Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (85) dhuafa (18) for fun (12) Gene (219) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (565) islam (549) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (49) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (173) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (8) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label anak. Show all posts
Showing posts with label anak. Show all posts

26 August, 2020

Skabies di Pesantren: Rasulullah SAW Yang Salah, atau Banyak Ustadz Yang Salah?

Rasulullah SAW bersabda, ''Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi, dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Assalamu’alaikum wr.wb. Kata orang Jepang, kalau anak belum memahami ilmu yang diajarkan kepadanya, dan bisa mengamalkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang berkualitas, dia belum menjadi murid yang benar. Kata banyak ustadz, kalau anak belum kena infeksi kulit yang berdarah dan bernanah di tangan, kemaluan, pantat, perut, dan kaki, dia belum menjadi murid agama Islam yang benar. Apa Allah menyukai infeksi kulit? Anak yang belum kena infeksi membuat Allah sedih dan kecewa? Anak yang sudah kena infeksi penuh nanah membuat Allah bahagia? Begitu ajaran Islam untuk ratusan ribu santri? Dari mana asalnya "ilmu" itu?

Kalau tidak ada ayat suci Al Qur'an, atau hadits Rasulullah SAW, yang mengajarkan umat Islam untuk "muliakan" infeksi kulit yang berdarah dan bernanah sebagai "bagian dari proses pendidikan agama Islam", seharusnya kita bertanya, "Dari mana ajaran itu muncul?" Rasulullah SAW mengajarkan bahwa penderitaan satu orang Muslim seharusnya membuat Muslim lain ikut merasa sakit. Banyak ustadz dan santri mengajarkan bahwa infeksi dari skabies adalah normal, wajar, biasa, bagian dari proses menuntut ilmu, ujian dari Allah, belum kena penyakit kulit belum jadi santri, dsb.

Banyak orang minta hal ini tidak dibahas agar penderitaan anak kecil itu tidak diketahui oleh Muslim yg lain, karena yang penting adalah menjaga martabat ustadz, bukan melindungi anak Muslim dari penyakit. Kalau ajaran Rasulullah SAW bertolak belakang dengan ajaran dari banyak ustadz dan santri, kita seharusnya salahkan yang mana?

Semoga bermanfaat bagi orang Muslim yang siap menggunakan akal yg sehat untuk merenung tentang ajaran agama kita.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Gene Netto

Foto Parasit Skabies (Kudis)

Bagi orang yang belum tahu, ini foto parasit skabies (kudis, budug, korengan) yang makan kulit anak di pesantren, dan membuat luka dan nanah (setelah terinfeksi). Parasit adalah makhluk kecil seperti "serangga", seperti semut, tapi jauh lebih kecil. Parasit skabies itu gigit kulit, masuk ke dalam, membuat terowongan di bawah kulit, bertelur di situ, dan makan kulit terus. Keluar, dan pindah ke badan anak lain. Di badan satu anak, bisa ada ratusan ekor skabies di bawah kulitnya. Lubang masuk yang terbuka kena bakteri, menjadi terinfeksi, lalu menjadi penuh nanah. Mandi ribuan kali dan tinggal di kamar "bersih" tidak ada pengaruh terhadap hidup dan matinya parasit itu di bawah kulit.

Foto dua tangan berasal dari anak yatim di pesantren, yang dibiarkan dgn infeksi di kulit selama 6 bulan. Saya lakukan program pengobatan dengan teman saya Dr. Irwan dan tim medis, dan anak itu sembuh dalam 3 hari (semua anak lain juga sembuh). Di pesantren lain, ada anak yang mengaku sakit selama 5 tahun dengan luka di seluruh tubuhnya, dan paling parah di seluruh pantat dan kemaluan. Di Jakarta Selatan. Obatnya adalah salep scabimite dan antibiotik. Biayanya tidak sampai 100 ribu per anak.

Sayangnya, banyak orang protes dan anggap penyakit kulit ini normal, wajar, bagian dari kehidupan pesantren, yang bukan santri tidak akan paham, dan perlu dirahasiakan. Anehnya, tidak ada yang berkomentar begitu tentang demam berdarah atau TBC.
-Gene Netto 

 Foto Parasit Skabies (Kudis) 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto Parasit Skabies (Kudis)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar Skabies Masuk ke Kulit dan Membuat Terowongan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tangan Anak Yatim Sebelum Pengobatan




 

  

 

 

 

 

 

Tangan Anak Yatim 3 Hari Sesudah Pengobatan

  

 

Obat Scabimite (Obat salep, sering perlu minum antibiotic juga. Harap cek sama dokter dulu.)



Kenapa Banyak Ustadz Tega Melihat Santri Menderita dari Penyakit Kulit?

Assalamu’alaikum wr.wb. Saya dapat foto ini dari teman. Seorang anak di pesantren. Saya kaget dan bertanya itu penyakit apa? Lepra? Kanker? Ebola? Ternyata hanya skabies (atau kudis). Yang membuat saya bingung, sedih, dan kecewa adalah sikap banyak ustadz yang bisa melihat tangan anak seperti itu, penuh luka, infeksi, dan nanah, berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, dan merasa bahwa itu "normal". Lalu diabaikan begitu saja.

Apa tidak ada rasa bersalah membiarkan anak kecil menderita dari penyakit yang bisa diobati dgn salep murah dan antibiotik? Dari pengobatan skabies yang pernah saya lakukan dgn kawan saya Dr. Irwan, cukup 80-100 ribu untuk mengobati 1 santri. Jadi kenapa banyak ustadz sanggup membiarkan anak kecil memegang Al Qur'an dgn tangan yang terinfeksi seperti itu? Di mana bentuk kasih sayang terhadap anak yang mereka ajarkan di masjid sebagai Sunnah Nabi? Di sebagian pesantren ada pepatah, "Belum kudisan, belum jadi santri." Tapi tidak ada pepatah belum kena demam berdarah atau TBC atau muntaber belum jadi santri. Kenapa hanya skabies yang "diagungkan" sebagai tanda menjadi santri?

Sayangnya, banyak ustadz terkesan tidak mau belajar, dan malah sibuk salahkan anak. Mereka tidak paham dan tidak peduli bahwa skabies itu disebabkan oleh parasit yg gigit kulit anak, dan bukan karena anak "salah mandi" dll. Bagaimana caranya mendidik para ustadz, agar mereka mau belajar ilmu medis dan memahami penyakit yang umum dialami anak, dan bisa merasakan kasih sayang terhadap anak, dan tidak mau membiarkan banyak anak menderita seperti ini setiap hari?
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Gene Netto



16 August, 2020

7 Manfaat Pelukan pada Anak yang Jarang Smart Parents Ketahui

1. Membuat anak lebih pintar

Apa hubungannya ya memeluk anak dengan kepintarannya? Memeluk merupakan sentuhan fisik yang menjadi stimulasi penting untuk menumbuhkan otak yang sehat dan kuat. Otak anak yang sering dipeluk akan lebih berkembang jika dibandingkan dengan anak yang jarang dipeluk.

2. Meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh anak

Memeluk anak memicu pelepasan oksitosin, atau yang dikenal juga dengan hormon cinta. Hormon ini memiliki banyak efek penting untuk anak. Berpelukan juga bermanfaat untuk membawa sistem saraf anak ke keadaan seimbang dan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka.

3. Menghindari stres pada anak

Manfaat penting lainnya dari memeluk anak adalah produksi hormon endorfin dalam tubuh. Hormon inilah yang berfungsi untuk mengurangi ketegangan saraf dan juga tekanan darah.

4. Menghentikan tantrum

Smart Parents mempunyai anak yang sering tantrum? Tentu hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri untuk tiap orang tua. Saat tantrum, anak bisa bersikap keras kepala atau bahkan tidak mendengarkan apapun perkataan orang tua. Anak juga bisa kehilangan kendali untuk mengatur emosinya sendiri. Nah, berpelukan dapat menenangkan anak dan memicu pelepasan hormon oksitosin yang bisa menurunkan tingkat hormon stres dan melawan kecemasan. Jangan marahi anak saat mereka tantrum, segeralah peluk mereka.

5. Memberikan energi dan mengoptimalkan potensi anak

Seorang psikolog sekaligus penulis buku The Miracle of Hug, Melly Puspita Sari, Psi, menyarankan orang tua untuk memberikan pelukan pada anak minimal 8 kali sehari untuk memberikan energi sehingga anak dapat beraktivitas dan mengoptimalkan potensinya.

6. Anak menjadi lebih penyayang

Anak yang terbiasa memeluk atau dipeluk, akan menganggap hal ini sebagai ungkapan dari rasa kasih sayang. Dengan begitu, kemungkinan saat anak telah dewasa nanti mereka juga akan menjadi lebih empati dan penyayang, karena pelukan tersebut bisa mentransfer energi positif pada anak. Meningkatnya hormon oksitosin saat berpelukan juga dapat menyembuhkan rasa kesepian, isolasi dan kemarahan.

7. Menciptakan bonding antara orang tua dan anak

Pelukan juga dapat membangun rasa kepercayaan dan rasa aman pada anak. Maka, akan membantu terciptanya komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak. Memeluk anak juga akan mengurangi rasa takut dan memperbaiki hubungan, sehingga dapat meningkatkan bonding atau ikatan antara Smart Parents dan anak.
https://blog.ruangguru.com

11 August, 2020

Apa Ada Manfaatnya Kemerdekaan Bagi 80 Juta Anak Indonesia?

Kalau ini hasil kemerdekaan bagi banyak anak Indonesia, apa lebih baik dijajah kembali? Ada 80 juta anak, tapi tidak ada Menteri Urusan Anak yang bisa bersuara atas nama anak Indonesia pada tingkat nasional. Di bawah ini ada beberapa buah berita, hanya dari 2-3 minggu terakhir. Tidak termasuk puluhan artikel berita di mana anak dicabuli oleh bapak kandung atau bapak tiri. Tidak termasuk puluhan artikel berita yang mengatakan korban "dicabuli" tanpa jelas diperkosa, disodomi, atau "hanya" jari pelaku yang masuk ke kemaluan anak perempuan, atau pelaku "hanya" meremas kemaluan anak laki-laki. Tidak termasuk beberapa artikel berita di mana jumlah korban mencapai belasan atau puluhan anak, dengan usia bervariasi antara 8-16 tahun.

Kalau 80 puluh juta anak Indonesia tidak menjadi perhatian siapa pun pada tingkat paling tinggi di negara ini, apa manfaatnya kemerdekaan bagi mereka? Sekarang, anak Indonesia tidak perlu takut pada prajurit Belanda. Hanya perlu takut pada bapak kandung, bapak tiri, paman kandung, paman tiri, kakek kandung, kakek tiri, sepupu, kakak ipar, guru ngaji, pendeta, guru sekolah, guru pramuka, guru les, teman sekolah, tetangga, tukang, petani, nelayan, buruh, sopir angkot, satpam, kenalan baru dari Facebook, dan temannya orang tua. Bukannya lebih gampang kembalikan prajurit Belanda saja dan ajarkan anak waspada kalau ketemu orang Belanda?

Dalam semua artikel berita pecabulan terhadap anak, di mana kebanyakan pelaku kenal korbannya dan merupakan orang dekat, yang suku dan agamanya sama, semua orang tua selalu menyatakan, "SAYA TIDAK MENYANGKA!!!" Apa ini artinya kemerdekaan bagi banyak anak Indonesia? Anak siapa yang perlu diperkosa, disodomi, atau dibunuh sebelum para pemimpin negara akan mulai peduli pada 80 juta anak Indonesia? Kapan mereka bisa menikmati kemerdekaan dari kebejatan saudara sebangsa dan setanah air?
-Gene Netto

Kakak Adik Berusia 3 dan 2 Tahun Disodomi Saudaranya (Aceh)
https://aceh.tribunnews.com

Bocah 3 Tahun di Kotawaringin Timur Jadi Korban Sodomi (Kotawaringin, Kalimantan Tengah)
https://www.merdeka.com

Dua Remaja Pengangguran Sodomi 7 Bocah Usia 6-12 Tahun (Sukabumi)
https://www.republika.co.id

Bocah 7 Tahun Dibakar Hidup-hidup Usai Diperkosa, Saksinya Ternyata Sang Pelaku (Dompu, NTB)
https://indramayu.pikiran-rakyat.com

Predator Anak Perkosa Anak Berusia 7 Tahun di Banyuwangi (Banyuwangi)
https://www.ngopibareng.id

Pria Ini Sodomi Bocah 8 Tahun Tiga Kali, Bunuh, Lalu Buang Mayatnya (Siak, Riau)
https://newsmaker.tribunnews.com

Bocah 8 Tahun di Sukabumi Diperkosa Pamannya (Sukabumi)
https://jabar.tribunnews.com

Sodomi 6 Bocah Usia 8-13 Tahun, Pemuda ini Ditangkap (Indragiri Hulu, Riau)
https://news.detik.com

Kakek di Manado Perkosa Anak 9 Tahun Berkali-kali (Manado)
https://video.tribunnews.com

Nasib Malang Bocah 9 Tahun Dicabuli Sepupu (Majalengka, Jawa Barat)
https://jakarta.tribunnews.com

Diancam Akan Dibunuh, Anak Usia 12 Tahun Diperkosa Ayahnya (Musirawas Utara [Muratara], Sumatera Selatan)
https://regional.kompas.com

Keponakan Usia 12 Tahun Diperkosa Paman, Mulutnya Dilakban saat Tertidur (Bangkalan, Madura)
https://jatim.suara.com

Bocah SD Diperkosa 10 Kali oleh Teman Ayahnya (Palembang)
https://www.tribunnews.com

26 July, 2020

Komentar Tentang 305 Anak Jakarta Yang Diperkosa Orang Perancis

"Kemensos siap menampung korban apabila diperlukan untuk direhabilitasi sosial di beberapa balai," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara.

Kalau Kemensos bisa menampung 305 anak sesudah mereka diperkosa, dan bisa berikan mereka makanan, baju, tempat tidur, bantuan terapi psikologis, dukungan, motivasi, dan pertolongan, KENAPA tidak dilakukan SEBELUM mereka diperkosa??

Kenapa petugas Kemensos atau Dinsos tidak turun ke jalan, bawa iPad, cari anak jalanan, ambil foto dan sidik jari, diskusi dengan mereka, kasih mereka kartu identitas (setara KIP) yang bisa mereka gunakan utk dapat makanan, tempat penginapan, dsb? Mereka bisa masuk database, dan dibantu kembali ke kota asalnya (kalau bersedia), dicari saudara, atau orang tua asuh, atau pesantren yang bisa menampung mereka. Kalau dikerjakan terus, insya Allah jumlah anak jalanan akan berkurang, dan bisa hilang. Kenapa menunggu 300 anak diperkosa dulu, baru serius untuk menolongnya?

Selain itu, saya juga heran kenapa orang bule itu bisa begitu masuk Indonesia berkali-kali. Apa tidak ada yang curiga terhadapnya? Imigrasi sepertinya kurang aktif, Polri juga, Kemensos juga. Tiga ratus anak diperkosa, tapi tidak ada satupun dari mereka yang langsung lapor ke polisi. Kenapa? Apa karena mereka jadi anggap polisi sebagai musuh, dan bukan tempat dapat pertolongan?

Polisi dan Kemensos seharusnya sudah tahu bahwa anak jalanan rawan menjadi korban. Kenapa tidak rajin kirim tim untuk cari mereka, periksa, tanya2, pastikan anak itu aman, dsb? Polisi bisa bersahabat dgn anak itu dan berusaha menolong mereka, daripada kejar terus dan ancam tangkap. Kejadian buruk ini menjadi bukti kegagalan sistem pemerintah dan Pemda yang berlapis-lapis. Kasihan anak Indonesia. Banyak yang tidak merasakan nikmatnya kemerdekaan RI!
-Gene Netto

Kemensos Siapkan Balai Rehabilitasi untuk 305 Anak Korban Pencabulan WN Prancis
https://www.merdeka.com


22 July, 2020

Bagaimana Caranya Hadapi Orang Tua Yang Selalu Marah?

[Pertanyaan]: Bagaimana cara ngadepin orang tua yang suka marah, dan tidak bisa kontrol emosi? Orang tuaku suka marah-marah, ngeluh, aku dengernya pusing, jadi capek!

[Jawaban]: Ini suatu hal yang cukup umum. Banyak orang tua tidak pedulikan cara mereka berkomunikasi sama anaknya. Mereka anggap anak yang "harus mengerti" dan menyesuaikan diri. Orang tua merasa tidak bisa berbuat salah, dan selalu anak yang salah. Mereka lepaskan tanggung jawab pribadi. Tetapi dengan orang lain, mereka bisa "jaga diri", berhati-hati, bertanggung jawab, dan cepat minta maaf kalau ada miskomunikasi. Sayangnya, terhadap anak tidak mau. Anda perlu hormati orang tua dan bersabar, tapi ada batasnya. Misalnya, orang tua yang membuat anaknya depresi sampai mau bunuh diri tidak bisa dikatakan "benar".

Rasulullah SAW bersabda, “Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam.” (HR. Ahmad)

Seorang sahabat berkata kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku.” Nabi SAW berpesan, “Jangan suka marah (emosi).” Sahabat itu bertanya berulang-ulang dan Nabi SAW tetap berulang kali berpesan, “Jangan suka marah.” (HR. Bukhari)

Mungkin obatnya hanya satu: Mendalami agama. Orang tua perlu mulai belajar dengan ustadz untuk menahan rasa marah. Juga tidak boleh mengeluh terus, dan harus berusaha bersyukur. Kita perlu lihat orang di bawah, yang lebih sulit kehidupannya, lalu bersyukur. Dan ketika kita banyak bersyukur, Allah akan menambahkan kenikmatan bagi kita.

7. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim 14:7)

Orang tua anda perlu belajar berdzikir, tambah ibadah, pelajari dan mengamalkan Al Qur'an, menyantuni anak yatim, dan selalu ingat bahwa dunia ini sementara saja. Mereka sedang diuji oleh Allah. Jangan sampai mereka gagal karena tidak mau bersyukur.

Suatu hari seorang laki-laki datang mengadu kepada Rasulullah SAW tentang hatinya yang keras (qaswatul qalb). Nabi menjawab: "Usaplah kepala yatim, dan berilah makan orang miskin." (HR. Al Hakim)

Mungkin sulit untuk ajak mereka belajar, tapi coba pelan2. Coba undang ustadz ke rumah, ajak saudara, dan membuat pengajian rutin. Minta ustadz itu mendidik orang tua agar menahan kemarahan, banyak bersyukur, dan membangun keluarga sakinah. Dan anda juga harus bersyukur dan tidak mengeluh. Coba memikirkan anak yatim yang akan senang sekali kalau bisa dimarahi ibunya sekali saja karena sudah lupakan suara ibunya seperti apa.

Banyak bersabar. Jangan menjadi marah. Kalau sulit tahan, pergi dari rumah sebentar dan cari ketenangan. Diskusi dengan orang tua dan jelaskan bahwa anda merasa sakit hati ketika mereka marah. Jelaskan ajaran Nabi SAW untuk menahan kemarahan. Dan doakan mereka dan minta Allah mengubah sikap mereka menjadi lembut dan Islamiah. Kalau Allah menghendaki, mereka bisa berubah dengan cepat. Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

17 July, 2020

Di Tengah Pandemi Corona, Kenapa Tawuran Jalan Terus?

Ada yang bisa hubungi para remaja dan pemuda Indonesia? Tolong tanya apa mereka sadar ada pandemi virus corona di seluruh dunia? Sepertinya mereka tidak paham, karena ternyata tawuran jalan terus. Ketika banyak manusia terancam mati dengan sia-sia setelah kena virus, anak ini malah sibuk bunuh-bunuhan di jalan. Seharusnya anak yang ditangkap polisi dipaksa menjadi petugas kebersihan di rumah sakit selama 1 tahun. Tanpa dikasih masker, karena mereka tidak takut mati. Lebih baik mereka mengabdi di rumah sakit dan siap mati di situ saja, daripada dokter dan perawat yang mati terus.

Siapa orang tua anak ini? Anggota keluarga besarnya seperti apa? Siapa gurunya? Siapa tetangganya? Kenapa mereka siap bunuh-bunuhan di jalan terus? Apa yang mereka cari? Dan siapa yang gagal mendidik mereka untuk peduli pada masa depan? Daripada menjadi anak yang penuh rahmat bagi kemajuan Indonesia, mereka sibuk menjadi calon pembunuh. Kenapa?
-Gene Netto 

Polisi Amankan 11 Pelaku Tawuran di Banda Aceh
17 Juni 2020 Aceh
https://www.tagar.id

Seorang Pelajar SMP Tewas dalam Tawuran Tengah Malam
16 Juli 2020 Cileungsi, Kabupaten Bogor
https://www.pikiran-rakyat.com

Tangan Pelajar SMK di Karawang Putus Disabet Senjata Tajam Saat Tawuran
16 Juli 2020 Karawang
https://www.merdeka.com

Pelajar Bersenjata Golok Batal Tawuran di Yogyakarta
16 Juli 2020 Yogya
https://www.tagar.id

Tawuran dan Lempari Mobil Melintas di Tol Makassar, 8 Remaja Ditangkap
15 Juli 2020 Makassar, Sulawesi Selatan
https://news.detik.com

Viral Tawuran Remaja di Surabaya yang Bawa Sajam dan Petasan
13 Juli 2020 Surabaya
https://news.detik.com

Tawuran di Bekasi Tewaskan 1 Orang
13 Juli 2020 Bekasi
https://news.detik.com

Warga Bubarkan Tawuran Pelajar di Pasar Legok Tangerang
13 Juli 2020 Tangerang
https://www.bantennews.co.id

Saling Ejek di Media Sosial, Remaja di Jakarta Pusat Bertemu Lalu Tawuran, 1 Orang Tewas
8 Juli 2020 Gambir, Jakarta Pusat.
https://www.tribunnews.com

Polisi Tangkap Anggota Geng yang Tawuran di Daan Mogot
06 Juli 2020 Jalan Daan Mogot, Grogol Petamburan, Jakarta Barat
https://megapolitan.okezone.com

06 July, 2020

Berapa Banyak Anak Indonesia Tenggelam Setiap Tahun?

Kalau anda punya anak, tolong ajarkan mereka cara berenang, sejak usia TK atau SD. Minimal mengajarkan mereka cara menapung di air dan tidak panik, agar tidak tenggelam. Selama beberapa minggu, terasa ada banyak berita tentang anak yang tenggelam. Saya penasaran dan cari di Google. Ini hasilnya dari tujuh hari terakhir saja. Dan ini hanya kasus anak usia 18 tahun ke bawah. Ada sekitar 20an berita lain tentang pemuda dan dewasa.

Setiap tahun berapa banyak anak Indonesia tenggelam? Apa ada pihak yang cukup peduli untuk kumpulkan datanya? Kenapa tidak ada yang berubah? Program renang untuk anak sekolah tidak dikembangkan? Minimal bisa dibuat program pendidikan utk membuat anak selalu waspada ketika berada di wilayah sungai, bekas galian, saluran air, sawah, waduk, water park, dan pantai. Kenapa ratusan anak harus tenggelam secara sia-sia setiap tahun? Sering ada berita ttg anak yg tenggelam di bekas galian, tapi PT yang tinggalkan galian itu tidak kena sanksi hukum. Kasihan 80 juta anak Indonesia yang tidak menjadi prioritas pemerintah. Anak siapa yang harus tenggelam sebelum para pemimpin mau mulai peduli?
-Gene Netto


Mandi di Sungai Musi, Bocah 7 Tahun Tenggelam
Senin, 6 Juli 2020 - Palembang
https://www.merdeka.com

Asyik Mandi di Pinggir Sungai Kampar, Seorang Pemuda Terseret Arus dan Tenggelam
Senin, 6 Juli 2020 - Desa Batu Belah, Kampar - Riau
https://pekanbaru.tribunnews.com

Pelajar SD Yang Tenggelam di Sungai Pengkadan Kapuas Hulu Meninggal Dunia
Minggu, 5 Juli 2020 - Kapuas Hulu, Kalimantan Barat
https://pontianak.tribunnews.com

Bocah 9 Tahun Tenggelam Di Sungai Muara Baru Kayuagung
Minggu, 5 Juli 2020 –  Desa Muara Baru, Ogan Komering Ilir (OKI)
https://www.radarsriwijaya.com

Bermain di Sawah, Bocah di Candipuro Ditemukan Tewas Tenggelam
Jul 05, 2020 - Desa Karyamulya Sari, Candipuro, Lampung Selatan
https://www.lampost.co

Hilang Selama Satu Hari, Mahmud Ditemukan Tewas Tenggelam
Minggu, 5 Juli 2020 - Sungai Dusun Pangkal Raya, Sungaiselan, Bangka Tengah, Pulau Bangka
https://belitung.tribunnews.com

Cari Kerang Sungai, Bocah di Pandeglang Hilang Tenggelam
Minggu (5/7/2020 - Sungai Cimanis, Sobang, Pandeglang
https://kabar6.com

Terpeleset Saat Selfie, Pelajar Tewas di Curug Dengdeng Tasikmalaya
05/07/2020 -Wisata Curug Dengdeng, Tasikmalaya
https://www.harapanrakyat.com

Asyik Bermain di Sungai, Bocah 9 Tahun di Poso Hilang
05 Jul 2020 – Poso, Sulawesi Tengah
https://www.liputan6.com

Hilang 3 Hari, Bocah 8 Tahun Tewas Tenggelam Sungai Saddang Tana Toraja
Sabtu, 04 Jul 2020 - Sungai Saddang, Tana Toraja, Sulawesi Selatan
https://news.detik.com

Bermain Perahu di Sungai, 2 Anak Tewas Tenggelam
Jul 04, 2020 - Kecamatan Pakel, Tulungagung, Jawa Timur
https://jatimtimes.com

Pemuda Asal Pangandaran Tewas Tenggelam di Sungai Ciseel Ciamis
04/07/2020 - Mangunjaya, Pangandaran, Jawa Barat
https://www.harapanrakyat.com

Korban Tenggelam di Sungai Batu Penyu Denpasar Ditemukan Meninggal
Jumat, 3 Juli 2020 - Sungai Batu Penyu, Denpasar, Bali,
https://bali.tribunnews.com

Dua Bocah Tenggelam di Pantai Lalampu, Satu Meninggal Dunia
3 Juli 2020 - Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah
https://www.iglobalnews.co.id

Baru Dibuka, Bocah 7 Tahun Mati Tenggelam di Waterpark Kali Palung
1 Juli, 2020 – Sakra, Lombok Timur
http://lombokita.com

Tenggelam di Laut Sibolga, Remaja 17 Tahun Ditemukan Meninggal Dunia
Selasa, 30 Juni 2020 - Sibolga, Sumatra Utara
https://medan.tribunnews.com

Pelajar SD tewas tenggelam di Pantai Labuhan Haji
Selasa, 30 Juni 2020 - Labuhan Haji, Lombok Timur
https://kicknews.today

28 June, 2020

Film Lucu Zaman Dulu Tanpa Suara

Dari bintang film seperti Buster Keaton, Charlie Chaplin, dll.. Beberapa film sudah diwarnai sedikit. Mungkin banyak anak akan suka. Saya ketawa terus sambil nonton. Selamat menikmatinya.

Contoh:
Buster Keaton in The Goat 1921 Colorized silent movie
https://www.youtube.com/watch?v=GXjhVZPYYRU

Semua film Buster Keaton
https://www.youtube.com/c/LaurelHardyTV/search?query=buster

Semua film Charlie Chaplin
https://www.youtube.com/c/LaurelHardyTV/search?query=chaplin

Dan di situs itu ada beberapa yang lain yang bisa dicari seperti film Laurel and Hardy. Semuanya dari zaman dulu. Kebanyakan tanpa suara, tapi ada musik.

Semua video:
https://www.youtube.com/c/LaurelHardyTV/videos


29 March, 2020

Bahaya Virus Corona? EGP! Tawuran Jalan Terus!!!

Indonesia dalam masa darurat hadapi virus Corona? Dibutuhkan persatuan masyarakat untuk saling taati anjuran dokter dan pemerintah, dan saling tolong menolong? Cuek saja! Yang penting TAWURAN JALAN TERUS!!!
Coba jelaskan anak laki2 ini dapat pendidikan seperti apa, dapat orang tua dan guru seperti apa, dapat komunitas seperti apa, sehingga mereka tidak punya rasa tanggung jawab, tidak punya rasa malu, tidak punya rasa peduli pada kondisi masyarakat, tidak bisa berpikir secara bijaksana atau logis, dan hanya ingin menyerang dan membunuh anak Indonesia yang lain dengan alasan, "Sekolahnya beda!"
Dan tolong ingat, ini HANYA kasus yang ketahuan karena masuk berita. Jumlah kasus tawuran yang sebenarnya mungkin 10 kali lipat. Kondisi apa yang menciptakan anak seperti ini? Dan siapa yang mau bertanggung jawab?
-Gene Netto

Kota Padang, Sumatera Barat - 23 Maret 2020
https://www.tribunnews.com/regional/2020/03/23/22-remaja-malah-merencanakan-aksi-tawuran-saat-libur-sekolah-3-di-antaranya-pelajar-perempuan

Tanjung Priok, Jakarta Utara - 24/03/2020
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200324090214-12-486303/tawuran-di-tanjung-priok-seorang-remaja-meninggal?

Telaga, Gorontalo - 25/03/2020
https://read.id/polsek-telaga-ringkus-13-abg-yang-hendak-tawuran/

Surabaya - 27 Maret 2020
https://jatimnow.com/baca-25133-hendak-tawuran-9-remaja-bersenjata-samurai-di-surabaya-diciduk

Palmerah, Jakarta Barat - 27 Maret 2020
https://metro.tempo.co/read/1324782/pelajar-terlibat-tawuran-saat-pandemi-covid-19-ini-kata-polisi/full&view=ok

Sumedang dan Bandung - 27/03/2020
https://regional.kompas.com/read/2020/03/27/06544921/abaikan-belajar-di-rumah-saat-wabah-corona-puluhan-pelajar-smk-sumedang-dan

Wajo, Sulawesi Selatan - 28/03/2020
https://regional.kompas.com/read/2020/03/28/10463841/bukannya-tetap-di-rumah-dua-kelompok-warga-ini-malah-tawuran

Kota Serang - 29 Mar 2020
https://www.bantennews.co.id/warga-di-serang-terlibat-tawuran-beberapa-orang-diamankan-beserta-senjata-tajam/

24 March, 2020

Diskusi Dengan Pemuda Yang Murtad Karena Tidak Merasakan Kasih Sayang Orang Tua

Assalamu’alaikum wr.wb. Saya pernah diskusi dengan seorang pemuda yang murtad dan menjadi Kristen sejak SMP. Seperti biasa, masalahnya mulai dari hatinya sendiri karena dia tidak merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Diajarkan shalat dan ngaji, tapi tidak dipeluk atau dicium. Dalam hampir semua kasus anak murtad yang saya tahu, ada masalah emosional atau masalah keluarga.

Lalu juga ada mimpi aneh terkait agama Kristen, jadi dia makin utamakan perasaan hati di atas akal yang sehat. Untuk membuat dia berpikir, saya bahas contoh Iblis. Diperintahkan sujud kepada Nabi Adam, tapi Iblis menolak. Secara logis, apa ruginya sujud sejenak? Tapi Iblis lebih mau ikuti perasaan hatinya daripada gunakan akal yang sehat. Hasilnya, dia dilaknat sepanjang zaman.

Dari kisah itu ada pelajaran. Kalau seseorang meragukan Islam disebabkan perasaan hati atau mimpi, dia perlu berpikir dengan akal yang sehat dan diskusi dengan orang tua atau guru agama, dan belajar Islam lebih dalam untuk mencari penjelasan. Tapi pemuda ini malah merenung sendiri, diajak ke gereja oleh teman, dirangkul sama misionaris yang limpahkan perhatian, jadi dia murtad karena akhirnya dapatkan kasih sayang yang dia butuhkan di dalam pelukan misionaris.

Anehnya, ketika dia diajak ketemu saya setelah menjadi Kristen 10 tahun secara rahasia, dia masih mau. Berarti masih ada keraguan di dalam hatinya. Saya tekankan bahwa dia harus mulai menggunakan akal yang sehat lagi. Kami bahas perbedaan antara ajaran Islam dan Kristen selama beberapa jam. Ketika saya mau pergi shalat dzuhur, tiba-tiba dia mau ikut, jadi dia shalat bersama saya. Lalu saya ajarkan dia untuk berdoa dan mohon petunjuk dari Allah terhadap agama mana yang benar menurut Allah. Kalau dia mau berpikir dengan akal yang sehat, insya Allah dia akan menjadi yakin pada Islam lagi.

Semoga pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi para orang tua. Anak yang dianggap "bermasalah" hampir selalu ada hubungan dengan keluarganya! Pelajaran dasar agama Islam diberikan (shalat dan ngaji), tapi kasih sayang belum tentu! Jadi solusinya adalah orang tua Muslim perlu belajar caranya menjaga kesehatan emosional anak, dengan banyak peluk, mencium, dan bercanda dengan anak, dan selalu tanya tentang pemikiran mereka. Orang tua harus berusaha menjadi sahabat anak, dan menjadi tempat mereka bertanya, tanpa rasa takut akan dimarahi. Dan kalau dilakukan, insya Allah semua anak Muslim akan dapat keimanan yang kuat karena hal itu terikat dengan kasih sayang orang tuanya.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
-Gene Netto

24 February, 2020

Bagaimana Orang Tua Bisa Atasi Masalah Kekerasan Seks Terhadap Anak?

[Pertanyaan]: Maaf, menurut pak Gene apa yg sebaiknya kami lakukan? Selain ikhtiar utk tetap menjaga anak kami.

[Gene]: Semua orang tua harus bersatu, di lingkungan kecil seperti sekolah atau RT, dan juga di tingkat propinsi dan nasional. Apa sudah ada komunitas, website, group facebook, atau jaringan nasional "Orang Tua Peduli Pada Keselamatan Anak"? Belum? Kenapa?

Jutaan orang Muslim marah pada pemerintah dalam kasus Ahok, lalu demo di Monas. Kenapa tidak ada demo besar karena pemerintah gagal melindungi semua anak Indonesia? Marah dan bersatu dalam kasus Ahok begitu gampang. Tapi ketika puluhan ribu anak diperkosa, disodomi dan dibunuh, reaksi umum hanya sebatas komentar "Memprihatinkan ya" di Facebook. Kenapa begitu berbeda?

Tanpa ada persatuan dari rakyat, pemerintah bisa cuek terus. Di saat ini, kebanyakan orang tidak mau peduli, selama anak kandung sendiri masih aman. Jadi masalah kekerasan seks terhadap anak tidak akan dipedulikan oleh pemerintah, karena rakyat juga terlihat tidak peduli.

Saya pernah coba bahas masalah ini di sebuah group guru dgn 90 ribu anggota. Saya dimarahi dan disuruh diam. Mereka tidak mau tahu, karena tidak terjadi di sekolah mereka. Dan orang tua secara nasional juga tidak marah, jadi 3 juta guru juga bisa cuek, sama seperti pemerintah. Harus ada tuntutan dari orang tua dulu.

Bersatu dulu. Saling semangatkan untuk bangun komunitas. Mulai bicara. Protes. Marah. Tulis online. Hubungi anggota DPRD dan DPR. Hubungi guru. Tanya ttg apa yang akan mereka lakukan. Ajak semua teman bergabung. Jangan menyerah. Jangan menunggu orang lain bertindak. Jangan menunggu pemerintah mencari solusi. Bangun kekuatan sosial dulu, dan ajak para ahli bergabung dan berikan solusi.

Sudah Jelas? Semua itu bisa berubah KALAU rakyat mulai bersatu dan bangun sebuah gerakan nasional. Mulai dengan skala kecil, semua ibu dan bapak di satu sekolah, atau satu RT. Lalu cari teman di wilayah dekat, dan bergabung. Saling bagikan info, dan saling dukung. Lalu keluruhan. Kecamatan. Kabupaten. Propinsi. Lalu jutaan orang tua dan anak demo bersama di depan gedung DPRD. Lalu DPR dan Monas.

Dulu, para perjuang kemerdekaan bisa bersatu karena mau bebaskan semua anak Indonesia dari penjajahan Belanda. Mereka inginkan semua anak bangsa punya masa depan yang bebas, sejahtera dan bahagia. Dan mereka berhasil mengusir Belanda. Karena mereka bersatu. Jadi kenapa para orang tua tidak mau bersatu sekarang untuk melindungi semua anak dari bahaya kekerasan seks? Jangan sia-siakan pengorbanan para pejuang. Meniru jiwa mereka, dan bersatu sekali lagi, sebelum seorang anak yang anda kenal menjadi korban juga. Bangun, bersatu dan berjuang sekuatnya untuk selamatkan semua anak Indonesia!
-Gene Netto

Apa Benar Kebanyakan Pesantren Aman?

[Komentar]: Jumlah pesantren itu ribuan, dan kebanyakan aman dan amanah dibandingkan pesantren dengan kasus2 sodomi, pemerkosaan dan pencabulan. Jangan takut memondokkan anak!

[Gene]: Sayangnya, kita tidak tahu pesantren mana yang aman. Dalam setiap kasus baru, ternyata sudah terjadi selama beberapa tahun, jadi ada puluhan korban. Polisi tidak punya dana atau tim khusus untuk melacak semua anak yang sudah lulus dari sebuah pesantren. Jadi jumlah korban yg pasti tidak pernah ketahuan. Banyak orang dewasa tidak mau mengaku mereka pernah diperkosa atau disodomi di masa kecilnya.

Jadi percaya saja pada pesantren dengan mengatakan "kebanyakan aman" penuh risiko, karena tidak ada data akurat ttg berapa persen yang aman atau berbahaya. Hanya ada dugaan dan asumsi. Banyak anak tidak berani ceritakan kepada orang tuanya, jadi orang tua anggap anaknya aman tapi ternyata disodomi terus. Lalu sebagian korban menjadi dewasa, menikah, dan tiba2 mulai sodomi anak. Ternyata mereka mantan korban, tapi baru ketahuan setelah mereka ditangkap sebagai pelaku.

Artinya, semua anak di semua pesantren berada dalam kondisi "tidak jelas", karena tidak bisa ditentukan aman atau dalam bahaya. Dan kalau tahun ini aman, tidak berarti tahun depan tetap aman, ketika seorang ustadz baru masuk, dan ternyata dia korban sodomi dulu, dan sekarang menginap di asrama dengan seratus anak…

Tidak ada data akurat, dan tidak ada program pemeriksaan bagi semua pesantren. Juga tidak ada sistem pelaporan yang diajarkan kepada anak. Tidak ada pelatihan agar mereka tahu tidak boleh disodomi atau diperkosa oleh ustadz. Hanya ada pendidikan utk "diam dan taat" pada ustadz dan jangan menjadi anak yang kualat atau dhurhaka dengan melawan guru.

Anak di pesantren perlu pendidikan dan pelatihan khusus agar tahu bahayanya sodomi, pemerkosaan, dan pencabulan dari orang yang dekat. Tapi siapa yang mau berikan? Kebanyakan pemimpin agama tidak mau membahas ribuan kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia setiap tahun. Jadi siapa yang mau melindungi jutaan santri dari bahaya yang nyata?
-Gene Netto

19 February, 2020

Apa Solusinya Untuk Masalah Kekerasan Seks Terhadap Anak?

[Pertanyaan]: Pak Gene, salahnya di mananya ini? Apa yang harusnya dilakukan?

[Gene]: Kita semua yang salah. Dari paling atas sampai paling bawah. Sudah saya jelaskan berkali-kali: Harus ada solusi SISTEMIK untuk seluruh negara sekaligus. Dari pemerintah sampai ke paling bawah. Harus ada pendidikan bahaya pencabulan dan kekerasan seks di kurikulum sekolah sejak SD. Dimulai dgn mendidik anak bahwa kemaluan mereka tidak boleh disentuh, dan jangan asal taat sama orang lain (jangan asal ikut sama orang yang bilang mau kasih 2 ribu, dsb.).

Dibutuhkan iklan tivi utk mendidik orang tua di seluruh negara. Dibutuhkan pelatihan utk guru di sekolah, agar mereka bisa paham dan mencari tanda2nya seorang anak sudah menjadi korban. Daripada diperkosa terus selama 3 tahun, mungkin ada anak yg bisa diselamatkan setelah 1 kali. Dibutuhkan pelatihan di masjid, gereja, kelurahan, dan kecamatan dll. agar semua orang tua (terutama ibu) bisa paham dan waspada. Pendidikan seks utk kelas 5-6 SD ke atas, dan diperkuat di SMP dgn pendidikan bagi anak laki2 untuk tidak memperkosa atau sodomi anak lain. Anak SD dan SMP yang laki2 harus tahu ada bahaya disodomi oleh anak yang lebih besar dan pria dewasa. Anak perempuan harus tahu ada bahaya diperkosa dan menjadi hamil dari kenalan baru Facebook yang ajak ketemu.

Dibutuhkan pelatihan utk kepala desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat agar mereka tidak lagi berusaha selesaikan masalah ini secara "kekeluargaan" di desa dengan cara lepaskan pelaku asal dia berikan tanda tangan di atas materai. Hal ini sudah sering terjadi di seluruh negara, dan seringkali pelaku hanya cabuli anak di tempat lain.

Ini BUKAN hal yang rumit atau sulit. Ini hal yang sederhana, jelas, dan cukup mudah dilaksanakan, KALAU ada kepedulian dari pemerintah dan rakyat untuk memahami perkara ini, dan mulai waspada dan serius untuk melindungi semua anak Indonesia. Belum ada kepedulian secara umum, jadi belum ada tindakan yang luas dari siapapun. Dan kalau sewaktu-waktu ada presentasi dari KPAI dll. dalam sebuah seminar maka itu tidak akan pernah cukup. Harus ada solusi sistemik untuk seluruh negara sekaligus. Tapi belum ada yang mau peduli dan belum ada yang mau membangun sebuah gerakan nasional untuk selamatkan semua anak Indonesia. 
-Gene Netto

Anak SD Tewas Saat Pelajaran Ekstrakurikuler Renang

Berita seperti ini muncul terus. Ada dua masalah. Pertama, anak yang mati dalam kegiatan resmi sekolah, di dalam pengawasan guru, terlalu sering terjadi. Ketika seorang anak mati, pihak sekolah ucapkan belasungkawa, ustadz mengatakan "takdir", dan simsalabim, masalahnya selesai. Kadang orang tua juga disuruh membuat surat pernyataan tidak akan menuntut pihak sekolah, atau pemilik kolam renang dsb. Kematian anak jangan sampai ganggu operasional sekolah atau perusahaan swasta.

Kedua, dalam sejarahnya anak tenggelam di seluruh dunia, tidak ada satupun anak yang pernah diselamatkan dengan cara "ditaruh di dalam mobil dan dibawa jalan keliling kota selama 30 menit untuk mencari rumah sakit." Anak yang sudah tenggelam kadang bisa diselamatkan dengan napas buatan dan kompresi jantung (CPR). Teknik ini diajarkan dalam kelas P3K. Di negara maju, guru wajib atau dianjurkan belajar P3K. Di sana, guru mengerti: anak tidak bernapas = guru harus bantu anak bernapas secepatnya.

Sedangkan di Indonesia, guru punya pemikiran yang berbeda: Anak yang tidak bernapas harus diangkat, dibawa keluar dari lokasi kolam renang, dicari mobil, ditaruh di dalam mobil, keluar parkiran, ngebut di jalan, berhenti di lampu merah, klakson dan teriak karena macet, suruh orang maju, orang tidak maju, klakson dan marah lagi, lewat lampu merah, klakson dan ngebut, dan setelah puluhan menit, akhirnya sampai sebuah puskesmas atau rumah sakit, berhenti di depan, ambil anak dari mobil, dibawa ke dalam, dikasih ke dokter… dan dokter menyatakan, "Anak ini sudah mati!"

Para guru Indonesia perlu diwajibkan atau dianjurkan ikut kursus P3K, dan guru yang awasi kegiatan renang harus ditentukan sekian guru per sekian siswa, dan salah satu guru wajib punya sertifikasi P3K. Dan kalau tidak bisa memenuhi semua syarat itu, kegiatan renang tersebut menjadi DILARANG. Semua guru harus diajarkan: Ketika seorang anak tenggelam, harus dibantu saat itu juga dengan kompresi jantung dan napas buatan, BUKAN dengan dibawa jalan2 naik mobil selama puluhan menit dalam kondisi tidak bernapas.
-Gene Netto

Seorang Murid SD Negeri 1 Abung Jayo Tewas Saat Pelajaran Ekstrakurikuler Renang
https://hariansiber.com


14 February, 2020

Apa Anak Harus Masuk Sekolah Pada Jam 6:30 Pagi?

Kemarin ada berita ttg 150 siswa yang telat di Bekasi, dan seorang guru direkam menghajar seorang siswa. Di Indonesia, reaksi banyak guru terhadap siswa yang telat adalah melarang mereka masuk kelas, memberikan hukuman, panggil orang tua utk menghadap guru saat itu juga, marahi siswa, mempermalukan mereka, atau gunakan kekerasan terhadapnya.

Di negara lain, di mana sistem pendidikan berbasis riset, banyak hal bisa diubah untuk memperbaiki sistemnya, termasuk perubahan pada jam masuk sekolah. Sudah ada sebagian sekolah SMP dan SMA yang mulai jam 10 pagi (kebanyakan mulai jam 9 pagi). Berdasarkan riset. Hasilnya? Nilai semua siswa meningkat, yang bolos menjadi hampir nol, keributan antar siswa berkurang, masalah tata tertib berkurang, dan siswa selesaikan PR dan tugas lain tanpa kesulitan. Suasana sekolah berubah, dan menjadi penuh siswa dan guru ceria. Bahkan ada sekolah yang sediakan waktu dan tempat untuk tidur siang sejenak, dan ada yang berikan layanan konseling dan juga terapi pijit bagi siswa yang lagi stres tinggi.

Disebabkan perubahan jam masuk saja, siswa menyatakan mereka menjadi lebih bahagia di rumah dan di sekolah, dan menjadi lebih fokus pada masa depan yang baik. Penyebabnya? Mereka dapat kualitas tidur yang lebih baik pada usia remaja. Kenapa itu penting? Karena riset membuktikan perubahan besar yang terjadi pada otak dan tubuh manusia pada usia remaja, sehingga banyak anak perlu tidur 8-12 jam per hari utk beberapa tahun, untuk dapat pertumbuhan maksimal. Setiap anak punya kebutuhan berbeda.

Negara lain minta profesor melakukan riset dan memberikan rekomendasi. Di Indonesia, tiga juta guru teruskan status quo, dan suruh siswa diam dan taat pada guru, karena guru selalu benar, karena sekolah milik guru saja, dan sistem yang sudah berlaku harus diteruskan. Riset dibuang ke laut saja. Diam dan taat menjadi prioritas, bukan usaha mencari sistem pendidikan terbaik untuk masa depan.

Banyak dari 60 juta siswa di sini merasa sebagai tahanan di penjara, bukan pemilik dan bagian penting di sistem sekolah yang dibangun dengan pajaknya orang tua mereka. Bahkan gaji guru dibayar oleh orang tua siswa, yang berarti guru seharusnya bersifat sebagai "pelayan" terhadap siswa dan orang tua, bukan diktator. Kalau kita mau peduli pada masa depan Indonesia, mari kita mulai peduli pada sistem pendidikan, dan pihak sekolah dan pemerintah harus terima siswa dan orang tua sebagai mitra, dan bukan tahanan yang harus dibuat takut dan tunduk.
-Gene Netto

12 February, 2020

Siapa Yang Mau Peduli Pada Masa Depan Anak Indonesia?

Hati saya sedih. Ada orang yang konsultasi kepada saya tentang kasus dugaan sodomi terhadap puluhan santri di sebuah pesantren. Saya menjadi sedih bukan hanya karena ada kasus itu, tapi karena orang yang hubungi saya takut lapor kepada polisi. Anak yang menjadi korban tidak berani melawan pemilik pesantren yang kaya dan terhormat. Orang tuanya miskin, jadi mereka takut lapor, dan ceritakan kepada seorang kenalan. Kenalan itu (yg hubungi saya) juga dapat saran "jangan ikut campur" karena takut nama keluarganya menjadi terlibat dalam sebuah kasus.

Saya sedih karena begitu banyak orang dewasa bisa mengetahui ada banyak anak yang disodomi oleh seorang pengasuh pondok pesantren, tetapi daripada marah dan berani melawan, semuanya tutup mulut dan memikirkan diri sendiri, repotnya, pengaruh sosialnya bagi mereka, malunya dan sebagainya. Mereka tidak memikirkan ANAK yang menjadi korban, apalagi anak yang belum menjadi korban.

Kita sudah tahu bahwa mantan korban bisa berubah menjadi pelaku dalam waktu 5-10 tahun. Jadi kalau sebuah kasus sekarang didiamkan, puluhan anak bisa berubah menjadi pelaku, dan dalam beberapa tahun bisa ada 100 anak lain yang menjadi korban. Tapi para orang dewasa yang bisa selamatkan bakal korban masa depan itu malah takut buka mulut sekarang.

Karena semuanya takut lapor, saya sendiri yang hubungi KPAI dan sudah membuat laporan formalnya. Tapi nanti KPAI dan Polisi tetap harus dikenalkan dengan sebuah saksi mata, yang harus berani menjadi pelapor dan berikan data dan bukti bagi polisi. Seharusnya semua orang Indonesia yang mengetahui kasus itu yang bertindak cepat. Malah didiamkan bertahun-tahun, sampai satu orang bule mau melawan. Kenapa bisa begitu?

Kenapa tidak kembalikan Belanda ke sini? Indonesia menjadi merdeka 70 tahun tapi warga pribumi masih banyak yang hidup dalam kondisi "takut" di negara sendiri, dan banyak anak menjadi korban kejahatan. Jadi apa manfaatnya menjadi merdeka? Kapan bisa dinikmati hasilnya kemerdekaan itu, kalau banyak orang Indonesia masih merasa takut setiap hari? Saya paling bingung dengan orang dewasa di sini yang terus-terusan menunjukan sikap tidak begitu peduli pada anak yang bukan anak kandung sendiri. Apa solusinya? Bagaimana caranya membuat orang Indonesia peduli pada masa depan anak Indonesia? 
-Gene Netto

10 February, 2020

Jarak Sekolah yang Jauh Ternyata Pengaruhi Angka Perkawinan Anak

Ternyata salah satu faktor di belakang pernikahan dini adalah jarak ke sekolah. Ketika SMP dan SMA terlalu jauh dari rumah orang miskin, orang tua memutuskan untuk kawinkan saja anak perempuan mereka. Perempuan dianggap beban karena cepat atau lama akan pindah ke rumah orang lain (suami) dan tidak lagi menolong orang tuanya. Jadi anak laki-laki difasilitasi pendidikan lebih tinggi dengan harapan dapat pekerjaan lebih baik, untuk menolong orang tuanya, dan perempuan dinikahkan cepat tanpa pendidikan tinggi agar tidak menjadi beban.

Kalau pemerintah mau atasi masalah kependudukan dan pernikahan anak, maka ada solusi yang jelas: jaminan pendidikan gratis dan pembangunan sekolah baru untuk memastikan semua anak perempuan bisa lulus SMA. Di semua negara di mana anak perempuan bisa lulus SMA, dan banyak yang bisa kuliah, pernikahan dini tidak menjadi masalah dan juga tidak ada masalah kependudukan. Ini terjadi karena perempuan belajar dulu, menikah di usia lebih tua, dan punya sedikit anak, dan anaknya juga diberikan kualitas hidup yang lebih tinggi.
-Gene Netoo

Duh, Jarak Sekolah yang Jauh Ternyata Pengaruhi Angka Perkawinan Anak
https://www.suara.com

Studi Baru: Pujian dari Guru Bantu Siswa Lebih Fokus


Liputan6.com. Reporter: Jihan Fairuzzia. 31 Jan 2020. Liputan6.com, Utah - Menurut sebuah studi baru dari Universitas Brigham Young (BYU), anak akan lebih fokus mengerjakan tugas hingga 30 persen ketika guru memuji mereka atas perilaku yang baik, dibandingkan menegur. "Apa yang kami temukan adalah agar guru lebih banyak memuji dan kurangi menegur jika mereka ingin meningkatkan perilaku siswa di ruang kelas sekolah dasar," kata Dr. Paul Caldarella, pemimpin penelitian dari Sekolah Pendidikan David O. McKay di BYU, seperti dilansir ABC News, Kamis (30/1/2020).

Caldarella juga menambahkan bahwa penelitian sebelumnya sangat disayangkan karena menunjukkan bahwa guru lebih cenderung menegur siswa untuk perilaku bermasalah dibandingkan memuji siswa untuk perilaku yang baik. Hal itu akan berdampak negatif dan memperburuk perilaku siswa.

Ketika anak menerima pujian, hal itu mengaktifkan senyawa kimiawi terkait perasaan baik tertentu di otak. Senyawa kimiawi ini dapat meningkatkan fungsi di bagian otak yang bertanggung jawab untuk hal-hal seperti fokus, perhatian, perencanaan dan pemecahan masalah.

"Ketika hukuman digunakan, itu dapat mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab atas rasa takut," jelas psikiater itu, "Ketika respons rasa takut diaktifkan, senyawa kimiawi yang dilepaskan sebenarnya dapat mengaburkan bagian-bagian otak yang diperlukan untuk fokus." Para peneliti telah menghadiri 151 kelas di 19 sekolah dasar di Missouri, Tennessee, dan Utah. Selama periode tiga tahun mereka mengamati 2.536 siswa dari TK hingga kelas enam.

Studi ini menunjukkan bahwa pujian merupakan praktik penting bagi guru untuk dapat membantu memotivasi siswa agar bekerja lebih keras, terutama anak-anak yang cenderung mengganggu di kelas atau sedang berjuang secara akademis.

"Menggunakan pujian atas hukuman juga akan memberikan manfaat di lingkungan luar kelas. Siapa pun yang berperan sebagai pengasuh, harus memikirkan hal ini sehari-hari, mulai dari orang tua, pelatih, pembimbing setelah sekolah, hingga dokter anak," kata Chaudhary.  Sebagai ganti hukuman, kritik yang membangun dapat digunakan, tetapi harus diimbangi dengan pujian untuk menciptakan lingkungan yang aman, di mana anak-anak dapat termotivasi untuk fokus, belajar, dan tumbuh.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...