"Kemensos siap menampung korban apabila diperlukan untuk direhabilitasi sosial di beberapa balai," kata Menteri Sosial Juliari P Batubara.
Kalau Kemensos bisa menampung 305 anak sesudah mereka diperkosa, dan bisa berikan mereka makanan, baju, tempat tidur, bantuan terapi psikologis, dukungan, motivasi, dan pertolongan, KENAPA tidak dilakukan SEBELUM mereka diperkosa??
Kenapa petugas Kemensos atau Dinsos tidak turun ke jalan, bawa iPad, cari anak jalanan, ambil foto dan sidik jari, diskusi dengan mereka, kasih mereka kartu identitas (setara KIP) yang bisa mereka gunakan utk dapat makanan, tempat penginapan, dsb? Mereka bisa masuk database, dan dibantu kembali ke kota asalnya (kalau bersedia), dicari saudara, atau orang tua asuh, atau pesantren yang bisa menampung mereka. Kalau dikerjakan terus, insya Allah jumlah anak jalanan akan berkurang, dan bisa hilang. Kenapa menunggu 300 anak diperkosa dulu, baru serius untuk menolongnya?
Selain itu, saya juga heran kenapa orang bule itu bisa begitu masuk Indonesia berkali-kali. Apa tidak ada yang curiga terhadapnya? Imigrasi sepertinya kurang aktif, Polri juga, Kemensos juga. Tiga ratus anak diperkosa, tapi tidak ada satupun dari mereka yang langsung lapor ke polisi. Kenapa? Apa karena mereka jadi anggap polisi sebagai musuh, dan bukan tempat dapat pertolongan?
Polisi dan Kemensos seharusnya sudah tahu bahwa anak jalanan rawan menjadi korban. Kenapa tidak rajin kirim tim untuk cari mereka, periksa, tanya2, pastikan anak itu aman, dsb? Polisi bisa bersahabat dgn anak itu dan berusaha menolong mereka, daripada kejar terus dan ancam tangkap. Kejadian buruk ini menjadi bukti kegagalan sistem pemerintah dan Pemda yang berlapis-lapis. Kasihan anak Indonesia. Banyak yang tidak merasakan nikmatnya kemerdekaan RI!
-Gene Netto
Kemensos Siapkan Balai Rehabilitasi untuk 305 Anak Korban Pencabulan WN Prancis
https://www.merdeka.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(97)
anak
(318)
anak yatim
(117)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(64)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(69)
hukum islam
(51)
indonesia
(587)
islam
(559)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(373)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(11)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(13)
kontroversi
(5)
korupsi
(28)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(53)
my books
(2)
orang tua
(10)
palestina
(34)
pemerintah
(138)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(519)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(46)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(37)
renungan
(192)
Sejarah
(5)
sekolah
(90)
shalat
(10)
sosial
(324)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
Popular Posts
-
[Kisah dari teman]: Kemarin di rumah ustadz ana yang punya ponpes. Katanya belum lama mengeluarkan belasan santri yang terlibat dalam kegiat...
-
Salah satu kata kesukaan orang Indonesia adalah: “Oknum”. Kalau ada orang-orang yang bercerita bahwa mereka mengalami suatu “masalah” di sek...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Ada berita tentang peringkat Indonesia di FIFA: Hanya bisa mencapai urutan 122 pada bulan Oktober 2025, dan tidak ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tahun 2024, tercatat 1,8 juta orang Indonesia melakukan Umrah dan 241 ribu orang melakukan Haji. Jadi totalnya ...
-
Assalamu’alaikum wr.wb., Seperti biasa, ini kisah rekayasa, dengan menggunakan nama orang yang benar. Prof. Fidelma O'Leary mema...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Pada tanggal 29 September, 2025, gedung baru dalam sebuah pesantren di Sidoarjo ambruk pada saat banyak anak melakuk...
-
Pertanyaan Assalamu'alaikum wr.wb., Saya mau bertanya kalau orang Muslim boleh mendoakan orang non-Muslim? Kalau ada teman atau sauda...
-
Banyak orang yang kerja sebagai “guru” hanyalah orang dewasa yang berdiri di kelas dan memberikan tugas kepada anak, TANPA memiliki ilmu yan...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf, apa pantas disebut “Tragedi Maut”? Bukannya itu kasus “kematian yang disebabkan oleh kelalaian” (yang bi...
-
Assalamu’alaikum wr.wb. Mohon maaf Pak Menteri, tetapi apakah bapak sudah pegang data yang akurat, sehingga berani bilang jumlahnya sedikit?...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment