Penulis: redaksi | 06/11/2013
REOG.TV, PONOROGO - Prilaku seks bebas di kalangan
Pelajar di Ponorogo, Jawa Timur, sangat menghawatirkan. Dalam sepuluh bulan
terakhir, sekitar 200-an siswi hamil dan menikah di bawah umur. Data ini
terungkap dari banyaknya permohonan dispensasi menikah di bawah umur, di
Pengadilan Agama setempat. Para siswa yang sudah hamil, mengajukan permohonan,
agar bisa menikah.
Banyaknya jumlah anak di bawah umur yang menikah ini
disampaikan Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Ponorogo, Ati Khoriyah. Dispensasi
atau keringanan untuk menikah, karena belum cukup umur, yaitu di bawah 16 tahun
untuk perempuan dan laki laki di bawah 19 tahun. Untuk bisa menikah secara sah
dan diakui hUkum, harus ada putusan Pengadilan Agama, yang mengijinkan keduanya
menikah.”Kalau tidak ada putusan, tidak bisa menikah,” ungkapnya.
Lebih memprihatinkan lagi, ternyata mereka yang mengajukan
dispensasi, sudah dalam kondisi hamil. Mereka juga kebanyakan berstatus
pelajar, sma bahkan smp. “Ada SMP, SMA atau sederajat SMP dan SMA,”
tambahnya.
Data di PA Ponorogo, di bulan Oktober 2013 saja, sebanyak 10
permohonan dispensasi nikah. Pada sepuluh bulan terakhir, atau bulan Januari
sampai Oktober 2013, sebanyak 256 pemohon. Dari jumlah tersebut, sekitar 200 di
antaranya sudah hamil, yang ternyata masih berstatus pelajar SMP dan SMA. Tidak
hanya perempuan, namun juga laki laki, yang menghamili, juga masih di bawah
umur.
Jumlah siswa siswi SMP dan SMA, yang hamil dan mengajukan
dispensasi nikah, dari tahun ketahun mengalami peningkatan. data di Pengadilan
Agama setempat. Tahun 2012, sebanyak 113 permohonan, tahun 2011 sebanyak 116
pelajar atau usia pelajar, yang mengajukan permohonan dispensasi nikah. Tahun
2013 sampai bulan Oktober, sebanyak 256 permohonan menikah di bawah umur karena
hamil.
Data ini menunjukkan, prilaku seks bebas di kalangan pelajar
SMP dan SMA, tidak hanya terjadi di kota besar, namun juga merambah ke kota
kecil dan terpencil seperti Ponorogo. Bebasnya pergaulan menjadi salah satu
pemicu awal, prilaku seks bebas. Diperkirakan, jumlah ini terus meningkat,
sejalan dengan tren di kota besar. (tim/reog.tv)
No comments:
Post a Comment