Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
10 October, 2009
Studi Dokter Spesialis Rp 1 Miliar
14 September 2009
SOLO-Menyikapi munculnya keluhan masyarakat tentang tinginya biaya pendidikan dokter spesialis, sejumlah elemen terkait bertemu di Jakarta membahas kondisi tersebut, belum lama ini.
Tarifnya masih beragam pada kisaran ratusan juta rupiah untuk setiap semester.
Dalam pertemuan tersebut, pimpinan universitas, jajaran Depdiknas, Depkes, dan PP Ikatan Dokter Indonesia (IDI) duduk bersama untuk menentukan tarif yang rasional. Diperkirakan setiap mahasiswa masih harus mengeluarkan Rp 1 miliar untuk menyelesaikan studinya.
Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof Dr dokter Syamsulhadi SpKJ (K) mengakui, pihaknya juga menerima laporan soal itu.
"Sebenarnya yang bertarif ratusan juta rupiah itu tidak hanya di UNS, tetapi semua universitas yang memiliki program pendidikan dokter spesialis. Tetapi kami masih terbilang bertarif rendah bila dibandingkan dengan salah satu perguruan tinggi ternama yang mencapai Rp 1 miliar per semester," jelasnya, baru-baru ini.
Penanggung Biaya
Prof Syamsul menjelaskan, dalam pertemuan tersebut ditentukan angka yang harus dibayar mahasiswa setiap semester Rp 80 juta hingga Rp 160 juta. Padahal, lama pendidikan program dokter spesialis adalah delapan semester. Sehingga untuk merampungkan studi spesialis, seorang dokter harus mengeluarkan biaya lebih dari Rp 1 miliar.
"Angka tersebut merupakan hasil kalkulasi dari calon mahasiswa program pendidikan dokter spesialis dan para ahli ekonomi. Tetapi harus dilihat lagi siapa yang akan menanggung semua biaya itu. Apakah calon mahasiswa sendiri atau pemerintah. Itu harus dipertimbangkan karena lulusannya juga memberi manfaat pada pemerintah," tambahnya.
Dia menekankan, masyarakat dan pemerintah juga harus memaklumi kondisi tersebut mengingat proses pendidikannya membutuhkan peralatan yang sangat mahal. Selama ini, pemerintah memberikan subsidi hanya untuk pendidikan dokter umum. (J6-45)
Sumber: suaramerdeka.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment