Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

16 December, 2009

Coba Trik Sulap Limbad, Heri Meninggal

nak2 harus selalu diberi pengertian dari orang tua bahwa apa saja yang mereka lihat di tivi tidak boleh langsung ditiru. Dan kalau ada suatu trik atau kegiatan yang mau ditiru dari tivi, lebih baik orang tua mendampingi terus dan memantau apa yang dilakukan oleh anaknya. Jangan sampai anak merasa bebas meniru apa yang mereka lihat di tivi, yang dilakukan oleh aktor atau pesulap profesional.

Wassalam.,
Gene

Coba Trik Sulap Limbad, Heri Meninggal

Rabu, 16 Desember 2009 | 07:23 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kematian Heri Setiawan (12) diduga karena keingintahuannya mempraktikkan trik sulap dari Limbad, tokoh favoritnya di tayangan televisi. Bocah yang ditemukan meninggal tergantung di ranjang tingkat itu tidak pernah melewatkan acara sulap Limbad dan selalu menirukan atraksi sulap di rumah.
Heri meninggal pada Senin (14/12) dengan selendang melilit lehernya dan ujung lain selendang itu tergantung di ranjang tingkat bagian atas. Selain itu, tangan dan kaki korban juga terikat dengan selendang. Satu selendang juga menyumpal mulutnya.

Kepala Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Hamidin, Selasa (15/12), mengatakan, dari sejumlah rekonstruksi ikatan, ternyata ikatan tangan dan kaki Heri bukanlah ikatan mati melainkan ikatan yang mudah dilepas. Karena itu, kendati tangan Heri terikat di belakang, ikatan itu bisa dibuat dan dilepaskan oleh yang bersangkutan.
”Sementara ini kami menyimpulkan bahwa kematian Heri adalah kecelakaan sendiri. Korban melompat dari ranjang atas dan terjerat oleh ikatan di leher,” papar Hamidin.
Keterangan dari dokter forensik, menurut Hamidin, juga menguatkan dugaan itu. Dokter tidak menemukan bekas ikatan di tangan dan kaki korban. Tanpa bekas ini, kecil kemungkinan korban sengaja dibunuh.

Pengembangan penyelidikan polisi ini berbeda dari keterangan keluarga korban setelah kejadian. Paman korban, Wiwid Kusniadi, mengatakan ada bekas kebiruan di tangan, kaki, dan leher korban. Selain itu, ikatan pada diri korban juga cukup erat.
Perihal ikatan pada korban ini, Hamidin mengakui polisi hanya bisa merekonstruksi dari keterangan saksi karena saat didatangi polisi, ikatan Heri sudah dilepaskan. Hamidin juga tidak menutup kemungkinan lain penyebab kematian.
Dari keterangan orangtua korban kepada polisi, Heri tidak pernah melewatkan acara sulap Limbad. Trik-trik sulap langsung dipraktikannya. Siswa kelas I SMP itu suka ikat-mengikat sejak dia di kelas V SD. Polisi juga berupaya mendapatkan rekaman aksi Limbad yang diputar di televisi sebelum Heri meninggal.

Sejumlah rekan sekolah Heri juga menyampaikan bahwa teman mereka itu gemar bermain api. Terlepas dari kebiasaan itu, Heri mempunyai banyak kawan. Hal ini terlihat dari banyaknya kawan yang datang melayat ke rumah sakit. Orangtua korban juga memberikan kesaksian bahwa mereka tidak sedang menghukum Heri.
Hari Selasa kemarin, polisi masih meminta keterangan dari sejumlah teman sekolah dan guru. (ART)

Sumber: megapolitan.kompas.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...