Labels

alam (8) amal (100) anak (293) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (7) dakwah (85) dhuafa (18) for fun (12) Gene (219) guru (57) hadiths (10) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (53) indonesia (565) islam (549) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (351) kesehatan (96) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (49) my books (2) orang tua (7) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (497) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (10) pesantren (32) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (173) Sejarah (5) sekolah (74) shalat (8) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)
Showing posts with label sekolah. Show all posts
Showing posts with label sekolah. Show all posts

06 November, 2019

Gedung Sekolah Dasar di Pasuruan Ambruk, 1 Guru dan 1 Murid Tewas

Seorang guru wafat di kelas? Pemerintah akan bertindak secepatnya, dan segera melakukan penyelidikan… untuk cek apa celananya guru itu cingkrang atau tidak! Setelah diselediki, ternyata, hanya seorang guru biasa dan anak yang tewas bukan anaknya orang elit. Jadi apa lagi yang sekiranya perlu dipedulikan oleh pemerintah?

Atap sekolah ambruk sudah BIASA! Ini Indonesia. Siapa yang mengharapkan sekolah dibangun tanpa korupsi pembangunan? Yang penting, celana para gurunya tidak cingkrang, dan para anak yang menjadi korban tidak punya hubungan dengan keluarga orang elit. Anak Indonesia bisa mati, atau diperkosa, atau disodomi, setiap hari, di seluruh negara, tapi fokus pemerintah ada pada busana pria.

Dari ratusan kali ada berita tentang atap ambruk, setahu saya, jumlah orang dari dinas pendidikan dan kontraktor yang ditangkap polisi dan masuk penjara adalah NOL. Mungkin karena korbannya bukan keluarga orang elit. Coba bayangkan hebohnya negara ini, kalau kemarin cucu presiden mati di sekolah setelah atap ambruk. Mungkin seratus orang akan ditangkap langsung dan ada berita non-stop selama satu minggu ttg korupsi pembangunan!

Di Jepang, sekalipun ada gempa 7 skala richter, sekolah 4 lantai tetap berdiri kokoh. Sebaliknya, di Indonesia, tanpa gempa, tanpa badai, tanpa angin, gedung sekolah 1 lantai bisa ambruk sendiri! Luar biasa! Mungkin suatu hari akan bisa masuk buku Rekor Guinness, mendapatkan "rekor dunia paling banyak atap sekolah ambuk dalam satu tahun". Kasihan anak Indonesia dapat pemimpin seperti ini.
-Gene Netto

Gedung Sekolah Dasar di Pasuruan Ambruk, 1 Guru dan 1 Murid Tewas
Reporter: Antara. Editor: Yudono Yanuar. Rabu, 6 November 2019 TEMPO.CO, Jakarta - Atap gedung Sekolah Dasar Negeri Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur, ambruk, menyebabkan seorang guru dan seorang murid tewas. Insiden, yang terjadi Selasa pagi, 5 November 2019 ini, juga menyebabkan 11 murid lainnya cedera.

Video:
Gedung Sekolah di Pasuruan ini Roboh

Atap SDN Gentong di Pasuruan Ambruk


31 October, 2019

Komentar Sekolah Swasta dan Bilingual

Ini sebuah artikel panjang yang saya tulis pada tahun 2007. Dibagikan menjadi 5 artikel dan Appendix (appendix dalam bahasa Inggris). Saya menulis artikel ini karena melihat sedang muncul banyak sekolah sekolah swasta yang jual diri sebagai sekolah bilingual, tapi mereka sama sekali tidak memahami artinya "bilingual" itu atau cara mencapainya.

Saya saring banyak hasil riset dari seluruh dunia, dan menulis artikel ini sebagai ringkasan, penuh penjelasan dan pertanyaan. Insya Allah artikel ini paling bermanfaat untuk pendidik dan pengurus sekolah, tapi juga untuk orang tua. Kalau mau memahami apa yang penting untuk dipikirkan dalam menciptakan sistem sekolah "bilingual" di Indonesia, coba baca ini. Semoga bermanfaat.
-Gene Netto

Komentar Sekolah Swasta dan Bilingual

Komentar Sekolah Swasta dan Bilingual - Bagian 1/5
https://genenetto.blogspot.com/2007/03/komentar-sekolah-swasta-bilingual-bag.html

Komentar Sekolah Swasta dan Bilingual - Bagian 2/5
https://genenetto.blogspot.com/2007/03/komentar-sekolah-swasta-bilingual-bag_10.html

Komentar Sekolah Swasta dan Bilingual - Bagian 3/5
https://genenetto.blogspot.com/2007/03/sekolah-swasta-bilingual-bag-35.html

Komentar Sekolah Swasta dan Bilingual - Bagian 4/5
https://genenetto.blogspot.com/2007/03/sekolah-swasta-bilingual-bag-45.html

Komentar Sekolah Swasta dan Bilingual - Bagian 5/5
https://genenetto.blogspot.com/2007/03/sekolah-swasta-bilingual-bag-55.html

Komentar Sekolah Swasta dan Bilingual - Bagian Appendix 
https://genenetto.blogspot.com/2007/03/sekolah-swasta-bilingual-appendix.html

30 October, 2019

Apa Guru Bule Lebih Baik Dari Guru Indonesia?

[Komentar]: Kita lihat pula asalnya bule drmn dulu background pendidikannya apa... Gitu kali klo recruitment org bule buat sekolah yg mehong2.... Kasian generasi kita.... Guru2 kita sudah cukup mumpuni lho

[Gene]: Sekolah swasta (kebanyakan) asal mencari bule, ambil siapa saja yang bisa hadir di saat itu, pas ada kebutuhan. Dan KALAU ada guru "profesional" dari luar negeri, jangan buru2 terpesona. Saya pernah ketemu bbrp guru yang punya kulalifikasi yang benar. Sambil berbincang, saya bertanya, kenapa kerja di sini. (Saya punya alasan jelas: saya masuk Islam di sini, bisa berbahasa Indonesia sebelum datang ke sini karena kuliah 4 tahun di sana, dan punya cita2 ikut memajukan umat Islam dan bangsa Indonesia.)

Jawaban mereka banyak. Ada yang baru cerai, depresi, ingin pindah negara utk cari suasana baru. Ada orang homoseks yang suka pemuda kulit coklat. Ada yang mengaku narkoba lebih mudah diakses di sini. Ada yang jujur bahwa dia hanya peduli pada gaji besarnya, yang jauh lebih tinggi daripada gaji guru di sana (karena biaya hidup lebih murah di sini, dan pajak lebih rendah). Ada yang dulu jadi backpacker, dan ingin tinggal di sini sementara, sambil banyak berzina, narkoba, mabuk2an, dan sekaligus mengajar senin-jumat. Ada yang berlibur ke sini, teman perempuan Indonesia menjadi hamil, jadi dia menikah dan menjadi guru di sini karena tidak ada kerjaan yang lain. Satu pria bilang dia ingin kerja di sini (atau negara asia lain) karena dia kena HIV, dan merasa ada diskriminasi di barat. Tapi orang Indonesia tidak tahu banyak dan tidak tanya ttg HIV, jadi dia merasa lebih enak menjadi guru di sini. Dan banyak alasan yang lain.

Memang, tentu saja, ada juga BANYAK guru yang tidak seperti itu. Masalahnya, ada berapa persen? Dan mau dapat data akurat dari SIAPA? Yang punya data seperti itu siapa? Yang mau bagikan data itu siapa? Yang ingin terbuka dan jujur ttg itu siapa? Jangan mengira pemerintah atau kementerian peduli. Amplop dan gelar palsu yang dikopi dari internet bisa selesaikan banyak masalah. Jadi sebaiknya jangan terpesona dengan "guru bule". Dari pengalaman saya, kebanyakan guru Indonesia (sarjana pendidikan) yang berteman dengan saya jauh lebih baik sebagai pendidik. Dan ada juga sebagian orang asing yang setara atau lebih baik dari guru Indonesia itu dan mengajar dengan cara yang sangat profesional. Tetapi tidak ada kepastian apapun, kalau melihat "guru bule" di sini.
-Gene Netto

29 October, 2019

Bagaimana Bisa Tahu Keburukan Sekolah Swasta Bilingual?

[Komentar]: Kita harus dapat info yg akurat dari sekolah swasta, baru dapat infonya dari Mr Gene, thx ..Barakallah...

[Gene]: Kalau anda bertanya ke sekolah2 swasta itu (bisnis for profit) anda akan dikasih tahu semua kebaikan dan prestasinya. Mereka dijamin tidak akan jujur ttg keburukan dan kegagalannya.

Contoh: Di sebuah sekolah swasta bilingual di Jakarta, ada siswi yang dicabuli bbrp siswa di dalam kelas. Dia trauma mendalam dan tidak bisa kembali ke sekolah. Semua anak laki2 itu dikeluarkan. Para guru diancam kalau buka mulut ttg kejadian itu, mereka akan dipecat dan dituntut dgn pasal pencemaran nama baik. Bapak dari anak perempuan itu ditawarkan puluhan juta rupiah, tapi dgn syarat dia tanda tangani pernyataan hukum utk tidak bicara dan tidak menuntut (Non-Disclosure Agreement), dengan ancaman hukuman yang serius kalau melanggar perjanjian.

Bapak itu suruh mereka simpan saja uangnya, menolak berikan tanda tangan, dan tinggalkan sekolah itu. Saya tanya kenapa tidak lapor ke polisi? Dia bilang anaknya terlalu trauma (hampir diperkosa di dalam kelas). Jadi bapaknya sangat takut pada kondisi mental anaknya, kalau harus berikan kesaksian.

Untuk kasus seperti ini, ada dua golongan orang: Kelompok pertama adalah orang yang tahu secara pasti ttg kejadian itu (dan mereka diancam oleh pengacara mahal agar takut buka mulut). Kelompok kedua adalah semua orang lain, yang tidak tahu apa-apa. Di sekolah swasta yang mahal, kasus seperti itu akan ditutupi kalau bisa. Hanya bisa bocor kalau ada laporan ke polisi dan media. Tapi kalau ancaman pengacara dan bayaran puluhan juta berhasil, calon orang tua baru tidak akan tahu. 

Anda mengira hal buruk seperti itu hanya bisa terjadi di satu sekolah saja? Dari mana anda mau dapatkan info yang akurat kalau sekolah swasta selalu tertutup, demi profit dan kelangsungan bisnis mereka? Anak anda tidak penting. Bisnis mereka yang penting! Jadi selama ada pasal pencemaran nama baik dan UU ITE, anda hanya akan dikasih info yang menggembirakan tentang sekolah swasta yang mahal seperti itu! Ucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, yang utamakan bisnisnya orang elit di atas keselamatan anak Indonesia. Pemerintah dan orang elit selalu takut bisnis mereka akan terganggu kalau rakyat Indonesia dapat hak bicara bebas.
-Gene Netto

Sekolah Swasta Sudah Berhasil Mengajarkan Bahasa Inggris?

[Komentar]: Saya sangat setuju bahasa Inggris dan coding menjadi wajib dari SD, panggil saja guru2 dari sekolah mahal, bagus n berkualitas spt [sekolah A,B,C,D] dsb. karena mereka sudah proven membuat murid2nya fasih berbahasa Inggris.

[Gene]: Saya berikan contoh dari dua sekolah saja. Saya tidak bisa sebutkan nama sekolahnya. Bisa masuk penjara kalau bicara dgn jujur. Sekolah A jual diri sebagai sekolah bilingual, tapi tidak ada ahli Bahasa Inggris atau kurikulum belajar Bahasa Inggris utk menjadi bilingual. Mereka pakai kurikulum yang salah (utk native speaker).

Semua anak dikasih ujian, dan pemilik sekolah minta dibuat ujian yang sangat mudah. Lalu, seluruh sekolah gagal dalam Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika dan Sains. Nilai rata2 di bawah 50%. Hasil ujian itu langsung dirahasiakan dari orang tua, untuk menjaga kepentingan bisnis sekolah. Orang tua sudah bayar puluhan juta. Jangan sampai mereka tahu anaknya gagal belajar.

Di sekolah B, ada guru bahasa dari Inggris. Dia tidak punya ilmu apapun tentang pendidikan, dan DO di tahun pertama kuliah dulu. Dia berlibur ke Indonesia, dapat pacar, menetap, dan simsalabim bisa menjadi "guru bahasa Inggris". (Dapat izin mengajar dengan kasih CV dan gelar palsu ke Kemdikbud.) Orang yang memantau dia di kelas menjadi stres melihat anak dikasih "pelajaran" buruk. Selain itu, hampir semua guru bukan lulusan fakultas pendidikan, dan dikasih pekerjaan karena bisa "berbahasa Inggris". Sekolah itu juga jual diri sebagai sekolah bilingual.

Perlu dipahami bahwa kemampuan bicara dan ilmu mendidik adalah dua hal yang terpisah. Seperti halnya seorang ahli anatomi tubuh tidak diizinkan melakukan operasi. Dia tahu letaknya organ tubuh, tapi bukan dokter bedah. Begitu juga antara "bisa pakai bahasa Inggris" dan "bisa mengajar 30 anak di kelas". Skil itu berbeda.

Ini hanya dua contoh saja. Hal serupa terjadi di banyak sekolah swasta. Sayangnya, para orang tua tidak mengerti bagaimana anak mereka dirugikan, dengan guru yang bukan guru, dan pelajaran yang tidak tepat yang bisa menimbulkan kesulitan jangka panjang. Yang penting adalah nilai di atas kertas, betul? Akhirnya (semoga) anak akan dapat nilai tinggi juga. Dan kalau tidak, bisa pindah sekolah, dan anak lain akan masuk (dan bayar puluhan juta juga!) Sayangnya, rakyat tidak mengerti apa yang terjadi di sekolah2 itu, dan orang yang tahu bisa masuk penjara menyebutkan secara jujur (kena UU ITE atau pencemaran nama baik). Jadi mau belajar apa tentang "program bahasa Inggris" dari sekolah2 itu?

Kalau ada pilihan guru "native" yang tidak mengerti pendidikan bahasa, atau guru Indonesia yang bukan "native" tapi seorang guru profesional, saya akan pilih guru Indonesia 1000%! Coba cek: Guru "native" yang dibanggakan di sekolah swasta adalah guru benaran atau tidak? Atau apa yang penting hanyalah mereka "bisa berbahasa Inggris"?
-Gene Netto

Nadiem Makarim: Menteri Pendidikan yang Tidak Mengerti Pendidikan?

"Saya mulai dari nol di pendidikan dan saya akan belajar sebanyak-banyaknya selama ini." (Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim – Oktober 2019).

Dalam video pertama Pak Nadiem, dia mengaku mulai dari nol karena tidak mengerti apa-apa tentang pendidikan, dan minta dididik. Coba kita merenung dulu dan membawa konsep itu ke bidang yang lain. Misalnya, seorang menteri pertahanan baru, yang sebelumnya pengusaha busana wanita, menyatakan, "Saya mulai dari nol di bidang militer. Tolong para jenderal mendidik saya. Apa sih itu granat?" Seorang menteri yang menyatakan dia tidak mengerti apa-apa dan mulai dari nol adalah permulaan yang buruk dan tidak masuk akal.

Pak Nadiem juga minta dididik. Katanya, "Rencana saya utk 100 hari adalah duduk dan mendengar. Berbicara dengan pakar2 yang ada di depan saya ini, yang telah bertahun-tahun berdampak kepada kualitas pendidikan di Indonesia dan belajar dari mereka."

Dampak mereka apa pada kualitas pendidikan? Bukannya "rahasia umum" banyak kementerian penuh korupsi? Para petinggi yang korupsi di semua kementerian adalah pihak yang ikut merusak Indonesia, sambil mencuri uang rakyat untuk memperkaya diri. Presiden dan menteri diganti, tapi staf kementerian telah menjalankan "sistem mereka" selama puluhan tahun!

Dalam pemerintahan pertama Jokowi, seorang staf menteri di sebuah kementerian mengatakan orang dari eselon 1 berikan daftar proyek. Menteri, 4 staf khusus, dan 4 staf ahli disuruh memilih proyek sepuasnya, dan PT yang mereka tunjuk dijamin menang tender. Sisa proyek dibagikan antara eselon 1. Di kementerian yang lain, seorang staf menteri mengaku ada korupsi di semua lapisan, tapi dia menolak menyebutkan contoh. Kalau saya bisa dapat kisah nyata seperti itu, secara logis, ada ribuan orang yang tahu tentang korupsi di kementerian, tapi mereka diam saja.

Apa sistemnya masih begitu? Atau semuanya berhenti korupsi secara ajaib pada minggu kemarin? Kalau 10 staf "mendidik" Pak Menteri, dan 5 orang terlibat korupsi tapi tidak ketahuan yang mana, dia mau ikuti saran siapa? "Revolusi Mental" menurut staf yang korupsi itu berarti "menciptakan cara kreatif mencuri uang rakyat tanpa risiko ditangkap KPK".

Kalau rakyat Indonesia menganggap banyak kementerian penuh korupsi, dan ada menteri baru mau "belajar" dari staf yang kontrol sistem itu, maka sebaiknya 3 juta guru, 50 juta siswa, dan 100 juta orang tua jangan terlalu berharap kepadanya. Ratusan masalah terkait pendidikan, sekolah, guru, dan anak di Indonesia akan tetap sama. Soalnya, Pak Menteri atas pengakuannya sendiri mulai dari nol dan tidak mengerti apa-apa.
-Gene Netto

Video: Nadiem Makarim: Rencana 100 Hari Saya Mendengar Para Pakar Pendidikan

KPK Temukan Korupsi Paling Banyak di Sektor Pendidikan

22 October, 2019

Tegur Siswanya yang Merokok, Seorang Guru di Manado Tewas Ditikam Sang Murid

Waktu ada demo di depan DPR kemarin, banyak sekali orang memuji-muji anak SMK ketika mereka datang untuk bantu mahasiswa menyerang polisi. Sebagian dari mereka membawa senjata tajam. Banyak orang dewasa berkomentar di medsos, sambil ketawa: "Selamat datang, akhirnya skil kalian bermanfaat!" dan sebagainya. Dianggap lucu dan menyenangkan melihat anak sekolah menyerang polisi yang sedang bertugas.

Sekarang bagaimana? Masih mau ketawa dan memuji? Kekerasan di lingkaran anak sekolah sudah menjadi sebuah krisis. Tetapi kebanyakan orang, terutama para pemimpin negara, tidak mau tahu! Kalau besok seorang menteri diserang dan ditusuk oleh seorang anak SMK, mungkin negara ini akan bangun dari tidurnya dan mulai peduli pada masa depan anak Indonesia!
-Gene Netto

Tegur Siswanya yang Merokok, Seorang Guru di Manado Tewas Ditikam Sang Murid
Selasa, 22 Oktober 2019 TRIBUNNEWS.COM, MANADO -- Seorang guru SMK di Manado, Sulawesi Utara bernasib nahas, tewas di tangan muridnya sendiri, setelah ditikam beberapa kali oleh sang siswa. Alexander Pengkey (54), guru Agama Kristen, ditikam muridnya FL (16). Di RSUP Prof Kandou Manado, Sulawesi Utara, korban akhirnya meninggal pada Senin (21/10/2019) malam.
https://www.tribunnews.com

02 October, 2019

Siswa SMP Meninggal Saat Dihukum Lari Keliling Lapangan

Satu lagi anak Indonesia mati dengan sia-sia di sekolah. Banyak guru tidak mau berhenti menegakkan sistem pendidikan semi-militer di sekolah. Siswa (alias anak kecil) selalu harus rapi, dengan rambut pendek, sepatu kilat, seragam lengkap, tepat waktu, harus diam dan taat, tidak boleh membantah, atasan selalu benar, jangan berani melawan, dan yang paling penting adalah siswa harus selalu siap dihukum setiap kali ada pelanggaran sekecil apapun.

Sekolah adalah tempat hukuman. Sersan Guru selalu memantau, mencari alasan untuk menghukum. Sayangnya, salah satu efek samping dari pemikiran militer itu adalah sebagian anak tidak kuat jalani hukuman fisik yang diberikan oleh guru sesuka hatinya. Guru seperti itu tidak mau menyuruh siswa "menulis" sebagai hukuman. Hanya tahu hukuman fisik ala militer. Walaupun dosen tidak pernah mengajarkan hal itu di Fakultas Pendidikan. Satu lagi anak Indonesia mati dengan sia-sia di sekolah. Besok akan ada lagi. Merdeka?
-Gene Netto

Siswa SMP Ini Meninggal saat Jalani Hukuman Guru, Lari Keliling Lapangan, Terjatuh Dan Meninggal
Selasa, 1 Oktober 2019. Diketahui sebelumnya, siswa SMP ini terlambat datang ke sekolah, Selasa (1/10/2019) pagi, selanjutnya diberi ganjaran oleh oknum guru SMP Kristen 46 Mapanget Barat untuk berlari memutari lapangan sekolah.
https://jabar.tribunnews.com

01 October, 2019

Kenapa Siswa Harus Berebut Bangku di Hari Pertama Sekolah?

Kenapa siswa harus masuk kelas di hari pertama, ketika masih gelap, hanya utk pilih bangku? Kenapa bangku itu harus menjadi tempat duduk sepanjang tahun?? Sejak saya di SD di Selandia Baru, tahun 70an, semua siswa bebas pilih tempat duduk. Terserah duduk di mana saja, setiap hari. Setahu saya, kebanyakan sekolah di barat begitu juga sejak dulu. Tidak ada masalah yang muncul. Justru lebih enak bagi siswa. Bisa belajar kerja sama dgn orang yang berbeda setiap hari di kelas.

Kenapa di Indonesia siswa harus duduk di bangku yang sama sepanjang tahun? Pernah saya tanya saat melakukan pelatihan guru. Katanya "sulit hafal nama siswa" kalau anak pindah-pindah!! Jawaban saya: Kalau tidak bisa lakukan hal sederhana seperti itu, ada solusi: jangan menjadi guru!! Itu bagian dari tugas profesinya. Bagaimana kalau dokter tidak bisa hafal nama2 obat, jadi semua pasien dikasih 5 macam obat saja, apapun penyakitnya? Bagaimana kalau polisi sulit hafal ratusan hukum, jadi semua tersangka kena 5 pasal yang sama, apapun pelanggarannya? Mau?

Kenapa guru dipandang khusus dan perlu dikasihani, sehingga siswa dirugikan hanya karena guru malas berusaha hafal nama siswa? Sepertinya sistem bangku tetap itu cukup buruk. Seharusnya cari yang paling nyaman dan menyenangkan bagi siswa (hak duduk bebas) dan guru BELAJAR untuk atasi kondisi itu. Bukan memaksa siswa duduk di tempat yang sama sepanjang tahun, hanya agar guru tidak perlu repot hafal nama anak didiknya. Tujuan sekolah perlu berubah, menjadi berorientasi terhadap siswa, bukan menjadi kerajaan kecil bagi sang guru.
-Gene Netto

Berebut Bangku di Hari Pertama Sekolah
https://www.youtube.com/watch?v=lSymbDzD4fg

Apa Tanggung Jawab Guru Untuk Meluruskan Semua Siswa Nakal?

Ada seorang guru yang anggap tugasnya berat. Ada siswa yang merokok, mabuk, dll. dan dia merasa harus memperbaiki anak2 itu, dan kalau tidak berhasil, akan disalahkan orang tua. Apa benar setiap guru harus bertanggung jawab terhadap perilaku semua anak didik? Sebenarnya tidak.

Coba kalau semua guru bandingkan tugasnya dengan tugas Nabi Muhammad SAW. Di sekitar Nabi ada orang kafir, dan tugas Nabi BUKAN utk memaksa mereka menjadi orang yang beriman. Tugas Nabi hanya untuk mendidik dan memberikan pengarahan, dan mengajak ke jalan yang benar. Tidak pernah memaksa. Kalau mereka tidak mau beriman, Nabi biarkan. Betul?

Masa tugas guru sekolah menjadi lebih berat dari tugas yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW? Nabi hanya mendidik dan mengarahkan, tapi guru harus MEMAKSA anak berubah? Bagaimana caranya memperbaiki semua "anak nakal"? Tugas semua guru (dan juga semua nabi) hanya untuk mendidik dan mengarahkan. Jadi kalau ada siswa yg melanggar aturan di dalam wilayah sekolah, berikan sanksi yang sudah tertulis dan ketahuan oleh semua siswa. Kalau mau, bisa cari tahu kenapa siswa itu menjadi nakal. Seringkali ada masalah di rumah.

Ingat: Anak kandung dari Nabi Adam menjadi seorang pembunuh!! Walaupun bapaknya seorang Nabi. Walaupun tidak ada manusia lain di bumi. Jadi tidak ada pengaruh apapun dari orang lain. Masa guru harus melebihi Nabi Adam, dan jamin semua anak menjadi orang benar? Tidak masuk akal. Tugas guru adalah mendidik, mengarahkan, dan berikan sanksi bila perlu. Sebagai tambahan, juga boleh cari tahu akar masalahnya, dan berusaha menolong setiap anak. Tapi tidak mungkin bisa berhasil 100%. Setiap anak harus mau mencari jalan lurus sendiri. Tugas guru hanya untuk tunjukkan jalannya dan menuntun anak jalan sendiri ke sana. Bukan memaksa setiap anak lewati jalan itu.
-Gene Netto

[Kalau belum baca, artikel ini menunjukkan bahwa anak yang sangat nakal bisa berubah kalau diajak diskusi.]

Siswa “Monster” Yang Berubah Cepat Lewat Diskusi
https://www.facebook.com

15 April, 2019

Anak SD Sudah Ahli IT, Tapi Tidak Bisa Belajar Di Sekolah

Banyak anak SD punya keahlian IT, tapi sayangnya harus belajar secara otodidak. Pemerintah menghapus pelajaran TIK di SD, dan banyak sekolah melarang anak bawa HP ke sekolah. Sedangkan di banyak negara maju, di setiap kelas anak wajib bawa HP, iPad dan laptop, karena menggunakan internet dalam pelajaran, dan dibekali keahlian IT untuk masa depan. Di Indonesia, hafalan dari buku teks dan pembenaran terhadap pendapat guru dan pemerintah yang menjadi prioritas.
Anak ini berhasil hack NASA dalam waktu 3 hari saja, tapi tidak bisa belajar ilmu IT di sekolah dasar dan terpaksa belajar sendiri. Ini terjadi karena pemerintah dikuasai oleh orang yang tua yang tidak pahami dunia digital, jadi pemikiran mereka terjebak di masa lalu, dan tidak punya visi untuk masa depan di dunia digital.
-Gene Netto

Mengenal Putra, Remaja 15 Tahun yang Berhasil Meretas Situs NASA Jimmy Ramadhan Azhari Kompas.com - 08/04/2019,
https://megapolitan.kompas.com

23 December, 2018

Tiga Bocah SD di Malang Tewas, Terbawa Coban Talun Saat Outbound

Setiap minggu ada berita ttg anak sekolah tewas dalam kegiatan sekolahnya. Yang paling banyak adalah anak tenggelam. Setiap kali terjadi, hanya dianggap sebuah musibah, takdir, lalu dilupakan saja. Soalnya bukan anak saya, dan minggu depan akan ada anak lain yang tewas, jadi tidak perlu dipikirkan terlalu dalam.
Kalau seseorang terpeleset di depan rumahnya setiap hari, karena tanahnya licin, ada dua pilihan. Jatuh terus setiap hari, atau mengubah kondisinya agar tanah itu tidak licin lagi. Yang berlaku di Indonesia adalah “jatuh terus”, lalu komplain ke tetangga bahwa tanah itu licin. Perubahan sangat jarang terjadi.
Dari kematian sekian ribu anak dalam kegiatan sekolah, otak yang logis seharusnya berpikir ttg cara mengubah tata cara melaksanakan kegiatan sekolah, agar kematian siswa menjadi hal yang jarang terjadi. Sayangnya, ini Indonesia. Jadi cukup rakyat mengucapkan mantra nasional, “Memprihatinkan ya!” lalu boleh dilupakan saja… sampai minggu depan ada anak yang tewas lagi. Siapa yang bisa bangkit, memimpin, dan mewujudkan perubahan di sini?
-Gene Netto

Tiga Bocah SD di Malang Tewas, Terbawa Coban Talun Saat Outbound
Rabu, 12 Desember 2018 02:33 Reporter : Darmadi Sasongko
Merdeka.com - Tiga bocah siswa Sekolah Dasar (SD) Insan Mulia Kota Malang tercebur dan hilang terbawa arus air terjun Coban Talun, Kota Batu. Ketiganya diduga terpeleset saat mengikuti kegiatan outbound dengan didampingi para guru di sekitar lokasi kejadian. Ketiga orang siswa atas nama Nasjwa Azalia Hanania (9 tahun), Taskya Rahmatulloh Al-Kamilah (9 tahun), Muhammad Hanan (9 tahun).
https://www.merdeka.com

Tembok Pagar SD Roboh Timpa Siswa Tewaskan 2 Murid Sekolah, Sudah Lama Diingatkan Warga

Ketika saya belajar menjadi guru di Australia, pelajaran pertama, dan utama, yang diulangi terus-terusan, adalah harus ada fokus pada keselamatan siswa! Selalu. Setiap hari. Dalam semua kegiatan. Di semua tempat, termasuk di luar sekolah. Kata dosen, sangat tidak berguna kalau suatu hari kita bilang kepada orang tua, “Maaf Bu, anak anda tenggelam saat ikut acara sekolah ke kolam renang, tapi nilai matematika bagus ya!!” Keselamatan siswa selalu menjadi yg utama, dan selalu harus dipikirkan, oleh semua guru, setiap hari, sebagai prioritas. Jangan sampai anak dititip kepada kami untuk dididik, lalu mayat yg kami kirim kembali ke rumah orang tua.

Anak bisa jatuh sakit, sesak nafas, sakit dari makanan (keracunan atau alergi), jatuh dari ketinggian, jatuh di tangga, terdorong siswa lain, dihajar anak lain, ditimpa barang yang jatuh (seperti tembok, AC, lemari, dsb.) dan kalau dibawa ke luar sekolah, bisa ditabrak, tenggelam, dll. Kalau “tidak mau” memikirkan semuanya, demi keselamatan siswa, maka ada solusi yang sangat sederhana: Jangan Menjadi Guru!! Kalau berani sebutkan diri seorang “guru” maka ada tanggung jawabnya. Nomor satu: keselamatan siswa. Tidak ada lagi yang lebih tinggi.

Sayangnya di Indonesia, pelajaran seperti itu belum tembus ke kalangan guru. Sepertinya yang dipikirkan banyak guru malah nilai yang tinggi (prestasi) dan gaji guru. Keselamatan siswa belum menjadi prioritas. Setiap kali saya kunjungi sebuah sekolah, mata saya langsung soroti semua hal yang berbahaya, dan saya jadi sedih. Kalau saya berkomentar, jawaban guru2 adalah, “Belum ada yang mati pak. Nggak masalah!” Menunggu siswa mati dulu, baru terlihat “ada masalah”. Kasihan anak Indonesia. Kapan bisa dapat sistem pendidikan terkemuka di dunia?
-Gene Netto

Tembok Pagar SD Roboh Timpa Siswa Tewaskan 2 Murid Sekolah, Sudah Lama Diingatkan Warga
http://lampung.tribunnews.com

24 July, 2018

Siswa SMK Perkosa Teman di Toilet Sekolah

Sekolah juga bisa menjadi tempat berbahaya bagi siswa/siswi. Hal yang menyedihkan adalah perkara ini terjadi di bulan Februari 2018 tetapi baru ketahuan sekarang. Setiap kali ada berita ttg siswa atau siswi yang menjadi korban kekerasan, biasanya mereka tidak lari ke guru untuk mencari perlindungan dan bantuan. Berarti banyak siswa tidak melihat guru sebagai seorang sahabat, pelindung, pendukung, atau penolong.
Ketika saya tanya kepada seorang anak SD, “Bagaimana sekolah kamu?” dan dia jawab sekolahnya penuh penderitaan karena dapat “guru killer” yang dia benci, maka tentu saja dia tidak akan lari ke guru itu ketika mengalami masalah. Guru bukan tempat cari solusi.
Perasaan ini di dalam hati banyak siswa harus diubah. Guru harus menjadi kaum yang terlihat sebagai sahabat dan pelindung bagi siswa, sehingga siswa yang mengalami suatu kejadian buruk bisa langsung dibantu oleh gurunya di hari itu juga. Orang tua juga perlu dididik untuk memperhatikan perubahan sikap anaknya, dan segera mencari penyebabnya. Hal itu menjadi mudah kl orang tua juga dekat, terbuka dan bersahabat dgn anaknya. Berapa banyak anak yang merasa “sendirian” dan menderita setiap hari karena semua orang dewasa di sekitar mereka tidak dinilai sebagai penolong dan sahabat?
-Gene Netto

Siswa SMK Perkosa Teman di Toilet Sekolah
Jumat, 20 Jul 2018 | editor : Agus Purwahyudi, ADARSEMARANG.ID, SEMARANG - Sungguh ironis. Seorang siswa SMK swasta di Semarang Barat dilaporkan telah melakukan perkosaan terhadap temannya sendiri. Pelaku berinisial RSP, 17, siswa kelas X.  Sedangkan korbannya, C, 14, yang masih satu sekolah dengan RSP. Ironisnya, perbuatan bejat itu dilakukan di kamar mandi sekolah pada Kamis, 15 Febuari 2018 silam.


22 July, 2018

Siswi SMAN 1 Gondang Mojokerto Terancam Lumpuh Setelah Dihukum Skot Jump Puluhan Kali

Kamis, 19 Juli 2018 SURYA.co.id | MOJOKERTO - Seorang siswi kelas XI di SMAN 1 Gondang, Kabupaten Mojokerto, mengalami cedera parah pada syaraf tulang belakang setelah diberi hukuman melakukan skot jump. Siswi bernama Mas Hanum Dwi Aprilia itu bahkan sampai tidak bisa berjalan dan berpotensi mengalami kelumpuhan. 

Informasinya, korban menerima hukuman sebanyak 120 kali skot jump karena datang terlambat ketika mengikuti Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) di sekolahnya pada Jumat (12/7/2018). "Anaknya (korban) sudah selesai menjalani hukuman 60 skot jump tetapi karena ada temannya yang tidak menjalani hukuman maka hal itu ditanggung korban sebanyak 120 kali. Ia bisa melakukan sekitar 90 kali skot jump dan sudah tidak sanggup lagi."

28 February, 2018

Guru Dapat Kenaikan Gaji, Karena Mogok, Dan Pengaruh Anak SD

Hampir 300 ribu guru di negara bagian West Virginia di Amerika mogok kerja utk 4 hari, untuk menuntut kenaikan gaji. Gubenur akhirnya jadi setuju, dan mogok selesai. Awalnya gubenur menolak, karena tidak ada dana. Tapi setelah dia diskusi dengan seorang anak SD kelas 6, dia mengaku pikirannya berubah. Ketika ada acara tanya jawab dengan anak2 sekolah, gubenur jelaskan bahwa pemda perlu khususkan dananya untuk investasi turisme dsb., agar bisa tingkatkan penghasilan pemda. Lalu anak kecil itu bertanya kepada sang gubenur, apakah tidak lebih baik kl gurunya digaji dengan baik, agar bisa fokus dan mendidik dengan baik, agar anak itu menjadi pintar, dan dia bisa menciptakan penghasilan dan kemajuan yang baik di kemudian hari?

Gubenur mengaku bahwa komentar anak itu mengubah pikirannya, dan dia perlu menganggap kenaikan gaji guru sebagai suatu investasi bagi masa depan anak. Peningkatan kecerdasan anak akan membawa hasil baik bagi propinsinya nanti. Jadi dia setujui kenaikan gaji bagi semua guru. 

10 February, 2018

Guru Harus Dilindungi! (Yang Lain Tidak Usah!)

Anak: Pak guru, ada kekerasan terhadap anak di mana-mana!
Guru: Tenang. Terjadi di luar sekolah. Bukan urusan guru.

Anak: Pak, ada siswa yang membunuh siswa lain dalam tawuran!
Guru: Tenang. Oknum siswa. Terjadi di luar sekolah. Bukan urusan guru.

Anak: Pak, ada anak yang mati, dibacok oleh begal yang masih pelajar!
Guru: Tenang. Oknum siswa. Kriminalitas ada di mana-mana. Bukan urusan guru.

Anak: Pak, ada anak yang diperkosa bergilir oleh 14 anak SMA!
Guru: Tenang. Oknum siswa. Di semua negara ada pemerkosaan. Bukan urusan guru.

Anak: Pak, ada anak sekolah yang diculik, diperkosa, dibunuh, dan mayatnya dibuang. Pelakunya siswa SMA.
Guru: Tenang. Oknum siswa. Di semua negara ada pembunuhan. Bukan urusan guru.

Anak: Pak, ada anak SD yang mati di sekolah setelah dipukul oleh gurunya.
Guru: Tenang. Oknum guru saja. Bukan urusan guru yang lain.

Anak: Pak, ada guru yang mati setelah dipukul oleh siswanya!
Guru: YA ALLAH!! Kenapa bisa terjadi begini! Ini tidak bisa diterima. Kita harus bangkit dan bersatu. Guru harus dilindungi. Tidak ada yang boleh tenang. Ini bukan perbuatan “oknum siswa” saja! Harus ada tindakan tegas. Kita akan kumpulkan 200 juta bagi keluarga korban! Keluarga korban harus dipikirkan semua orang. Kita tidak menyangka bisa terjadi. Kenapa tidak ada yang bilang negara kita penuh dengan kekerasan!?!?

Anak: Lhooo…! Bapak ke mana saja selama ini? Masa tidak SADAR ada kekerasan di mana-mana? Sudah jatuh puluhan ribu korban per tahun. Kenapa bapak TIDAK MELIHAT POLA yang sedang terjadi? Kenapa tidak berpikir bahwa cepat atau lama kekerasan di luar itu akan masuk sekolah? Kenapa baru peduli sekarang setelah satu guru wafat?
Guru: Diam kau…!! Jangan salahkan guru!

Semoga bermanfaat bagi para guru, siswa, orang tua, pemuka agama, dan para pemimpin negara yang mau merenung. Sebelum ada anak, atau guru, atau orang lain yang wafat dengan sia-sia di negara ini.
-Gene Netto 

05 February, 2018

Apa Semua Guru, Siswa dan Orang Tua Siap Bersatu Sekarang Dan Menjadi Pahlawan Kemerdekaan?

Kemarin satu guru wafat dengan sia-sia setelah dihajar oleh siswanya sendiri. Sudah ribuan siswa yang wafat dengan sia-sia karena dibunuh oleh anak lain. Ditambah kekerasan seks terhadap anak juga. Berapa banyak anak dan guru lagi harus tewas, dan berapa banyak anak harus diperkosa sebelum kita bertindak? Mau diam terus?

Indonesia masih “dijajah” oleh mentalitas kita sendiri. Kebanyakan orang sibuk utamakan diri sendiri, dan sistem pendidikan dianggap “urusan pemerintah”. “Ganti menteri, ganti kurikulum” bukan suatu kewajiban. Ada 3 juta guru, 60 juta siswa dan 100 juta orang tua yang selalu diam saja dan serahkan urusan pendidikan ke pemerintah. Kenapa?

Dalam negara demokrasi, rakyat boleh (dan harus) suarakan pendapatnya. Sistem pendidikan nasional perlu diperbaiki dan menjadi urusan kita secara bersamaan. Setuju? Sudah ada guru dan banyak siswa yg tewas dengan sia-sia. Apa sekarang anda siap bangkit, bersatu dan menjadi pahlawan kemerdekaan Indonesia? Dimulai dengan menentukan perubahan yang kita harapkan. Contohnya:

•    Menghapus hak Menteri Pendidikan utk mengubah kurikulum.
•    Mendirikan lembaga independen utk menyusun kurikukum nasional. Kurikulum berlaku minimal 10 tahun, lalu dievaluasi.
•    Membuat daftar pelajaran yg mau dihapus atau dipadukan, dan pelajaran yg mau diciptakan.
•    Membuat daftar beban administrasi guru yg mau dihapus.
•    Membuat mata pelajaran “parenting” sejak Kelas 4 SD. Wajib ikut sampai SMA.
•    Kurangi jumlah ulangan di SD dan SMP.
•    Menghapus PR di tingkat SD, dan batasi menjadi sekian jam per minggu di SMP.
•    Menghapus Ujian Nasional karena tidak adil bagi siswa dan guru.
•    Membuat peraturan bahwa guru honorer dan PNS dgn jam kerja yg sama harus dpt gaji yg sama, dan bisa menjadi PNS.
•    Membangun semacam “sekolah militer” berasrama sebagai tempat pembinaan anak sangat nakal. Masa tahanan 6-12 bulan. Menyediakan terapi psikologi juga. Setelah lulus, kalau telah berubah, boleh kembali ke sekolah. Dan sebagainya

Para guru yang bisa mulai gerakan ini dengan bersatu dan membuat daftar seperti ini. Disebarkan lewat internet, email, WA, media massa, dsb. Setelah sudah disusun daftar permintaan, masuk tahap perjuangan.

Semua guru, siswa dan orang tua (yang punya kemampuan ekonomi), berjanji untuk kirim 1 surat, SETIAP HARI, kepada Presiden, dimulai bersamaan pada tanggal sekian (misalnya 1 Maret 2018). Cukup surat singkat 1 halaman. Dimohon presiden menerima permintaan dari 3 juta guru, 60 juta siswa dan 100 juta orang tua untuk segera membuat perubahan yang diharapkan. Presiden yang terima 50 JUTA SURAT per hari akan menjadi YAKIN bahwa ini kemauan rakyat. Insya Allah akan segera terjadi perubahan karena semua pemimpin negara akan setuju dengan rakyat.

Kalau sistem pendidikan di sini diperbaiki, Indonesia bisa menjadi salah satu pemimpin dunia. Semua yang dibutuhkan sudah ada di sini. Tinggal kita bangkit, bersatu, dan berjuang bersama sampai mencapai tujuan yang terbaik bagi semua anak Indonesia. Siap berjuang? Jangan menunggu banyak guru dan siswa lain mati dengan sia-sia, atau diperkosa. Bangkit dan bersatu sekarang, untuk membangun sistem pendidikan yang baru.

-Gene Netto

15 January, 2018

Modus Guru Olahraga Cabuli Siswa SMP di Jakarta Timur



Guru olahraga lagi! Sepertinya perlu dilakukan pemeriksaan psikologis terhadap semua guru olahraga. Dan mungkin terhadap semua guru sekaligus? Sepertinya, siapa saja bisa menjadi guru. Dan menunggu anak jadi korban dulu, baru menjadi kasus kriminal. Kenapa tidak ada berita guru2 lain laporkan seorang guru, karena mereka anggap oknum guru itu bertingkah laku aneh dgn anak? Kenapa siswa yang merasa terganggu oleh perilaku seorang guru tidak langsung laporkan ke guru2 yang lain? Jawabannya sederhana: Banyak guru tidak terlihat sebagai sahabat siswa. Lebih mirip penjaga penjara. Jadi ketika anak merasa ditekan terus oleh kebanyakan guru, maka guru tidak akan cari solusi dari guru sekolahnya, karena banyak guru adalah bagian dari masalah!
Banyak guru sibuk mengurus diri sendiri, sibuk dgn beban administrasi, dan tidak mau tanggung jawab atas perilaku guru lain yang satu sekolah dgn mereka. Keselamatan dan kesejahteraan siswa bukan tanggung jawab guru. Kecuali di sekolah swasta elit, bagi anaknya orang elit, mungkin bisa. Tapi kl di sekolah umum, tidak.
-Gene Netto

Modus Guru Olahraga Cabuli Siswa SMP di Jakarta Timur
Stanly Ravel, Kompas.com - 12/01/2018, JAKARTA, KOMPAS.com - Guru SMP Negeri 184 di Pekayon, Jakarta Timur, yang jadi tersangka pencabulan pada tiga siswanya, mengaku melakukan pelecehan seksual dengan modus merekap nilai siswa di rumahnya.
"Pelaku mengajak korban menginap di rumahnya dengan alasan rekap nilai. Tapi ini dilakukan tanpa sepengetahuan pihak sekolah," ucap Fitria Wijayanti, Anggota Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polsek Pasar Rebo, kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2018).

18 December, 2017

Murid SD Belajar di Bekas Kandang Kerbau, Bupati Ini Gerah



Sangat menyedihkan melihat seorang pemimpin seperti ini. Daripada datangi lokasi dan periksa sendiri setelah menjadi berita, dia malah panggil anak kecil yang berani menulis surat terbuka ttg kondisi sekolah, interogasi anak itu, dan akhirnya bertanya, “LALU MAUNYA APA?” Astaga.
Ibaratnya melihat anak yang jatuh ke sungai setelah jembatan rapuh milik pemda ambruk, masa seorang bupati bertanya kepada anak yang sedang tenggelam di sungai, “Maunya apa?!”
Dengan kualitas pemimpin seperti ini, bagaimana Indonesia bisa menjadi negara maju? Mengurus bangunan SD tidak sanggup. Dan daripada menghargai anak kecil yang berani dan proaktif, malah tanggapi sebagai serangan dan tanya “maunya apa?” Kasihan anak Indonesia dapat orang dewasa seperti kita dan pemimpin seperti itu. Coba lihat videonya.
-Gene Netto
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...