Assalamu’alaikum wr.wb., Ucapan “Selamat Natal” ditentukan haram oleh sebagian besar ulama di manca negara. Sebaliknya, ada juga yang membolehkan. Saya sepakat dgn ulama yang melarang. Coba
berpikir begini: Mengucapkan “Selamat Natal” sama dengan
mengucapkan “Selamat Atas Kelahiran Tuhan Dalam Bentuk Manusia Yang Disalibkan
Untuk Menebus Dosa Kita!”
Bagi Muslim, kalimat itu syirik. Kita yakini
Tuhan tidak lahir sebagai manusia, apalagi dibunuh dgn tiga paku. Kalau kalimat panjang jelas
syirik, apa versi singkatnya "Selamat Natal" berbeda? Mau
diucapkan untuk hormati orang kafir?
98. Barang siapa yang menjadi musuh Allah,
malaikat-malaikat- Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya
Allah adalah musuh orang-orang kafir. (Al-Baqarah QS. 2:98)
Allah SWT adalah musuhnya orang kafir. Tetapi kl mereka
baik hati, maka kita harus sama. Apa berarti kita harus ucapkan Selamat Natal
pada saat mereka menyembah Yesus sebagai Tuhan? Mau
jaga diri atau ikut2an? Mau
setia pada Kemauan Allah, atau kemauan manusia?
Dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk di antara
mereka. (HR. Abu Daud)
Kalau dpt ucapan Selamat
Natal, saya jawab “Terima Kasih”. Belum pernah ada orang Kristen yg
menjadi marah. Kl orang tua kirim kado Natal, saya terima, tapi tidak balas. Tidak
menjadi masalah.
TETAPI, kl ada anggota keluarga atau bos yang Kristen, dan merasa perlu
menjaga kerukunan, maka bismillah dalam hati dan jawab "Selamat
Natal". Tidak berarti harus aktif ucapkan pada semua orang Kristen di
mana2. Kl diajak makan silahkan ikut. Kl ada acara2 doa bersama, nyanyi, dll.
yg lebih terasa spt perayaan agama, minta maaf dan tidak ikut. Jadi gunakan
sikap mulia dan bijaksana. Hindari kl bisa, dan berusaha utk tidak ikut dalam
kegiatan ibadah.
85. Barangsiapa mencari agama selain
agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali-Imron QS. 3:85)
Agama Allah jelas. Ikuti contoh Nabi Muhammad SAW dengan berhati-hati kl ada hal yang kurang jelas hukumnya (syubhat). Sepertinya Rasulullah SAW tidak ucapkan
Selamat Natal. Tidak ucapkan selamat pada pengikut ratusan agama lain (yg
berhalanya di Kabah sebelumnya). Kebebasan beragama dijamin oleh Nabi, tapi dia
tidak ikut kegiatan agama mereka, walaupun sebatas ucapan.
Ada dua pilihan:
1. Memilih jalan Allah yang jelas dengan
tinggalkan perkara yg meragukan. Ikuti contoh Nabi SAW yg tidak ucapkan Selamat
pada pengikut agama lain.
2. Atau silahkan mengucapkan Selamat
Natal,
kl yakin itu yang terbaik, krn memang ada sebagian ulama yang membolehkan.
Wallahu a’lam bish-shawab. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto