Ini
salah satu buktinya tidak ada “persatuan” di Indonesia (selain isapan jempol
saja). Guru honorer mogok kerja. Lalu, sikap orang tua? Apa prihatin
dgn kondisi guru honorer yang gajinya ratusan ribu saja? Ternyata tidak! Orang
tua yang ditanyakan cuek saja, dan berharap anak dia tetap dididik oleh guru PNS! Sikapnya:
“Yang
penting ANAK SAYA dapat haknya. Kalau gurunya nggak dapat haknya, cuek saja.
Yang penting ANAK SAYA.”
Ilmu
yang paling tinggi di negara ini adalah ilmu “Gue, Gue, Gue!” Tidak ada bedanya antara rakyat, anggota DPR, DPRD,
pejabat negara, pejabat pemda, tentara, polisi, pemimpin masyarakat, dan lain-lain.
Mayoritas bangun pagi, dan mulai berpikir tentang DIRI SENDIRI, dan cuek saja
pada kondisi hidup tetangganya. (Yang peduli memang ada, tapi jumlahnya kecil
sekali, sehingga dampaknya juga kecil.)
Lalu
para pemimpin yang berikan contoh paling jelas ttg ilmu “Gue, Gue, Gue!” itu, berdiri di atas panggung dan bicara tentang “nasionalisme” dan “NKRI harga mati” dan
sebagainya. Padahal yang paling dipedulikan mayoritas dari pemimpin, dan juga anggota rakyat, adalah kepentingan diri
sendiri, dan kemajuan sendiri.
Negara
merdeka? Negara persatuan? Negara dunia mimpi! Kapan rakyat mau bangun dari
mimpi dan menciptakan negara yang maju dan sejahtera bagi SEMUA? Hanya bisa dimulai kalau ada kepedulian yang sungguh-sungguh
kepada orang lain.
-Gene
Netto
Guru
Honorer Mogok Mengajar dan Demonstrasi, Sejumlah Sekolah di Garut Diliburkan
Minggu,
16 September 2018
Susi
(45), orang tua siswa SDN 2 Tarogong, menyayangkan diliburkannya sekolah.
Menurutnya, para siswa tak seharusnya menjadi korban dari aksi demonstrasi
guru honorer. "Mau demo silakan saja, tapi jangan sampai sekolah
diliburkan. Anak saya dan siswa lain kan enggak tahu masalahnya apa. Kok malah
jadi korban?" kata Susi, Minggu (16/9/2018).