Kamis, 21 Agustus 2008 | 09:11 WIB
JAKARTA, KAMIS - Peraih medali emas kejuaran dunia catur pelajar, Yuni Veronika (11) asal Riau, telantar selama empat hari, tepatnya sejak pulang dari acara silaturahmi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Minggu (17/8) malam. Yuni yang ditemani ayahnya, Sudirman, tak bisa pulang karena kehabisan ongkos. ”Untuk bermalam saya numpang di rumah-rumah warga. Untung masih ada yang mau menerima kami,” kata Sudirman kepada Warta Kota, Rabu (20/8) malam.
Sudirman mengaku, pada Sabtu (16/7) lalu dirinya dihubungi mantan pelatih Yuni. ”Waktu itu dia bertanya, bisa tidak datang ke Jakarta untuk bertemu dengan Presiden?” katanya. Sudirman menyanggupi.Saat itu dia juga diberi tahu bahwa biaya hidup di Jakarta harus ditanggung sendiri.
Hari itu juga, Yuni berangkat ke Jakarta dengan naik pesawat. Di Bandara Soekarno-Hatta, dia dijemput tim dari Departemen Pendidikan Nasional. Yuni dan sejumlah pelajar peraih medali kejuaran dunia lainnya dikumpulkan di Departemen Pendidikan Nasional. Mereka akan diberangkatkan ke acara ramah-tamah dengan Presiden seusai upacara 17 Agustus di Istana Merdeka.
Pada Senin pagi, Sudirman menyusul ke Jakarta. Namun, karena kehabisan ongkos, mereka tak bisa pulang. Sudirman lalu mengajak Yuni berjalan kaki untuk mencari pertolongan. Sisa uang yang ada mereka pakai untuk membeli makanan. ”Saya tak malu lagi untuk meminta bantuan kepada orang yang saya temui, dan menceritakan semua yang terjadi. Untung mereka mau menolong saya,” papar Sudirman.
Pada Rabu (20/8) malam, Yuni dan Sudirman ditolong sejumlah warga Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. ”Saya kaget mendengar cerita mereka. Saya juga merasa kasihan karena anak bangsa yang telah mengharumkan nama bangsa ditelantarkan seperti ini,” tutur Prasetyo Edi Marsudi, tokoh warga setempat. Awalnya, kata Prasetyo, warga curiga Sudirman dan Yuni berbohong. Yuni kemudian menunjukkan bukti-bukti bahwa dirinya juara dunia catur tingkat pelajar.
Sementara itu, Hendri Jamal, mantan pelatih Yuni, mengatakan, sejak awal dirinya telah berpesan kepada Sudirman untuk bertanggung jawab sendiri jika ikut acara silaturahmi dengan Presiden.
”Kemarin, Yuni baru saja mengikuti Kejurnas di Bandung, Jawa Barat. Dari Riau ia diberangkatkan melalui Percasi Pengda Riau. Saya mengatakan kalau mau ikut acara itu tanggung sendiri. Pengdanya mengiyakan. Kalau sampai seperti ini sekarang, silakan tanya ke pengdanya,” kata Hendri Jamal ketika dihubungi semalam. (Warta Kota/tos)
Sumber: Kompas.com
#####
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Hebat ya! Seorang anak menjadi juara dunia, tetapi setelah pulang, dia tidak tidak bisa mengharapkan bantuan yang layak dari pemerintahnya. Setelah menjadi tamu Presiden pun, anak ini dan bapaknya dibuang ke jalan begitu saja. Sungguh menyedihkan negara ini. Seharusnya ada dana khusus yang diberikan kepada anak seperti ini supaya anak-anak yang lain ingin mengejar prestasi internasional juga dan membuat kita bangga.
Tetapi pesan dari pemerintah malah seperti ini:
“Wahai anak-anak bangsa, kalau kamu bekerja dengan keras dan mendapatkan prestasi internasional, maaf, kami tidak punya waktu atau uang untuk peduli pada kamu. Tetapi kalau anda mau lihat jas baru yang kami beli, boleh. Dan kalau kamu mau lihat mobil-mobil mewah yang kami beli dengan uang rakyat, boleh. Dan kalau kamu mau tahu tentang kenaikan gaji yang kami berikan pada diri sendiri, boleh.
Tetapi jangan berharap kami punya waktu atau uang untuk menghargai usaha keras kamu ya! Maaf, kami terlalu sibuk menjamu para koruptor Indonesia yang telah menjadi teman-teman dekat kami. Jadi, kami berharap kamu bisa mengurus diri sendiri, dan hanya diperbolehkan menggangu kami setelah kamu meraih prestasi yang tinggi. Setelah itu, silahkan kembali ke kampung atas biaya sendiri dan jangan ganggu kami lagi ya!”
Sungguh menyedihkan para pengurus negara ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
itulah Indonesia Mr. Gene. Mungkin para penguasa belum pernah baca hadist bahwa setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.
ReplyDeleteAtau mereka merasa sebagai penguasa bukan pemimpin :((