Kemarin
saya bertanya apa Jokowi bisa paham pemimpin2 negara Eropa yang sedang
berbincang di sekitarnya. Banyak orang muncul di sini dan mengritik saya.
Katanya saya sinis, menghinakan presiden, emang saya siapa, apa yang saya
lakukan dibandingkan dia, dan buntutnya saya disuruh segera keluar dari
Indonesia.
Ternyata
dilarang bertanya ttg Jokowi. Atau banyak orang yang super sensi ttg topik
Jokowi? Mungkin banyak org di sini kagum dgn orang Korea Utara yang hanya boleh
puji pemimpin negaranya. Dia dianggap sangat ahli dalam semua hal bahkan
seorang dewa, dilarang mengritiknya, apalagi bertanya ttg kemampuannya. Sejak
menjadi pemimpin, langsung (simsalabim) menjadi manusia paling ahli dalam semua
bidang. Begitulah sikap rakyat Korea Utara terhadap pemimpinnya. Mau spt itu di
sini juga?
Kl
belum tahu, bisa sangat sulit utk pahami orang asing yang bukan Native Speaker of
English. Logatnya macam2, kelancaran berbeda2, kosa kata yg mrk pakai bisa
beda, jadi mudah utk salah paham. Saya sudah bbrp kali ikut acara (konperensi
dll.) yang dihadiri Menteri, dubes, pengusaha, dsb. Saya melihat sendiri
bagaimana banyak orang salah tangkap apa yang dibahas, berikan penjelasan yg
kurang tepat, atau salah.
Ada banyak orang (di semua tingkat dan
kalangan) yg kurang peduli pd orang2
lain yang kurang lancar dlm bahasa inggris. Orang2 yg kurang lancar itu bisa diabaikan, diremehkan, dsb. Tergantung
orangnya siapa, dari negara mana,
kondisi ekonomi, hubungan bilateral, kondisi strategis negaranya, dan banyak faktor
lain. Artinya, kl bisa berbahasa
inggris dgn baik,
menjadi
“lebih mudah” utk bangun hubungan baik antar negara. Segitu saja.
Kalau mau bangun negara
demokrasi yang kuat dan sejahtera, jangan alergi terhadap kritikan bagi
pemimpin. Anggap
biasa saja.
Soalnya, pilihan sebaliknya adalah pemimpin tidak boleh dikritik. Korea Utara
spt itu. Orde Baru spt itu. Di manapun ada diktator, ada larangan mengritik
pemimpin. Di Saudi juga begitu dgn Raja. Mengritik raja = masuk penjara. Inggris sebaliknya, bebas hinakan ratu, jadi ternyata 99,9% dari rakyat memilih utk
menghormatinya, walaupun tidak setuju.
Membiasakan
diri dgn kebebasan bicara. Kalau melihat orang lain mengritik, bisa balas dan
membela (kl mau), atau bisa abaikan. Tapi tidak perlu menghinakan atau
mengancam orang yang mengritik itu. Sikap itu kurang dewasa, dan tidak bantu membangun negara demokrasi yang kuat. Silahkan dipikirkan.
Dan
FYI, saya tidak mengritik Jokowi kemarin. Cuma bertanya apa dia bisa pahami
orang2 di sekitarnya dgn logat macam2. Saya sendiri bisa sulit, apalagi orang
yang jarang berkomunikasi dlm Bahasa Inggris. Kalau anda anggap pertanyaan segitu saja
pasti sinis, coba periksa isi hati sendiri.
-Gene
Netto
No comments:
Post a Comment