Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

21 September, 2016

Pengalaman Mullaf: Woi Rumah Kafir!



Pengalaman pribadi dari seorang ibu yang suaminya menjadi muallaf. Semoga bermanfaat bagi orang Muslim yg mau merenung, dan memperbaiki kualitas dari umat Islam di sini sehingga Indonesia bisa menjadi pemimpin dunia. Atau silahkan menjadi tersinggung, marah dan menghujat. Kualitas umat Islam terserah kita.
-Gene Netto

[Komentar]: Sebelum suami saya masuk Islam, dia sudah biasa mendapat perlakuan tak adil dari lingkungan. Tiap taraweh, toa masjid diputar sekencangnya dgn materi ceramah yg intinya musuhilah org kafir, tdk ada bagus2nya. Lalu pernah juga, anak2 muda pulang dari mesjid melempari anjingnya dgn petasan. Pernah juga ada yg teriaki, Woi rumah kafir!

Saudara2nya jadi penuh benci dan curiga dgn umat Islam. Waktu itu kami hanya berstatus sahabat, tapi saudara2nya menganggap saya hanya baik2 ke mereka karena ingin mengislamkan dia. Justru yg membela adalah almarhum ayah mertua saya, seorang nasrani taat yg mengabdikan hidup ke gereja. Dia bilang, jangan menilai Islam dari umatnya. Agama apa pun mengajarkan kebaikan, bahkan Islam adalah salah satu agama yang paling mengajarkan kebaikan itu. Kata2 almarhum yang paling diingat suami saya, "Kalau org muslim betul2 PAHAM dan MELAKSANAKAN ajaran agamanya, maka mereka TIDAK AKAN seperti itu."

Suami saya bilang dia baru merasakan nyamannya memiliki keluarga di tengah lingkungan org Islam saat sudah akrab dgn keluarga saya, terutama ayah saya. Makanya kemudian dia mantap masuk Islam, karena tanpa dia sadari cara2 hidup yg selama ini dia dan ayahnya lakukan sebenarnya bersumber dari ajaran Islam, hanya saja org Islam sendiri tidak mengamalkannya. (yg paling simpel adalah utk menjaga kebersihan dan tidak meludah sembarangan)

Melihat perilaku umat Islam yg sekarang ini, dia prihatin sekali. Banyak yg katanya muslim lalu berusaha membuat banyak org masuk Islam, tapi caranya justru malah membuat non-muslim makin menjauhi dan berprasangka buruk terhadap Islam. Sampai2 suami saya berkata, "Untung saya kenal kamu dan keluargamu lebih dulu. Juga teman2 muslim kita (kami dari SMP satu sekolah). Kalau nggak, jgn harap saya mau masuk Islam, mencoba mengenal Islam saja mungkin saya sudah ogah."

1 comment:

  1. Islam dan Akhlak mulia itu 1 paket, tidak bisa dipisahkan,
    dikisahkan dari Hadits Rasulullah SAW, bahwa ada seorang perempuan yang sholat malam danpuasa di siang hari, masuk neraka karena mengurung seekor kucing dan mentelantarkannya tidak mau beri makan sampai akhirnya kucing itu mati, dan ada seorang perempuan yang masuk surga karena memberi minum seekor anjing yang kehausan dengan sepatunya.
    Inilah penilaian terhadap akhlak, kalau akhlak terhadap binatang saja dapat membuat seseorang masuk surga atau neraka, apalagi terhadap manusia, lebih lagi terhadap Tuhan.

    apa orang yang mengaku masuk Islam, lalu berprilaku durhaka, maling, merampok, memperkosa, membunuh lalu berharap masuk surga? membunuh sesama muslim itu hukumannya di neraka selamanya.

    jadi akhlak tidak bisa dipisahkan dari Iman, dan dengan Iman seharusnya manusia dapat berakhlak mulia karena yakin (iman) bahwa semua perbuatannya direkam hingga ke dasar hatinya dan kelak akan dimintai pertanggung jawaban.

    lebih lagi jika perbuatannya itu berpengaruh terhadap orang lain atau masyarakat luas, dengan kata lain dosa jariyah, misalnya mencuri lalu tindakannya ditiru orang lain dan seterusnya, lebih lagi kalau tindakannya itu justru menghancurkan Islam (sehingga membuat orang menjauhi Islam, bukan malah mendekat ke Islam), itu hukumannya jelas akan lebih berat lagi, karena tidak ada bedanya dengan musuh Islam.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...