Beras. Dimasak menjadi nasi. Dan setiap hari 200 juta orang
Muslim di Indonesia akan makan. “Belum makan nasi, belum makan!” Jadi beras
penting sekali dari sisi pertahanan negara dan stabilitas sosial, apalagi
kesehatan masyarakat. Tapi di sini, apa yang dilakukan dgn beras?
Saya dengar kisah dari seorang pengusaha, dan sempat kerja
di bidang beras. Tapi dia tidak kuat setelah melihat apa yang sebenarnya
terjadi, dan tinggalkan. Di sini, beras disemprot dgn pemutih spt bayclean agar
terlihat lebih putih. Lalu dikasih pengawet juga. Beras yang mahal dari daerah
X dicampur dgn beras murahan dari daerah Y agar bisa dijual lebih banyak dgn
harga mahal. Konsumen yang biasa mana bisa bedakan?
Petani dan pemasok yang melakukan itu sendiri, tapi utk keluarga
mereka, dipisahkan padi yg khusus, yang dijaga dan dipastikan aman, bersih,
higenis, bahkan ada yang organik. Beras “sampah” yang lain yg dijual hanya buat
saudara yg Muslim saja. Apalagi sekarang juga ada kasus beras plastik. Dan kita
semua tahu ttg ikan dan daging yg pakai formalin dan borax agar lebih awet, dgn
niat yg sama. (Mau bahas barang apa saja, hampir pasti ada bentuk penipuan
dalam penjualannya.)
Beras itu adalah makanan dasar orang Muslim. Tapi ketika
orang Muslim yg menjadi petani dan pemasok menjualnya, mrk sama sekali tidak
peduli pada saudaranya. Yang penting bisa menjadi kaya sendiri. Apalagi raskin
dari Bulog (katanya begitu) yg diterima dalam kondisi kungin dan basi. Kenapa?
Karena beras yang bagus dan bersih dikorupsi. Lalu harus ada “impor beras” dari
negara lain, yg sudah disemprot juga dgn bahan kimia agar awet dan bisa dikirim
ke sini utk dikonsumsi oleh orang Muslim, agar pejabat dan pengusaha Muslim
bisa kaya dari biaya impor. Semuanya dapat fee.
Katanya, Indonesia dikuasi oleh “mafia beras”. Dan mafia
beras itu juga termasuk orang Muslim yang siap merugikan saudara yg Muslim,
asal bisa kaya sendiri. Tapi siapa yang mau peduli? Beras yang bagus, yg
harganya tinggi diekspor. Dan yang jelek, rusak dan penuh bahan kimia, utk orang
Muslim yang miskin.
Inilah “persaudaraan Muslim” yang sebenarnya di Indonesia.
Artinya, pengusaha Muslim yg kaya selalu bersyukur ada saudara Muslim yg miskin
dan bodoh, yang gampang dibodohi dan mau beli barang yg rusak dan busuk tanpa
sadar akan bikin anaknya sakit. Yang penting pengusaha dan pejabat Muslim bisa
kaya. Persaudaraan Muslim? Di mana semua orang Muslim peduli pada saudaranya?
Kata Iblis, “Hahahahaha! Mimpi lu! Mana mungkin!”
Wassalam,
Gene Netto
No comments:
Post a Comment