Sebagian dari anak Indonesia masih tawuran
setiap minggu, tetapi berita tentang ekskul yang satu itu sepertinya lebih
jarang. Apa disengaja tidak masuk media terlalu banyak? Tadi saya lihat info
tentang tawuran di Ps Minggu kemarin, jadi saya coba cek di YouTube lagi. Ternyata
tetap ada banyak video yang baru. Banyak anak sekarang menjadi juru kamera
ketika tawuran terjadi, dan hasilnya di-upload ke YouTube. Penonton di jalan juga
bisa puluhan anak. Jadi puluhan sampai ratusan anak ikut tawuran, puluhan anak
lain nonton, dan ratusan ribu lihat di YouTube. Orang tua, guru, Polisi dan
Kemenkominfo diamkan saja.
Berapa banyak anak hidup seperti ini setiap
minggu, tetapi orang tuanya, gurunya dan Polisi tidak tahu (dan mungkin juga
tidak mau tahu)? Kenapa tidak dibuat nomor telfon khusus untuk laporkan tawuran
(untuk Jakarta dulu). Misalnya tinggal telfon 123 dari HP, sebutkan lokasi, dan
Polisi akan segera datang. Tapi kalau Polisi datang, apa yang mereka lakukan? Biasanya
hanya teriak2 saja, sehingga anak itu bubar dan kabur, agar bisa kembali lagi
besok. Dan kalaupun dulu Polisi berhasil menangkap puluhan anak, dan bawa ke
Polsek, biasanya juga diserahkan ke orang tua saja, dan minggu depan bisa
kembali lagi tawuran. Jadi solusinya apa? Berapa anak Indonesia perlu dibacok
sebelum ada yang mau bertindak untuk mencari solusi?
Apa kira-kira yang melintas di pemikiran
seorang anak SMP atau SMA ketika dia siap berangkat ke sekolah di pagi hari,
dan bawa celurit, gir atau pedang samurai? Mau berangkat sekolah, harus pastikan
sudah bawa PR, kotak pensil, buku teks matematika… DAN CELURIT? Anak seperti
apa itu? Kenapa bisa ada ribuan anak seperti itu yang hidup di tengah kita? Apa
yang salah di dalam proses pendidikan dan pendidikan agama sehingga mereka bisa
berpikir bahwa membawa celurit ke sekolah untuk membacok anak remaja yang lain
adalah hal yang “biasa”??
Puluhan juta orang tua merasa “tidak berdaya”
untuk menghentikan kegiatan ini, alias orang tua dan guru merasa tidak sanggup
mendidik anak didiknya. Beginilah generasi berikut. Anak2 yang tidak ikut
tawuran tetap tahu bahwa itu terjadi, tapi tidak mau lapor ke orang tua atau
guru, karena takut nanti mereka sendiri akan dimusuhi oleh teman sekolah. Jadi
semua anak dapat pelajaran: “Anak yang paling keras dan sadis selalu akan menang,
dan orang tua, guru dan Polisi tidak bisa melindungi kamu! Hukum negara tidak
berlaku bagi anak sekolah! Hukum rimba yang berlaku!”
Jadi semua pihak diam dan membiarkan sebagian
dari anak Indonesia membentuk cara pikir yang keras dan sadis. Anak ini akan
menjadi orang tua dan pemimpin seperti apa nanti?
Dalam banyak video, nama sekolah disebut dengan
jelas, muka anak kelihatan dengan jelas, tapi tidak pernah ada berita polisi
masuk sekolah untuk mencari anak ini, lalu menahan mereka dan serahkan ke suatu
pihak yang bisa melakkan tindakan nyata untuk membina mereka. Juga tidak ada
berita bahwa guru atau orang tua mencari anak ini dan berusaha membinanya
sebelum ada anak sekolah lagi yang dibacok atau dibunuh. Kalau mau serius
mencari anak ini, foto anak dan nama sekolah bisa ditempatkan di sebuah
website, dan polisi bisa minta anak lain dan publik untuk memberikan info nama
anak di foto itu ke polisi lewat laporan di website. Tapi sepertinya belum
pernah ada tindakan proaktif seperti itu dari polisi atau pemerintah. Hanya
bertindak secara serius (untuk 1-2 minggu) setelah ada anak yang dibunuh
(seperti di Bulungan setahun yang lalu). Dan setelah tidak menjadi berita heboh
lagi, dilupakan saja.
Ini hanya beberapa video yang baru dari tahun
ini. Jumlah penonton belum banyak. Video tawuran dari 1-2 tahun yang lalu sudah
mendapatkan ratusan ribu penonton. Tahun 2012 saya pernah pasang post seperti
ini di blog, dengan banyak contoh dari YouTube. Semua links yang saya berikan
itu masih ada dan tidak dihapus oleh Polisi atau Kemenkominfo, padahal
menunjukkan kekerasan dan pelanggaran hukum oleh anak di bawah umur. (Seharusnya
fakta itu saja memberikan alasan untuk minta YouTube menghapus video itu. Ternyata
tidak ada yang berubah). Anak ini sepertinya menjadi BANGGA dengan kekerasan
yang mereka lakukan, dan semua orang dewasa dalam kehidupan mereka tidak bisa
mencegahnya.
Wassalam,
Gene Netto
Hut Zerman 24 vs ZackTeam 809
Ultah SMP 251 (Irak) Vs SMP 257 (ZhigoSeven)
STM BHATRIX 492 VS CAMP JAVA 7 + GEMBELAN +
WARGA
SMK TRI KARYA VS SMK AN-NUR KLAPANUNGGAL. (di
Bogor.)
Dos'q_5 feat Smk OneChiep 28 vs kartika chandra
CORDOVA feat PSKD3 vs HUT STM 12 PLO+ ALUMNI
HUT 58 BAMBU APUS TEMBUSIN ZERMAN 24 PASAR REBO
(04 MARET 2014)
Kalau mau lihat post saya dari 2012 tentang masalah
ini, ada di sini. Belum ada perubahan dalam 2 tahun terakhir.
Ratusan Video Tawuran Pelajar di YouTube
No comments:
Post a Comment