Assalamu’alaikum wr.wb.,
Teman2, dari semua dokumenter tentang pendidikan yang pernah
saya tonton, ini termasuk yang paling menarik. Sayangnya dalam bahasa Inggris tanpa
teks. Tapi gaya bicara semua orang yang menjadi nara sumber tidak terlalu
cepat, jadi kalau bisa berbahasa Inggris, coba saja nonton dulu.
Nanti kalau ada waktu, saya mau coba membuat beberapa poin
dari setiap bagian sebagai kesimpulan, tapi akan membutuhkan waktu beberapa jam
untuk nonton lagi dan ketik poin yang penting. Insya Allah bisa dikerjakan
nanti.
Sebagai suatu kesimpulanan garis besar dulu, dalam
dokumenter ini ditanyakan dari mana kita dapat konsep sekolah seperti yang sedang
berjalan di manca negara. (Contoh yang diberikan di sini dari Amerika, tapi
hampir tidak ada bedanya dengan seluruh dunia). Anak masuk sekolah untuk sekian
jam, dan apa yang mereka alami di dalamnya tidak jauh beda dengan apa yang
dialami oleh orang yang masuk penjara. Bahkan, di dalam penjara, napi bisa
lebih bebas lagi, karena pikirannya tidak dikontrol oleh pihak luar, keadaan
fisik saja yang dikontrol.
Anak dianggap bermasalah kalau tidak bisa duduk diam selama
sekian jam, tanpa banyak bicara, tanpa berbeda pendapat dengan guru atau buku
teks. Semua yang perlu diketahui akan diberikan kepada mereka, dan mereka
terpaksa berpartisipasi dengan cara yang ditentukan benar oleh pihak sekolah
dan pemerintah. Dari mana model sekolah seperti ini? Hasil riset? Sama sekali
tidak. Sekolah diciptakan begitu saja ratusan tahun yang lalu, lalu di manca
negara semua anak diwajibkan ikut, tanpa ada bukti sama sekali bahwa ini cara
yang “terbaik” bagi manusia untuk belajar.
Tadi, satu hal yang membuat saya kaget adalah pertanyaan
dari seorang guru yang terkenal karena berprestasi di Amerika (dipilih sebagai “Teacher
of the Year”). Pada saat anak menjadi tertarik pada X di dalam kelas, dan
sedang mendalami topik itu, bel berbunyi, dan mereka dipaksakan tinggalkan
topik itu dan pindah kelas dalam hitungan beberapa minit. Kalau mereka sangat
menikmati pelajaran itu dan mau diteruskan, malah dilarang. Lalu di kelas berikut,
mereka harus mengubah cara berpikir, menjadi tertarik pada topik Y, bel
berbunyi lagi, dan mereka dipaksakan tinggalkan hal itu dan pindah kelas lagi. Dan
begitu seterusnya. Tidak ada kesempatan untuk meneruskan sesuatu yang menarik. Efek
terhadap cara belajar mereka dan hasil dari belajarnya itu bagaimana? Lalu
akhirnya bisa bebas, bisa pulang sekolah, dan dikasih PR untuk sekian jam. Apa PR
terbukti lewat riset meningkatkan hasil akademis siswa? Ternyata tidak sama
sekali. Jadi kenapa diberikan? Karena itu bagian dari sistem yang sudah
berlaku. Ternyata, anak yang dikasih PR sekian jam, dan anak yang tidak dikasih
PR sama sekali mencapi hasil yang sama dalam tes standar. Jadi? Buat apa dikasih
terus?
Begitu saja kita mendidik setiap generasi. Kebanyakan manusia
baru mulai merasa bahagia setelah selesai sekolah dan bisa pulang (setiap
hari), atau pada saat dikasih liburan dari sekolah (masa libur), atau pada saat
lulus dan menjadi “bebas” (dewasa). Tetapi setelah mengalami “gangguan” sekolah
selama 12-13 tahun, apa mereka sudah bisa belajar secara independen, dan masih
MAU belajar lagi saat menjadi dewasa? Kebanyakan tidak mau!!! Hanya sekian
persen saja dari semua siswa benar2 menikmati masa sekolahnya, dan memang suka
belajar dengan gaya tersebut (atau mungkin bisa dikatakan “sanggup beradaptasi”).
Apa karena ada yang senang dan bisa berhasil secara automatis semua manusia
yang lain wajib ikuti cara yang sama juga? Kenapa?
Efek terhadap masyarakat kita bagaimana? Dan kalau ada anak yang
menjadi “bermasalah” di sekolah, maka ini sekarang selalu ditentukan sebagai
masalah “mental” (anak harus diobati, atau dibawa ke psikolog), atau menjadi
masalah “hukum” (anak dihitung sebagai kriminal dan diserahkan kepada polisi). Apakah
mungkin ini sebuah EFEK dari sistem pendidikan kita yang tidak cocok bagi semua
manusia, sehingga yang tidak tahan menjadi bermasalah? Siapa yang menentukan
bahwa sistem inilah yang terbaik untuk masa depan masyarakat kita?
The War on Kids
Silahkan menyimak. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene
Assalamu'alaikum wrwb. Salam kenal. Tulisan Anda enak dibacanya, mudah dipahami. Semoga menjadi manfaat.
ReplyDelete