Liputan 6 - Sabtu, 2 Oktober
Liputan6.com, Surabaya: Salah satu ruang guru di SMA Negeri 12 Surabaya, Jawa Timur, Juli lalu, dikagetkan dengan bau tidak sedap yang berasal dari toilet. Para guru dan murid pun penasaran mencari sumber bau busuk tersebut. Betapa kagetnya mereka karena menemukan sesosok jasad bayi laki-laki membusuk di dalam kardus.
Tak ayal, suasana sekolah yang biasanya tenang mendadak gempar. Kegiatan belajar mengajar langsung dihentikan. Pihak sekolah kemudian melaporkan penemuan bayi itu ke Mapolsek Benowo.
Dengan peralatan lengkap, tim identifikasi Polrestabes Surabaya langsung menyelidiki lokasi kejadian. Hasil pemeriksaan awal, penyebab kematian bayi diduga karena dibunuh. Sebab, ditemukan bekas jeratan kabel di lehernya.
Diduga, sang bayi tewas tiga hari sebelum ditemukan. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, polisi membawa jasad bayi itu ke Rumah Sakit dokter Soetomo guna diotopsi.
Setelah memeriksa sejumlah saksi dan barang bukti, aparat Polrestabes Surabaya menangkap sebut Bunga. Siswi SMA 12 tersebut diduga membunuh bayinya sendiri. "Dia mengakui tanpa ada kesulitan bagi kami," tutur Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Anom Wibowo.
Bunga lantas ditetapkan sebagai tersangka kasus ini. Untuk mengembangkan penyelidikan, polisi menggeledah seluruh isi rumah Bunga di kawasan Manukan Lor guna mencari barang bukti tambahan. Tindakan polisi ini membuat kaget Jumaiyah, ibu Bunga. Dia pun histeris melihat kedatangan polisi. Jumaiyah tidak menyangka putrinya sebagai pelaku pembunuhan.
Sebelumnya, Jumaiyah sempat curiga dengan perubahan badan anaknya yang semakin gemuk. Namun, ia tidak menduga kalau anaknya hamil.
Penggeledahan difokuskan ke kamar Bunga serta kamar mandi yang diduga tempat dia melahirkan. Dalam penggeledahan ini, polisi menyita barang bukti berupa celana dalam tersangka yang penuh bercak darah dan satu telepon seluler. Dari pemeriksaan, Bunga mengaku terpaksa membunuh bayinya karena malu kekasihnya tak bertanggung jawab. "Takut sama orangtua, takut dimarahi," tutur Bunga.
Bunga mengaku melahirkan bayinya di toilet rumahnya. Bayi yang masih hidup keesokan harinya dibawa menggunakan tas rangsel ke sebuah gudang di sekolahnya. Di tempat itulah ia meninggalkan begitu saja sang sampai meninggal. Meski demikian, Bunga sempat tidak tega dan sempat mencium dan mengelus-elus kening buah hatinya.
Meski ancaman hukumannya di atas lima tahun, Bunga tak ditahan. Penyidik menilai tersangka masih dibawah umur dan membutuhkan bantuan moral dari psikolog. Selain itu polisi juga menetapkan status DPO bagi pacar bunga yang tak bertanggung jawab.(BOG)
Sumber: id.news.yahoo.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(556)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(178)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Yaaaahhhh. begini nih karena liberalisme. sampe2 polisi ga tega menjerat tersangka krn masih dbawah umur. kalo udh ngebunuh, y dihukum aj lah. ga peduli dy anak kecil ato orang gede. Rindu Khilafah...
ReplyDeleteInna lillahi wa inna ilaihi roji'un. Semoga banyak orang akan mengambil hikmah dari peristiwa ini & kembali ke ajaran Pencipta mereka, amiin..
ReplyDelete