Ada teman baru dari luar negeri yang mau pindah ke Jakarta
untuk kerja. Di sini tidak ada teman sama sekali, jadi saya ke bandara untuk
jemput dia. Sepertinya akan berlangsung lancar tanpa masalah, karena kantor
baru sudah booking dan juga bayar hotel baginya di Kuningan. Alhamdulillah ada
teman yang pinjamkan mobil dan sopir untuk bantu jemput dan antar ke hotel. Kita
kena macet sedikit, tapi tidak begitu parah dan sampai di hotel jam 8 malam. Saya
suruh sopir pulang (supaya dia bisa istirahat).
Ternyata…. Ada kesalahan, dan Hotel diberitahu dia akan cek
ini hari Jumat tanggal 29, bukan Kamis 28. Bisa masuk malam jumat? Tidak bisa.
Fully booked. Waduh.
Ya sudah. Kita dapat bantuan dari reception untuk telfon ke
hotel2 yang lain. Semuanya juga fully booked. Kami coba 20 hotel, tidak ada
yang kosong. (Lagi liburan sekolah, semua hotel penuh). Akhirnya, ada tawaran
suite di Meridien, dengan harga 240 dolar. Mahal sekali, hanya untuk satu malam
(6 jam saja!) karena jumat pagi harus ikut rapat pertama dan akan kembali ke
hotel yang sudah booked di kuningan. Orang yg bantu di situ suruh bikin booking
dulu di Meridien sebagai pilihan darurat dengan kartu kredit saya, karena
dikuatirkan tidak akan bisa dapat yang lain. Katanya, kalau nanti dapat hotel yang
lain, Meridien bisa di-cancel saja, dan saya dikasih nomor telfon Meridien. Ya
sudah. Booking saja dulu, sambil cari2 yang lebih murah.
Karena sudah lapar, kami keluar untuk mencari makanan, tapi
sudah lewat jam 9.30 malam. Dicoba ke Menteng yang dekat. Sudah last order dan
tidak boleh masuk, dan Setia Budi sudah tutup juga. Yaaahhh. Langsung balik ke
hotel, dan coba telfon2 lagi.
Akhirnya, dapat juga di Hotel Grand Kemang, untuk semalam (6
jam) 1,1 juta. Hehe. Oke, apa boleh buat. Kita berangkat ke sana naik taksi. Dalam
perjalanan, dia baru sadar jam tangannya sudah berhenti juga. Hahaha. Ya ampuunnn.
Saya ingat harus telfon Meridien untuk batalkan kamar yang
mahal sekali. Setelah ditelfon, dikasih tahu tidak boleh dihentikan transaksinya.
Sudah dianggap konfirmasi pasti waktu kasih kartu kredit, dan kalaupun
dibatalkan (= tidak datang) tetap kena 240 dolar charge ke Kartu kredit!!! Saya
protes. Orang yang bantu di hotel tadi tidak mengatakan demikian!! Manager di
Meridien awalnya tegas, tapi akhirnya tawarkan solusi diskon 50% (jadi lebih
dari 1 juta untuk kamar yg tidak dipakai) karena tidak bisa dia batalkan
transaksinya. Tapi kalau mau datang, kena full fee 240 dolar. Dan dia bilang
kesalahan informasi yang tadi itu urusan antara saya dengan petugas reception
di hotel satu lagi itu di Kuningan. (Nanti saya juga mau kirim email ke manager
dia untuk komplain, karena dia bukannya membantu, tapi malah sangat merugikan.)
Akhirnya, kami sampai Grand Kemang jam 11.30 malam. Check
in. Sudah malam sekali, dan teman itu sudah kecapekan, dan mau langsung tidur.
Besok pagi harus berada di Kunginan untuk meeting pertama,
jadi tidak boleh telat. Saya kasihan sama dia (takut nyasar atau telat) jadi
saya tawarkan untuk jemput dia jumat pagi, dan antarkan kembali ke Kuningan,
sekaligus kembali ke hotel yang sudah dibooking di sebelah kantor. Dia setuju.
Saya keluar dari Grand Kemang. Sudah lewat jam 12.30 dan
belum makan malam juga. Saya beli KFC saja (untung 24 jam di situ) dan pulang
naik taksi. Akhirnya sampai rumah jam 1 pagi, dan sebelum bisa makan, ada yang
telfon untuk minta bantuan jadi saya sibuk untuk setengah jam lagi. Akhirnya
makan KFC yang hampir dingin di kamar, shalat isya jam 2 pagi, dan coba tidur.
Sekitar jam 3 atau lebih baru bisa tidur. Bangun untuk subuh (tidur berapa
detik ya? hehe, mungkin hanya dapat 1 jam), shalat subuh, mandi dan naik taksi
lagi ke Kemang untuk jemput dia. Ketemu teman itu di Hotel, sarapan sama dia
dan naik taksi lagi ke Kuningan…..
Dan waktu cek out di Kemang, dia tidak bisa bayar dengan
dolar, jadi pakai kartu kredit saya lagi, karena kartu dia belum bisa dipakai
di sini (ada masalah dari sana). Jadi untuk bantu teman menginap 6 jam di satu
hotel, kartu kredit saya kena total charge 2,5 juta di dua hotel yang
berbeda!!!
Hahhahahahaha… tidak ada pilihan selain ketawa karena saking
tidak percaya bisa begitu terus. (Dan jam tangannya yang sudah mulai berfungsi
lagi, kembali rusak juga, dan perlu diservis!)
Akhirnya saya tinggalkan dia di kantor baru di Kunginan, dan
bisa pulang jam 10 pagi, tapi walaupun coba tidur sebentar sebelum shalat
jumat, tidak bisa, dan akhirnya pingsan jam 2 sore. Heheheh...
What a night!
Welcome to Jakarta my friend…!!!! Yakin mau tinggal di
sini….??????
Assalamualaikum,
ReplyDeletesaya selalu memperhatikan bagimana Gene membantu teman tanpa pandang bulu (baik secara finansial maupun nonfinansial), tanpa melihat juga apakah dia sendiri perlu finansial itu untuk kebutuhannya sendiri atau tidak.
saya kagum dg cara yg seperti ini, pengen bisa, tapi belum bisa. dan slalu mikir-mikir kl baca cerita-cerita Gene. apakah adil, kalau ternyata yg dibantu Gene ini scr finansial sebenarnya lebih mampu dibanding Gene? Saya bingung, bagaimana kita sebagai muslim seharusnya menyikapinya, jika berada dlm situasi seperti Gene, yg banyak menolong sekitar, apakah hrs melihat mreka lebih mampu atau tidak mampu atau just don't think, just help.
Wa alaikum salam wr.wb.,
ReplyDeleteMembantu orang lain tidak ada urusan dengan isi tabungan orang tersebut. Kalau mau membantu, iya, bantulah. Jangan minta melihat isi tabungan dulu, lalu memutuskan setelah itu untuk membantu atau tidak. Membantu tidak berarti kasih uang. Sekedar menemani bisa menjadi suatu bantuan besar kalau pas orang itu merasa perlu ditemani.
Para sahabat saling memberikan kado untuk memperkuat silahtulrahim, dan hal itu didukung oleh Rasulullah SAW. Tidak berarti kita mesti cek isi saldo orang lain, dan setelah itu menolak untuk kasih kado karena ternyata dia lebih kaya dari kita.
Membantu bisa sebatas memberikan nasehat. Menemani. Bantu duduk. Memberikan ide baru. “Membantu” ada banyak bentuknya. Jadi jangan selalu fokus pada kondisi keuangan orang lain. Bersikap “siap membantu” dan membantu sebisanya. Coba baca dan memikirkan makna dalam hadiths ini:
Allah Akan Membantu Orang Muslim Yg Membantu Saudaranya (Muslim Yg Lain)
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang membantu seorang Muslim menghilangkan kesulitan yang ada pada dirinya dari kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan hilangkan baginya kesulitan dari kesulitan-kesulitan di hari kiamat kelak. Barangsiapa yang mempermudah orang yang dalam kesulitan maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat, dan barang siapa yang menutupi (aib) seorang Muslim maka maka Allah akan menutupi dirinya di dunia dan akhirat. Dan Allah tetaplah dalam membantu seorang hamba selama hamba tersebut tetap membantu saudaranya. Dan barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam memuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan untuk menuju surga. Dan tidaklah suatu kaum, mereka berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan mereka mempelajarinya melainkan turun kepada mereka ketentraman dan mereka diliputi oleh rahmat, dan dinaungi oleh malaikat dan mereka dipuji, disebut-sebut oleh Allah di hadapan para malaikatnya. Dan orang yang lamban amalannya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya.” (HR Muslim)