Assalamu'alaikum wr.wb.,
Di zaman Nabi Muhammad SAW, persaudaraan di dalam Islam begitu besar sampai seorang Muslim siap membagi hartanya dengan Muslim yang lain, tanpa melihat dari mana asalnya. Lebih dari harta, isteri juga boleh “dibagikan” (karena memiliki lebih dari satu, jadi siap menceraikan satu biar orang lain bisa dapat isteri.)
Sedangkan sekarang, untuk 20 JUTA ummat Islam yang menderita di Pakistan, jangankan isteri, jangankan harta, masuk berita saja (untuk menarik simpati dari ummat Islam) sulit didapatkan.
Tulisan di koran saja begitu sulit didapat. Apalagi uang. Apalagi isteri orang.
Kata Sekjen PBB, Ban Ki-moon, “Ini musibah yang paling besar yang pernah saya lihat dalam sebuah bangsa.” Sekarang diperkirakan bahwa seperlima dari total wilayah Pakistan sudah terendam oleh banjir. Seperlima. Bayangkan kalau seluruh pulau Jawa dan separuh dari Sumatera kena banjir, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada listrik, jalan dan jembatan rusak… di tengah bulan puasa! Puluhan juta orang mengungsi sekaligus dengan hanya membawa baju yang dipakai. Lalu sebuah negara Muslim lain kirim satu pesawat saja, dengan beberapa ribu selimut, dan sedikit obat-obatan untuk membantu 20 juta orang Indonesia id Jawa-Sumatera yang menderita. Dan setelah itu kita dilupakan di dalam berita mereka, dan di dalam masjid2 mereka, nasib kita tidak dibicarakan sama sekali.
Di tengah bulan puasa!
Bisa bayangkan?
Kita mau katakan apa kepada mereka yang seolah-olah lupakan kita?
Ada teman2 yang tanya ke mana mereka bisa menyalurkan uang kalau mau bantu 20 juta saudara kita di Pakistan yang sedang menderita. Saya jawab tidak tahu, karena belum lihat berita atau informasi seperti itu. Saya usulkan ke Palang Merah, atau ACT. Tetapi setelah cek website mereka, tidak ada info juga. Ada yang usulkan lewat Mer-C, tetapi di website mereka juga sama. Hanya ada satu buah berita tentang Pakistan. Tidak ada info rekening buat korban di Pakistan.
Sedangkan beberapa bulan yang lalu, ketika Ibu Prita mau dipenjarakan dalam kasus pencemaran nama baik sebuah rumah sakit, dalam sekejap, masyarakat Indonesia (yang mayoritasnya Muslim) mengumpulkan 1 milyar, dari uang koin saja, untuk bantu satu orang saja, untuk membayar pengacaranya (atau dendanya)!
Tetapi sekarang, untuk membantu 20 juta saudara2 kita di Pakistan… tidak ada berita, tidak ada rekening, tidak ada sukarelawan yang kumpulkan uang di lampu merah, dan sebagainya.
Mau cari rekening LSM saja untuk menyumbang uang sulit setengah mati…
Yang jelas, dari pemerintah tidak ada. Presiden kita lebih sibuk menciptakan dan membagikan lagu2 baru daripada memikirkan nasib 20 juta saudara yang sedang menderita.
Dan ini terjadi di tengah bulan puasa yang suci, di mana sedekah yang paling kecil punya nilai yang lebih besar….
“Umat-ku, umat-ku, umat-ku ….” kata Nabi sebelum wafat.
Untung Nabi kita tidak hidup sekarang, untuk melihat keadaan ummatnya…
Saya tidak mau bayangkan komentarnya Nabi Muhammad SAW tentang kita…
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********
Hadiths: Sa'ad mau bagikan isteri dengan Abdurrahman bin Auf
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, sesungguhnya Abdurrahman bin Auf telah dipersaudarakan (oleh Nabi s.a.w.) dengan Sa'ad bin al-Rabi' al-Ansari tatkala tiba di Madinah. Lalu Sa'ad berkata kepadanya: Saudaraku! Saya adalah salah seorang penduduk Madinah yang punya banyak harta, pilihlah dan ambillah. Dan saya juga mempunya dua orang isteri, lihatlah salah satunya yang mana yang menarik hatimu sehingga saya bisa mentalaknya untukmu. Abdurrahman menjawab semoga Allah memberkatimu pada hartamu dan keluargamu (akan tetapi) tunjukkanlah di mana letak pasarmu. Merekapun menunjukkan pasar, maka beliaupun melakukan transaksi jual beli sehingga mendapatkan laba (yang banyak) dan telah mampu membeli keju dan lemak. Kemudian tidak lama berselang iapun sudah dipenuhi oleh wewangian (menikah). Lalu Rasulullah s.a.w. bertanya: "Apa gerangan yang terjadi denganmu?", Ia menjawab:" Wahai Rasulullah, aku telah menikah. Baginda bertanya: "Apa maharnya?" Ia menjawab: "Emas sebesar biji kurma". Baginda bersabda kembali: "Buatlah walimah (pesta perkawinan) walaupun dengan satu ekor kambing".
(Sahih Bukhari, Jilid 7, Kitab 62 Pernikahan, Nomor 10)
Dan ada juga petunjuk di dalam Al Qur'an…
8. (Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.
9. Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(QS. Al-Hashr : 8-9)
Dan ada juga petunjuk dari ulama tentang persaudaraan bagi orang Muslim:
Adab Persahabatan
Syekh Shalih bin Abdul Aziz Alusy Shaikh dalam buku Hak-hak Persaudaraan Islam, menyampaikan pokok-pokok adab persahabatan, yaitu :
1. Mencintai saudaranya karena Allah, kecintaan karena Allah akan menghasilkan buah pergaulan yang manis. Dia akan senantiasa bermuamalah untuk mendapat ridha Allah.
2. Memberi bantuan kepada saudaranya, baik harta maupun fisik. Sebagian ulama berkata bahwa diantara adab persahabatan ini, janganlah ia menunggu saudaranya yang kekurangan meminta bantuan, tetapi hendaknya ia membantu kepada saudaranya karena layak dibantu.
3. Menjaga kehormatan saudaranya. Kehormatan dan harga diri seorang muslim adalah haram untuk dinodai oleh muslim yang lain. Oleh sebab itu ketika dia melihat kekurangan / aib temannya maka dia orang pertama yang menutup aib tersebut.
4. Menjauhi sifat buruk sangka terhadap saudaranya. Hukum asal seorang muslim adalah taat kepada Allah, maka ketika ia berprasangka buruk berarti ia telah menuduh saudaranya tersebut tidak taat kepada Allah. Bahkan prasangka itu sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hujurat : 12 adalah dosa.
5. Menjauhi perdebatan dengan saudaranya. Sisi pandang suatu persoalan bisa saja berbeda-beda, oleh sebabb itu memaksakan pendapat bahkan sampai berdebat adalah perbuatan sia-sia.
6. Berbuat baik dengan lisan kepada saudaranya. Engkau ucapkan perbuatan untuk menunjukkan kasih sayang kepadanya, engkau memuji kebaikannya ketika ia tidak mendengarnya, dan engkau senantiasa berterima kasih atas muamalah yang terjadi.
7. Memaafkan kesalahan saudaranya. Meluruskan kesalahan dengan tidak mengungkapkan di depan teman, mengingat jasa baiknya sehingga mudah memberi maaf ketika ada kekeliruan.
8. Gembira dengan karunia yang Allah berikan kepada saudaranya. Hasad (dengki) adalah penyakit yang membahayakan sekaligus menghilangkan kebaikan.
9. Menjalin kerja sama dalam kebaikan dengan saudaranya. Agama mengajari untuk senantiasa tolong-menolong dalam mengerjakan kebaikan dan ketaqwaan.
10. Musyawarah dan kesatuan sesama saudara. Musyawarah dan kesatuan muslim adalah inti kekuatan. Kalau hal seperti ini diabaikan maka kekuatan Islam menjadi pudar dihadapan musuh-musuh Islam.
Sumber: islamiccenterbekasi.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment