Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (84) dhuafa (18) for fun (12) Gene (218) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (564) islam (546) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (48) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (171) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (7) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

19 August, 2020

75 Tahun Indonesia Merdeka, Mahfud Sebut Orang Miskin Semakin Sedikit

Mau jujur? Kalau mau jujur, judul ini perlu diralat. Yang lebih tepat adalah:
"75 Tahun Indonesia Merdeka, Orang Miskin Terlihat Semakin Sedikit Karena Pemerintah Mengubah Kriteria Kemiskinan Untuk Merekayasa Data Agar Menunjukkan Keberhasilan!"

Kenapa judul itu yang benar? Karena sejak tahun 1990, pemerintah mengubah kriteria kemiskinan yang digunakan oleh BPS. Di seluruh dunia, ada standar Bank Dunia $2 per hari. Yang hidup di bawah batas itu disebut miskin. Di Indonesia tidak. Dibuat banyak kriteria yang lain. Punya rumah? Lantai harus dibuat dari tanah, tembok dari bumbu, dan tidak ada listrik. Kalau punya lebih dari itu, bukan miskin dong. Dunia pakai standar $2 per hari tapi BPS menghitung "kalori yang dimakan". Jadi kl sudah makan 2.100 kilo kalori per kapita per hari dianggap tidak miskin. Tidak penting dapat dari indomie dan gorengan atau sapi dan ikan. (Dan kalau sudah makan segitu, uang kontrakan dan SPP sekolah jatuh dari langit?)

Dengan perkiraan Bank Dunia $2 per hari, jumlah penduduk yang miskin di Indonesia mencapai 49% atau lebih dari 100 juta orang. Tapi itu kalau mau jujur. Kalau tidak perlu kejujuran, cukup rakyat dengarkan orang yang pakai jas mahal, yang turun dari mobil mewah, dan masuk hotel bintang lima, untuk naik panggung, dan menyatakan pemerintah telah berhasil kurangi tingkat kemiskinan. Anak yatim dan dhuafa di kampung tahu sendiri yang mana yang benar. Tapi tidak ada yang minta pendapat mereka. Atau kasih uang kepadanya. Tapi tidak perlu dikasih uang, karena mereka sudah dinyatakan "tidak miskin"…
-Gene Netto

75 Tahun Indonesia Merdeka, Mahfud Sebut Orang Miskin Semakin Sedikit
Kompas.com - 17/08/2020 - "Sekarang tinggal 12 persen pada akhir pemerintahan Pak SBY. Pada awal pemerintahan Pak Jokowi yang kedua sudah 9,1 persen," kata Mahfud, Senin (17/8/2020).
https://nasional.kompas.com

Menggugat Angka Kemiskinan versi Pemerintah
Parameter yang digunakan BPS terkesan tidak valid dan mengada-ada. Dengan kriteria kemiskinan di mana pendapatan per harinya paling banyak hanya AS$2, Bank Dunia menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 49,5 persen. Hampir separuh dari seluruh rakyat Indonesia.
https://www.hukumonline.com

Ubah Kriteria & Garis Kemiskinan Versi BPS!
http://www.prp-indonesia.org

DPR Minta Indikator Kemiskinan Diubah
https://nasional.tempo.co

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...