Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

26 January, 2019

Atik, Guru Honorer yang Pertaruhkan Nyawa untuk Mengajar


Seorang guru honorer. Gaji 250 ribu per bulan. Sudah mengajar 15 tahun, dan tetap berstatus guru honorer. Sejak jembatan putus, dia harus menyeberangi sungai setiap hari, yang sangat bahaya di musim hujan. Ketika melihat berita seperti ini, saya memikirkan orang di kalangan elit, yang berdiri di atas panggung dan bicara tentang “pengabdian”, di saat rekening bank mereka berisi ratusan miliar rupiah.

Saya memikirkan para gubenur, bupati, anggota DPRD, dll. yang punya miliaran rupiah, yang banyak di antaranya ditangkap KPK. Mereka tidak datang, tidak bertindak, dan tidak peduli. Rakyat kecil disuruh mengabdi untuk kemajuan bangsa. Mengajar anak Indonesia, walaupun tidak dipedulikan pemerintah sendiri. Dan orang di kalangan elit bisa tenang terus di hotel bintang lima, sambil membahas proyek terbaru yang akan menambahkan kekayaan mereka.

Semua yang dibutuhkan untuk atasi kondisi ini sudah ada. Prajurit TNI yang ahli bangun jembatan darurat ada. Insinyur yang bisa desain jembatan kokoh ada. Uang utk gaji guru ada. Mau jembatan darurat dulu, atau yang permanen, BISA dibangun. Yang kurang cuma satu: kepedulian di kalangan elit. Semoga suatu hari anak Indonesia bisa dapat pemerintah dan pemda yang peduli pada rakyat dan masa depan bangsa, daripada sibuk memikirkan proyek yang memperkaya orang elit.
-Gene Netto

Atik, Guru Honorer yang Pertaruhkan Nyawa Demi Beri Ilmu ke Murid-muridnya, Jatuh Sudah Biasa
https://video.tribunnews.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...