Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

23 March, 2014

Anak Indonesia Masih Tawuran Terus



Sebagian dari anak Indonesia masih tawuran setiap minggu, tetapi berita tentang ekskul yang satu itu sepertinya lebih jarang. Apa disengaja tidak masuk media terlalu banyak? Tadi saya lihat info tentang tawuran di Ps Minggu kemarin, jadi saya coba cek di YouTube lagi. Ternyata tetap ada banyak video yang baru. Banyak anak sekarang menjadi juru kamera ketika tawuran terjadi, dan hasilnya di-upload ke YouTube. Penonton di jalan juga bisa puluhan anak. Jadi puluhan sampai ratusan anak ikut tawuran, puluhan anak lain nonton, dan ratusan ribu lihat di YouTube. Orang tua, guru, Polisi dan Kemenkominfo diamkan saja.

Berapa banyak anak hidup seperti ini setiap minggu, tetapi orang tuanya, gurunya dan Polisi tidak tahu (dan mungkin juga tidak mau tahu)? Kenapa tidak dibuat nomor telfon khusus untuk laporkan tawuran (untuk Jakarta dulu). Misalnya tinggal telfon 123 dari HP, sebutkan lokasi, dan Polisi akan segera datang. Tapi kalau Polisi datang, apa yang mereka lakukan? Biasanya hanya teriak2 saja, sehingga anak itu bubar dan kabur, agar bisa kembali lagi besok. Dan kalaupun dulu Polisi berhasil menangkap puluhan anak, dan bawa ke Polsek, biasanya juga diserahkan ke orang tua saja, dan minggu depan bisa kembali lagi tawuran. Jadi solusinya apa? Berapa anak Indonesia perlu dibacok sebelum ada yang mau bertindak untuk mencari solusi?

Apa kira-kira yang melintas di pemikiran seorang anak SMP atau SMA ketika dia siap berangkat ke sekolah di pagi hari, dan bawa celurit, gir atau pedang samurai? Mau berangkat sekolah, harus pastikan sudah bawa PR, kotak pensil, buku teks matematika… DAN CELURIT? Anak seperti apa itu? Kenapa bisa ada ribuan anak seperti itu yang hidup di tengah kita? Apa yang salah di dalam proses pendidikan dan pendidikan agama sehingga mereka bisa berpikir bahwa membawa celurit ke sekolah untuk membacok anak remaja yang lain adalah hal yang “biasa”??

Puluhan juta orang tua merasa “tidak berdaya” untuk menghentikan kegiatan ini, alias orang tua dan guru merasa tidak sanggup mendidik anak didiknya. Beginilah generasi berikut. Anak2 yang tidak ikut tawuran tetap tahu bahwa itu terjadi, tapi tidak mau lapor ke orang tua atau guru, karena takut nanti mereka sendiri akan dimusuhi oleh teman sekolah. Jadi semua anak dapat pelajaran: “Anak yang paling keras dan sadis selalu akan menang, dan orang tua, guru dan Polisi tidak bisa melindungi kamu! Hukum negara tidak berlaku bagi anak sekolah! Hukum rimba yang berlaku!”
Jadi semua pihak diam dan membiarkan sebagian dari anak Indonesia membentuk cara pikir yang keras dan sadis. Anak ini akan menjadi orang tua dan pemimpin seperti apa nanti?

Dalam banyak video, nama sekolah disebut dengan jelas, muka anak kelihatan dengan jelas, tapi tidak pernah ada berita polisi masuk sekolah untuk mencari anak ini, lalu menahan mereka dan serahkan ke suatu pihak yang bisa melakkan tindakan nyata untuk membina mereka. Juga tidak ada berita bahwa guru atau orang tua mencari anak ini dan berusaha membinanya sebelum ada anak sekolah lagi yang dibacok atau dibunuh. Kalau mau serius mencari anak ini, foto anak dan nama sekolah bisa ditempatkan di sebuah website, dan polisi bisa minta anak lain dan publik untuk memberikan info nama anak di foto itu ke polisi lewat laporan di website. Tapi sepertinya belum pernah ada tindakan proaktif seperti itu dari polisi atau pemerintah. Hanya bertindak secara serius (untuk 1-2 minggu) setelah ada anak yang dibunuh (seperti di Bulungan setahun yang lalu). Dan setelah tidak menjadi berita heboh lagi, dilupakan saja.

Ini hanya beberapa video yang baru dari tahun ini. Jumlah penonton belum banyak. Video tawuran dari 1-2 tahun yang lalu sudah mendapatkan ratusan ribu penonton. Tahun 2012 saya pernah pasang post seperti ini di blog, dengan banyak contoh dari YouTube. Semua links yang saya berikan itu masih ada dan tidak dihapus oleh Polisi atau Kemenkominfo, padahal menunjukkan kekerasan dan pelanggaran hukum oleh anak di bawah umur. (Seharusnya fakta itu saja memberikan alasan untuk minta YouTube menghapus video itu. Ternyata tidak ada yang berubah). Anak ini sepertinya menjadi BANGGA dengan kekerasan yang mereka lakukan, dan semua orang dewasa dalam kehidupan mereka tidak bisa mencegahnya.
Wassalam,
Gene Netto

Hut Zerman 24 vs ZackTeam 809

Ultah SMP 251 (Irak) Vs SMP 257 (ZhigoSeven)

STM BHATRIX 492 VS CAMP JAVA 7 + GEMBELAN + WARGA

SMK TRI KARYA VS SMK AN-NUR KLAPANUNGGAL. (di Bogor.)

Dos'q_5 feat Smk OneChiep 28 vs kartika chandra

CORDOVA feat PSKD3 vs HUT STM 12 PLO+ ALUMNI

HUT 58 BAMBU APUS TEMBUSIN ZERMAN 24 PASAR REBO (04 MARET 2014)

Kalau mau lihat post saya dari 2012 tentang masalah ini, ada di sini. Belum ada perubahan dalam 2 tahun terakhir.
Ratusan Video Tawuran Pelajar di YouTube

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...