bantuan bagi Arya ini. Biaya pengobatan sudah ditanggung pemerintah, tapi tidak ada biaya transportasi atau penginapan. Saya akan teruskan info ini ke Dompet Dhuafa dan yayasan yang lain (setelah dapat info pasien yang lengkap), dan berharap mereka bisa bantu. Dan juga mau cari info yayasan yang bantu anak yang kena kanker, karena mungkin bisa dapat tempat penginapan khusus untuk pasien. Kalau ada yang punya info spt itu, silahkan kasih kepada saya. Dan selain dari itu, saya juga berniat kumpulkan uang sendiri dari teman2, karena insya Allah tetap sangat bermanfaat bagi keluarganya yang sudah banyak menderita. Kalau mau bantu dengan dana sekarang, bisa dikirim ke rekening sosial saya seperti biasa:

BCA (Bank Central Asia)

KCU Menara Bidakara
No. Rek. 4502214881
A/N Eugene F. Netto
[Rekening ini khusus untuk keperluan anak yatim, dhuafa, jompo, dan kegiatan sosial lain.]

Sekian dulu. Silahkan sebarkan ke teman2 yang lain. Kalau anda punya anak yang sehat secara jasmani dan rohani, jangan lupa untuk banyak bersyukur kepada Allah setiap hari. 
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

02 December, 2013

Percaya Pada Kebetulan, Atau Pada Yang Maha Mengatur?



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Tadi ada teman yang telfon saya. Dia lagi hadiri acara, dan ada kelebihan konsumsi, tepatnya ada 50 kotak KFC yang tidak akan dimakan. Dia minta saran dari saya, bisa dikasih ke panti asuhan yang mana? Saya coba telfon ke Panti Asuhan “Yakin” di Jati Padang, karena saya sering ke sana. Ustadz yang jaga anak mengatakan, “Alhamdulillah, malam ini belum ada makan malam.” Mereka biasanya terima dari tetangga, tapi malam ini pembantu orang itu tidak ada, jadi tidak ada yang masak buat anak yatim. Pak Ustadz baru mulai berpikir mau masak apa buat anak2 (paling masak nasi dan goreng tempe)! Wahhh, pas sekali. Di panti ada 20 anak yang menginap, tapi ada puluhan lain di rumah masing2 di sekitar panti. Jadi 50 kotak ayam dan nasi bisa habis dalam sekejap.

Jadi kebetulan ada konsumsi yang berlebihan. Kebetulan teman saya hadir di acara itu. Kebetulan dia berpikir untuk telfon saya. Kebetulan saya tidak sibuk dan bisa langsung angkat telfon. Kebetulan di panti Yakin belum ada makan malam. Kebetulan jaraknya tidak kejauhan. Kebetulan juga ada anak di luar panti sehingga 50 kotak bisa dihabiskan oleh anak yatim di satu lokasi itu, dan tidak perlu kirim ke tempat lain. Kebetulan belum hujan juga, sehingga bisa diantar dengan cepat. Hehe

Banyak sekali “kebetulan”. Atau mungkin ada yang mengaturnya? Yang Maha Mengaturnya! Manusia dikasih otak untuk berpikir. Banyak sekali orang “berpikir”, tapi hanya bisa melihat serangkaian “kebetulan” tanpa merasa hal-hal itu tidak mungkin bisa terjadi kalau “tidak ada yang mengaturnya”. Kasihan sekali mereka. Mungkin otak mereka yang perlu “diatur” kembali. hehehe

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

28 November, 2013

Apa Selalu Harus Taat Pada Aturan?



[Ada guru yang berkomentar bahwa siswa tetap harus taat pada aturan sekolah, dengan contoh dilarang punya rambut panjang bagi anak laki. Ada aturan, harus taat. Saya memberikan penjelasan bahwa kadang ada yang lebih penting daripada “taat pada aturan”.]

Saya kira kita semua setuju bahwa siswa harus “belajar” untuk taat pada aturan. Itu suatu prinsip yang umum. Jadi kita tidak berbeda pendapat soal itu. Tetapi dalam proses belajar itu, ada suatu prinsip yang LEBIH TINGGI kedudukannya, dan juga LEBIH PENTING. Dan ITU yang tidak dipahami dan tidak mau dibahas oleh banyak guru di sini.

Kalau dalam peraturan sekolah ada larangan bagi siswa laki untuk punya rambut panjang atau gondrong, apakah larangan itu ada di SEMUA sekolah? Apa diwajibkan dari Kemdikbud sebagai kebijakan nasional, karena penting bagi pendidikan semua anak? Apa definisi “rambut panjang” diberikan (berapa senti)? Atau terserah guru untuk menilai sendiri (guru selalu benar, siswa selalu salah)?

Beberapa Artikel Tentang Pemukulan Terhadap Siswa dan Anak














21 November, 2013

Dokter Atau Pejabat Yang Lebih Patut Dianggap “Kriminal”?



Setelah ada informasi tentang kasusnya Dr. Ayu yang sudah dipenjarakan sebagai seorang “kriminal”, banyak dokter dan orang yang peduli pada masyarakat Indonesia mulai memikirkan apa yang bisa terjadi di jangka panjang, kalau kasus ini tidak segera selesai. Bahkan sekarang ada dokter yang sudah siap “berhenti menjadi dokter” karena kuatir masa depan keluarga mereka terancam kalau seorang dokter yang baik bisa masuk penjara kapan saja.

Apakah ada dokter yang buruk? Pasti ada. Apakah semua dokter buruk? Tentu saja tidak. Ada banyak dokter yang kerja sampai larut malam, Sabtu dan Minggu juga, tinggalkan keluarganya dalam sekejap karena harus periksa pasien secara mendadak, dan tangani ratusan pasien setiap hari, semuanya dengan bayaran kecil. Tetapi malah kena penghinaan dari Menteri Kesehatan sendiri. Luar biasa. Presiden juga diam dan tidak mau peduli, padahal para dokter itulah yang akan mengobati dia dan keluarganya kalau jatuh sakit.

Kalau seorang pasien wafat, lalu orang tuanya marah, maka itu wajar (ada orang tua yang pasrah, ada yang menjadi marah). Tetapi apakah wajar kalau seorang dokter langsung dianggap seorang kriminal, dan dipenjarakan seperti kriminal, hanya karena ada Jaksa Penuntut yang tidak mau lepaskan kasus itu sampai berhasil penjarakan seorang dokter?

16 November, 2013

Mohon Bantuan Mencari Pekerjaan Untuk Teman Saya



Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman saya Ahmed adalah orang Inggris dan sudah 1,5 tahun kerja di Jakarta. Karena kondisi ekonomi yang buruk di Inggris, tidak ada banyak pekerjaan di sana, jadi dia harus tinggalkan isteri dan anak di London untuk kerja di Jakarta. Dia sedang mencari pekerjaan baru karena kontrak di sini mau habis. Boleh di Indonesia, atau di negara lain. Dia cari pekerjaan pada tingkat managemen perusahaan besar, khususnya yang berkaitan dengan IT. Contoh pekerjaan:

·         CEO
·         Director atau Managing Director
·         Chief Operating Officer
·         Chief IT Officer
·         Project Manager

Mohon info ini disebarkan ke semua teman, termasuk yang di Eropa, Amerika, dan negara2 lain. Terima kasih banyak atas bantuannya. Kalau ada yang bisa bantu, silahkan hubunginya langsung di : ahmed_zaman@hotmail.com
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Sedikit dari pengalaman kerjanya:
Current:
Danone Group, Jakarta - Senior Project Manager
Role: Business Transformation, Business Improvement Delivery through IT/SAP; Business Process Re-Engineering

Previous:
1. Management/IT Consultant, London, UK
Role: Working with Clients in Turkey, London, Egypt, USA on Strategy, Business Planning/Development, IT Operations

Ceramah untuk Umum - Pengajian Bulan Muharram



Pembicara: Gene Netto

Tanggal: Hari Minggu, 17 Nov, 2013
Waktu: 18:00 sampa selesai

Tema: Makna Hijrah dan Rasionalitas Islam

Lokasi:
Masjid Al-Mudzakarah
Jl. Baing Rt 7/9
Kel. Kampung Tengah
Kec. Kramatjati,
Condet, Jakarta Timur

Siswa “Monster” Yang Berubah Cepat Lewat Diskusi

Assalamu’alaikum wr.wb. Dulu saya mengajar di sekolah negeri gabungan SMP-SMA di Brisbane, Australia. Saya masih muda, idealis, dan sedang belajar tentang pendidikan dan psikologi anak. Di hari pertama, saya diberitahu akan dapat Kelas 8-F. Banyak guru teriak: “Kamu dapat Luke!” Katanya, Luke selalu berkelahi di kelas, menyerang guru, pernah membakar gedung sekolah, sering ditangkap polisi, dll. Setiap hari, dia dikeluarkan dari setiap kelas, dan dikirim ke ruangan kepala sekolah. 

Para guru senior menggambarkan sosok monster, dengan tanduk besar, mata merah melotot, dan taring yang tajam. Tidak ada siswa yang lebih buruk. Mereka hanya bisa berharap saya akan selamat kalau mengajar Luke... Ketika saya masuk kelas, saya dapat kejutan. Anak laki-laki, kecil, kurus, rambut coklat lurus, dan mukanya ganteng. Ini seorang monster?

Saya mulai mengajar. Lima menit kemudian, ada anak yang mengejek Luke jadi dia menyerang. Saya tahan Luke dan suruh dia duduk. Guru senior yang awasi saya diam saja. Saya tegur anak yang menghina Luke dan berdiri di sampingnya. Luke duduk kembali dan kerja tanpa masalah lagi. Ternyata, Luke hanya menyerang setelah dihina. Anehnya, semua guru senior salahkan Luke. 

Sore itu, Luke berada di luar ruang guru. Saya mulai berpikir. Di dalam kuliah psikologi anak, ada berbagai cara untuk bantu anak seperti ini. Saya coba ajak Luke diskusi. Tujuan hidupnya apa? Katanya mau jadi pilot. Saya jelaskan, kalau nakal terus, bisa masuk penjara. Mau pilih apa: Penjara atau Pilot? Dia mau menjadi pilot. 

Saya jelaskan, anak lain di kelas mengejek Luke sebagai “permainan”. Penghinaan mereka ibaratnya “perintah menyerang”, lalu mereka ketawa saat Luke kena hukuman. Luke harus abaikan mereka. Yang penting hanyalah pendapat Luke tentang diri sendiri. Dia bilang, semua orang pasti marah kalau diejek. Saya keluarkan 20 dolar (200 ribu rupiah) dan bilang, “Coba menghina saya. Kalau jadi emosi, kamu menang uang ini.” 

Dia ucapkan banyak kata kasar, dan saya tetap senyum. Dia bingung. Kok bisa? Saya jelaskan, menjadi marah adalah pilihan. Saya merasa sebagai orang baik, jadi saya tidak peduli pada pendapat dia. Luke juga bisa begitu. Tidak perlu menjadi marah. Saya ajak dia coba dengan saya. Saya menghina dia, dan dia balas menghina saya. Setelah 5 menit, kami kehabisan kata-kata jelek dan mulai ketawa. Terbukti. Luke bisa menahan diri.

Saya berjanji, kalau ada yang menghina Luke, saya akan melindunginya. Dia kaget. Kok guru mau “melindungi” dia? Saya jelaskan, saya akan selalu melindungi dia karena dia siswa saya. Luke diam saja. Terkesan dia belum pernah dapat kepedulian seperti itu dari orang dewasa. Saya bilang, Luke tidak boleh menyerang, dan harus yakin saya akan melindungi dia. Pagi berikutnya, ada siswa yang menghina Luke, dan saya langsung tegur dan suruh dia minta maaf. Luke tidak bergerak. 

Saya ajak Luke diskusi lagi. Kalau mau menjadi pilot, harus dapat nilai A terus. Katanya, tidak mungkin dapat A. Selalu dapat nilai D dan E. Saya ingat pelajaran dari dosen psikologi. Saya bilang, boleh dikasih A sekarang, dan Luke hanya perlu “menjaganya”. Saya ambil rapor Luke, dan menulis A di depan matanya. Syaratnya, kalau dia berkelahi, nilai itu akan turun sementara, tetapi kalau dia baik lagi, nilainya naik kembali menjadi A. Nilai A itu sudah menjadi hak milik Luke, dan hanya perlu dijaga. Dia kaget, dan senyum terus.

Dalam rapat guru, kepala sekolah bertanya apa Luke sakit, karena seminggu Luke tidak muncul di kantor. Bisanya dikeluarkan dari setiap kelas. Sepuluh guru langsung tunjuk saya. Kepala sekolah bertanya, “Apa yang kamu lakukan?” Saya jelaskan diskusi saya dengan Luke, dan teori psikologi anak yang digunakan. Saya jelaskan bagaimana saya fokuskan pikirannya ke masa depan menjadi pilot, dengan memilih yang terbaik sekarang. Kepala sekolah kaget. “Bagus sekali! Tolong diteruskan!” Saya juga kaget. Masih guru muda, tetapi dipuji di depan 60 guru senior. 

Total waktu yang dihabiskan untuk diskusi dengan Luke sekitar 15 jam saja. Masalah utamanya sebenarnya di rumah. Bapaknya sering hajar dia. Ibu sering menghinanya dan bilang dia "tidak diinginkan". Jadi Luke tidak dapat kasih sayang, perhatian, dan perlindungan dari orang dewasa. Itu sebabnya dia menjadi liar di sekolah. 

Setelah saya pindah ke Indonesia tahun 1995, saya tidak pernah dapat kabar lagi tentang Luke, jadi tidak tahu kalau apa dia menjadi pilot atau masuk penjara. Tetapi saya masih ingat pada dia. Mungkin dia merasa dapat “pelajaran” dari saya, tetapi saya malah anggap dia sebagai pelajaran penting bagi saya. 

Semua anak yang “nakal” bisa berubah. Anak “monster” bisa berubah. Cukup diajak diskusi saja. Terserah kita yang menjadi gurunya, orang tuanya, saudaranya, dan tetangganya. Apa kita mau menjadi temannya dan tawarkan bantuan, nasehat, perlindungan, dan kasih sayang? Kalau kita siap menolong mereka, insya Allah anak yang sangat nakal bisa berubah dan tidak akan menjadi orang jahat yang merusak komunitasnya. 

Ini kisah nyata. Saya masih ingat pengalaman saya dengan Luke sampai sekarang. Semoga kisah ini bermanfaat bagi teman-teman guru dan orang tua yang peduli pada masa depan semua anak Indonesia. 
Wa billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto



15 November, 2013

Pelajar SMA Bacok Guru dan Rekannya di Sekolah



[Ini komentar saya kepada para guru, di sebuah group. Siswa itu mengatakan dia membacok gurunya karena disuruh potong rambut. Beritanya ada di bawah. -Gene]

Boleh saya ikut berkomentar? Kalau ada yang ingat, lebih dari 6 bulan yang lalu saya berusaha ajak para guru membahas persoalan razia rambut gondrong di sekolah. Kebanyakan guru tidak mau tahu, dan ada yang langsung menghujat saya. Saya sudah lama menunggu berita siswa menyerang guru, disebabkan perkara ini. Jadi saya tidak heran. Apa sekarang saya boleh coba lagi mengajak para guru membahas ini secara serius? Atau apa masih mau menghujat saya saja, dan biarkan guru lain dibacok dan bahkan dibunuh?

Dulu, waktu dibahas, hasilnya seperti ini: Pertama, ada guru yg mengatakan ini bagian dari ajaran Islam. Pria harus punya rambut pendek. Saya buktikan Rasulullah SAW punya rambut panjang sampai bahu (ada hadiths). Lalu argumentasi guru berubah. Ini bagian dari budaya Indonesia. Saya orang asing jadi tidak mengerti. Saya buktikan banyak pria punya rambut panjang di tahun 70an, 80an dan 90an. Jadi ini “budaya Indonesia” untuk berapa tahun? Lalu argumentasi guru berubah. Ini bagian dari aturan sekolah. Siswa wajib nurut. Saya minta definisi “rambut gondrong” dan jawabannya bervariasi. Banyak guru mengaku aturan sekolahnya memang tidak ada atau tidak jelas. Jadi terserah guru untuk memaksakan siswa nurut atau tidak. Yang penting pendapat guru selalu benar, siswa selalu salah.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...