Assalamu'alaikum wr.wb.,
Korban kekerasan oleh TNI di Papua adalah seorang PENDETA? Dan sekarang sudah ditemukan mayatnya, dengan kepala dipotong? Kira-kira siapa yang potong kepalanya?
Kalau memang dia pemberontak, bisa ditangkap dan dibawa ke markas militer untuk interogasi. Betul? Kenapa hal itu tidak terjadi?
Kata Menko Polhukam, Djoko Suyanto, “Ada tindakan prajurit di lapangan yang berlebihan.”
Berlebihan itu sudah jelas. Tetapi dengan sebatas mengatakan, “Ada tindakan prajurit…”, seolah-olah mau memberi indikasi bahwa ini hanya oknum saja. Hanya 2-3 orang saja.
Tetapi setelah menyaksikan videonya, kesan yang saya dapatkan adalah prajurit itu sudah “terlatih dan terbiasa” sekali. Kesan saya, ini bukan pertama kali mereka melakukan aksi serupa.
Dan kalau seandainya satu unit prajurit itu memang sudah “terbiasa” menyiksa orang Papua setelah ditahan, kira2 berapa banyak prajurit yang lain di sana juga TERBIASA?
Lalu kita semua yang hidup dengan tenang di Jakarta, yang anggota keluarganya tidak pernah disiksa oleh tentara, secara enteng sering mengatakan “Kenapa ada orang Papua yang mau pisah dari Indonesia?”
Kalau sudah menyaksikan video ini, pertanyaan itu sudah terjawab.
Kalau ada anggota tentara negara yang menyiksa bapak-bapak kandung kita seperti itu, dan kemudian mayat-mayatnya ditemukan dengan kepala dipotong, saya kira kita semua juga akan mau melawan pemerintah dan mendirikan negara sendiri di mana semua warga bisa hidup secara bebas tanpa harus takut pada pemerintah dan tentaranya.
Dan pemerintah masih melarang wartawan masuk secara bebas ke Papua. Apa lagi yang mau disembunyikan oleh pemerintah di sana? LSM yang pintar akan sebarkan HP yang lengkap dengan kamera di sana, supaya warga yang menyaksikan hal serupa bisa membuat video dan sebarkan di internet. Soalnya, sepertinya pemerintah hanya peduli pada “keadilan” kalau ada video sebagai bukti. Mayat2 dan saksi mata tidak dianggap bukti.
Betapa malangnya nasib orang Papua. Padahal banyak orang Papua juga Muslim (=saudara kita) tetapi kita dan pemerintah hanya peduli kalau ada video. Kalau tidak ada video, siapa yang mau peduli?
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********
TNI Akui Kebenaran Video Penganiayaan di Papua
Rekaman Penganiayaan
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liu
Jumat, 22 Oktober 2010 | 12:30 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Tentara Nasional Indonesia mengakui kebenaran isi video kekerasan berjudul "Indonesia Military Ill-Treat and Torture Indigenous Papua" yang ditayangkan YouTube sejak Sabtu lalu.
Konfirmasi kebenaran ini disampaikan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto kepada para wartawan, Jumat (22/10/2010) di Kantor Presiden, Jakarta, setelah diadakan penyelidikan oleh TNI, Kementerian Pertahanan, dan Kemenko Polhukam.
"Ada tindakan prajurit di lapangan yang berlebihan," ujar Djoko, didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Ketiganya, dan juga menteri terkait lainnya, dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Kantor Presiden guna membicarakan soal video yang ditayangkan sejak Sabtu lalu. Djoko mengatakan, berdasarkan laporan awal, korban yang berada di video tersebut diduga adalah pelaku penembakan karyawan perusahaan yang berada di Papua, seperti Freeport Indonesia.
Korban juga diduga pelaku instabilitas keamanan di Papua. Ketika ditanya soal identitas pelaku, Djoko enggan mengatakan. Mantan Panglima TNI ini hanya mengatakan, penyelidikan saat ini terus dilangsungkan.
Saat ini, sudah ada tim khusus yang menyelidiki kasus ini. Sebelumnya, Kamis kemarin, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ifdhal Kasim mengatakan, video tersebut benar. Diperkirakan, video direkam pada 12 April. Sementara korban kekerasan diduga bernama Kindeman Gire, pendeta sebuah gereja di Desa Hurage. Korban saat ini diperkirakan sudah meninggal.
Sumber: kompas.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(317)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(586)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(372)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(323)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment