Email ini masuk ke milis pendidikan. Saya sebarkan supaya orang tua bisa sadar bahwa tidak segampang itu lemparkan anak ke kelas bilingual, lalu mereka akan langsung paham semua dan berkembang sesuai harapan. Di dalam kondisi sempurna pasti akan ada sekian persen anak yang mengalami kesulitan.
Tetapi dalam kondisi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) ini, yang sangat jauh dari sempurna, lebih besar lagi kemungkinan ada anak (mungkin saja mayoritas) yang mengalami kesulitan. Guru mereka tidak lancar dalam bahasa Inggris. Anak2 tidak disiapkan bahasanya sebelum masuk kelas. Di dalam kelas, hanya ada guru yang bisa berbahasa Inggris (secara Tarzan), tetapi tidak ada ahli bahasa (ahli teori mengajarkan bahasa asing, dan membuat anak bilingual) yang bisa tangani anak2 dan jaga perkembangan mereka secara profesional.
Yang ada hanya proyek satu lagi dari Depdiknas, yang merugikan anak bangsa. Orang tua harus lebih waspada dan jangan memaksakan anak masuk kelas bilingual kalau ternyata tidak sanggup. Sudah berkali2 saya mengatakan, lebih baik pintar tetapi tidak bisa bahasa Inggris, daripada bisa bahasa Inggris tetapi bodoh.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********
Siswa stress di kelas SBI
________________________________
Dari: mei hendra darma
Kepada: klubguruindonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Selasa, 18 Agustus, 2009 06:39:51
Judul: [Klub Guru Indonesia] Siswa stress di kelas SBI
Telah satu bulan para siswa memulai belajar di sekolah yang dipilihnya, lembaga konseling saya mulai kebanjiran client untuk dihypnotherapy dan kebanyakan mereka adalah para pelajar kelas 1 SMP yg rata-rata murid yg masuk di kelas SBI. Mereka mulai dijangkiti tanda-tanda depresi seperti jadi pemarah, suka menangis sendiri, nggak bisa tidur dll.
Beberapa penyebab diantaranya, merasa tertekan dengan belum pahamnya mereka atas penguasaan materi pelajaran dg bahasa inggris, pake bahasa indonesia saja sulit apalagi harus memahami dg bahasa inggris begitu katanya. Kemudian mereka merasakan teman-teman di kelas sangat individualistis, juga tugas / PR yg bertumpuk yg harus dikerjakan sampai larut malam. Ditambah ada ketakutan tersendiri jika tugas tdk selesai atau salah yg biasanya akan dimarah guru2nya.
Beberapa client ingin di sekolah yg reguler saja dan tidak ingin masuk SBI. Kasus semacam ini sangat banyak kami tangani. Yang jadi pertanyaan apakah memang sudah siap SBI diterapkan? Kalo memang tujuannya baik, jangan sampai membuat masalah lain buat para siswa tersebut.
Demikian sedikit info untuk saudara-saudara pendidik dan pengajar.
Salam,
Mei Hendra Darma
Asslamu'alaikum
ReplyDeleteBeberapa waktu yang lalu saya pernah mengikuti sebuah pelatihan tentang SBI, karena sekolah saya juga mulai melirik rencana dan mulai ada wacana kesana, tapi dari paparan para narasumber tampaknya SBI memang lebih banyak masalahnya daripada solusinyaWalaupun sistemnya dilengkapi tapi SDM nya tidak disiapkan ya tertatih-tatih ditengah jalan, bahkan mengorbankan siswa.Kalau boleh saya nilai SBI bisa jadi hanya sekedar prestise daripada mutu.