Buku Ahok ''Merubah Indonesia'' hal 40 tahun 2008. Ahok
sudah menentang penggunaan Al Maidah 51 dalam pemilihan sejak dulu. Menurut
dia, semua umat beragama tidak boleh menggunakan ayat suci utk ajak umatnya
memilih yang seagama. Harus memilih yang "terlihat baik" dan tidak
boleh memilih yg seagama saja, karena dgn demikian yang terlihat baik tidak
bisa menang, karena agamanya berbeda.
Di manca negara di mana ada satu agama yg dominan, konsep memilih
yang seagama juga ada dan tidak menjadi masalah. Tidak ada petinggi agama Hindu
di Itali yang suruh rakyat Itali tinggalkan Al Kitab dan memilih calon Gubenur
yg beragama Hindu yang "terlihat baik" untuk memimpin di atas umat
Katolik. Kalau di seluruh dunia konsep memilih yang seagama tidak menjadi
masalah, kenapa harus menjadi masalah bagi umat Islam di Indonesia? Kl kita mau
memilih orang yang seagama, dan ajaran agama kita suruh memilih yg seagama,
maka masalahnya ada di mana? Hak kita utk tidak memilih yg agamanya berbeda.
Itu demokrasi betul?
Jadi kenapa Ahok perlu bahas tafsir ayat, tanpa punya
keahlian itu? Dia sendiri yg tidak pernah datang ke MUI dan minta fatwa agama
yg jelaskan tafsir ayat tersebut yg bisa dia angkat sebagai bukti dia benar.
Hanya ada perkataan teman dia yang menjadi pegangan, dan tafsir dari ahli agama
Islam mau dibuang ke laut karena merugikan dia. Lalu dia cap diri putra
terbaik. Seorang "Putra Terbaik" tidak akan suruh orang Muslim
abaikan ilmu dari ulama, hanya untuk digantikan dgn ilmu "KATA TEMAN GUE"!
-Gene Netto
No comments:
Post a Comment