Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

10 November, 2008

Pengkajian Kaitkan Seks di TV dengan Tingginya Kehamilan Remaja

By Republika Contributor
Selasa, 04 November 2008 pukul 11:09:00

CHICAGO -- Pajanan terhadap berbagai bentuk hiburan merupakan pengaruh yang merusak terhadap anak-anak, sehingga menyebabkan kehamilan dini di kalangan remaja yang menonton program-program yang mengandung unsur seksual dan memicu anak-anak yang bermain video game kekerasan bersikap agresif, para peneliti menyatakan Senin.

Para peneliti pada organisasi riset RAND mengatakan pengkajian tiga tahun mereka merupakan yang pertama yang mengaitkan tontonan program televisi "panas" dengan tingkah laku sekual yang berisiko di kalangan remaja.

"Penemuan kami mengisyaratkan televisi boleh jadi memainkan peran signifikan atas tingginya angka kehamilan remaja di AS," kata Anita Chandra, seorang ilmuwan tingkah laku yang memimpin riset di RAND, sebuah organisasi riset nirlaba, seperti dilaporkan Reuters.

"Kami tidak menyatakan kami menetapkan penyebabnya, namun kami mengatakan ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kehamilan di kalangan remaja," kata Chandra dalam wawancara telpon.

Para peneliti merekrut remaja berusia antara 12 hingga 17 tahun dan mensurvei mereka tiga kali antara 2001 hingga 2004, dengan mengajukan pertanyaan kepada mereka tentang kebiasaan menonton televisi, tingkah laku seksual dan kehamilan. Dalam penemuan yang mencakup 718 remaja, terdapat 91 kehamilan.

Menurut pengkajian yang disiarkan jurnal Pediatrics, para remaja yang banyak menonton acara yang mengandung unsur seksual menghadapi risiko hamil lebih besar ketimbang mereka yang sedikit menonton acara tersebut.

Pengkajian itu memfokuskan pada 23 acara televisi kabel yang populer di kalangan remaja, antara lain komedi situasi, drama, acara realitas dan kartun. Acara-acara komedi banyak mengandung unsur seksual dan acara realitas yang paling sedikit.

"Acara televisi yang kita saksikan sangat jarang menyoroti dampak negatif seks atau risikonya dan tanggungjawab," kata Chandra. "Jadi jika para remaja mendapatkan informasi mengenai seks, mereka jarang memperoleh informasi tentang
tentang kehamilan atau penyakit yang ditularkan secara seksual."
Putus sekolah dan miskin

Angka kehamilan remaja di AS telah merosot sejak 1991, namun tetap tinggi dibandingkan dengan negara-negara industri lainnya. Hampir sejuta gadis berusia antara 15 hingga 19 tahun hamil setiap tahunnya, atau sekitar 20 persen wanita yang aktif secara seksual dalam kelompok umur tersebut.

Sebagian besar kehamilan itu tak direncanakan, kata laporan itu. Para ibu muda kemungkinan besar meninggalkan bangku sekolah, membutuhkan bantuan masyarakat dan hidup dalam kemiskinan, kata laporan itu.

Televisi hanyalah satu bagian dari diet media remaja yang membantu mempengaruhi tingkah laku mereka. Kita juga hendaknya melihat pada peran yang dimainkan majalah, Internet dan musik dalam kesehatan reproduktif remaja," kata Chandra, sambil mengakui masih adanya faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kebiasaan seks remaja.

Tinggal bersama keluarga dengan dua orang tua mengurangi peluang seorang remaja menjadi hamil atau menyebabkan kehamilan. Para remaja kulit hitam dan mereka yang mengalami masalah disiplin, memiliki risiko lebih tinggi.

Laporan itu menyarankan berbagai stasiun televisi agar memberikan penggambaran yang lebih realistik mengenai berbagai konsekuensi seks dan orang tua membatasi akses anak-anak mereka pada acara yang mengandung unsur seks secara terang-terangan.

Sikap agresif

Pengkajian kedua dalam jurnal itu memperkuat bukti yang telah ada bahwa anak-anak yang memainkan game video kekerasan, suatu kecenderungan global dengan anak-anak Amerika rata-rata bermain game jenis ini selama 13 jam per pekan, akan menyebabkan tingkah laku agresif secara fisik.

Para peneliti dari AS dan Jepang mengevaluasi lebih dari 1.200 anak Jepang dan 364 anak Amerika antara 9 sampai 18 tahun dan menemukan "faktor risiko yang signifikan bagi sikap agresif secara fisik di kemudian hari ... pada semua kebudayaan yang amat berbeda."

Sikap agresif di kalangan anak-anak juga terkait dengan kekerasan pada masa mendatang, demikian menurut pengkajian oleh para peneliti dari Universitas Negara Bagian Iowa di Ames, Institut Nasional mengenai Media dan Keluarga di Minneapolis dan Universita Ochanomizu dan Universitas Keio di Tokyo. - ant/ah

Sumber: Republika.co.id

2 comments:

  1. bagaimana sama di indonesia ya.., apakah tayangan2 TVnya menjadi faktor utama, kemerosotan moral generasi mudanya, tindakan asusila, kkerasan dll, saya sih yakin : IYA BANGET

    ReplyDelete
  2. Juga perlu dipikirkan jumlah anak muda yang punya internet di dalam kamarnya. Di internet, sangat gampang mencari film porno, bahkan yang dibuat oleh anak indonesia.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...