Assalamu’alaikum wr.wb. Pernah ada berita tentang seorang guru SD di Depok yang sodomi belasan anak DI DALAM KELAS pada saat jam pelajaran berlangsung. Sungguh luar biasa. Orang tua berasumsi anaknya akan aman di sekolah. Tapi bahaya ada di mana-mana, dan di sekolah juga ada. Salah satu faktor utama dalam kejadian seperti ini (pencabulan siswa oleh gurunya) adalah budaya pendidikan.
Kebanyakan anak diajarkan untuk diam dan taat pada orang tua dan GURU, dan juga pada orang dewasa yang lain. Tidak diajarkan untuk berpikir sendiri, dan berpikir apakah mereka mau setuju atau tidak dengan suatu perkara. Sikap “diam dan taat” yang diharapkan oleh orang dewasa. Lalu karena di banyak SD tidak ada pendidikan seks, dan kebanyakan orang tua “malu” membahas anatomi tubuh dan fungsi biologis, maka ketika anak disuruh buka celana oleh gurunya, TIDAK BANYAK YANG BERANI MENOLAK.
Mungkin mereka merasa malu. Tapi sudah disuruh oleh guru, jadi apa boleh buat? Bagaimana caranya menolak? Apalagi kalau diancam nilai sekolah jadi jelek? Bisa cari perlindungan dari guru jahat di mana? Apa guru lain akan peduli dan melindungi? Ternyata, kebanyakan siswa tidak melihat guru sebagai sahabat dan pelindung terhadap mereka. Jadi mereka hanya bisa diam. Masih berpikir tentang apa yang mesti dilakukan, sudah selesai dicabuli oleh sang guru.
Anak SD perlu dididik bahwa orang lain dilarang menyentuh kemaluan mereka. Juga perlu diajarkan untuk berani melawan “yang salah” dan melarikan diri untuk laporkan kepada guru/dewasa yang lain. Berkali-kali saya baca berita tentang anak yang menjadi korban pencabulan. Bisa terjadi KARENA ketika disuruh ikut oleh seseorang yang lebih tua, anak itu ikut saja (tanpa berpikir). Disuruh buka baju, dia buka. Disuruh melakukan perbuatan terkait hubungan seks, dia lakukan. Ada sebagian yang berusaha menolak, lalu dipaksakan. Tetapi sudah telanjang dulu di tempat sepi, baru mulai menolak. Seharusnya dari awal sudah berani menolak. Tapi mereka tidak dididik untuk menjaga diri, jadi tidak curiga ketika disuruh ikut atau melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua.
Kalau kita mau kurangi jumlah anak yang menjadi korban, kita perlu revisi budaya pendidikan. Budaya “diam dan taat” sudah merugikan ratusan ribu anak (atau lebih) yang telah menjadi korban pencabulan dari orang di sekitarnya. Kita perlu mendidik semua anak untuk memahami apa yang benar dan salah, dan berani melawan yang salah, walaupun banyak orang tua dan guru tidak suka anak yang punya keberanian seperti itu (karena mereka sangat takut dilawan oleh anaknya atau muridnya sendiri ketika salah). Tapi tidak ada cara lain selamatkan semua anak. Budaya pendidikan harus berubah. Semoga bermanfaat sebagai renungan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(318)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(587)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(373)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(324)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Orang sering berkomentar kepada saya, kok banyak orang bisa melakukan korupsi padahal mereka shalat dan puasa. Ka...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
-
Assalamu'alaikum wr.wb. Kemarin saya sibuk ketemu orang bule yang masuk Islam karena mau menikah dengan wanita Indonesia. Saya diberi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
17 November, 2022
Apa Budaya “Diam Dan Taat “Bagi Anak Kurang Tepat?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment