Assalamu’alaikum wr.wb. Saya dapat foto ini dari teman. Seorang anak di pesantren. Saya kaget dan bertanya itu penyakit apa? Lepra? Kanker? Ebola? Ternyata hanya skabies (atau kudis). Yang membuat saya bingung, sedih, dan kecewa adalah sikap banyak ustadz yang bisa melihat tangan anak seperti itu, penuh luka, infeksi, dan nanah, berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, dan merasa bahwa itu "normal". Lalu diabaikan begitu saja.
Apa tidak ada rasa bersalah membiarkan anak kecil menderita dari penyakit yang bisa diobati dgn salep murah dan antibiotik? Dari pengobatan skabies yang pernah saya lakukan dgn kawan saya Dr. Irwan, cukup 80-100 ribu untuk mengobati 1 santri. Jadi kenapa banyak ustadz sanggup membiarkan anak kecil memegang Al Qur'an dgn tangan yang terinfeksi seperti itu? Di mana bentuk kasih sayang terhadap anak yang mereka ajarkan di masjid sebagai Sunnah Nabi? Di sebagian pesantren ada pepatah, "Belum kudisan, belum jadi santri." Tapi tidak ada pepatah belum kena demam berdarah atau TBC atau muntaber belum jadi santri. Kenapa hanya skabies yang "diagungkan" sebagai tanda menjadi santri?
Sayangnya, banyak ustadz terkesan tidak mau belajar, dan malah sibuk salahkan anak. Mereka tidak paham dan tidak peduli bahwa skabies itu disebabkan oleh parasit yg gigit kulit anak, dan bukan karena anak "salah mandi" dll. Bagaimana caranya mendidik para ustadz, agar mereka mau belajar ilmu medis dan memahami penyakit yang umum dialami anak, dan bisa merasakan kasih sayang terhadap anak, dan tidak mau membiarkan banyak anak menderita seperti ini setiap hari?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Gene Netto
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(318)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(587)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(373)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(324)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
26 August, 2020
Kenapa Banyak Ustadz Tega Melihat Santri Menderita dari Penyakit Kulit?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

No comments:
Post a Comment