Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

30 October, 2019

Apa Guru Bule Lebih Baik Dari Guru Indonesia?

[Komentar]: Kita lihat pula asalnya bule drmn dulu background pendidikannya apa... Gitu kali klo recruitment org bule buat sekolah yg mehong2.... Kasian generasi kita.... Guru2 kita sudah cukup mumpuni lho

[Gene]: Sekolah swasta (kebanyakan) asal mencari bule, ambil siapa saja yang bisa hadir di saat itu, pas ada kebutuhan. Dan KALAU ada guru "profesional" dari luar negeri, jangan buru2 terpesona. Saya pernah ketemu bbrp guru yang punya kulalifikasi yang benar. Sambil berbincang, saya bertanya, kenapa kerja di sini. (Saya punya alasan jelas: saya masuk Islam di sini, bisa berbahasa Indonesia sebelum datang ke sini karena kuliah 4 tahun di sana, dan punya cita2 ikut memajukan umat Islam dan bangsa Indonesia.)

Jawaban mereka banyak. Ada yang baru cerai, depresi, ingin pindah negara utk cari suasana baru. Ada orang homoseks yang suka pemuda kulit coklat. Ada yang mengaku narkoba lebih mudah diakses di sini. Ada yang jujur bahwa dia hanya peduli pada gaji besarnya, yang jauh lebih tinggi daripada gaji guru di sana (karena biaya hidup lebih murah di sini, dan pajak lebih rendah). Ada yang dulu jadi backpacker, dan ingin tinggal di sini sementara, sambil banyak berzina, narkoba, mabuk2an, dan sekaligus mengajar senin-jumat. Ada yang berlibur ke sini, teman perempuan Indonesia menjadi hamil, jadi dia menikah dan menjadi guru di sini karena tidak ada kerjaan yang lain. Satu pria bilang dia ingin kerja di sini (atau negara asia lain) karena dia kena HIV, dan merasa ada diskriminasi di barat. Tapi orang Indonesia tidak tahu banyak dan tidak tanya ttg HIV, jadi dia merasa lebih enak menjadi guru di sini. Dan banyak alasan yang lain.

Memang, tentu saja, ada juga BANYAK guru yang tidak seperti itu. Masalahnya, ada berapa persen? Dan mau dapat data akurat dari SIAPA? Yang punya data seperti itu siapa? Yang mau bagikan data itu siapa? Yang ingin terbuka dan jujur ttg itu siapa? Jangan mengira pemerintah atau kementerian peduli. Amplop dan gelar palsu yang dikopi dari internet bisa selesaikan banyak masalah. Jadi sebaiknya jangan terpesona dengan "guru bule". Dari pengalaman saya, kebanyakan guru Indonesia (sarjana pendidikan) yang berteman dengan saya jauh lebih baik sebagai pendidik. Dan ada juga sebagian orang asing yang setara atau lebih baik dari guru Indonesia itu dan mengajar dengan cara yang sangat profesional. Tetapi tidak ada kepastian apapun, kalau melihat "guru bule" di sini.
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...