Jumat, 24 Februari 2017 | JAKARTA, KOMPAS.com – Belakangan
ini ramai dibicarakan tentang Buku “Aku Berani Tidur Sendiri” yang salah
satunya berisi tentang masturbasi. Buku tersebut menuai kontroversial karena
penggunaan bahasa yang tidak tepat untuk dibaca oleh anak. Mengenai masturbasi,
hal ini memang dapat terjadi oleh anak yang mulai memasuki masa pubertas.
Psikolog Naomi Ernawati Lestari mengatakan, orangtua sangat
berperan untuk memberikan edukasi seks kepada anak. Menurut Naomi, ketika
melihat sang anak melakukan masturbasi, orangtua sebaiknya tidak tiba-tiba
memarahi.
Orangtua ada baiknya menanyakan baik-baik, apa yang sedang
dilakukan anak. Kemudian orangtua bisa memberitahu anak bahwa apa yang
dilakukannya disebut masturbasi dan anak harus bisa mengontrolnya. “Orangtuanya
sendiri enggak boleh menganggap seks itu sesuatu hal yang tabu,” kata Naomi.
Sama halnya ketika anak laki-laki mulai mimpi basah. Menurut
Naomi, beritahu saja kepada anak tentang apa yang terjadi, "Misalnya
bilang, 'oh itu wajar, itu cairan sperma, berarti kamu sudah mulai
besar'," tutur Naomi. Setelah itu, jelaskan kepada anak untuk bisa menjaga
alat kelaminnya dengan baik. Menurut Naomi, ketika anak tidak diberi pendidikan
tentang seks, mereka akan melakukannya sembunyi-sembunyi dari orangtua dan
tidak terbuka dengan orangtua. Bila tidak diberitahu, anak mungkin akan mencari
informasi di luar yang belum tentu kebenarannya.
Pendidikan seks seharusnya diberikan sejak dini sesuai
dengan usia anak. Mulai dari kecil anak laki-laki perlu tahu ia memiliki penis
dan anak perempuan memiliki vagina. Ajari anak untuk menjaga alat kelaminnya
dari orang lain.
Misalnya, pada anak balita sudah diberitahu bahwa
bagian-bagian di tubuhnya, seperti alat kelamin dan payudara tidak boleh
disentuh oleh siapapun. Pendidikan seks sejak dini penting untuk menghindari
anak dari pelaku kejahatan seksual.
Pada usia remaja, anak pun diajari untuk menghargai dirinya
dan menjaga kesehatan reproduksi, agar tidak melakukan seks bebas yang berisiko
menyebabkan infeksi menular seksual.
No comments:
Post a Comment