Oleh: Agus Rahmat
Nasional - Sabtu, 16 April 2011 | 22:00 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Komisi VIII DPR RI menjadwalkan
berkunjung ke China dan Australia pada 17– 24 Mei 2011 dalam rangka Rancangan
Undang-Undang (RUU) fakir miskin.
"Mempelajari orang-orang miskin tidak harus sampai
ke negeri China dan Australia. Apalagi kedua negara ini sudah termasuk negara
kaya, bukan negara miskin," ujar Koordinator Investigasi dan Advokasi
Sekretariat Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok
Sky Khadafi dalam keterangan persnya, Sabtu (16/4/2011).
Keberangkatan ke China dan Australia ini dianggap sangat
tidak efektif. Bahkan, justru hanya menghabiskan anggaran dan pajak dari
masyarakat. Apalagi, negara yang dituju justru merupakan negara dengan kategori
masyarakat kaya. Keberangkatan ini menghabiskan dana hingga Rp1,4
miliar."Jelas-jelas hanya menghambur-hambur pajak publik saja,"
katanya.
Hal yang sama juga terjadi pada komisi X DPR RI. Dengan
dana hingga Rp1,8 miliar, mereka akan melakukan studi banding ke Spanyol dan
China hanya untuk melihat fasilitas olah raga, perpustakaan, pendidikan, dan
wisata.
"Kalau DPR masih mempunyai rasa yang prihatin, dan
kebatinaan mereka berpihak kepada konstituen yang masih banyak di bawah garis
kemiskinan, barangkali tidak perlu mengunjungi Spanyol dan China. Kalau sekadar
ingin tahu soal perpustakaan kan bisa berselancar di dunia maya." [tjs]
Gregetan ngedenger-nya.....bener2 ga ada rasa n kepedulian terhadap rakyat. Uang rakyat dihambur2kan hanya utk study banding yg sangat tidak penting itu....
ReplyDelete